Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all 1300 articles
Browse latest View live

Buku Fiksi tentang Gen Bangsa Atlantis dan Jakarta

$
0
0

Buku Fiksi Bangsa Atlantis dan Jakarta

Sinopsis

Di kejauhan Antartika, sekitar seratus lima puluh kilometer dari lepas pantai, ditemukan sebuah kapal selam yang diduga merupakan milik Nazi. Kapal tersebut mencuat dari suatu struktur yang terkubur dalam sebongkah gunung es. Para ilmuwan dari Immari gempar, mereka menduga struktur tersebut adalah Kota Atlantis yang hilang.

Di tempat lain, seorang mantan agen CIA, David Vale, mendapat pesan bersandi yang memuat informasi tentang rencana serangan teroris bernama Protokol Toba. Dengan petunjuk itu, ia berangkat ke Jakarta. Bersama organisasi antiteroris tempatnya bekerja sekarang, Menara Jam, ia menyelidikinya. Penyelidikan tersebut membawa David bertemu Kate Warner, ahli genetis brilian yang sedang mencoba mengobati autisme.



Dua dari subjek penelitian Kate diculik oleh Immari. Organisasi itu menduga bahwa Kota Atlantis yang ditemukan itu berisi manusia-manusia Atlantis yang sedang berhibernasi dan menunggu waktu yang tepat untuk terbangun. Satu-satunya jalan keluar untuk mencegah kepunahan umat manusia dari ancaman manusia Atlantis adalah dengan menemukan Gen Atlantis.

Apakah hal itu membuat Jakarta dalam bahaya? Bagaimana kaitan semua itu dengan Kate dan David, begitu pula Protokol Toba? Dan benarkah manusia Atlantis akan terbangun untuk memusnahkan umat manusia?

Highlight

• Novel indie science fiction yang terjual diamazon.com hingga satu juta kopi ke seluruh penjuru dunia.
• Sedang proses difilmkan oleh CBS Films.
• Genre thriller science fiction yang membahas tentang misteri Atlantis, sejarah, dan teori konspirasi banyak diminati pembaca Indonesia.
• Ada latar kota Jakarta sebagai salah satu latar tempat kejadian dalam novel ini.
• Pengemasan antara fakta sejarah, teori konspirasi, aksi, dan fakta sains dikemas dengan apik dan seru

The Atlantis Gene (Gen manusia Atlantis)

Judul : The Atlantis Gene (Gen manusia Atlantis)
Pengarang: A.G Riddle
Penerjemah : Ahmad Alkadri
Editor : Merry Riansyah
Pemeriksa Aksara : Abduraafi Adrian
Cetakan: Pertama, Januari 2015
Penerbit: Fantasious     

“Segala sesuatu ada timbal baliknya, tapi dia percaya pada pekerjaan yang sedang mereka tekuni  ini. Tak ada pekerjaan yang sempurna.” (hlm 31)

Sejak penelitian Dokter Santos mengenai lokasi Atlantis yang diperkirakan berada di wilayah kepulauan Indonesia, negara kita seolah menjadi wilayah yang eksotis dan mendapat banyak sorotan. Benar atau tidaknya Atlantis dulu berada di wilayah Nusantara masih diperdebatkan sampai sekarang, namun kontroversi ini kemudian berdampak pada semakin terkenalnya Indonesia sebagai salah satu surga wisata backpacking dunia, dan mungkin, orang-orang luar sana mulai tertarik untuk mengeksplor Indonesia, baik dalam film maupun novel. Dan, The Atlantis Gene adalah salah satunya. Menggunakan ibukota Jakarta sebagai salah satu dari tiga latar utama dalam buku ini, pembaca Indonesia mungkin bisa sedikit berbangga hati karena kini Jakarta tidak lagi diabaikan, bahkan menjadi salah satu lokasi yang paling eksotis dalam sepanjang cerita buku ini.

“Kita menyerang apapun yang kita anggap berbeda, apapun yang tidak kita mengerti.”

Bagian pertama mengambil judul Jakarta Membara (yang menjadi inspirasi sampul novel ini), untuk mengambarkan aksi seru dan menengangkan khas novel thriller barat. Dimulai dari ledakan bom di stasiun kereta api Manggarai dan penculikan dua bocah pendeta autis di sebuah pusat penelitian milik lembaga Immari di Jakarta, David Vale mendapati dirinya telah terjebak dalam sebuah konspirasi skala global yang luar biasa pelik. David sendiri bekerja sebagai agen Menara Jam, sebuah agensi swasta yang menawarkan jasa perlindungan pribadi sekaligus menjalankan perannya sebagai penjaga dunia di balik layar. Namun, kejadian di manggarai membuatnya waspada. Sebagai agen lapangan, dia terbiasa untuk tidak mempercayai apa yang terlihat dan senantiasa mengantisipasi segala kemungkinan. Dua peristiwa di Jakarta itu menyadarkannya bahwa ada sesuatu yang besar telah terjadi. Sebuah konspirasi berusia ribuan tahun tengah menjalankan rencananya, yang semula kawan ternyata lawan.

“Setiap agama, kuno dan baru, di seluruh dunia, memiliki mitos banjir bandang raksasa.” (hlm 292.

David harus melarikan diri dari kejaran musuh-musuhnya, yang sampai saat itu masih belum ketahuan siapa dan apa niatan mereka. Setelah diselamatkan oleh warga setempat, dia memutuskan membalas dendam dengan menyerang tepat ke markas musuhnya yang berada di tepi Teluk Jakarta. Dalam upayanya itu, dia berhasil menyelamatkan Kate, dokter yang menangani kedua anak autis itu, dan keduanya pun tanpa sadar telah memasuki sebuah konspirasi global terkait dengan pencarian benua Atlantis, benua mitos dan dongeng yang konon tenggelam ke bawah lautan dalam waktu satu malam. Apa kaitannya antara autisme dengan Atlantis? Dan mengapa harus di Jakarta? Berbagai misteri terus bermunculan sehingga membuat pembaca sulit untuk berhenti membaca novel ini. Penulis menggunakan teknik menulis yang sama seperti yang digunakan Dan Brown, yakni dengan bab-bab pendek dan sarat aksi. Begitu menegangkan cerita dalam lembar-lembar buku ini sehingga membacanya tidak akan terasa menjemukan. Saya paling suka dengan bagian pertama yang bersetting di Jakarta ini, begitu sarat aksi laga.

The Bell (die Glocke)

sumber: http://fc08.deviantart.net

Bagian kedua mengambil setting di Dataran Tinggi Tibet yang sampai sekarang masih menjadi daerah sengketa dan sarat konflik. Dalam biara-biaranya yang terisolir, David dan Kate mencoba mengungkap sebuah buku harian yang akan mengungkap semua sejarah tentang upaya pencarian Atlantis. Di bagian ini, pembaca juga akan diperkenalkan pada perangkat Lonceng, sebuah senjata rahasia yang konon pernah dimiliki oleh pasukan nazi. Lonceng ini mampu mengeluarkan getaran dengan intensitas yang sangat kuat, begitu kuatnya sehingga bisa membuat darah seseorang meledak. Selain itu, Lonceng juga menyebarkan sejenis wabah misterius yang belum pernah ada obatnya. Flu Spanyol yang pernah merebak pertengahan abad ke-20 juga konon disebabkan oleh bergetarnya lonceng ini. Lonceng pertama di temukan di sebuah pusat riset milik Immari di Tiongkok, dan mereka telah menggunakannya sebagai bahan percobaan baik terhadap binatang maupun manusia.

“… bahwa manusia tidaklah sempurna, manusia bukanlah dewa, dan hidup dalam kesederhanaan adalah jalan untuk menjadi manusia yang sesungguhnya.” (hlm 293)

Di Tibet, David dan Kate berhasil menemukan tujuan Immari, dan bersama mereka dalah para biksu Tibet yang selama ini sibuk menyembunyikan diri dari dunia. Merekalah pewaris Atlantis yang masih tersia. Konon, setelah banjir besar yang menenggelamkan Atlantis, orang-orang yang selamat mengungsi ke puncak-puncak gunung yang tinggi untuk kemudian membangun kehidupan di sana. Mereka adalah para Immaru, antitesa dari kaum Immari. Bagian kedua ini agak membosankan bagi saya, karena dipenuhi oleh pembacaan jurnal yang ternyata sangat panjang dan detail. Dari bagian awal yang sarat aksi, menyambung ke bagian kedua yang isinya dikuasai oleh aktivitas membaca diari orang lain, sempat membuat saya berlambat-lambat dalam membaca buku ini. Namun, diarinya memang sangat rinci dan nanti akan terbukti di belakang bahwa pembacaan diari itu tidak akan sia-sia.

Bagian ketiga, kita diajak menuju Makam Atlantis, yang pintu gerbangnya ada di sebuah tempat yang selama ini dianggap sebagai pintu gerbang menuju Atlantis, yakni Gilbraltar. Tanjung yang ditandai dengan bubungan batu cadas menjulang ini sering disebut sebagai Pilar Herkules dan merupakan salah satu lokasi benua Atlantis yang paling populer. Sebuah struktur rahasia tersembunyi tepat di bawah teluknya, digali langsung dengan pendanaan tak terbatas oleh Immari. Proyek Gilbraltar inilah yang pengerjaannya dituliskan dalam jurnal yang dibaca oleh David dan Kate di Tibet. Kejutan lain menanti, lokasi kedua ini juga dilindungi oleh senjata Lonceng yang kedua, yang akibat penerebosan oleh Immari pada era PD 2 telah menyebabkan timbulnya wabah Flu Spanyol yang merenggut jutaan nyawa. Posisi Gilbraltal sendiri memang berada di ujung selatan negara Spanyol sehingga negara inilah yang paling terkena dampaknya.

Dari  Spanyol, petualangan berlanjut ke benua beku, Antartika. Riddle memang mengambil setting yang tidak biasa dalam buku ini. Setelah Jakarta, Tibet, Perbatasan Tiongkok, Gilbraltar, dan India; dia kemudian mengajak pembaca menuju Antartika. Pemandangan dan petualangan eksotis inilah yang membuat novel ini segar karena sejenak mengalihkan kita dari setting Amerika Serikat atau Eropa yang selama ini terlalu sering digunakan dalam cerita. Pada akhirnya, semua teka-teki tentang Atlantis akan terjawab di sini. Apa sebenarnya Lonceng itu dan mengapa ada beberapa orang (salah satunya Kate) yang tidak terpengaruh oleh getarannya? Juga, tentang Protokol Toba, apa yang sebenarnya hendak direncanakan oleh Immari terhadap peradaban dunia yang modern? A.G. Riddle dengan apik mengabungkan antara mitos Atlantis dengan sejarah Perang Dunia, kemudian menghiasinya dengan setting yang eksotis serta alur cerita yang bergerak cepat, dengan kejutan yang menanti pembaca di setiap halaman.

“Agama adalah upaya putus asa leluhur kita guna memahami dunia kita dan masa lalu … Agama juga memberi kita sesuatu yang lebih: norma kehidupan, cetak biru mengenai benar dan salah, pedoman untuk menuntun kehidupan manusia.” (hlm 290)

The Atlantis Gene menghadirkan berbagai pengetahuan baru seputar Atlantis kepada pembaca. Dalam novel tebal ini, berjejalan beragam informasi dan pengetahuan baru yang mungkin baru pertama kali kita dengar, diantaranya mitos Banjir Besar yang ternyata sudah dua kali terjadi di Bumi, tentang bencana Toba yang merupakan letusan gunung terakbar sepanjang usia peradaban manusia Bumi, tentang misteri manusia Atlantis dan kaitannya dengan pesawat alien, tentang gen Adam kromosom Y, tentang misteri punahnya manusia Neanderthal, manusia Devonian, danHomo floresiensis, serta penyebab berkembangnya Homo sapiens, tentang asal muasal manusia pertama, juga tentang sekelumit ilmu bioteknologi dan autisme. Begitu banyak dalam satu novel, dipadukan dengan cerita yang bergerak cepat dan penuh kejutan.

Tidak ada yang sempurna, pun demikian dengan novel Atlantis yang satu ini. Tema pencarian terhadap benua Atlantis adalah tema yang sangat eksotis dalam sebuah novel. Tapi, Atlantis sendiri yang masih bisa disebut sebagai sebuah mitos, menawarkan terlalu sedikit data atau informasi untuk diolah. Alih-alih menggunakan data-data yang sifatnya arkeologis seperti dalam tulisan Dokter Santos, Riddle menggunakan alternatif fiksi ilmiah di novel ini. Dikisahkan, bangsa Atlantis adalah bangsa yang pernah maju di Bumi ini. Peradaban mereka ikut tersapu oleh Banjir Besar yang sudah dua kali menenggelamkan peradaban kuno di Bumi. Lonceng adalah alat temuan mereka, yang digunakan untuk mencegah manusia-manusia yang hendak menyelidiki rahasia teknologi Atlantis. Konsep fiksi ilmiah yang unik sebenarnya, namun sangat kurang dari struktur logika.

  1. Tentang Lonceng, apa dan bagaimana benda ini dibuat tidak dijelaskan secara detail, atau paling tidak, secara logis. Hanya dikatakan bahwa Lonceng adalah teknologi peninggalan bangsa Atlantis yang mampu membunuh orang-orang non Atlantis. Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya, bagaimana cara kerjanya hingga bisa membuat darah manusia meledak, dan darimana sumber dayanya berasal, masih belum dijelaskan secara rinci. Dalam pikiran pembaca, Lonceng menjadi semacam alat yang sifatnya fantasi (berbau sihir) ketimbang teknologi. Padahal ini novel thriller, bukan fantasi, sehingga penjelasannya memang kurang memuaskan menurut saya.
  1. Masih tentang Lonceng, waktu dikatakan melambat ketika seseorang berada di sekitar Lonceng. Riddle menjelaskan hal itu terkait dengan daya besar yang dibutuhkan oleh Lonceng, sesuatu semacam manipulasi gravitasi yang bisa memperlambat waktu. Sebagaimana kita ketahui, waktu adalah konsep yang abstrak dan terus berjalan maju, mustahil diperlambat. Konsep tentang perjalanan waktu sendiri masih sangat diperdebatkan mengenai mungkin atau tidaknya. Yang selama ini kita ketahui, ada kemungkinan waktu berjalan lebih lambat atau lebih cepat ketika seseorang berada di dimensi lain atau ketika dia sedang menaiki pesawat ruang angkasa yang melampaui kecepatan cahaya. Sering kita jumpai, kisah-kisah tentang mereka yan tersesat di dimensi lain, dan 10 hari di sana ternyata bisa 10 tahun di Bumi. Walahualam. Tapi dalam kasus cerita ini, Lonceng masih berada di Bumi, dan pastinya diperlukan kekuatan yang luar biasa dahsyat untuk bisa membuat alat ini mampu melambatkan sesuatu yang sekokoh waktu. Sayang sekali, penjelasan tentang perlambatan waktu ini dijelaskan sedikit sekali oleh penulis, hanya karena manipulasi gravitasi dan daya yang besar. Masih sulit saya terima secara alur logika.
  1. Dalam bagian tiga, akan kita jumpai lagi hal yang masih menimbulkan pertanyaan besar tapi tidak dijawab secara memuaskan. Setelah perlambatan waktu, penulis menggunakan elemen fantasi lain dalam novel yang seharusnya thriller-fiksi-ilmiah ini, yakni portal yang memungkinkan seseorang berpindah melewati jarak ribuan kilometer dalam sekejap. Sayang sekali, bagaimana portal ini bekerja tidak dijelaskan secara rinci, seolah penulis melemparkan begitu saja tanggung jawabnya kepada bangsa Atlantis. Mengapa portal ajaib itu bisa ada? Ya, karena itu teknologi bangsa Atlantis yang masih misterius bagi kita. Udah gitu aja. Halah.

Untuk terjemahan, menurut saya tidak ada masalah. Saya bisa tetap menikmati membaca novel ini dengan nyaman dan mengalir. Mungkin hanya beberapa pilihan diksi saja yang menurut saya bisa menggunakan alternatif lain. Salah satunya adalah “grup teroris” (hlm 26) yang sebetulnya lebih enak kalau diganti “kelompok teroris.” Juga, kata Cina yang sebaiknya diganti dengan Tiongkok sesuai dengan undang-undang terbaru karena konsep “Cina” ini memiliki konotasi yang agak negative bagi golongan tertentu. Juga di halaman 70, saya masih bingung dengan apakah itu operatif karier, serta “semur daging sayur” di halaman 188.

Hal yang agak mengganggu kenikmatan membaca buku ini adalah typonya, yang mohon maaf, agak banyak tapi yang tidak terlalu banyak. Ada mungkin 15 atau 20 salah ketik, di antaranya halaman 39 (do Cina, harusnya di Cina), hlm 49 (mentakan dusta, maksudnya apa ya?),  hlm 293 (mditasi = meditasi) lalu saya menyerah menghitungnya saat sampai ke hitungan kesebelas atau ketiga belas daripada mengurangi kenikmatan membaca. Hanya salah ketik satu huruf dan jumlahnya saya kira dibawah 20, jadi bisa diabaikan.

Satu lagi dari sisi editing. Untuk penulisan surel (email) sebaiknya menggunakan font yang berbeda. Misalnya pada halaman 114 dan 182. Keduanya adalah cuplikan email yang hurufnya sama persis dengan narasi novel, bahkan posisi tab-nya pun sama dengan paragraph biasa. Bukan masalah besar sih, hanya saja jadi kurang terasa aroma surat elektroniknya. Kalau nggak ngeh, bisa-bisa itu dikira bagian dari narasi atau dialog novel. Paling tidak, paragaf itu bisa dibikin agak menjorok ke dalam kemudian diratakan.

Hal yang sama juga terjadi pada penulisan jurnal di bagian dua. Bagian ini didominasi oleh jurnal milik Patrick Pierce, dan sayangnya bagian dari jurnal itu dicetak dengan font yang sama persis dengan narasi novel, bahkan tab-nya pun tidak menjorok ke dalam. Mungkin, ini dilakukan untuk menghemat halaman sehingga novelnya tidak terlalu tebal. Tapi, sebenarnya bisa diakali dengan font yang lebih kecil, atau spasi yang lebih kecil, tidak harus menjorok ke dalam semuanya. Yang jelas, pembaca bisa membedakan mana yang menjadi bagian jurnal, dan mana yang adalah narasi novel.

Sumber:  http://dionyulianto.blogspot.com/2015/02/the-atlantis-gene-gen-manusia-atlantis.html

Konspirasi dalam Atlantis Gene

profile picture

Di antara banyaknya novel yang mengangkat topik tentang legenda pulau atlantis yang kini menghilang, Atlantis Gene, novel karya penulis pendatang baru A. G. Riddle adalah salah satunya yang telah menarik perhatian pembaca Amerika, hingga menjadi bestselling title di Amazon, terjual lebih dari 1 juta eksemplar! The Atlantis Gene juga adalah novel self-publish kedua yang meraih kesuksesan sebesar itu.

Selain aksi dan fiksi ilmiah, novel ini juga memiliki kisah konspirasi berskala global yang setara —atau bahkan melebihi— karya-karya epik Dan Brown. Dalam menuturkan misteri asal-mula manusia, Atlantis tidak ragu-ragu untuk membawa gagasan-gagasan baru dan menghubungkannya dengan legenda-legenda lama. Nah, Unsur konspirasi yang diceritakan dalam Atlantis.

diantaranya yaitu?
Spoiler for Asal-Mula Manusia:
Sebagaimana nama serial yang dimulai dengan novel ini—Misteri Asal-Mula—Gen Atlantis mengisahkan tentang misteri asal-mula manusia yang disembunyikan selama rapi selama berabad abad. Atlantis menggunakan kacamata genetika untuk menelusuri garis keturunan kita, menuju sesosok Adam yang misterius, dan suku manusia cerdas yang pertama. Kenyataan mengenai asalmuasal Sang Adam dan keturunannya—serta bagaimana mereka mendapatkan kecerdasan mereka —dikupas dengan komprehensif di sini.
Spoiler for Konspirasi Global:
Ada pihak-pihak yang berusaha mencari tahu asal-mula manusia yang sebenarnya, dan ada yang berusaha menyembunyikannya sekuat tenaga. Organisasi-organisasi rahasia dengan skala operasi mendunia beradu kekuatan di sini, dan segalanya—dari Perang Dunia, Nazi, 9/11, hingga konspirasi pembuatan virus cerdas artifisial yang menyebar antara negara-negara—terhubung dengan konflik mereka dalam kisah ini. Siapa saja organisasi dan pihak-pihak yang terlibat? Sejauh mana skala cengkeraman mereka pada dunia?
Spoiler for Senjata Purba Nazi:
Sebagaimana sudah diterangkan sebelumnya, konspirasi global tersebut melibatkan Nazi—dan penemuan besar arkeologi yang terjadi pada awal abad 20. Sebuah senjata purba, berusia puluhan, atau bahkan ratusan ribu tahun, berhasil ditemukan dan memicu rangkaian konflik dan perang yang berkepanjangan. Sebuah senjata bernama Die Glocke, The Bell, atau Sang Lonceng. Apa sebenarnya artifak kuno ini, dari mana asalnya, siapa penciptanya, dan kengerian apa yang dapat ditimbulkannya?
Spoiler for Dewa-Dewi dan Alien:
Salah satu misteri terbesar dalam sejarah manusia adalah kemunculan gambar-gambar yang diyakini sebagai Alien—atau astronot purba—dalam berbagai artifak prasejarah. Banyak kisah dan dongeng-dongeng kuno menggambarkan kedatangan sosok-sosok sakti dari langit yang mengunjungi manusia, membantu kaum-kaum purba untuk tumbuh dan berkembang. Siapakah mereka, kenapa mereka datang, dan—lebih dari itu semua—benarkah mereka benar-benar ada? Dan apa hubungan mereka dengan sebuah gen misterius yang konon ada dalam tubuh setiap manusia yang pernah hidup?
Spoiler for Atlantis:
Kota yang hilang. Beberapa orang mengatakan bahwa kota tersebut tenggelam, ditelan oleh lautan. Beberapa mengatakan bahwa letusan gunung berapi menguburnya. Lebih banyak lagi pihak yang telah mencoba mencarinya, menentukan lokasi kota tersebut. Di mana sebenarnya Atlantis? Di tengah-tengah Samudra Atlantik? Di suatu tempat di benua Asia dan Eropa yang luas? Atau di perairan Hindia yang membentang dari India, Indonesia, hingga Australia? Bahkan, lebih misterius lagi: apakah Atlantis benar-benar sebuah kota? Novel ini membawa kita menjelajahinya, mempelajarinya—dan memperkenalkan kita pada kenyataan Atlantis yang jauh lebih ganjil dari yang kita-kita.
Yang tidak kalah menarik, A. G. Riddle memulai konfliknya dengan latar Jakarta, Indonesia. yang digambarkan dengan cukup bagus. yang diberi judul pada Bagian Pertama: Jakarta Burning. bahkan kini buku ini sedang direncanakan untuk diangkat ke layar lebar.

The Atlantis GenePertama-tama, aku mau ngasihtahu kalau novel yang kutulis, Spora, akan segera diterbitkan oleh Moka Media dan saat ini sedang diadakan polling untuk memilih sampul mana yang akan dipakai. Kalau mau ikut serta, silakan kasih pilihanmu di sini!

Kedua, akhirnya aku sudah mulai kuliah lagi. Graduate School now. Buat yang sudah ngikutin tulisan-tulisanku sejak lama pasti tahu kalau aku memang ingin kuliah pascasarjana sejak lama. Kebetulan sekali, sesuai dengan targetku sejak semester-semester awal di kuliah S1 dulu,beasiswa double degree yang bisa membawaku untuk kuliah di luar negeri, tahun ini pun dibuka. Aku mendaftar, aku diterima, dan aku sudah mulai kuliah sekarang. Satu-satunya yang tersisa tinggal bagaimana caranya menguasai Bahasa Perancis dalam jangka waktu tujuh bulan sebelum tenggat ujian visa.

Sembari berkuliah, dan menunggu uang beasiswa turun, aku masih bekerja paruh-waktu di banyak tempat. Mengajar Bahasa Inggris di sana-sini, menjadi kuli di banyak tempat, dan di-hire untuk meresensi beberapa naskah. Salah satu naskah novel luar yang kuresensi baru-baru ini adalah The Atlantis Gene, novel karya penulis pendatang baru A. G. Riddle yang telah mengguncangkan dunia perbukuan Amerika saat menjadi bestselling title di Amazon. Setelah Wool, The Atlantis Gene adalah novel self-publish kedua yang meraih kesuksesan sebesar itu–bahkan kini buku ini sedang direncanakan untuk diangkat ke layar lebar.

Awalnya, aku agak ragu-ragu untuk membaca ini. Apa boleh buat, judul dan summary-nya kurang menarik. Pencarian Atlantis? Misteri asal-usul manusia? Dude, bukannya… sudah banyak sekali novel yang mengangkat topik tersebut? Apa yang membedakan novel ini dibandingkan yang lain-lainnya itu? Jawabannya, tak kusangka-sangka, muncul dalam beberapa halaman pertama novel ini, pada judul Bagian Pertama cerita ini yang terpampang besar-besar di tengah-tengah halamannya: Jakarta Burning.

 The Story

artist: http://jcbarquet.deviantart.com

Kate Warner, seorang ilmuwan asal Amerika Serikat yang sedang menjalankan sebuah penelitian autisme di Jakarta, Indonesia, sedang mengalami berbagai masalah. Risetnya mandek sejak lama, belum ada pencapaian-pencapaian baru, dan dana pun terancam akan ditarik. Singkatnya: dia terancam gagal dalam penelitiannya. Melalui percobaan sembunyi-sembunyi, ia melakukan sesuatu yang membuatnya mendapatkan sebuah penemuan luar biasa: obat untuk autisme.

Namun, apa yang ditemukannya ternyata bukanlah sekedar obat biasa. Lembaga multinasional raksasa yang selama ini membiayai penelitiannya menginginkan hasil penelitiannya tersebut untuk suatu alasan yang misterius.

Di saat bersamaan, seorang agen rahasia bernama David Vale, beroperasi dalam misi anti-terorisme di Jakarta, mendapati suatu petunjuk besar mengenai aksi terorisme global yang akan segera terjadi dan, kemungkinan, dimulai di Indonesia. Sebuah aksi terorisme yang berlabel ‘Toba Protocol.‘ Dan, sial baginya, misi yang ia dapati ternyata tak seperti yang ia duga. Organisasi misterius mencoba melenyapkannya dan menghilangkan segala yang telah ia kerjakan selama ini.

Di tengah-tengah semua misteri tersebut, jalan David dan Kate pun bersimpangan. Mereka bertemu, dan bersama, mereka harus menghadapi bahaya dan ancaman besar yang menyasar mereka. Dari jalanan Jakarta yang ramai, menuju wilayah pemukiman yang lusuh dan padat, hingga jauh ke pegunungan Himalaya dan Kutub Selatan yang membeku, mereka harus memecahkan misteri besar–misteri yang akan mengungkap konspirasi besar yang mengancam dunia, serta teka-teki mengenai asal usul manusia–guna bisa menyelamatkan dunia. Sebuah pertanyaan yang sudah dihadapi dan dicoba dipecahkan oleh ribuan orang sejak jauh di masa lalu: Apa itu Gen Atlantis?

The Writing

Satu kata yang dapat saya berikan untuk gaya narasi dan penulisan Mr. Riddle adalah ini: klasik. Gaya penceritaannya mengingatkan saya pada novel-novel fiksi ilmiah dari pertengahan hingga akhir abad 20: karya-karya Orson Scott Card, Frank Herbert, Isaac Asimov, hingga Arthur C. Clarke. Mengalir, lancar, mulus, dan tertutur, kisah ini disampaikan dengan menyambung, satu adegan diikuti adegan lainnya, satu dialog disambung berikutnya, dan satu titik plot dan aksi dilanjutkan dengan ledakan dan berlari. Ritmenya sangat tinggi, bahkan pada saat adegan-adegannya tidak melibatkan aksi.

Tapi, setelah membacanya, dua kekurangan yang saya dapat katakan untuk novel ini adalah: penokohan dan deskripsi. Mengenai yang pertama, langsung saja saya katakan ini: terlalu banyak tokoh! Dan entah mengapa, setiap tokohnya sepertinya berebut jatah cerita ini. Bahkan satu-dua tokoh figuran pun mendapatkan jatah kisah masa lalu mereka. Tambahkan dengan ritmenya yang tinggi, terutama di bagian-bagian awal dan akhir (yang, celakanya, juga memiliki banyak tokoh baru untuk diperkenalkan), The Atlantis Gene dapat membuat bingung dan frustasi. Dalam hal itu, membaca buku ini akan terasa seperti membaca A Game of Thrones yang sangat kaya dengan karakter: perhatian kita menjadi tercabik-cabik. Jadi bingung. Konflik personal tokoh pun menjadi kurang terasa.

Kekurangan yang kedua adalah mengenai deskripsi. Sama seperti kekurangan yang pertama, masalahnya adalah terlalu banyak deskripsi dalam cerita ini. Dan sialnya, tidak seperti penokohannya, yang mana beberapa dari mereka sebenarnya bisa dilewati, sebagian besar deskripsi dalam cerita ini sungguh-sungguh penting. Penjabaran mengenai genetika manusia di sepertiga bagian awal? Akan disinggung dan signifikan pada sepertiga bagian akhir. Penjabaran mengenai sejarah Eropa di bagian tengah? Terjawab empat puluh halaman kemudian. Flashback dan catatan jurnal mengenai ayah salah satu tokoh utama? Juga penting! Nah lho!

Wall of text menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Dan menjadi kurang rasional, kurang logis, karena sebagian besar penjabaran tersebut dilakukan oleh para tokoh–dan beberapa dari penjabaran itu terasa sangat panjang sampai-sampai mungkin baru bisa selesai diucapkan dalam waktu seperempat jam. Seperti kuliah, bukan? Tanpa jeda pula?

artist: http://jcbarquet.deviantart.com/

Untungnya, gaya penulisannya yang baik–aku bisa merasakan ritme antar kalimatnya, rimanya, ‘nada’-nya, polanya–membuat sebagian besar wall of text tersebut bisa terbaca dan dimengerti dengan baik. Dalam hal ini, sesungguhnya penjabaran memang merupakan sesuatu yang tak terhindarkan dalam tulisan fiksi ilmiah–terutama jika ceritanya merupakan medium-to-high scifi. Oleh karena itu, aku mengacungkan jempol pada Mr. Riddle–dia telah melakukan bagian penjabaran-penjabaran tersebut dengan baik. Untuk caranya menjabarkan bagian-bagian ilmiah tersebut, bisa kukatakan Mr. Riddle setara dengan para novelis fiksi ilmiah lainnya–seperti Mr. Card, Mr. Asimov, atau Mr. Clarke.

The Closure

Sebagai novel yang menggunakan nama ‘Atlantis’ demikian besar di halaman sampulnya, aku tak mengira novel ini dapat mengejutkanku dengan banyak sekali ide-ide orisinal dan menarik di dalamnya. Latarnya yang dimulai, serta konfliknya yang berhubungan erat dengan Indonesia juga membuatku sangat tertarik. Mr. Riddle menggambarkan suasana Jakarta dengan cukup bagus–meski ada kesalahan di beberapa bagian (a message to all of you foreigners out there: in Indonesia, we’re no longer sitting atop the trains on our way to work. In fact, we’re not allowed to do it at all. Anyone who try to sit on the roof of a train will be arrested. Period. Thank you for your attention).

Selain itu, gaya narasi yang bagus, penggambaran latar yang detil dan sangat visual baik di Jakarta, Himalaya, hingga Antartika, menjadi nilai plus untuk novel ini. Tambahkan dengan konflik yang koheren, misteri yang sungguh-sungguh dapat dipecahkan, dan tiadanya deus ex machina membuat novel ini mampu berdiri dengan baik. Tentu saja, sebagai novel pertama dari serial The Origin Mystery, tidak semua teka-teki yang ada telah terjawab–dan cliffhanger pada ending-nya begitu menusuk dan membuatku ingin membaca kelanjutannya. Sungguh. Sudah lama rasanya tidak menemukan cliffhanger semenarik itu sejak Catching Fire.

Kesimpulannya: very recommended. Rating 4.0/5.0. Silakan dicari dan dibaca! :mrgreen:

Data Buku:

  • Kategori: Novel
  • Judul: The Atlantis Gene
  • Penulis: A. G. Riddle
  • Penerbit: Modern Mythology
  • Tebal: 451 halaman
  • Tahun Penerbitan: 2013
  • Format: Paperback
  • ISBN: 9781940026015


“The Son of Sun” States

$
0
0

Sampurasun

Sejak jaman dahulu hampir seluruh wilayah di permukaan bumi dikelola melalui pola pemerintahan dalam bentuk “KERAJAAN”… diduga (konsep) tata-kemaharajaan (ke-ratu-an / keraton) yang tertua di bumi ini berasal dari negara KITA sedangkan bangsa-bangsa lain masih menganut bentuk kepemimpinan adat sesuai dgn cara kewilayahannya masing-masing.

Bangunan keraton terakhir di negara KITA adalah Maharaja Purahita (Majapahit) dan Kadiri sebagai Ibu Kota wilayah Nusantara, dibangun oleh Prabhu Tajimalela (Prabhu Ci-Ung-Vana-Ra) yang lebih dikenal sebagai Rdn. Wijaya / Jaka Susuru. Majapahit pada dasarnya hanya melanjutkan pemerintahan yang sebelumnya yaitu Prabhu Sri Dharmawangsa Airlangga pada akhir jaman Dwipantara.

Kekuasaan yang sangat besar dari Negeri Matahari ini menyebar ke seluruh dunia, maka hingga hari ini seluruh ‘kerajaan’ yang berada (*setia) terhadap kemaharajaan tersebut mereka menggunakan lencana MATAHARI di dadanya.

MERDEKA DAN BERDAULAT ATAS ALUR SEJARAH DUNIA DI NEGERI SENDIRI….!

Tabe Pun
_/|\_
Mugia Rahayu Sagung Dumadi

http://youtu.be/Rt5Z88bu4UM…

***Sampurasun Sunda derived from ancient language, it is formed by several words, those are “Su” “Na” and “Da” which means The Eternal Mighty Flame. Today, S…
YOUTUBE.COM
  • Arayata Nu Maha Susi Urang Sunda..dan Manusa Sunda..itu bagaimana mas?
  • Diky Pamanahrasa Oh ini sama dengan yg ada di pintu KABAH. Ingat ya jgn kerdil dalam membacanya. Barade gulaaaaa hahaha
  • Ema Sujalma ada 2 tokoh di jawa timur yang berbeda pendapat tentang Ayahanda Raden Wijaya (Pendiri Majapahit ,,, kang mas Deddy Endartomengatakan ayahanda pendiri Majapahit (Rd Wijaya) adalah Prabu Jayadharma dari Sunda Galuh , sedangkan kang mas Tjahja Tribinuka tidak menerima atau menolak hal tersebut , nah bagaimana inih ?
  • I Made Wiragunarsa Dan kita di Bali masih setia memuja penghormatan Kepada sang Surya bah _/|\_
  • Hermawaty Susanto Sedih yah.. Kita sendiri malah melupakan.. Mungkin malah menganggap negeri matahari asalnya dr Padang pasir.. Dimana mataharinya luar biasa puanasnya. Ha ha ironis
  • Olads Hdn Tepat & benar sesuai sejarah dan bukti fisik sejarah yang masih dapat dibuktikan sd skrg

    Agama Matahari-(RA) ini memang meyebar kseluruh dunia dan berpusat di wilayah SUNDA BESAR Nusanta-RA yang sekarang menjadi indonesia. Akhir jaman Kerajaan Sunda d

    iawali masuknya islam adalah era NUSANTA-RA, berpusat di gunung BROMO(brahma).

    Sebelum Nusantara adalah DWIPANTA-RA, berpusat di gunung SUNDA PURBA, sekarang disebut Gunung Tangkuban Perahu, terletak diwilayah Lembang (Lembah Hiyang) di kota Bandung PARA HYANGAN, menjadi pusat berkumpulnya para DEWA (Kahyangan).

    Pusat kerajaan SUNDA DWIPANTARA yang sekarang tepat berada di Markas KOPASUS terletak di dekat danau Situ Lembang. Bukti bukti seajarah secara fisik masih dapat ditemui diwilayah ini, berupa bukit bebatuan yang berusia 11 juta tahun lalu ( diperkirakan di masa banjir Nb. Nuh ).

    Sebelum jaman DWIPANTA-RA yaitu : Swarganta-RA berpusat di Gn. Krakatwa, seblum nya disebut jaman Dirganta-RA di kawasan Gn. Bataraguru/ Dn. oba, dan yang awal sekali yaitu jaman kerajaan Purwa-Naga-RA, tempat nya menurut sejarah tidak di ketahui.

    Setelah Nusanta-RA seiring punahnya seluruh kerajaan Majapahit dan Sunda Galuh Pajajaran, estafet kerajaan Sunda berada di Bali berpusat di Gunung Agung. Masyarakat Bali adalah rakyat jawa majapahit yang tetap teguh memegang ajaran Sunda( sekarang hindu) Ajaran Sunda Buhun sd sekarang masih di anut oleh masyarakat Baduy di desa KANEKES.

    Pengaruh ajaran agama Matahari (RA) di Mesir bernama DEWA AMON-RA, di jepang disebut agama shinto DEWA AMATE-RA-ZU. Di eropa ajaran Sunda disbut SUN.

    Ajaran agama SUNDA telah membangun kebudayaan dunia ,yang kini telah dilupakan. Bahkan agama SUNDA sudah dillupakan oleh darah pewarisnya. SUNDA BESAR sekarang tinggal tersisa sebagai suku sunda di jawa barat.

    http://1.bp.blogspot.com/…/xDr…/S760/peradaban+sunda.jpg

    1.BP.BLOGSPOT.COM

  • Andri Johan Pokoknya negara kita yg terhebat deh..baik sejarahnya maupun budaya dan agamanya.
    Kl agama pokoknya islam no1.asal beragam islam dapat tiket masuk sorga kloter pertama tentu para pegawai mui dan para haji dan hajjah.selanjutnya adalah ummat islam walau
    pun dia seorang koruptor ataupun penzinah karna ada ada proses cuci dosa dineraka melalui sirothol mustaqim.
    Kl yg pencinta nusantara.pokoknya seluruh peradaban dunia yg terhebat berawal dr nusantara ini,negara lain cemen semua.bahkan dunia ini adalah nusantara.peradaban para nabi2 jg ada berawal dinusantara ini.peradaban yg tenggelam di lautan atlantik konon jg adalah nusantara yg sangat kita cintai ini.
    Tetapii..leiving realitinya sekarang bagaimana???.meyoritas rakyatnya berada dalam lembah kemiskinan.kedelai aja mahal gak terbeli.beras mahal rakyat menjerit!!biaya sekolah mahal!
    Dan yg paling penting adalah kita sekarang tdk bisa bersaing dalam dunia global..sepak bola?? Kita keok dari vietnam..olimpiade???rengking ke. 100.
    World cup??masih mimpi!!!!lantas hebatnya dimanaaaa??
  • Andri Johan Sudah saatnya kita tidak lagi menjadi manusia utopia..selalu melenakan diri akan kejayaan masa lalu yg sebenarnya masih “debatable”entah iya entah nggak krn dalilnyapun gak terjamin..
    Ini adalah politik soft yahudi..para ilmuan memberikan statmen tenta
    ng kebatan indonesia dimasa lalu..baik budaya maupun agamanya.
    Sehingga banyaklah melahirkan budayawan penghayal2 masa lalu kemudian kindahan masa lalu itu diharapkan terjadi lg hari ini.dimana2 orang bicara keindahan masa lalu.
    Sebenarnya;kehebatan indonesia itu adalah sekarang ada pada sumber daya alam yg berlimpah.
    Ketahiulah sedikitnya ada 100 kilang minyak milik asing yg menyedot isi perut indonesi hari ini..lahan perkebunan,tambang emas terbesar didunia dan tidak akan habis dalam waktu 200 thn ada di indonesia.
    Tp kekuatan rakyatnya hayalah jadi TKI dinegri orang.birokrasinya korup semuanya.
    Jendral perangnya hobynya nyanyi karaoke dan mencipta lagu.
    Pemerintahan ini dikuasai oleh kelompok2 partai yg fikirannya hanya berorientasi sebatas partai..dan hanya sibuk penctraan dan terpilih lagi 5 tahun kedepan.
  • Kabayan Hungkul Kenapa setelah berubahnya sistem pemerintahan dari asalnya KARAJAAN sekarang menjadi presidensial kesejahteraan rakyatnya lebih makmur dari sistem KERAJAAN itu yang harus kita pikirkan, sistem kerajaan malah lebih jaya dibandingkan dengan sistem pemerintahan sekarang heu heu heu PEW PEW PEW
  • Sonny Tanoto Tugas para budayawan yang mengetahui sejarah kebesaran nusantara untuk membeberkan sejarah nusantara yang sebenarnya, tujuan utamanya bukan untuk terlena pada kejayaan masa lalu tapi menyadarkan kita semua untuk bangkit kembali meraih kejayaan itu. Maju terus BAH, beberkan keagungan dan kebesaran Nusantara agar kita semua termotivasi meraih kembali kejayaan itu. Ga ada hub dengan politik yahudi, kita memang keturunan bangsa yang hebat koq, peninggalan2 spiritual dan bangunan tidakkah cukup sebagai bukti…
    11 jam · Suka · 7
  • Bangun Charlie Kang Olads Hdn.& #spiritGN, ijin boyongan
    11 jam · Suka · 1
  • Ari Soma Seandainya gak masuk agama2 improt ke indon,…kayakna kita akan hebat sampai skrng
    10 jam · Suka · 3
  • Olads Hdn Kejayaan masalalu adlh jejak rekam lelehur kita yg dapat di teldani. Memang jgn terlena dg masalalu shg lupa utk saat ini. kita bisa belajar dg referensi jejak rekam para leluhur utk membangun mental spiritual menuju masa depan.

    Kita ingat bangsa yahu

    di yg lemah hancur diasingkan dunia selama ratusan tahun, namun generasi mereka ttp teguh pada petunjuk kitab Talmud ttg tanah Kanaan/palestina yg dijanjikan sejak Nb. Musa. Melalui rekayasa perang dunia I & II mereka berhasil menghimpun bangsa nya kembali, dan mendirikan Negara ISRAEL RAYA.

    Politik mereka mengenggam dunia menghalalkan sgl cara melalui pengaruh ekonomi, budaya, teknologi, agama dll.

    Bila dibandingkan mereka yahudi, agama budaya SUNDA LAND ( tanah surga). Lebih tua dari Yahudi jaman Nb.Musa/ Nb. Ibrahim. Ini bukan KHAYALAN, Wilayah SUNDA BESAR tertera pada peta Dunia, selat SUNDA menjadi batas wilayah dg pulau lain nya.

    Bukti fisik sejarah Sunda Land dlm hitungan ribu, juta tahun lalu msh dpt dilihat smp skrg : Danau Toba, Gn. Krakatwa, puncak Purba Sunda di Gn. Tanggkuban perahu Bandung ( please see google earth), Gn. Bromo, Gn. Agung Bali. Kerajaan SUNDA (RA) mash berdiri disana, bagi yg mampu melihat & akses ke sana.

    Agama Sunda adalah agama kesatuan umat manusia sejak Manusia pertama yg berakhir dengan kehancuran dunia Banjir besar Nb. Nuh, dan tenggelamnya Atlantis- Lemuria.

    Saat itu bangsa yg tersisa hanya kel. Nb. Nuh dan kaum yg taat. Generasi ini kmudian berkembang mendarat menempati daratan2 yg surut banjir. Generasi Mereka melanjutkan kehidupan sbgmana konsep dahulu, dan munculah pergeseran agama menjadi, hindu, budha, zoroaster, majusi, dll. hingga lahir konsep agama langit Islam Nb. Ibrahim yg terpecah menjadi berbagai golongan agama sd skrang.

  • Kabayan Hungkul justru dengan melupakan masa lalu kita hilang jati diri maka seperti inilah jadinya tak tentu arah dan tujuan, malah berbanding terbalik terlalu memuja bangsa lain sebagai perbandingan atas kemajuannya padahal itulah bumerangnya bagi kita sebagai anak bangsa yang kurang percaya diri
  • Recca Rekhaza Panji kerajaan majapahit berdiri tahun 1293 menurut literatur sejarah, apakah kerajaan byzantium di era tahun 200 – 1100 rasanya juga lebih tua, bahkan kerajaan mereka terdiri atas region2 kerajaan2 seperti alexandria, konstantinopel, rome, tergabung dalam “Empire” yang namanya Byzantium. Kalo dugaan majapahit adalah sistem kerajaan tertua, saya rasa banyak yg lebih tua.. Tapi takut saya salah paham saya mohon maaf, jd boleh di patahkan pendapat saya, monggo diskusinya scr terbuka.. Terimakasih salam santun.. sampurasun. LQ Hendrawan
  • Mad Syarif Qudsy tinggal tunggu waktunya
    Foto Mad Syarif Qudsy.
    5 jam · Suka · 1
  • Kabayan Hungkul keburu pulang kampung mas alias mulih ka jati mulang ka asal kalo nunggu terus bhihihihihi…..
  • Mad Syarif Qudsy masih mulang ka dunya dunya keneh kang kabayan…
  • Kabayan Hungkul hahahaha…… muhun kang Mad Syarif bd kamana deui atuh urang teh
  • Arayata Nu Maha Susi mulih ka Tasik mulang ka Bandung,keles
  • Raden Rangga Kusuma AI Punten Abah izin nyimak… _/|\_
    4 jam · Suka · 1
  • Kabayan Hungkul hehehehe nagen di bandung nya kang
    4 jam · Suka · 1
  • LQ Hendrawan sampurasun kang Recca Rekhaza Panji,

    terima kasih atas tanggapannya… salut _/|\_

    Lihat Selengkapnya
  • Recca Rekhaza Panji terimakasih kang LQ Hendrawan hahaha saya kira dugaan tertua di seluruh dunia, muhun maaf kang xp.. hmm kalau boleh bertanya lagi, apa hubungan negeri matahari (nusantara) dengan negeri matahari lain di kebudayaan suku MAYA (1000 SM), dan kebudayaan di kerajaan mesir kuno (3000 SM), krn sama2 memiliki lambang matahari yang sama.
  • LQ Hendrawan setiap bangsa yg memulai peradabannya selalu dibangun di sekitar sungai… kemudian berkembang menjadi sebuah kebudayaan besar, misalnya :
    - Mesir di sungai Nil
    - Cina di sungai Huang Ho dan Yang Tse Kiang

    - Maya & Aztec di sungai Amazon
    - India di sungai Gangga
    - dst
    Di negara KITA ribuan sungai besar… mustahil tidak ada kebudayaannya… (*kecuali memang ada konspirasi besar)

    Matahari merupakan sumber kehidupan di bumi… di negara KITA cahaya Matahari sangat sempurna, iklimnya sempurna, belum lagi sumber alam yg maha kaya… mustahil tidak terjadi kehidupan yg sempurna pula… (*kecuali ada konspirasi besar)

    nah kalau saya nulis terus mah pan cape… coba lihat film PUSAKA KUJANG… semoga dapat terjawab … ini link nya …. _/|\_

    https://www.youtube.com/playlist…

    YOUTUBE.COM
  • Recca Rekhaza Panji nuhun pisan kang LQ Hendrawan saya tonton dulu kalo begitu hehehe.. rahayu _/|\_
  • Diky Pamanahrasa Sayangnya di negeri kita tidak sungai. Maka tidak ada peradaban. Dibuktikan dengan begitu banyaknya saudara kita menyanjung peradaban bangsa lain. Tak segan segan peradaban kita disebut sesat. Ahhhh aku mah apa atuuuuuh
  • Ahmad Yanuana Samantho
    Tulis komentar…

Strategi Adu Domba CIA dan Konspirasi Anti-Syiah

$
0
0

Strategi Adu Domba CIA dan Konspirasi Anti-Syiah

Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA.

Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr.Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.

 

Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka.

Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat. Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran.Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.

Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Tehran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan—akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini. Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran.

Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik marja’iyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husain, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding muslimin lainnya.

Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah.

Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:

1.Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas- markas dan jumlah lengkap pengikutnya.

2.Program-program jangka pendek: propaganda anti- Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan suni yang merupakan mayoritas muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.

3.Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram.

Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:

-Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?

-Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka? -Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?

-Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan suni?

-Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?

Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut: Para marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya.

Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para marja’) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, marja’ Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.

Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah.Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu. Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah.

Di Lebanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah. Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa “berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil”.

Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: “Pecah-belah dan Kuasai” (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: “Pecah-belah dan Musnahkan” (Divide and Annihilate). Rencana mereka sebagai berikut:

1. Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.

2. Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat muslim lainnya.

3. Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.

4. Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).

5. Menyebarkan propaganda palsu tentang para marjak dan ulama Syiah.

Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan “upacara kesedihan” (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran.

Untuk itu:

1.Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para imam ahlulbait).

2. Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.

3. Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para marja’ dan ulama Syiah.

4. Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya. 5. Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.

6. Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceramah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.

7. Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.

8. Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.

9. Berbagai topik anti-marja’iah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marja‘iah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.

Lihat: Victory News Magazine <Strategi Adu Domba CIA dan Konspirasi Anti-Syiah.

PENDATANG BARU YANG BERISIK

perhatikanlah, orang-orang yang ilernya ampe muncrat teriak-teriak Syi’ah itu mengancam(?) NKRI, adalah orang yang sama yang berbusa-busa mengutuk demokrasi, bilang pemerintah toghut, anti hormat Sang Saka Merah Putih, dan terang-terangan ngajakin orang mau bikin khilafah…. mereka-mereka ini juga, para ‘pendatang baru super berisik’ ini yang terang-terangan gampang membid’ah-sesat-kafirkan amaliah-amaliah spt shalawat, baca barjanji, Mauludan, zikir, ziarah, dst yg jadi amaliah khas Aswaja & Syiah.

lah, Syi’ah itu dari dulu kala ada di Nusantara, Dul! aman-aman aja. kagak ada masalah. biasa aja damai ayem tenang sejahtera, tuh… justru kalian, para ‘pendatang baru’ dari Saudi -dan para fansboynya- inilah yg terang-terangan teriak paling kenceng mau makar NKRI dijadiin khilafah. sayangnya masyarakat yg bodoh dan buta akan akar sejarahnya sendiri banyak termakan fitnah dan adu-domba sektarian ini… innalillah…


Perampokan Asset Indonesia

$
0
0

mesti dipikirin & gerak bareng – bareng dah cara kelarinnya.
DARI LAPAK SEBELAH JUST FYI :

1. Di masa Raffles (1811) pemilik modal swasta hanya boleh menguasai lahan maksimal 45 tahun; di masa Hindia Belanda (1870) hanya boleh menguasai lahan maksimal selama 75 tahun; dan di masa Susilo Bambang Yudhoyono (UU 25/2007) pemilik modal diperbolehkan menguasai lahan selama 95 tahun. Teritorial Indonesia (tanah dan laut) telah dibagi dalam bentuk KK Migas, KK Pertambangan, HGU Perkebunan, dan HPH Hutan. Total 175 juta hektar (93% luas daratan Indonesia) milik pemodal swasta/asing(Sumber : Salamuddin Daeng(SD), Insititut Global Justice (IGJ)

2. Sebanyak 85% kekayaan migas, 75% kekayaan batubara, 50% lebih kekayaan perkebunan dan hutan dikuasai modal asing. Hasilnya 90% dikirim dan dinikmati oleh negara-negara maju. Sementara China tidak mengekspor batubara, Sekarang kita harus bertarung di pasar bebas dagang dengan China – Asean. Ibarat petinju kelas bulu diadu dengan petinju kelas berat dunia. Pasti Knock-Out ! Siapa yang melindungi rakyat dan tanah tumpah-darah kita ini?(Sumber : SD-IGJ)

3. Beberapa tahun terkhir kita impor 1,6 juta ton gula, 1,8 juta ton kedelai, 1,2 juta ton jagung, 1 juta ton bungkil makanan ternak, 1,5 juta ton garam, 100 ribu ton kacang tanah, bahkan pernah mengimpor sebanyak 2 juta ton beras(Sumber : RR) Pastinya ada yang salah dengan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia menyangkut sektor pertanian. Pasti juga ada agen kapitalis yang bermain di balik penindasan yang terjadi terhadap para petani Indonesia ini.

4. Penerimaan negara dari mineral dan batubara (minerba) hanya 3 persen (21 trilyun pada tahun 2006). Padahal kerusakan lingkungan dan hutan yang terjadi sangat dahsyat dan mengerikan!. Devisa remittance dari para tenaga kerja Indonesia (TKI) saja bisa mencapai 30 trilyun pada tahun sama.[Sumber : Tjatur Sapto Edy-(TSE)] Jadi kemanakah larinya hasil emas, tembaga, nikel, perak, batubara,timah,aluminium dan seterusnya, yang ribuan trilyun itu?…

5. Dari permainan ekspor – impor minyak mentah, pelaku perburuan rente migas ‘terpelihara’, dan setiap tahun negara dirugikan sampai 4 trilyun. Namun menguntungkan ‘oknum’ tertentu yg dikenal sebagai MR TWO DOLLARS dan memiliki hubungan dg penguasa(Sumber : RR).Inikah penyebab pansus BBM DPR RI tidak berkutik ? Malah mantan ketua pansus yang gagal itu jadi MENTERI.

6. Disepakati kontrak penjualan gas (LNG) ke luar negeri dengan harga antara tiga hingga 4 dollar Amerika/mmbtu. Padahal saat kontrak disepakati harga pasar internasional US$ 9/mmbtu(Sumber : TSE). Gas dipersembahkan buat siapa? Siapa yang bermain?

7. Dengan standar buatan Indonesia orang miskin di negeri ini tahun 2006 berjumlah 39 juta (pendapatan perhari 5.095,-) Tapi kalau memakai standar Bank Dunia/standar internasional US$ 2 per hari, maka orang miskin di Indonesia lebih kurang 144 juta orang (65%)(Sumber : FB). Lalu apa yang kita banggakan dari pemimpin bangsa ini?

8. Dengan 63 hypermarket, 16 supermarkets di 22 kota (termasuk 29 hypermartket Alfa dan jaringannya di seluruh Indonesia), maka Carefour Indonesia (komisarisnya jenderal-jenderal) total menguasai bisnis ritel. Bagaimana nasib jutaan warung-warung kelontong milik rakyat kecil? Atas nama liberalisme pasar semua digusur? (Sumber : Penelusuran di internet)

9. Sampai sekarang jumlah mall dengan konsep one stop shopping di JKT sekitar 80an dan akan bertambah tahun ini menjadi 90an. Sementara pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya tinggal 150an dlm keadaan “babak belur”. SIAPAKAH PEMILIK MALL ?? Sementara penghuni pasar tradisional mayoritas pribumi yg dengan memelas dan menjerit pendapatannya terus melorot. Siapa peduli mereka? Persaingan atas nama ideologi apa ini ? Atau penindasan rakyat macam apa ini? (Sumber : Penelusuran di internet)

10. Sepuluh tahun kedepan Indonesia akan impor biji gandum lk 10 juta ton (butuh devisa lk 42,5 triliun rupiah).Sekarang masih 5 juta ton/tahun. Itu artinya akan jadi importir terbesar didunia.Kebijakan pertanian dan pangan yg tidak pro petani/rakyat, membuat kita tergantung pada impor gandum dari AS, Kanada dan Australia. Budaya makan mie,roti dll ikut andil(sukses marketing kapitalis juga). Padahal di Meksiko mampu memproduksi mie dari tepung jagung atau di China Selatan dari tepung beras. Indonesia sebenarnya mampu membuat yang seperti itu bahkan tepung sagu melimpahruah, kalau mau. Tapi bisnis impor gandum dan jual beli terigu sudah jadi “kerajaan tersendiri” yang dinikmati kapitalis. Tak peduli kesengsaraan petani Indonesia.(Sumber : Penelusuran di internet).

11. Sampai saaat ini kebutuhan daging sapi nasional sekitar 400 ribu ton(1,8 juta ekor sapi).dari jumlah tsb baru bisa dipenuhi lk 65%. kekurangannya diimpor dari AS, AUSTRALIA, SELANDIA BARU, KANADA, IRLANDIA, BRAZIL. Pemerintah mencanangkan swasembada daging sapi thn 2014. tapi yang terjadi sejak tahun lalu adalah serbuan daging sapi impor, sapi siap potong impor, daging sapi beku impor yang menghantam usaha peternakan rakyat. Tak tergambar bagaimana program utk merealisasikan swasembada daging tsb secara gamblang.Tak beda dengan impor kedele, jagung, kacang tanah, gula dll berujung pada tdk diberdayakannya secara optimal kemampuan petani/peternak utk mengisi pasar dalam negeri guna menghadapi kebiasaan impor yang hanya menguntungkan segelintir pengusaha /kapitalis. Rezim ini berpihak ke siapa?(Sumber : Penelusuran di internet)

12. Tahun 2008 adalah tahun monumental bagi industri otomotif di Indonesia. Tercatat penjualan 607.151 unit mobil dan lk 6.000.000 unit sepeda motor.Tentusaja AGEN TUNGGAL PEMEGANG MERK(ATPM)berpesta, apalagi PRINCIPALnya. Apakah Pemerintah dan Rakyat Indonesia mendapat manfaat dari pesta tsb ? Ya tentu. Tapi tidak sebanyak yang diraih bila Indonesia punya merk mobil nasional sendiri lewat pembelian lisensi seperti yang ditempuh Malaysia, India, China, Iran dan Korsel. Sudah puluhan tahun gagasan punya merk mobil nasional tapi kandas. Tommy, Bakri dan Texmaco sdh mencoba tapi kandas. Apakah karena kekuatan kapitalisme pada industri otomotif Indonesia sedemikian mencengkeram sehingga kita tak berdaya atau political will yang lemah ? Kenapa Malaysia bisa dengan PROTON nya ?(Sumber : Penelusuran di internet)

13. Penjualan putus gas Donggi Senoro ke Mitsubishi , menghilangkan potensi perolehan negara sebesar USD 500.000.000/tahun atau Rp 4,5 triliun(hitungan DR.Kurtubi).padahal Pertamina jauh lebih pengalaman dalam membangun dan menjual LNG. Kenapa aset negara strategis ini dilepas begitu saja? Sementara rakyat harus membeli gas dengan “harga dunia”yang 5x lebih mahal?

14. Seperti dalam berbagai bidang Malaysia dulu banyak belajar dari Indonesia trmasuk Petronas awalnya banyak belajar dari Pertamina.tapi kini aset Petronas 5x lebih besar dari Pertamina.(Sumber : Dr. Kurtubi dan Marwan Batubara). Apakah karena kehebatan orang Malaysia atau karena Pertamina secara perlahan digrogoti dari dalam oleh mafia migas/konspirasi kapitalis?

15. Indonesia disebut TANAHAIR. 175 jt ha TANAH dalam bentuk HPH,HGU,KONTRAK KARYA. AIRTAWARNYA dikuasai 246 perusahaan air minum dalam kemasan(AMDK). 65% dipasok oleh perusahaan asing (AQUA DANONE dan ADES COCACOLA). AQUA DANONE milik Prancis menguras air Indonesia dari 2001 sd 2008 saja lk 32.000.000.000 liter dengan laba yang dilapor hanya Rp 728 milyar. Pada label disebut dari mata air pegunungan,padahal dari exploitasi air tanah.Banyak kebohongan pihak AQUA yang dilansir Marwan Batubara(Tokoh LSM KPK-N),mulai dari volume,pajak,laba hingga dampaknya. Dan yang paling mengerikan menurut Erwin Ramadhan, ancaman terhadap ketersediaan air tawar di Indonesia, akan kering dimasa datang? TANAHAIR milik siapa?

16. Hutang Luar Negeri Indonesia (Pemerintah dan Swasta) sebesar dua ribu lima ratus trilyun rupiah (2.500.000.000.000.000) diantaranya dibuat selama 5 th pemerintahan SBY sebesar 300an triliun.. Bunga dan cicilan pokok 450 trilyun. Pertumbuhan ekonomi 4 – 6 % per tahun hanya untuk biaya bunga dan cicilan pokok hutang luar negeri.Sebuah sumber menyebut negara telah bangkrut secara akuntansi karena hutang lebih besar dari assets. Kekuatan ekonomi bangsa Indonesia telah terjebak dalam hutang berkepanjangan (debt trap) hingga tak ada jalan keluar! Kita akan terus hidup bergantung pada hutang.Sementara itu diduga ada mafia dlm “permainan hutang” ini yg mengambil keuntuangan dari “selisih bunga pinjaman hutang”.makin banyak pinjaman makin menguntungkan mafia ini. oh lintah darat terus menghisap darah rakyat.[Sumber : SD-IGJ, FUAD BAWAZIER(FB), RIZAL RAMLI(RR)]

17. Empat puluh tahun lalu pendapatan rakyat Asia Timur rata-rata sebesar US$ 100, bahkan China cuma US$ 50. Kini Malaysia tumbuh 5 kali lipat lebih besar dari pendapatan Indonesia, Taiwan (16 kalilipat), Korea (20 kalilipat), China (1,5 kalilipat) dan telah jadi raksasa ekonomi, politik, dan militer di ASIA.(Sumber : RR). Ke mana hasil sumber daya alam kita yang sudah dikuras selama hampir 40 tahun ini? Ya memperkaya negara Barat, Singapura,ASIA Timur dan tentu saja oknum2 KAPITALIS di INDONESIA.

18. Ekonomi Indonesia hanya dikendalikan oleh 400-an keluarga yang menguasai ribuan perusahaan Sejak Orde Baru mereka dapat monopoli kredit murah, perlindungan tarif, kuota, dan sebagainya. Semua itu karena mereka memberi upeti kepada penguasa(Sumber : RR). Sementara usaha kecil yang puluhan juta dianiya, digusur, dan dipinggirkan.

19. Akibat dari BLBI 1997, maka banyak bank berantakan. Kemudian direkapitalisasi ratusan trilyun. Bunga rekapitalisasi setiap tahunnya ditanggung oleh rakyat Indonesia melalui APBN sebesar puluhan trilyun untuk jangka 30 tahun ke depan(Sumber : FB). Yang menikmati BLBI di antaranya Syamsul Nursalim dkk, ongkang-ongkang kaki di Singapura(bahkan melalui Ayin tetap menjalin “persahabatan” dg PENGUASA Ind). Parahnya lagi, sekarang keadaan perbankan 66-70% sudah dikuasai oleh modal asing(Sumber : SD-IGJ). Sebagian bank yang dikuasai asing itu menikmati bunga rekapitalisasi yang ditanggung oleh APBN tersebut. Kesimpulannya, negara Indonesia ini sudah berantakan dalam aspek-aspek mendasarnya (teritori, keuangan, hutang).

20. Dengan iming-iming pinjaman US$ 400 juta dari the World Bank, Undang-Undang Migas harus memuat ayat: Indonesia hanya boleh menggunakan maksimal 25% hasil produksi gas-nya. Bayangkan, kita eksportir gas terbesar di Asia, tapi penggunaan gas-nya diatur dari luar. Akibatnya PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Asean Aceh Fertilizer, tutup karena kekurangan pasokan gas(Sumber : RR). Ini tikus mati di lumbung padi! Bahkan sekarang harga gas untuk rakyat mau dinaikkan lagi.

21. Dengan total anggaran belanja 3.660 trilyun (tahun 2005 s/d 2009), selama 1825 hari kerja, rezim ini hanya mampu menurunkan jumlah orang miskin dari 36,1 juta (16,6%) menjadi 32,5 juta (14,15%).Sumber lain malah menyebut terjadi penambahan jumlah orang miskin. Sementara pengangguran terbuka makin meningkat dari 7% menjadi lebih-kurang 8,5%. Padahal sebagian rakyatnya sudah rela jadi “kuli” di ARAB SAUDI, HONGKONG, SINGAPURA, MALAYSIA, KORSEL dll. Mau ke mana rakyat dan negeri ini dibawa…? (Sumber : Hasil penelusuran di internet)

22. Untuk pemenangan PEMILU dan PILPRES(selain “PROYEK CENTURY”), demi bertahannya rezim ‘anak manis’ ini, maka majikan dari luar memberi bantuan pinjaman sekitar 50 trilyun untuk mengambil hati orang desa, masyarakat miskin,dan pegawai negeri (PNPM, BLT, GAJI ke-13, JAMKEMAS, KUR, RASKIN, dll)(Sumber : SD-IGJ). Utang makin bertambah demi citra rezim di mata rakyat ‘bodoh’. Ditambah lagi dengan UTANG, untuk kesejahteraan pegawai DEPKEU atas nama REFORMASI BIROKRASI, sebesar hampir 15 trilyun, yang menghasilkan GAYUS MARKUS. Alamak…, makin sempurna kejahatan rezim ini!

23. Dugaan kekayaan negara yang hilang sia-sia: 1>. Dengan memakai asumsi Prof. Soemitro 30% bocor, maka kalau APBN 2007 sebesar 750 trilyun, maka bocornya lebih kurang 250 trilyun. 2>. Penyelundupan kayu/pencurian hasil laut, pasir, dan lain-lain 100 trilyun. 3>. Potensi pajak yang tidak masuk kas negara tahun 2002 (menurut Kwik Kian Gie) sekitar 240 trilyun kalau sekarang misalnya dua kali lipat, maka angkanya berkisar 500 trilyun. 4>. Subsidi ke bank yang sakit menurut Kwik 40 trilyun tahun 2002. Maka secara kasar potensi pendapatan negara yang hilang sia-sia totalnya 890 trilyun. Itulah salah satu sebab rakyat tetap miskin, segelintir orang mahakaya, dan negara tertentu kecipratan menjadi kaya.

24. Tahun 2005 BPK menemukan 900 rekening gelap senilai 22,4 trilyun milik 18 instansi pemerintah. Pada waktu itu ada 43 instansi yang belum diaudit(Sumber : FB). Jadi masih banyak uang negara yang gelap yang belum dimanfaatkan. Kenapa mesti menghutang untuk memberi rakyat raskin dan BLT? Kenapa jalan-jalan raya di tengah kota banyak yang bolong-bolong? Kenapa begitu banyak orang yang mengemis di pinggir-pinggir jalan?

25. Tahun 2003 BUMN Indosat dijual ke TEMASEK SINGAPURA dengan harga 5 triliun.Selama lk 5 tahun TEMASEK telah meraup keuntungan lk 5 triliun laba dari bisnis telekomunikasi tsb. Artinya secara kasar modal sudah kembali. Tahun 2008 TEMASEK menjual Indosat ke QATAR TELECOM senilai 16 triliun. Itu keuntungan mutlak hanya dalam 5 tahun dari perusahaan Singapura. Siapa yang pintar dan siapa yang “pura-pura bodoh”? Ini salah satu dosa rezim neolib yang tak akan dilupakan rakyat.(Sumber : Penelusuran di internet).

26. Menurut BPK ; “kerugian negara akibat ilegal logging 83 milyar/hari atau 30,3 triliun/tahun. ¾ hutan alam telah musnah. Setahun hilang seluas negara Swiss. Belum termasuk kerugian ekologis(banjir,longsor,kekeringan, hilangnya satwa,gas rumah kaca)”. Apa hubungannya dengan RRC atau Malaysia yang jadi juara export kayu lapis di dunia yang dulu dijuarai Indonesia?

27. Menurut ER Hardjapamekas, tahun 2008 , 36 Kepala Daerah diduga korupsi. Tiga tahun terakhir nilai yang dikorupsi lk 1.600 milyar. Sejak reformasi lk 1.000 anggota DPRD terlibat korupsi bernilai lk 200 milyar. Ini yang terungkap… cuma puncak gunung es…

28. Meskipun Cina menerapkan hukuman berat terhadap koruptor sampai 4800 pejabat negara dieksekusi didepan regu tembak tahun 2007, namun tahun 2009 pejabat terbukti korupsi meningkat 2,5% menjadi 106.000. Ini yang diduga menyebabkan peningkatan jumlah yang dieksekusi mati antara 8.000an sampai 10.000an (BATAVIASE.CO.ID 05 APRIL 2010). Indonesia yang “hanya memenjarakan dengan hukuman relatif ringan” (tak ada yang dieksekusi) lk 500an pejabat sejak 5 tahun terakhir, tentu tak mempunyai efek jera.

29. Salah satu dampak buruk skandal CENTURY ,pegawai rendahan tahu para BOS melakukan korupsi besar tapi tak ada tindakan hukum/politik.Akibatnya mereka yang rendahan merajalela melakukan koropsi seperti cerita pak SAPARI sbb ;” TENDER 800 JT. KETIKA MENANG LANGSUNG DIPOTONG 300 JT.PADA SAAT PELAKSANAAN RIELNYA CUMA SISA 250 JT. BERARTI PROYEK DIKERJAKAN DENGAN NILAI CUMA 30% ALIAS KORUPSI 70% (Sumber : Sapari, kontraktor, Jakarta,editorial Metro Tv, 10 Agustus 2010 pk. 07.30).Ini permainan orang bawah. tak merasa ada beban.mereka makin merasa ada pembenaran dari skandal Century.

30. Dlm kasus bencana Teluk Mexico Presiden Obama berhasil mendaptkan komitmen ganti rugi dari Biyond Petrolium(BP) sebesar USD 20 M. Dalam kasus Lapindo yang oleh Rahmat Witoelar (mantan Menneg KLH) disebut BUKAN BENCANA ALAM, malah pemerintah melalui APBN (DARI PAJAK RAKYAT!) harus menanggung beban Lapindo sebesar Rp 7,2 triliun dari 2010 sd 2014(Sumber :Marwan Batubara).lebih besar dari uang Century yang dirampok.

31. Presiden AS Richard Nixon menginginkan kekayaan alam Indonesia diperas sampai kering. Indonesia ibarat realestate terbesar didunia yang tak boleh jatuh ke tangan Uni soviet atau China(Charlie Illingworth,seperti dikutip B Shambazy dalam buku John Perkins” Membongkar Kejahatan Jaringan Internasional. Bagaimana realita Indonesia setelah 40 tahun “pesan Nixon” ? Minyak , gas, emas,batubara, tembaga dll hampir kering dijarah. Ditambah dengan jeratan utang menggunung. Apakah para agen Nixon belum kenyang dan belum tobat?

32. “Aku akan bekerja membangkrutkan negara negara yang menerima pinjaman sehingga negara negara itu selamanya akan terjerat utang . setelah itu mereka akan jadi sasaran empuk kepentingan kami (USA), berkait dengan ;pangkalan militer,hak suara di PBB,akes ke minyak bumi atau sumberdaya alam lainnya”. (John Perkins : ” CONFESSION OF AN ECONOMIC HIT MAN “)

33. Di barat kita bermasalah dengan Malaysia, di timur (NTT) ada masalah dengan tumpahan minyak(ledakan sumur)blok Montara milik PT TEP(Australia/Thailand).Tumpahan ini telah merugikan secara sosial ekonomi dan lingkungan Indonesia. Menurut Gubernur NTT nilai kerugian akan berakumulasi antara 2,5 sd 3 triliun mencakup 20.358 KK nelayan.Sikap Pem RI terhadap Australia/Thailand sangat lambat.Padahal kasus ini sudah lebih setahun(lebih dulu dari kasus Teluk Mexico yang diselesaikan cuma 2 bulan oleh Obama).PEM RI malah telah keluarkan biaya penanggulangan sekitar rp 900 juta. Penanganan dan klaim sangat lambat.bagaimana kedaulatan kita?akan diselesaikan diam2?

34. PETRONAS menguasai 1 juta ha PSC MIGAS dan 400 ribu ha (ada yang menyebut dua juta ha) lahan sawit di Indonesia dikuasai Malaysia.Kedua bisnis tsb seluruhnya seluas 3x pulau Lombok(sumber;SD-IGJ), Investasi senilai USD 1,2 M, 2 JUTA TKI dll seharusnya menjadi alat penekan PEM RI dalam rangka perundingan perbatasan dengan Malaysia.Tak ada perundingan yang sukses tanpa pressure.takada diplomasi santun dengan tetangga yang kurang ajar.

35. Amerika Serikat adalah negara brandal(rogue state) terbesar di muka bumi. Ia mensponsori kudeta a.l. di Indonesia (1965) dan bahkan dengan dukungan institusi keuangannya/Depkeunya juga IMF , menimbulkan aksi devaluasi kejam terhadap aset2 di Asia Timur/Tenggara termasuk Indonesia (1997) yang menciptakan pengangguran massal dan menihilkan seluruh kemajuan yang telah dicapai selama bertahun tahun di Asia Timur/Tenggara termasuk di Indonesia.(lihat NEO IMPERIALISME karya DAVID HARVEY hal 44 dst).Mungkinkah peristiwa tsb berulang lagi di Indonesia dalam pola yang lebih kreatif?

36. Indonesia adalah eksportir sawit terbesar di dunia. namun sebagian besar kebun sawit adalah pengusaha Malaysia. Pabrik olahan sawitnya dibangun di Malaysia dan Singapura.padahal sawit mempunyai 38 produk turunan (bahkan ada yang menyebut 100 an lebih). Indonesia tdk mendapat nilai tambah dari sawit.justru yang terjadi paradox/ketimpangan besar antara pengusaha dengan rakyat yang hidup di sekitar perkebunan (A.Prasetyantoko,FTW,Agsts 2010).Di MalaysiaTKI diexploitasi sebagai “budak”(ada 50ribuan anak anak TKI yang tdk sekolah di Sabah), di Tanahair sendiri jadi kuli di kebun orang Malaysia.TRAGIS DAN IRONIS.

37. Sejak 1998 sd 2009 lebih kurang 474 UU telah disahkan. Yang paling menyedihkan adalah UU bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam. Ciri umum UU tsb adalah ; 1. Hilangnya campurtangan negara dalam perekonomian dan diserahkan pada mekanisme pasar. 2. Penyerahan kekuasaan pada modal besar/asing dalam rangka ekspansi dan eksploitasi sumber daya alam di Indonesia.3.Perlakuan diskriminatif terhadap mayoritas usaha rakyat(Sumber : IGJ<April 2010). Tidak heran karena biaya amandemen UUD 45 dan pembuatan UU dibiayai UNDP, NDI,BANK DUNIA,ADB,USAID total $ US 740 juta ( Sumber : PETISI 28). Makin melapangkan jalan nekolim menguasai ekonomi Indonesia.

38. Menko Perekonomian menargetkan investasi mencapai 3.100 triliun sampai 2014(Sumber :SIB 25/6/2010). Padahal dalam 15 tahun terakhir investasi asing tidak mencapai 1.000 triliun atau cuma sekitar USD 76.469 M(Sumber : SD-IGJ). Dengan investasi dibawah 1.000 triliun saja pihak asing sdh menguasai lk 75% sumber kekayaan alam,sumber keuangan/perbankan dan aktifitas perdagangan di Indonesia. Bila target tsb terwujud ditambah UU yang pro asing/kapitalis serta sikap “kurang nasionalis” para politisi/penguasa, maka bukankah sama dengan kita menyerahkan bangsa dan rakyat (kedaulatan kita) bulat2 ke kaum imperialis?

39. Hutang perkepala rakyat Indonesia meningkat selama pemerintahan SBY , dari 5,8 juta (2004) menjadi 7,7 juta(2009). Jumlah hutang meningkat 31% dalam 5 tahun terakhir. PENINGKATAN TERBESAR SEPANJANG SEJARAH(Sumber : Tim Indonesia Bangkit). Cicilan pokok plus bunga yang dibayar dalam 6 tahun terakhir adalah 877,633 triliun(Sumber : SD-IGJ,Agsts 2010).Lebih besar dari APBN 2007.Melebihi seluruh pendapatan dari pajak setahun. Membangun atau menggali lubang…?

40. Indonesia akan benar2 jadi NEGARA GAGAL?Mnurut Rotberg(2002) gejala negara gagal 1.Keamanan rakyat tak bisa dijaga 2.Konflik agama/etnis tak usai 3.Korupsi merajalela 4.Legitimasi negara menipis 5.Pusat tak berdaya hadapi masalah dalam negeri 6.Rawan terhadap tekanan luar negeri 7.dll. Dalam bukunya COLLAPSE(2005) PROF JARED DIAMOND(UCLA), Indonesia diramalkan akan jadi NEGARA GAGAL,seperti SOMALIA,ETIOPIA,RWANDA dll. AYO BANGKIT BERSAMA.SELAMATKAN INDONESIA !JANGAN SIBUK SELAMATKAN DIRI MASING2 DONG !

41. Thn 1984 ekspor Indonesia US$ 4 MILYAR, CHINA hanya US$ 3 milyar. Dua puluh tahun kemudian Indonesia US$ 70 MILYAR, CHINA US$ 700 milyar. Dalam bidang pembangunan jalan tol Indonesia memulai lbh awal 10 tahun dari Malaysia dan 12 tahun dari China. Sekarang panjang tol Malaysia lk 6.000 km dan China lk 90.000 km. Sementara Indonesia cuma 630 km (Sumber :JEFFREY SACH).Skedar indikator betapa tertinggalnya kita.

42. Dari 1,3 milyar penduduk China ada 70 juta anggota Partai Komunis yang didoktrin utk berbuat terbaik utk rakyat/negaranya. Mereka adalah tim yang 24 jam nonstop memikirkan kemana negaranya akan dibawa.(Sumber : Mayjen Purn. Sudrajat,mantan Dubes di China). Rahasia kemajuan China lainnya :sangat kuat menjaga persatuan dan stabilitas keamanan(ala Soeharto?), falsafah : “mewujudkan dunia benar2 surga”,menegakkan hukum konsisten(sdh lk 10.000 koruptor dieksekusi !)dll. Benar sabda Nabi Muhammad SAW; kejarlah ilmu sampai ke negeri China.

43. Dana pemilu,pilpres dan pemilukada tahun 2009 diperkirakan sekitar 50 triliun(Sumber : Dradjad Wibowo,MI.Com 14/3/09). Lk 5% APBN. Demokrasi mahal. Yang terjadi adalah “demokrasi criminal/ crime democracy” (istilah Rizal Ramli). KRIMINAL PROSESNYA (sbagian beli suara, manipulasi,skandal Century,IT dan DPT,kolusi dan nepotisme nomor urut caleg dll). KRIMINAL OUTPUTNYA (“sekongkol” atur anggaran, contoh anggaran perjalanan 19,5 triliun, tidak serius tuntaskan skandal Century, kasus pemilihan Gub BI dll). Harus segera dibangun demokrasi yang bermartabat. Anggaran partai harus dari Negara supaya akuntabel dan tidak dibajak oleh kapitalis/corporatokrasi, lahir politisi yang akuntabel, bermutu, berintegritas. UU Pemilu/Parpol/Parlemen(MD3) harus dirubah dan spiritnya membuka ruang bagi tumbuhnya demokrasi yang sehat. Outpun lain dari demokrasi kriminal adalah KADER BANGSA TERBAIK (jujur, trackrecord bagus, cerdas, berintegritas) TERELIMINASI/ TERGUSUR dari proses recruitment politik dan birokrasi, sehingga tidak dapat tampil jadi PEMIMPIN BANGSA (hanya karena tak cukup uang/ sponsor/ tak punya power cantolan atau memang mereka menolak bermain uang/ memakai sponsor/cantolan). Yang EKSIS adalah sebagian mereka yang mau bermain dalam system demokrasi kriminal(dan karena itu tak heran bila lembaga politik bahkan birokrasi banyak dihuni “ bukan kader bangsa terbaik” dan karena itu tak punya visi serta komitmen membangun bangsa dengan sungguh2 dan benar). Sistem demokrasi yang benar dan sehat SEMESTINYA melahirkan KADER BANGSA TERBAIK PADA POSISI TERBAIK dan itu menjadi prasyarat menuju kejayaan sebuah bangsa.

44. Luas rata rata lahan petani Karawang 0,33 ha dengan nilai pendapatan rata rata perbulan lebih kurang Rp 700 ribu (Rp 23 ribu perhari). Angka “hidup layak minimal” di Karawang Rp 1,2 jt/bulan ,sementara upah minimum 2010 adalah Rp 1,1 juta/bln( Kompas 25/9/10). Petani Karawang adalah PAHLAWAN yang menyuplai beras utk warga.dan elit2 Jakarta.tapi siapa yang peduli dengan mereka? BENARKAH mereka tersentuh pembangunan? Bagaimana mereka menyekolahkan anak?berobat kalau sakit? Sawah tergenang banjir? Semoga saat kita menyuap NASI kita ingat dan doakan Petani Karawang dan semua Petani Indonesia .

45. Ada lebih kurang 30 juta rakyat Indonesia tidak punya rumah (Sumber;Prof.DR.D.Rachbini). Lebih besar dari seluruh penduduk Malaysia. Di zaman Orba ada rumus pembangunan rumah 1,3,6 (tiap bangun 1 rumah mewah ada kewajiban bangun 3 rumah menengah dan 6 rumah sederhana). Kekuatan lobby kapitalis membuat rumus tsb redup. Yang muncul adalah wanita2 cantik di layar kaca berceloteh tentang rumah idaman. Jutaan rakyat kecil di gang gang kumuh menonton kemolekan “agen kapitalis” tsb sembari merenung tentang harga apartemen yang “cuma satu koma empat milyar”. Para purnawirawan risau dengan nasib rumah yang dihuninya. Benarkah Negara menyejahterakan rakyatnya? Tanah dan bangunan untuk siapa?

46. “Kami telah terbiasa selama 30 thn trakhir ini memenuhi 95% kebutuhan kami dg swasembada. Kami hanya impor secuil. Sanksi internasional akan bawa berkah kemakmuran bagi kami. Negara2 Eropa akan rugi besar akibat sanksi thdp kami “(Pres Iran Ahmadinejad,21 Sep 2010 di New York.)” Tugas kami adalah utk memainkan peran penting dalam membebaskan dunia dari imperialisme, kapitalisme dan hegemoni neoliberal yang saat ini mengancam keberlangsungan hidup umat manusia” ( Kol.Purn. Hugo Chavez,Pres.Venezuela, 27 Juni 2010).”Roh Soekarno” sudah minggat? Tak betah di Tanahair beta? Bangsa yang telah terjebak hutang ribuan triliun tak mungkin bisa tegak kepalanya seperti Iran, Venezuela atau China.

47. Disatu sisi APBN dalam 5 tahun terakhir meningkat 100%. Sumbngan dari pajak 70%, khusus dari PPH dan PPN significant. Tapi subsidi terus menurun dari 23,69% tahun 2005 menjadi 14,29% tahun 2010(Sumber ; SD-IGJ). Padahal kenaikan APBN seharusnya makin memperkuat BASIS KEBIJAKAN EKONOMI KERAKYATAN/ NASIONAL. bukan malah memberi stimulus fiskal(73 triliun tahun 2009 dan 60 triliun tahun 2010) kepada sektor swasta/asing. Pencabutan subsidi listrik/kenaikan TDL (yang sangat memberatkan rakyat!) misalnya bukankah salah satunya karena ingin mengakomodir kepentingan perusahaan2 asing yang ingin investasi disektor kelistrikan? APBN mengabdi untuk siapa?

48. Meskipun China dan India impor minyak masing masing 60% dan 80% dari kebutuhan dalam negerinya tapi tetap mensubsidi rakyatnya. INDONESIA yang punya cadangan 80 miliar barel (seharusnya bisa memproduksi 1,5 jt barel/hari daripada sekarang yang cuma 960 ribu) dan jauh lebih besar potensi minyaknya dari kedua negara tsb (Sumber : DR.KURTUBI), malah sibuk dengan rencana mengurangi subsidi utk rakyatnya. Padahal Indonesia masih punya cadangan gas yang luar biasa yang bisa mengganti peran minyak di industri. Mengapa subsidi utk rakyat yang terus diutak atik? Bukankah masih BANYAK PILIHAN KEBIJAKAN utk membela rakyat dan MEMPERKUAT BASIS EKONOMI KERAKYATAN melalui KEBIJAKAN MIGAS tanpa harus mengurangi subsidi? Minyak dan gas salah kelola? Dipersembahkan buat siapa?

49. Struktur sektor perbankan secara umum tlah dikuasai asing. Bank yg dominan saham asing ; DANAMON (68,83%), BUANA(61%), UOBI(100%), NISP(72%), OCBC(100%), CIMB NIAGA(60, 38%) BII(55,85%), BTPN(71,6%). Meskipun msh minoritas tapi BANK PANIN dan PERMATA masing2 sdh dikuasai asing dengan 35% dan 44,5%. Tahun 2011 akan dijual/privatisasi 10 BUMN, termasuk MANDIRI dan BNI .Selama 5 thn (2004- 2009) kredit bank asing Cuma ngucur 19,34% dan sekarang cendrung turun.dibawah bank pemerintah/swasta nasional(Sumber : AE. YUSTIKA, INDEF). Kerja bank memang NYEDOT UANG, tapi sedotan bank asing lari kemana ya?

50. Kekayaan Indonesia 10 tahun terakhir ini meningkat 5 kali lipat menjadi Rp16.200 triliun, tertinggi peningkatannya di ASIA PACIFIC. Dari 232 juta penduduk Indonesia, 60ribu orang punya kekayaan diatas 1 juta USD( lk rp 9 M), 20%(46.400.000 orang)kekayaannya antara 10ribu USD sd 100 ribu USD(Rp 90jt sd Rp 900 jt). Delapan puluh(80%) atau 185.600.000 orang kekayaannya dibawah USD 10 ribu atau Rp 90 jt(Sumber: Riset Global Wealth Report). Kekayaan meningkat tapi hutan gundul, perut bumi dikuras habis. Yang maha kaya segelintir manusia. Yang miskin makin melarat. Yang maha kaya simpan duitnya dimana ya ?

=====
Tulisan : FUAD BAWAZIER(FB), RIZAL RAMLI(RR)

Silahkan dicerna sendiri, fakta yang ada.
Apa yang Indonesia butuhkan adalah solusi tuntas dan total untuk semua lini.

 

  • Anda dan 16 lainnya menyukai ini.
  • Ahmad Ghany Wibowo Ini semua karna egois, apakah anda pernah membagikan 1/2 dari kekayaan anda untuk sekitar ??? Kaga mungkin, Kedua SDM apakah anda pekerja keras ??? Mungkin stengah2, mental kita gampang ngeluh, pingin enak, ngga mau pikir kritis, coba Anda ke sekolah ke salah satu kelas disana, pada saat guru bertanya siapa yg mau tanya ? Yang jawab ya jangkrik, Rubah dari diri sendiri, suka berbagi, nanti saling tolong menolong, kemudian menciptakan kekuatan untuk membeli barang milik kita yaitu SDA kita, lalu tingkatkan mental, mental pekerja keras, ngga gampang ngeluh, dan berpikir kritis. Maaf banyak ngomong soalnya ane dah males sama orang yg suka jatuhin kepalanya, kalo digambarkan kayak tangan jotos kepala sendiri bukan kepala musuh.
  • Ahmad Ghany Wibowo Mohon bang @fauzan nasution jawab komentar atas ane
  • Prasaja Sangat menggugah dan membuka wawasan. Memang benar jika kondisi hari ini kita “dijajah” kembali, baik ekonomi dan pemikiran. Perjuangan beberapa kawan Alhamdulillah sudah setahap demi setahap, ya biarpun cibiran kanan-kiri tanpa henti, yang penting sudah dimulai menuju arah yang lebih baik, utopis memang, tapi Insyallah saya yakin bisa..
  • Ahmad Yanuana Samantho Ayo siapa lagi y mau belain citra SBY, yg jauh panggang dari api, makelar penggadai asset negeri?
  • Ahmad Yanuana Samantho
    Tulis komentar…

Mengenal Kelompok ISIS dan Sepak Terjangnya (3)

$
0
0

Mengenal Kelompok ISIS dan Sepak Terjangnya (3)

Wahabisme, keyakinan yang berkuasa di Arab Saudi memainkan peran poros dalam pengokohan kelompok-kelompok Takfiri di dunia Islam dalam tiga dekade terakhir. Kelompok ini memiliki pemikiran tertutup dan terbelakang serta mengedepankan cara-cara kekerasan. Peran Wahabi dalam pengokohan lembaga-lembaga atau basis pemikiran Takfiri di berbagai negara Islam khususnya negara kategori miskin secara ekonomi dan budaya, sangat kuat dan mengakar.

 

Afghanistan, Pakistan, Yaman dan sejumlah negara miskin Afrika, menjadi target tepat untuk pemerintah Saudi untuk menyebarluaskan pemikiran fanatis dan Takfiri Wahabisme. Tidak ketinggalan pula aktivitas para mubaligh Wahabi di negara-negara Islam dengan perekonomian moderat seperti Turki dan di masyarakat minoritas Muslim di negara non-islami. Mereka memanfaatkan secara maksimal rendahnya informasi masyarakat Muslim tentang hakikat dan budaya Islam murni untuk menyebarkan pemikiran Takfirisme.

Wahabisme berkuasa di jazirah Arab atas dukungan Inggris dan melangkah berporos pada kepentingan dan politik Inggris kemudian Amerika Serikat di kawasan. Orang-orang Wahabi dengan slogan menghidupkan sunnah rasulullah dan kembali pada nilai-nilai salaf yang saleh, mengemukakan berbagai masalah yang sesungguhnya bertentangan dengan risalah pembangun manusia yang dibawa Nabi Muhammad Saw dan juga al-Quran.

Mereka menolak pengikut mazhab Islam lainnya serta mengkafirkannya karena dinilai telah keluar dari lingkup Islam. Akan tetapi perlu diketahui pula bahwa para mufti Arab Saudi bungkam terhadap pendudukan bumi Palestina dan kehadiran pasukan penjajah Barat khususnya Amerika Serikat di Arab dan negara-negara Islam.

Pada hakikatnya, Takfirisme merupakan senjata bagi rezim al-Saud untuk memperkokoh posisinya di kawasan yang terguncang hebat pasca kemenangan Revolusi Islam Iran. Selama Saddam Hossein dengan politik penjajahannya berkuasa di Irak, rezim al-Saud cukup berharap pengaruh Revolusi Islam di kawasan dapat terbendung. Pada saat yang sama, Arab Saudi memupuk tunas dan kader-kader Takfiri yang pada puncaknya adalah al-Qaeda dan Taliban di Afghanistan serta sejumlah kelompok Takfiri di Pakistan. Madrasah-madrasah Wahabi di Peshawar Pakistan, mencetak anasir-anasir Taliban dan al-Qaeda. Dan mengingat para teroris al-Qaeda telah dikirim ke berbagai belahan dunia khususnya negara Islam, maka lingkup pengaruh rezim al-Saud di kawasan semakin meluas.

Perlu ditekankan bahwa politik rezim al-Saud ini dapat bergulir dengan dukungan penuh Amerika Serikat, Inggris dan lembaga-lembaga keamanan Pakistan. Amerika Serikat sangat menekankan hubungannya dengan Arab Saudi sehingga pasca Serangan 11 September, meski 19 pembajak pesawat tersebut adalah warga Arab Saudi, Washington langsung mengirim sebuah pesawat charter untuk melarikan sejumlah pangeran Saudi ke AS. Dengan demikian, Gedung Putih berharap hubungannya dengan Riyadh tidak terpengaruh oleh insiden tersebut.

Serangan AS ke Irak pada tahun 2003 dan tumbangnya rezim Saddam, membuat rezim al-Saud khawatir bahwa Irak akan berubah menjadi sekutu dalam penyeru Islam sejati dan balik melawan pemikiran Takfiri, Wahabisme dan Zionisme.  Oleh karena itu, selama masa pendudukan Irak oleh Amerika Serikat,  warga Irak menghadapi gelombang teror oleh kelompok-kelompok teroris Takfiri yang mendapat dukungan langsung Arab Saudi. Salah satu di antara kelompok tersebut adalah embrio yang kelak akan lahir dalam bentuk ISIS.

Tiada hari di Irak yang berlalu tanpa puluhan korban jiwa di pihak warga sipil Irak. Yang patut digarisbawahi adalah bahwa itu semua terjadi meski kehadiran ratusan ribu tentara Amerika Serikat di Irak. Meski sebagian serdadu AS tewas dalam serangan tersebut, akan tetapi jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah laki-laki-perempuan dan anak-anak Irak yang menjadi mangsa berbagai serangan teror.

Gerakan Kebangkitan Islam pada 2011 yang dimulai di Tunisia dan kemudian di sejumlah negara despotik, mendadak mempersempit ruang bagi pengaruh rezim al-Saud, yang menilai dirinya sebagai saudara tua negara-negara Arab. Para penguasa Arab Saudi dengan “dolar-dolar petrol”  mereka berusaha dengan segala cara membendung gerakan tersebut. Perluasan aksi para anasir Takfiri dan pembunuhan terhadap komunitas Syiah serta perusakan tempat-tempat suci bagi seluruh mazhab Islam, digalakkan demi tujuan tersebut dan dalam rangka mendistorsi gelombang Kebangkitan Islam.

Salah satu negara yang dimusuhi Arab Saudi dan sekutunya di Barat serta rezim Zionis Israel adalah Suriah. Negara yang berada di garis terdepan front perlawanan terhadap rezim Zionis. Dengan dukungan politik, finansial dan militer dari Arab Saudi, Qatar dan Turki serta dukungan negara-negara Barat, kelompok-kelompok teroris Takfiri, teroganisasi dan dikerahkan ke Suriah. Salah satu kelompok yang beroperasi di Irak dan memperluas zona operasinya ke Suriah adalah ISIS.  Tanpa dukungan rezim al-Saud, ISIS tidak mungkin memiliki perlengkapan militer dan logistik moderen serta mampu menduduki sebagian wilayah Suriah dan Irak. Mereka berusaha memecah-belah Irak serta melemahkan pemerintah terpilih rakyat di Baghdad dan Damaskus. Deklarasi pembentukan pemerintah khilafah islami di wilayah-wilayah pendudukan mereka di Suriah dan Irak adalah dalam rangka tersebut.

Dalam menjaga posisi mereka di kawasan dan mencegah perluasan pemikiran Islam sejati dan murni hingga ke dalam Arab Saudi, para penguasa Riyadh hanya memiliki satu senjata yaitu penggunaan “dolar petrol” untuk memperkokoh kelompok-kelompok teroris dan Takfiri. ISIS adalah produk Wahabisme Arab Saudi. Di berbagai sekolah yang diduduki oleh ISIS di Suriah dan Irak, para murid diberi buku-buku pelajaran Arab Saudi. Ini hanya bagian terkecil contoh dari keterkaitan ISIS dengan pemikiran menyimpang Wahabisme yang berkuasa di Arab Saudi

Namun pertanyaannya adalah, apakah rezim al-Saud dapat menebar kekacauan luas di kawasan tanpa ada dukungan politik dan militer dari negara-negara Barat pengklaim kebebasan dan HAM?

Sistem pemerintahan monarki keluarga al-Saud kembali ke abad pertengahan. Masyarakat negara ini tidak menikmati hak-hak sipil paling mendasar mereka. Apakah milenium ketiga, negara seperti ini dapat dengan sendirian mengacau kawasan tanpa bantuan satu negara pun?

Mengapa rezim seperti ini dekat dengan Amerika Serikat dan Eropa pengklaim sebagai penegak demokrasi dan pro-kemanusiaan, serta menyediakan berbagai persenjataan mutakhir kepada al-Saud? Apakah bukan karena Arab Saudi sebagai penjaga kepentingan ilegal AS dan Eropa di kawasan strategis Timur Tengah? Apakah dengan keterkaitan antara ISIS dan Arab Saudi serta ketergantungan Riyadh terhadap pemerintah Barat, kita dapat mempercayai politik mereka dalam membentuk koalisi anti-ISIS? Pada pertemuan selanjutnya kita akan membahas peran Turki sebagai salah satu pendukung pembentukan dan perluasan kelompok teroris ISIS.(IRIB Indonesia)

http://indonesian.irib.ir/ranah/telisik/item/92834-mengenal-kelompok-isis-dan-sepak-terjangnya-3?utm_source=IRIB+Indonesia&utm_medium=facebook&utm_term=Ranah&utm_content=Artikel+Radio


E Book Gratis karya teman

Undang Seminar Riset Situs Gunung Padang dan Situs Goblegi Tepe Turki

$
0
0

1_leaflet_eng

Seminar 24 Maret 2015 di Gd.10 Kampus LIPI Jl.Sangkuriang Bandung Bukti Kebudayaan Hilang dari Zaman Es Terakhir: Studi Banding Situs Gobekli Tepe, Turki dan Gunung Padang Jawa Barat: Pelajaran apa yang dapat kita petik?

Pendahuluan

Situs Gunung Padang walaupun sudah diketahui sejak tahun 1800-an dan mulai diteliti dan dipugar dalam masa pemerintah Indonesia sejak tahun 1980, namun baru sejak empat tahun terakhir menjadi situs cagar budaya yang paling mendapat perhatian dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia dan internasional.

Pengunjung wisata yang sebelumnya sedikit, hanya puluhan orang setiap minggu, tiba-tiba membludak menjadi ribuan, bahkan bisa melebihi jumlah pengunjung yang datang ke Candi Borobudur, ikon budaya Indonesia yang paling terkenal.

Perubahan drastis ini terjadi setelah sekelompok peneliti yang tergabung di Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) memulai survey-nya di tahun 2011 dan ‘membocorkan’ hasilnya secara bertahap kepada masyarakat umum bahwa situs megalitik ini tidak sesederhana yang dipercayai sebelumnya tapi jauh lebih kompleks, megah dan besar berdasarkan berbagai survey pemindaian bawah permukaan dan pengambilan sampel bor yang memperlihatkan sebagian besar badan bangunan situs ternyata tertimbun di bawah tanah dan/atau tersembunyikan dibalik pohon-pohon dan semak belukar yang menutup bukit.

Lebih heboh lagi, setelah dilakukan uji penentuan umur lapisan bangunan batu ternyata perkiraan umurnya sangat fantastis bahwa bangunan situs Gunung Padang dibangun sejak Zaman Es dan kemudian dibangun kembali beberapakali selama Zaman Holocene.

Ide ini bertentangan dengan keyakinan orang selama puluhan tahun bahwa pada Zaman Es budaya manusia masih sangat primitif, hidup hanya dari berburu belum mengenal bertani, beternak, dan bermasyarakat, apalagi mempunyai kemampuan untuk membuat bangunan besar yang tidak sederhana. Dogma ini bukan hanya berlaku di Indonesia yang baru mengenal sejarah tulisan setelah 400 tahun Masehi tapi juga di seluruh dunia, karena peradaban maju tertua yang diketahui dunia baru muncul sejak 9000 tahun lalu (7000 tahun SM), yaitu Bangsa Sumeria di Mesopotamia.

10922420_321562201366289_4171680221430727428_nOleh karena itu temuan baru di Gunung Padang bisa menjadi terobosan dalam sejarah manusia dan ilmu pengetahuan yang akan merubah cara pandang kita tentang masa silam. Apabila benar bahwa peradaban maju sudah mulai ada sejak Zaman Es maka pertanyaan selanjutnya: tidak mungkin jejaknya hanya di Gunung Padang. Perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut dan studi banding tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia.

Situs bangunan besar lain dari Zaman Es yang sudah diakui oleh dunia ilmu pengetahuan “mainstream” adalah Situs Göbekli Tepe di Anatolia Selatan, Turki. Göbekli Tepe yang lokasinya berada di dekat kelahiran Nabi Ibrahim dibangun 11.600 tahun lalu.

Seperti kasus Gunung Padang, fakta ini juga menjadi enigma yang sukar dijelaskan oleh ilmu pengetahuan kita tentang sejarah peradaban manusia. Oleh karena itu sangat menarik dan berguna apabila kasus Gunung Padang dibahas bersama-sama dengan Göbekli Tepe untuk melihat persamaan, perbedaan, dan kemungkinan keterkaitannya dalam berbagai hal.

Apresiasi dan pengakuan pemerintah serta masyarakat terlihat dari banyaknya kunjungan dari berbagai kalangan peneliti, akademisi, para pemerhati, masyarakat umum, dan para pejabat pemerintah terkait mulai dari para pemimpin pemerintah daerah, para menteri, kalangan Pimpinan TNI RI, dan Presiden SBY sendiri yang berkunjung pada tanggal 27 Februari 2014. Pengakuan legal terlihat dari dikeluarkannya Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 430.05/Kep.1578- Disparbud/2013 dan 430.05/Kep.1579-Disparbud/2013 dan revisinya, yaitu: Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 430.05/Kep.302-Disparbud/2014 dan 430.05/Kep.303-Disparbud/2014; Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014 pada bulan Februari 2014 yang menaikkan status Gunung Padang menjadi Situs Cagar Budaya Nasional dan menjadikan luas bangunan situs yang tadinya hanya 1/3 ha menjadi seluas 29 ha;

Dibentuk Tim Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung Padang yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.225/P/2014 pada tanggal 8 Agustus 2014 yang anggautanya adalah TTRM ditambah para ahli dari berbagai institusi dari seluruh Indonesia; dan terakhir adalah Peraturan Presiden No.148 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pelindungan, Penelitian, Pemanfaatan, Dan Pengelolaan Situs Gunung Padang yang ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 2014. Jelas bahwa Situs Gunung Padang sudah menjadi aset Indonesia dan Dunia yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Göbekli Tepe, Monumen Kuil Besar Berumur 11600 tahun (9600 SM) Oleh Andrew Collins Kemunculan tiba-tiba dari sebuah bangunan besar tempat pemujaan di pusat keagamaan seperti Göbekli Tepe di Anatolia tenggara kemungkinan besar merupakan respon terhadap sebuah bencana katastrofi yang kelihatannya diakibatkan oleh tumbukan komet yang terjadi sekitar 10.900 tahun SM – membuat dunia hancur selama ratusan tahun, dan memicu terjadinya zaman es kembali selama 1.300 tahun, dikenal sebagai perioda Younger Dryas.

Apakah Göbekli Tepe dibangun oleh penduduk setempat dengan bantuan dari elit kekuasaan yang datang dengan maksud agar para pendeta dapat mencegah kekuatan supranatural yang dianggap bertanggung jawab atas terjadinya bencana katastrofi tersebut? Apakah struktur situs yang mempunyai pola-pola arah kesejajaran yang presisi terhadap bintang-bintang utama dan jalur besar pemekaran dari Galaxy kita (“the Milky Way”) dimaksudkan agar mendapat akses cepat ke alam angkasa raya untuk tujuan ini? Apabila ide ini benar, apa yang dapat diceritakan tentang peranan Göbekli Tepe dalam sejarah kehidupan manusia, dan apakah ada hubungannya dengan Situs Gunung Padang yang kelihatannya dibangun pada masa yang sama? Pembicara juga menelusuri kemungkinan hubungan antara Gunung Padang dan kebudayaan obsidian Paleolithic-Mesolithic di wilayah cekungan Bandung, dan juga keyakinan asli setempat, seperti mitos bahwa penduduk pertama di Jawa turun dari langit, dikenal sebagai sang Dewi Tenun dan Dewa Anjing Merah. Tradisi keyakinan ini masih kuat sampai sekarang dalam komunitas orang Kalang yang banyak tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur meskipun pada mulanya mereka hidup di tempat yang dekat dengan Gunung Padang di wilayah Bandung, Jawa Barat.

Apakah tradisi kuno ini menyiratkan kunci untuk memahami keyakinan dan karya-karya dari masyarakat kuno yang bertanggung jawab terhadap penciptaan monumen Gunung Padang, dan apakah dapat membantu menjelaskan pola kelurusan arah situs terhadap bagian timur kaldera Gunung Gede-Pangrango? Gunung Padang, Piramida Sundaland Oleh: Danny Hilman Natawidjaja Sejak 2011 ahli geologi Dr. Danny Hilman Natawidjaja dan tim (=Tim Katastrofi purba yang kemudian berkembang menjadi Tim Terpadu Riset Mandiri – TTRM) menduga bahwa bukit Gunung Padang merupakan bukit buatan manusia dan mulai melakukan eksplorasi dengan teknologi pemindaian mutakhir dalam bidang geologi dan geofisika termasuk metoda “Ground Penetrating radar (GPR) atau georadar, tomografi seismik, survey struktur resistivitas dan juga banyak penggalian langsung dan pengambilan sampel mata bor yang dalam. Survey yang intensif dan komprehensif memperlihatkan bahwa Gunung Padang adalah bangunan sangat besar dengan multi-lapisan artifisial dari blok-blok batu andesit, yang tidak hanya menempati bagian puncaknya saja tapi seluruh badan bukit; juga tidak hanya dipermukaan tapi sampai jauh di bawah permukaan; Terlihat juga bukti-bukti kuat dari keberadaan lorong dan ruang-ruang di bawah tanah.

Hasil studi penentuan umur absolut dengan metoda analisa umur karbon yang terkandung dalam tanah-tanah yang berada pada lapisan-lapisan batuan artifisial tersebut menunjukkan bahwa bangunan megalit ini jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya. Struktur megalit termuda yang menempati permukaannya saja berumur sekitar 2500-3500 tahun. Analisa karbon dari Lapisan artifisial ke-dua yang hanya tertimbun satu sampai beberapa meter di bawah tanah memberikan perkiraan umur 6700 sampai 7000 tahun lalu (4700 sampai 5000 tahun SM).

Penentuan umur dari Lapisan ketiga pada kedalaman 5 sampai 15 meter memberikan umur lebih tua dari 9500 tahun lalu, namun hasil karbon dating dari beberapa sampel tanah diantara Lapisan ketiga masih mempunyai ketidakpastian besar yang berkisar dari 10000 sampai 28000 tahun lalu. Walaupun demikian, sudah dapat dikatakan bahwa Gunung Padang mulai dibangun sejak Zaman Es dimana leluhur kita diyakini masih primitif, hidup dengan berburu yang tentunya dianggap tidak mempunyai kemampuan teknis untuk membuat bangunan maju berskala besar.

Oleh karena dapat dipahami apabila temuan ini dianggap sebagai ‘ajaran sesat’ oleh kalangan umum ahli arkeologi. Pembicara juga akan mendiskusikan kasus Gunung Padang dari kacamata geologi, khususnya mengenai sebuah konsep baru bahwa bencana katastropik global dapat menghancurkan dan me“re-start” perkembangan populasi dan budaya manusia.

Fokus pembahasan adalah sejarah bumi sejak 20000 tahun terakhir, yaitu sejak puncak Zaman Es, ketika kemudian suhu bumi mulai memanas dan es mencair, menyebabkan muka air laut naik sekitar 130 meter sampai Mid Holosen (sekitar 7000 tahun lalu). Bencana katastrofi global diindikasikan kuat terjadi ketika masa Younger Dryas (YD) dari 12900 sampai 11600 tahun lalu. YD ditandai oleh turunnya suhu bumi secara drastis yang membuat bumi kembali membeku selama 1300 tahun, dan kemudian diakhiri oleh naiknya kembali suhu bumi secara tiba-tiba, melelehkan Es besar-besaran dan menaikkan airlaut dengan serentak sehingga membanjiri daratan. YD menandai akhir Zaman Pleistosen dan awal Holosen. ‘Sangat kebetulan’ menurut sejarah, awal perkembangan populasi dan peradaban manusia seperti yang kita kenal sekarang dimulai sejak awal Holosen alias setelah YD berakhir.

Jadi, misteri besarnya: Apakah peradaban dunia yang kita kenal sekarang adalah satu-satunya peradaban sejak munculnya manusia modern sekitar 195000 tahun lalu? Atau, Apakah lebih masuk akal untuk mencurigai bahwa populasi manusia dan budayanya pernah hampir musnah ketika YD dan kemudian mulai lagi berkembang? Apabila ide ini benar, apakah peristiwa ini berkaitan dengan sejarah nabi Nuh seperti diceritakan oleh kitab-kitab suci dari agama-agama besar di dunia? Dan apakah peristiwa ini juga yang dimaksud oleh banyak mitos-mitos diberbagai tempat diseluruh dunia tentang bencana katastrofi banjir besar? Dan terakhir, mungkinkah bencana ini juga yang memusnahkan Kerajaan Besar Atlantis yang dikisahkan oleh naskah Critias-nya Plato sudah hancur dan tenggelam oleh banjir besar sekitar 11600 tahun (9600 SM) ?

Budaya Megalitik dan Perkakas Obsidian di Kawasan Danau Bandung Purba dan Manusia Gua Pawon Oleh: Johan Arief Disekitar Danau Bandung pernah ada suatu masyarakat yang hidup pada jaman peralihan Mesolitik-Neolitik, sekitar 2500-1000 SM. Pada saat itu Danau bandung masih ada dan sedang menuju kepada kepunahannya. Bukti-bukti kehidupan mereka diwakili oleh temuan rangka manusia di Gua Pawon dan temuan-temuan artefak antara lain obsidian dan bangunan megalitik seperti menhir dan batu temu-gelang. Ras manusia Pawon diduga mirip dengan manusia Wajak dari Jawa timur yaitu campuran antara ras Mongoloid dan (proto) Australomelanesoid. Mereka adalah masyarakat pemburu-pemungut. Mereka tinggal di guha-guha untuk sementara waktu saja, selama mereka dalam pengembaraan mencari makanan. Dari segi religi ada kemungkinan mereka mempunyai konsep monoteisme, seperti yang diperlihatkan adanya penguburan rangka terlipat (flexed) dan disekitar rangka terdapat benda-benda kubur.

Sebaliknya, di luar kawasan mereka (manusia Pawon), hidup masyarakat lainnya dengan melakukan aktivitas pertanian secara sederhana tanpa sistim irigasi (mungkin berladang) dan salah satu tanaman yang mungkin mereka budi-dayakan adalah pisang. Bukti dari aktivitas pertanian mereka adalah temuan pecahan obsidian yang mana sumber dari obsidian tersebut kemungkinan berasal dari gunung Kendan, Cicalengka. Dari segi religi, mereka tampaknya menganut konsep paganisme yaitu dengan melakukan pemujaan terhadap benda-benda mati seperti batu dan matahari. BIOGRAFI PEMBICARA Pembicara Kunci, Bapak Dedy Mizwar adalah Wakil Gubernur Jawa Barat sejak tahun 2013 sampai sekarang. Sebelumnya produser, sutradara, dan aktor senior yang sangat kondang. Memperoleh banyak penghargaan dari FFI, diantaranya untuk Pemeran Utama dalam Film Sunan Kalijaga (1984), Naga Bonar (1987) dan Naga Bonar Jadi Dua (2007).

Pembicara Kunci, Bapak Dipo Alam adalah Mantan Sekretaris Kabinet (seskab) Republik Indonesia 2009-1014. Sebelumnya Mantan Ketua Mikro Ekonomi ini dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi negara-negara berkembang (Developing Countries) 8 atau D-8 pada tahun 2006, yang bermarkas di Istanbul, Turki.

Pendidikannya antara lain lulus Sarjana Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia (1978), Master of Engineering Management, The George Washington University, USA (1983), Professional Degree, Industrial and Engineering Management The George Washington University, USA (1984), Doctor of Science, The George Washington University, USA (1989). Pembicara, Andrew Collins, adalah seorang wartawan dan penulis sejarah di Inggris.

Dia sudah menulis selusin buku yang menantang persepsi umum tentang masa lalu, diantaranya buku “The Ashes of Angels (1996)”, “Gateway to Atlantis (2000), “The Cygnus Mistery (2006), dan buku teranyarnya yaitu “Göbekli Tepe : Genesis of the Gods” (2014). Dia sekarang meneliti tentang peranan perkawinan hibrid antara populasi manusia “archaic” dan populasi manusia modern terhadap kemunculan peradaban pada Zaman Paleolithic Atas. Andrew adalah salah satu dari peneliti Göbekli Tepe kelas dunia. Pembicara, Danny Hilman Natawidjaja, adalah ahli geologi kondang di LIPI, terkenal di dunia atas kepiawaiannya dalam riset gempa dan tsunami dan mitigasi bencana pada umumnya di Indonesia. Lulus sarjana dari ITB, M.Sc dari University of Auckland New Zealand, dan Ph.D dari California Institute of Technology (Caltech). Dia adalah penerima penghargaan Sarwono Prawirohardjo Award tahun 2005, sebuah penghargaan tertinggi dari LIPI untuk prestasi dalam dunia ilmiah dan kontribusi besar dalam diseminasi pengetahuan ilmiah untuk kepentingan masyarakat umum.

Baru-baru ini, dia terseleksi dalam 10 besar ranking atas ilmuwan Indonesia berdasarkan survey “Google scholar citations” yang dilakukan oleh Project ACUMEN of European Commission 7th Framework Programme, Capacities, Science in Society. Dalam empat tahun terakhir, dia memimpin tim penelitian arkeogeologi dan geofisika di Gunung Padang. Dia ketua survey Tim Katastrofi Purba dan kemudian menjadi TTRM. Dia juga Wakil Ketua Tim Penelitian Cagar Budaya Situs Gunung Padang yang dibentuk oleh Keputusan Gubernur Jawa Barat pada Bulan Desember 2013.

Kemudian dia menjadi Wakil Ketua (bidang geologi) dari Tim Nasional untuk Pengelolaan dan Pelestarian Gunung Padang yang dibentuk oleh Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada bulan Agustus 2014. Dia pengarang buku ‘Plato Tidak Bohong: Atlantis ada di Indonesia’.

Pembicara Johan Arief adalah Staf Pengajar di program studi (prodi) Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1988. S-1 dan S-2 ditempuhnya di jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan gelar Doktor diraih dari Universitas Kyoto, Jepang. Dari Tahun 2001 sd 2004 menjadi dosen di Pusat Penyelidikan Arkeologi Malaysia, Universitas Sain Malaysia di Penang. Aktivitas pasca-doktoral dilakukan dari tahun 2006 sd 2012 di Jepang, Jerman, Belanda dan Amerika. Bidang spesialisasinya bio-anthropologi dan arkeo-geologi (geoarkeologi). Menikah dengan Munafiataun Muniroh, dikarunia 4 orang anak. Saat ini aktif di Kelompok Keahlian (KK) Geologi Terapan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) dan di Fakultas Seni Rupa dan Disain (FSRD), Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu merupakan anggota inti dari Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB).


Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak

$
0
0

Gerbang Trowulan MajapahitMajapahit runtuh bukan sebab serangan Demak, Majapahit runtuh sebab konflik internal di pusat kekuasaan sejak meninggalnya Prabhu Hayam Wuruk. Majapahit runtuh sebab adanya perang saudara yang berkepanjangan yang dimulai dari perang Paregreg.

Perhatikan ungkapan di bawah ini :
Raden Patah akan dianggap sebagai anak yang durhaka dan tak tahu balas budi. Sudah diberi kekuasaan, malah menikam ayahandanya sendiri dari belakang. Ia menyerang dan menghancurkan kerajaan Majapahit.
Fakta sejarah ini sebenarnya tidak didukung oleh bukti-bukti yang akurat. Fakta sejarah ini, terutama dicatat dalam naskah Darmogandul dengan tema Sabdopalon. Dikisahkan, Raden Patah dengan kerajaan barunya, yaitu Kerajaan Demak, menyerang Kerajaan Majapahit yang notabene dipimpin oleh ayah kandungnya sendiri, Bhre Kertabhumi (Brawijaya V).

'Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak</p>
<p>Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak, Majapahit runtuh sebab konflik internal di pusat kekuasaan sejak meninggalnya prabhu Hayam Wuruk. Majapahit runtuh sebab adanya perang saudara yang berkepanjangan yang dimulai dari perang Paregreg.</p>
<p>Perhatikan ungkapan di bawah ini :<br />
Raden Patah akan dianggap sebagai anak yang durhaka dan tak tahu balas budi. Sudah diberi kekuasaan, malah menikam ayahandanya sendiri dari belakang. Ia menyerang dan menghancurkan kerajaan Majapahit.<br />
Fakta sejarah ini sebenarnya tidak didukung oleh bukti-bukti yang akurat. Fakta sejarah ini, terutama dicatat dalam naskah Darmogandul dengan tema Sabdopalon. Dikisahkan, Raden Patah dengan kerajaan barunya, yaitu Kerajaan Demak, menyerang Kerajaan Majapahit yang notabene dipimpin oleh ayah kandungnya sendiri, Bhre Kertabhumi (Brawijaya V).</p>
<p>Pada dasarnya, belum ada bukti konkret tentang kebenaran penyerangan Raden Patah atas Kerajaan Majapahit (di Trowulan). Dalam catatan yang ditulis oleh Darmogandul, Raden Patah menyerang Majapahit dan mengakibatkan runtuhnya Majapahit adalah pada tahun 1478 M.</p>
<p>Padahal, sebagaimana disebutkan oleh Kitab Pararaton, pada tahun-tahun tersebut—yaitu pada tahun 1478—Kerajaan Majapahit justru diserang oleh Samarawijaya dan tiga saudara-saudaranya, karena menganggap raja yang berkuasa di Majapahit, yaitu Raja Dyah Suraprabhawa, tidak berhak atas tahta kerajaan Majapahit. Dyah Suraprabhawa merupakan adik bungsu raja sebelumnya, yaitu Rajasawardhana.</p>
<p>Saat Rajasawardhana wafat, ia digantikan oleh Girisawardhana. Nah, setelah wafatnya Girisawardhana inilah, Dyah Suraprabhawa tampil menjadi raja pengganti. Hal ini menimbulkan ketidakpuasaan putra-putra Rajasawardhana yang merasa lebih berhak atas tahta kerajaan Majapahit.</p>
<p>Pemberontakan Samarawijaya atas Majapahit yang terjadi pada tahun 1478 M tersebut, mengakibatkan tewasnya raja Majapahit (Bhre Kertabhumi) dan Samarawijaya itu sendiri. Dalam Kitab Pararaton kemudian disebutkan dengan, "kapernah paman, bhre prabhu sang mokta ring kadaton i saka 1400" (“paman mereka, sang raja, mangkat di istana tahun 1478”).</p>
<p>Namun demikian, kemenangan telak berada di tangan pasukan Samarawijaya. Hal ini bisa dibaca dalam prasasti Petak yang menuliskan ungkapan "kadigwijayanira sang munggwing jinggan duk ayun-ayunan yudha lawaning majapahit" (“kemenangan Sang Munggwing Jinggan yang naik-jatuh berperang melawan Majapahit”). Inilah akhir dan keruntuhan Kerajaan Majapahit yang sebenarnya. Para putra Rajasawardhana kemudian membentuk kerajaan baru di Dhaha, yaitu kerajaan Keling.</p>
<p>Pada saat yang sama, juga telah berdiri kerajaan Demak yang bercorak Islam sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Hubungan Kerajaan Demak dan Kerajaan Keling memanas, ketika kerajaan yang dipimpin oleh putra Rajasawardhana ini bersekutu dengan orang asing, yaitu Portugis. Karena persekutuan tersebut, Kerajaan Demak yang sudah dipimpin oleh Sultan Trenggono, menyerbu kerajaan Keling. Dan, berakhirlah kerajaan Keling tersebut.</p>
<p>Yang lebih mengenaskan lagi, karena peralihan antara kerajaan Majapahit menuju kerajaan Demak, selalu dihubung-hubungkan sebagai perang "antar-agama", yaitu agama Hindhu-Budha yang dianut Majapahit dan Islam yang telah dianut oleh Kerajaan Demak. Ini adalah suatu fakta yang berlebihan. Sebab, sebagaimana kerajaan-kerajaan di tanah Jawa di era sebelum-sebelumnya, persoalan agama sangat jarang menjadi pemantik konflik, apalagi sampai menyebabkan perang berdarah.</p>
<p>Keruntuhan Kerajaan Majapahit, tidak berkaitan dengan penyerangan Kerajaan Demak dengan alasan keagamaan. Tetapi, keruntuhan Majapahit lebih banyak disebabkan konflik berkepanjangan para pemimpin internal kerajaannya sendiri. Urusan-urusan kerakyatan jadi terabaikan, Negara pun tidak lagi mampu untuk hadir dalam melindungi rakyatnya.</p>
<p>Berdirinya Kerajaan Demak, kemudian menjadi harapan baru bagi rakyat akan hadirnya perubahan yang lebih baik, damai, aman dan sejahtera. Dengan kata lain, tanpa diserang pun, Kerajaan Majapahit pasti akan runtuh sendiri karena sudah kronis dalam konflik tak berkesudahan.</p>
<p>Jatuhnya kerajaan Majapahit<br />
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389 M, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya yang bernama Wirabhumi (Bhre Wirabhumi) yang juga menuntut haknya atas takhta kerajaan. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405 M-1406 M, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi oleh Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.</p>
<p>Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.</p>
<p>Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426 M, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 M sampai 1447 M. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Bhre Wirabhumi. Pada 1447 M, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451 M. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 M. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456 M. Ia kemudian wafat pada 1466 M dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 M pangeran Kertabhumi (Bhre Kertabhumi) memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.<br />
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama Islam sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian Barat Nusantara. Di bagian Barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.<br />
Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus memerintah di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474 M. Pada 1478 M Ranawijaya kemudian berhasil mengalahkan Bhre Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 M hingga 1519 M dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai Utara Jawa.</p>
<p>Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 M(tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1527 M.</p>
<p>Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi "sirna ilang kretaning bumi". Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. </p>
<p>Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah peristiwa gugurnya Bhre Kertabhumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. Menurut prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi dan memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Daha dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi. Peperangan ini dimenangi Demak pada tahun 1527 M. Sejumlah besar abdi istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.</p>
<p>Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527 M, kekuatan kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit. Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.</p>
<p>Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 M dan 1521 M. Demak kemudian memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa-sisa kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung Timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian Barat. </p>
<p>Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru.</p>
<p>Demikian penjelasan tentang Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak, semoga dapat memberikan wawasan berpikir yang baru.'Pada dasarnya, belum ada bukti konkret tentang kebenaran penyerangan Raden Patah atas Kerajaan Majapahit (di Trowulan). Dalam catatan yang ditulis oleh Darmogandul, Raden Patah menyerang Majapahit dan mengakibatkan runtuhnya Majapahit adalah pada tahun 1478 M.

Padahal, sebagaimana disebutkan oleh Kitab Pararaton, pada tahun-tahun tersebut—yaitu pada tahun 1478—Kerajaan Majapahit justru diserang oleh Samarawijaya dan tiga saudara-saudaranya, karena menganggap raja yang berkuasa di Majapahit, yaitu Raja Dyah Suraprabhawa, tidak berhak atas tahta kerajaan Majapahit. Dyah Suraprabhawa merupakan adik bungsu raja sebelumnya, yaitu Rajasawardhana.

Saat Rajasawardhana wafat, ia digantikan oleh Girisawardhana. Nah, setelah wafatnya Girisawardhana inilah, Dyah Suraprabhawa tampil menjadi raja pengganti. Hal ini menimbulkan ketidakpuasaan putra-putra Rajasawardhana yang merasa lebih berhak atas tahta kerajaan Majapahit.

Pemberontakan Samarawijaya atas Majapahit yang terjadi pada tahun 1478 M tersebut, mengakibatkan tewasnya raja Majapahit (Bhre Kertabhumi) dan Samarawijaya itu sendiri. Dalam Kitab Pararaton kemudian disebutkan dengan, “kapernah paman, bhre prabhu sang mokta ring kadaton i saka 1400″ (“paman mereka, sang raja, mangkat di istana tahun 1478”).

Namun demikian, kemenangan telak berada di tangan pasukan Samarawijaya. Hal ini bisa dibaca dalam prasasti Petak yang menuliskan ungkapan “kadigwijayanira sang munggwing jinggan duk ayun-ayunan yudha lawaning majapahit” (“kemenangan Sang Munggwing Jinggan yang naik-jatuh berperang melawan Majapahit”). Inilah akhir dan keruntuhan Kerajaan Majapahit yang sebenarnya. Para putra Rajasawardhana kemudian membentuk kerajaan baru di Dhaha, yaitu kerajaan Keling.

Pada saat yang sama, juga telah berdiri kerajaan Demak yang bercorak Islam sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Hubungan Kerajaan Demak dan Kerajaan Keling memanas, ketika kerajaan yang dipimpin oleh putra Rajasawardhana ini bersekutu dengan orang asing, yaitu Portugis. Karena persekutuan tersebut, Kerajaan Demak yang sudah dipimpin oleh Sultan Trenggono, menyerbu kerajaan Keling. Dan, berakhirlah kerajaan Keling tersebut.

Yang lebih mengenaskan lagi, karena peralihan antara kerajaan Majapahit menuju kerajaan Demak, selalu dihubung-hubungkan sebagai perang “antar-agama”, yaitu agama Hindhu-Budha yang dianut Majapahit dan Islam yang telah dianut oleh Kerajaan Demak. Ini adalah suatu fakta yang berlebihan. Sebab, sebagaimana kerajaan-kerajaan di tanah Jawa di era sebelum-sebelumnya, persoalan agama sangat jarang menjadi pemantik konflik, apalagi sampai menyebabkan perang berdarah.

Keruntuhan Kerajaan Majapahit, tidak berkaitan dengan penyerangan Kerajaan Demak dengan alasan keagamaan. Tetapi, keruntuhan Majapahit lebih banyak disebabkan konflik berkepanjangan para pemimpin internal kerajaannya sendiri. Urusan-urusan kerakyatan jadi terabaikan, Negara pun tidak lagi mampu untuk hadir dalam melindungi rakyatnya.

Berdirinya Kerajaan Demak, kemudian menjadi harapan baru bagi rakyat akan hadirnya perubahan yang lebih baik, damai, aman dan sejahtera. Dengan kata lain, tanpa diserang pun, Kerajaan Majapahit pasti akan runtuh sendiri karena sudah kronis dalam konflik tak berkesudahan.

Jatuhnya kerajaan Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389 M, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya yang bernama Wirabhumi (Bhre Wirabhumi) yang juga menuntut haknya atas takhta kerajaan. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405 M-1406 M, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi oleh Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.

Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.

Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426 M, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 M sampai 1447 M. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Bhre Wirabhumi. Pada 1447 M, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451 M. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 M. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456 M. Ia kemudian wafat pada 1466 M dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 M pangeran Kertabhumi (Bhre Kertabhumi) memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama Islam sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian Barat Nusantara. Di bagian Barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus memerintah di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474 M. Pada 1478 M Ranawijaya kemudian berhasil mengalahkan Bhre Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 M hingga 1519 M dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai Utara Jawa.

Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 M(tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1527 M.

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi “sirna ilang kretaning bumi”. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”.

Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah peristiwa gugurnya Bhre Kertabhumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. Menurut prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi dan memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Daha dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi. Peperangan ini dimenangi Demak pada tahun 1527 M. Sejumlah besar abdi istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.

Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527 M, kekuatan kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit. Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.

Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 M dan 1521 M. Demak kemudian memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa-sisa kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung Timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian Barat.

Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru.

Demikian penjelasan tentang Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak, semoga dapat memberikan wawasan berpikir yang baru.

'Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak</p>
<p>Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak, Majapahit runtuh sebab konflik internal di pusat kekuasaan sejak meninggalnya prabhu Hayam Wuruk. Majapahit runtuh sebab adanya perang saudara yang berkepanjangan yang dimulai dari perang Paregreg.</p>
<p>Perhatikan ungkapan di bawah ini :<br />
Raden Patah akan dianggap sebagai anak yang durhaka dan tak tahu balas budi. Sudah diberi kekuasaan, malah menikam ayahandanya sendiri dari belakang. Ia menyerang dan menghancurkan kerajaan Majapahit.<br />
Fakta sejarah ini sebenarnya tidak didukung oleh bukti-bukti yang akurat. Fakta sejarah ini, terutama dicatat dalam naskah Darmogandul dengan tema Sabdopalon. Dikisahkan, Raden Patah dengan kerajaan barunya, yaitu Kerajaan Demak, menyerang Kerajaan Majapahit yang notabene dipimpin oleh ayah kandungnya sendiri, Bhre Kertabhumi (Brawijaya V).</p>
<p>Pada dasarnya, belum ada bukti konkret tentang kebenaran penyerangan Raden Patah atas Kerajaan Majapahit (di Trowulan). Dalam catatan yang ditulis oleh Darmogandul, Raden Patah menyerang Majapahit dan mengakibatkan runtuhnya Majapahit adalah pada tahun 1478 M.</p>
<p>Padahal, sebagaimana disebutkan oleh Kitab Pararaton, pada tahun-tahun tersebut—yaitu pada tahun 1478—Kerajaan Majapahit justru diserang oleh Samarawijaya dan tiga saudara-saudaranya, karena menganggap raja yang berkuasa di Majapahit, yaitu Raja Dyah Suraprabhawa, tidak berhak atas tahta kerajaan Majapahit. Dyah Suraprabhawa merupakan adik bungsu raja sebelumnya, yaitu Rajasawardhana.</p>
<p>Saat Rajasawardhana wafat, ia digantikan oleh Girisawardhana. Nah, setelah wafatnya Girisawardhana inilah, Dyah Suraprabhawa tampil menjadi raja pengganti. Hal ini menimbulkan ketidakpuasaan putra-putra Rajasawardhana yang merasa lebih berhak atas tahta kerajaan Majapahit.</p>
<p>Pemberontakan Samarawijaya atas Majapahit yang terjadi pada tahun 1478 M tersebut, mengakibatkan tewasnya raja Majapahit (Bhre Kertabhumi) dan Samarawijaya itu sendiri. Dalam Kitab Pararaton kemudian disebutkan dengan, "kapernah paman, bhre prabhu sang mokta ring kadaton i saka 1400" (“paman mereka, sang raja, mangkat di istana tahun 1478”).</p>
<p>Namun demikian, kemenangan telak berada di tangan pasukan Samarawijaya. Hal ini bisa dibaca dalam prasasti Petak yang menuliskan ungkapan "kadigwijayanira sang munggwing jinggan duk ayun-ayunan yudha lawaning majapahit" (“kemenangan Sang Munggwing Jinggan yang naik-jatuh berperang melawan Majapahit”). Inilah akhir dan keruntuhan Kerajaan Majapahit yang sebenarnya. Para putra Rajasawardhana kemudian membentuk kerajaan baru di Dhaha, yaitu kerajaan Keling.</p>
<p>Pada saat yang sama, juga telah berdiri kerajaan Demak yang bercorak Islam sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Hubungan Kerajaan Demak dan Kerajaan Keling memanas, ketika kerajaan yang dipimpin oleh putra Rajasawardhana ini bersekutu dengan orang asing, yaitu Portugis. Karena persekutuan tersebut, Kerajaan Demak yang sudah dipimpin oleh Sultan Trenggono, menyerbu kerajaan Keling. Dan, berakhirlah kerajaan Keling tersebut.</p>
<p>Yang lebih mengenaskan lagi, karena peralihan antara kerajaan Majapahit menuju kerajaan Demak, selalu dihubung-hubungkan sebagai perang "antar-agama", yaitu agama Hindhu-Budha yang dianut Majapahit dan Islam yang telah dianut oleh Kerajaan Demak. Ini adalah suatu fakta yang berlebihan. Sebab, sebagaimana kerajaan-kerajaan di tanah Jawa di era sebelum-sebelumnya, persoalan agama sangat jarang menjadi pemantik konflik, apalagi sampai menyebabkan perang berdarah.</p>
<p>Keruntuhan Kerajaan Majapahit, tidak berkaitan dengan penyerangan Kerajaan Demak dengan alasan keagamaan. Tetapi, keruntuhan Majapahit lebih banyak disebabkan konflik berkepanjangan para pemimpin internal kerajaannya sendiri. Urusan-urusan kerakyatan jadi terabaikan, Negara pun tidak lagi mampu untuk hadir dalam melindungi rakyatnya.</p>
<p>Berdirinya Kerajaan Demak, kemudian menjadi harapan baru bagi rakyat akan hadirnya perubahan yang lebih baik, damai, aman dan sejahtera. Dengan kata lain, tanpa diserang pun, Kerajaan Majapahit pasti akan runtuh sendiri karena sudah kronis dalam konflik tak berkesudahan.</p>
<p>Jatuhnya kerajaan Majapahit<br />
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389 M, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya yang bernama Wirabhumi (Bhre Wirabhumi) yang juga menuntut haknya atas takhta kerajaan. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405 M-1406 M, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi oleh Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.</p>
<p>Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.</p>
<p>Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426 M, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 M sampai 1447 M. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Bhre Wirabhumi. Pada 1447 M, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451 M. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 M. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456 M. Ia kemudian wafat pada 1466 M dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 M pangeran Kertabhumi (Bhre Kertabhumi) memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.<br />
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama Islam sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian Barat Nusantara. Di bagian Barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.<br />
Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus memerintah di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474 M. Pada 1478 M Ranawijaya kemudian berhasil mengalahkan Bhre Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 M hingga 1519 M dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai Utara Jawa.</p>
<p>Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 M(tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1527 M.</p>
<p>Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi "sirna ilang kretaning bumi". Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. </p>
<p>Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah peristiwa gugurnya Bhre Kertabhumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. Menurut prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi dan memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Daha dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi. Peperangan ini dimenangi Demak pada tahun 1527 M. Sejumlah besar abdi istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.</p>
<p>Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527 M, kekuatan kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit. Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.</p>
<p>Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 M dan 1521 M. Demak kemudian memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa-sisa kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung Timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian Barat. </p>
<p>Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru.</p>
<p>Demikian penjelasan tentang Majapahit runtuh bukan sebab serangan Demak, semoga dapat memberikan wawasan berpikir yang baru.'


REVOLUSI YAMAN DALAM KALAM SUCI NABI SAW

$
0
0

Originally posted on Satu Islam:

abdul malik al-houthi

“Ketahuilah sesungguhnya kami tidak menginginkan PERMUSUHAN dan PEPERANGAN tetapi kami punya hak untuk MEMBELA DIRI karena kami HIDUP dan CERDAS”.(Ayatullah Sayyid Ali Khamene’i)

Setiap perlawanan (Revolusi) yang dikomandoi keluarga Nabi Saw umumnya berhasil dengan gemilang, sebagai contoh Revolusi Al-Husain yang menjadi inspirator perjuangan sepanjang masa.

Selanjutnya Revolusi Islam Iran yg dipimpin Sayyid Ruhullah al-Musawi (Imam Khomeini) yang kini menjadikan Iran sebagai negara Islam terkuat di dunia.

Disusul perlawanan Hizbullah Lebanon yang dipimpin Sayyid Hasan Nasrallah yang membuat Israel datuk angkara murka tak berkutik.

Demikian pula revolusi Yaman melawan kezaliman rezim dan konspirasi raja-raja Arab dan Amerika, yang dipimpil Sayyid Abdul Malik al-Houthi juga akan membawa kejayaan. Al-Houthi sendiri merupakan nama dari salah satu kabilah/suku di Yaman.

Faktor “darah Nabi” yang mengalir dalam diri Sayyid Abdul Malik al-Houthi menjadi magnet yang mempersatukan Sunni-Syiah di Yaman, dan menjadi pemantik bara perlawanan, sebagaimana bara api yg disirami darah Al-Husain.

Setiap perlawanan yang dikomandoi…

View original 844 more words


Article 6

$
0
0

Membaca Krisis Yaman dari Perspektif Geopolitik dan Kawasan

Menelaah Yaman di tengah gempuran militer Arab Saudi dan aliansi Gulf Cooperation Council (GCC) atau Dewan Kerjasama Teluk, termasuk ada militer Sudan di dalamnya, juga Mesir, ada Maroko, dll bahkan Israel, ibarat menembak target sasaran yang bergerak. Artinya, akurasi telaah pasti cenderung bergerak, nisbi, atau relatif. Apalagi jika pisau analisa hanya berbasis atas konflik antarmazhab, atau pertikaian aliran dalam agama (Islam), kemungkinan kadar akurasinya jauh dari harapan, mengingat konflik apapun di muka bumi terutama konflik berskala besar sifatnya hanya “tema” belaka, karena niscaya tersimpan hidden agenda serta bercokol “skema” lain yang hendak ditancapkan. All warfare is deception, kata Sun Tzu. “Semua perang adalah tipuan.” Namun kendati sebatas tema —tipuan— konflik antarmazhab tetap dijadikan keping ulasan walau cuma menyambung bahasan, bukan inti bahasan.

Skala krisis di Yaman bukanlah konflik mikro yang dapat diselesaikan melalui perjanjian damai, rekonsiliasi, atau islah, namun konflik dimaksud memiliki dimensi makro (geopolitik, geostrategi dan geoekonomi) oleh karena terkait hegemoni superpower dan niscaya tersirat kepentingan para adidaya. Nah, tulisan ini coba mem-breakdown perang tersebut dari perspektif geopolitik dan kawasan, kenapa demikian?

 

Bahwa kawasan sebagai keadaan atau kondisi statis merupakan kepingan puzzle agar kajian tidak meluas kemana-mana, selain perilaku geopolitik (para adidaya) kerapkali memetakan (mapping) kawasan sebagai obyek atau sasaran kolonialisme. Dan kawasan itu sendiri, dalam perspektif hegemoni adidaya juga sering ditempatkan sebagai pijakan bagi geostrategi dalam rangka menguasai kawasan-kawasan lain (geoekonomi). Inilah kemasan kolonialisme di muka bumi.

 

Sedangkan alasan kenapa geopolitik dijadikan pisau bedah menguak peristiwa ini, memang ia lazim digunakan oleh kalangan global review sebab sifatnya multi dimensi, lintas ilmu, serta mampu menguak hal tersirat daripada yang tersurat, ataupun dapat melihat latar ‘mengapa krisis terjadi’ bukannya sebatas pada kajian ‘apa yang tengah terjadi’.

 

Tak ada maksud menggurui siapapun dalam kajian ini selain sharing wawasan (bukan cuma kedalaman) semata. Bila ada perbedaan perdapat baik arti, maksud dan makna, mohon dimaklumi. Artinya bila ditemui perbedaan nantinya, anggap sebagai kewajaran yang perlu didiskusikan lebih dalam untuk mengurai kebenaran sesungguhnya, bukan malah timbul syak wasangka, dsb apalagi sampai memunculkan rasa saling curiga. Inilah uraiannya secara garis besar lagi sederhana.

 

Yaman adalah negeri kaya minyak dan emas, namun hingga kini rakyatnya miskin, mengapa? Jawabannya simpel: “Karena yang mengeruk keuntungan justru perusahaan-perusaan asing yang mengelola sumberdaya alam (SDA)-nya.” Inilah data dan fakta riil. Kok, mirip Indonesia? Ya. Berulang ganti elit kekuasaan dalam beberapa dasawarsa pun tidak mampu membuat rakyatnya berdaya, tak jua bangkit dari kemiskinan.

 

Dalam “Musim Semi Arab” atau Arab Spring era 2011-an kemarin misalnya, Yaman pun kembali bergolak sehingga Ali Abdullah Saleh terjungkal dari kepresidenan lalu digantikan Mansour Hadi, si “boneka” asing dan pro Barat. Tidak boleh dipungkiri memang, fenomena Kebangkitan Islam tampaknya bersemi di tengah Musim Semi Arab itu sendiri. Di tengah geliat aksi massa, rakyat tidak cuma meminta ganti rezim, tetapi juga ingin ganti sistem, dsb. Itulah tampak luar atas ruh Kebangkitan Islam.

 

Apa boleh buat. Peperangan asimetris atau populer disebut asymmetric warfare bertajukArab Spring dalam model gerakan massa yang digelar oleh Barat (Amerika/AS dan sekutu) di Jalur Sutera —akibat Kebangkitan Islam— menjadi out of control (lepas kendali). Di Mesir misalnya, Mohamad Morsi yang mengganti Hosni Mobarak meski riil buah dari gerakan massa (demokrasi) ala Barat, akhirnya toh didongkel oleh junta militer pimpinan Jenderal al Sisi. Agaknya hal serupa terjadi di Yaman, karena Mansour Hadi —si boneka Barat— seperti halnya Morsi di Mesir, ia pun dijatuhkan dari kekuasaan oleh milisi atau pasukan al Houthi.

 

Milisi al Houthi sebenarnya (dianggap rakyat) bukan pemberontak di Yaman meski media-media mainstrem menyebutnya pemberontak, kenapa? Bahwa cap dan stigma ‘pemberontak’ terhadap al Houthi, lebih disebabkan faktor berseberangan (‘ideologi’) dengan Arab Saudi, si ketua GCC. Ya, al Houthi bermazhab syiah, sementara Arab Saudi merupakan rezim wahabi dan sunni. Namun di luar pertikaian tersurat —sekali lagi, “tema”— di atas permukaan tadi (entah antara syiah versus sunni, atau wahabi versus non wahabi dsb), al Houthi didukung oleh para pemilih syah di Yaman.

 

Secara fisik, bahwa antara al Sisi di Mesir dengan al Houthi di Yaman ada ‘kesamaan nasib politik’ karena keduanya adalah side effect (dampak samping) atas Kebangkitan Islam yang mengakibatkan “Arab Spring”-nya Barat di Jalur Sutera, lepas kendali. Ya. Jalur Sutera atau The Silk Road merupakan kawasan kaya emas, minyak, dan gas bumi. Ia adalah jalur ekonomi sekaligus jalur legenda militer dunia. Jalur yang merupakan ‘garis pembatas’ antara Dunia Barat dan Dunia Timur dimana melintang dari perbatasan Cina – Rusia hingga ke Maroko.

 

Kembali ke konflik Yaman. Setidaknya, ada sedikit kejanggalan pada serbuan militer Arab Saudi dkk di Yaman, karena Mesir pun ternyata terlibat sebagai agresor, kenapa? Pertanyaan ini agak sulit dijawab bila mengingat ‘kesamaan nasib politik’ antara al Sisi dan al Houthi, namun jawaban singkatnya ialah: “Kharakter dan perkembangan politik, khususnya politik global itu bersifat turbulent (tiba-tiba) dan unpredictable (sulit diramalkan)”. Tak ada kawan dan lawan abadi melainkan kepentingan. Mungkin itulah jawaban sementara guna menghindari berlarutnya diskusi, sedang hal tersebut bukanlah substasi bahasan nantinya.

 

Fakta lain yang mencengangkan, bahwa milisi al Houthi berhasil merebut Aden, kota pelabuhan internasional di Teluk Aden. Betapa teluk dimaksud merupakan lintasan pelayaran menuju Laut Merah, Terusan Suez dan Laut Tengah (Mediterania), jalur lalu lintas pelayaran (perdagangan) dunia. Dan selain Selat Hormuz dan Selat Malaka, Laut Merah juga dinilai sebagai chokepoint shipping in the world. Jalur sibuk pelayaran. Aden masuk dalam Bab el-Mandeb, kawasan sibuk keempat dunia karena dilintasi 3,3 juta barel setiap harinya.

 

Selanjutnya, sebagai kilasan tentang kondisi lalu lintas kawasan dan jalur pelayaran, bahwa lintasan tersibuk atas kapal-kapal tanker pembawa minyak memang ada di Selat Hormuz karena mengangkut 17 juta barel per hari; tersibuk kedua ialah Selat Malaka mencapai 15 juta barel setiap hari; kemudian disusul Terusan Suez sebagai jalur tersibuk ketiga sebab dilintasi 4,5 juta barel/hari; Bab el-Mandeb termasuk kawasan sibuk keempat (3,3 jta barel); kemudian Teluk Turkey 2,4 juta barel/hari; kawasan Baku-Tbilisi-Ceyhan atau BTC pipelinesejumlah 1 juta barel/hari; Kanal Panama dilintasi 0,5 juta barel per hari, dan lain-lain.

 

Pertanyaan menggelitik muncul, “Berapa juta barel per hari yang melintas di Selat Sunda, Selat Lombok, dan selat-selat lain di Indonesia?” Gubernur Lemhanas pernah menyatakan, akibat faktor (takdir) geoposisi silang Indonesia di antara dua samudera dan dua benua, maka 50% perdagangan dunia melintas di jalur perairan kita. “Kenapa ia tidak terdata, atau sengaja tidak didatakan?”

 

Kembali ke topik bahasan. Menengok sistem kendali oleh Paman Sam terhadap kawasan serta jalur minyak di atas. US Central Command (USCENTCOM) misalnya, didukung oleh Armada-5 Amerika mengendalikan hilir mudik tanker-tanker minyak di Selat Hormuz dan Bab el-Mandeb; sedang Armada-7 memantau Selat Malaka; Armada-6 mengawasi Terusan Suez, Selat Turkey, BTC pipeline, dan lain-lain. Inilah sekilas mapping kendali Barat atas kawasan dan jalur-jalur minyak di seputaran perairan pada Jalur Sutera.

 

Fakta lain lagi, bahwa milisi al Houthi adalah proxy (perpanjangan)-nya Iran yang didukung oleh Cina dan Rusia. Hal ini terbaca, bahwa konflik Yaman merupakan efek rezim bipolar —bukan multi-polar— namun dalam konteks antara Barat dan Timur, bukan dua negara semacam Amerika versus Uni Soviet dulu. Barat dalam hal ini adalah AS dan sekutu, sedang Timur diwakili oleh Cina, Rusia, Iran dan beberapa negara di BRICs.

 

“Konflik lokal bagian daripada konflik global.” Ini asumsi logis. Konflik di Yaman sebagai contoh aktual, bukanlah hanya melulu persoalan (lokal) kawasan, niscaya terkait geopolitik global. Tak bisa tidak, maka melalui asumsi ini dapat diurai hakiki skenario, bahwa pertempuran di Yaman meskipun tanpa kehadiran fisik AS dan sekutu secara nyata (kecuali Israel yang ikut penyerbuan), namun sebenarnya merupakan pertikaian antara Barat versus Cina (dan Rusia + Iran) sebagaimana peperangan di Ukraina, konflik di Syria, termasuk pula potensi konflik yang bakal meledak di Semenanjung Korea antardua Korea (Utara versus Selatan) dalam skema perebutan sistem kontrol lalu lintas perdagangan (minyak) dunia. If you would understand world geopolitic today, follow the oil, kata Deep Soat. Inilah kemasan proxy war dalam artian negara lain dijadikan “medan tempur”-nya.

 

Maka dapat diduga, bahwa penyebab utama serbuan militer Arab Saudi dan aliansi ke Yaman, jelas atas restu dan “suruhan” Paman Sam karena manuver milisi al Houthi sudah merambah ke Aden, Kawasan Bab el-Mandeb. Sudah barang tentu langkah Houthi amat mengusik Barat cq AS yang selama ini mengontrol Teluk Aden via Armada ke 5 Amerika. Dalam perspektif hegemoni superpower, siapapun kompetitor dan berpotensi mengganggu kepentingan geopolitik serta geostrategi kawasan AS, mutlak hukumnya untuk dilemahkan dari sisi internal melalui smart power (perang nirmiliter), ataupun diserbu dengan cara hard power (kekuatan militer) baik langsung maupun secara tidak langsung via para negaraproxy seperti yang kini berlangsung di Yaman.

 

Dengan demikian, bagi Barat — krisis di Yaman kali ini mungkin dianggapnya PERANG TERMURAH, kenapa? Karena selain tanpa repot mengupayakan terbitnya Resolusi PBB, juga ia tidak perlu ikut dalam invasi militer, cukup dihembuskan isue destabilisasi kawasan berkenaan konflik antarmazhab di Jalur Sutera, lantas wilayah target pun bergolak. Itulah yang sekarang terjadi.

 

Sesuai prolog catatan ini, analisa ini memang masih bersifat nisbi dan relatif, bukan final akurasi —target masih bergerak, peperangan tengah berlangsung— namun jika merujuk hal-hal di atas, masih pantaskah apabila dunia larut oleh isue-isue bahwa konfik di Yaman akibat pertikaian antarmazhab dalam agama (Islam)?

 

Terimakasih

 

 

Bab el-Mandeb, kawasan tersibuk keempat dalam hal lalu lintas perdagangan dunia karena dilintasi  minyak 3,3 juta barel setiap harinya.Bab el-Mandeb, kawasan tersibuk keempat dalam hal lalu lintas perdagangan dunia karena dilintasi minyak 3,3 juta barel setiap harinya.

 

Perang di Yaman merupakan perang termurah bagi Paman Sam karena cukup melalui para negara proxy sajaPerang di Yaman merupakan perang termurah bagi Paman Sam karena cukup melalui para negara proxy saja

 


Waspada ! Ada Bahaya Perang Asimetris di depan mata

$
0
0

Waspada ! Ada Bahaya Perang Asimetris di depan mata

By ST Natanegara

Perubahan geopolitik di Timur Tengah jangan melenakan kita akan perubahan geopolitik di kawasan Asia Tenggara

“If you would understand world geopolitics today, follow the oil”, jangan salah, selain ikuti sumbernya ikuti juga jalur distribusinya, Barang siapa ingin memahami geopolitik maka ikuti fluktuasi oil dan telusuri sumber energi…. saya tambahkan ikuti juga jalur distribusinya, Maka dimana sumber energi itu melimpah, kepentingan banyak negara akan beradu kuat disana, termasuk pengamanan jalur distribusinya.

Terkait konflik di Yaman tidak bisa dilepaskan dari kepentingan pengamanan sumber dan jalur distribusi energi, Banyak yang bertanya, kok negara2 di Timeng doyan banget berperang? kawasan jantung dunia ini memang berhawa “panas”, Sejak perang Teluk I, banyak analis menyatakan bahwa siapa saja yang ingin kuasai dunia maka hendaknya bisa kuasai Timteng

Tidak bisa dibantah bahwa Dunia sekarang bergerak tergantung asupan energi yang mana mayoritas disuplai oleh kawasan Timur Tengah, USA dalam hal ini telah menang langkah dengan berhasil membuat Timur Tengah tergantung padanya, termasuk penggunaan dolar dalam transaksi, Mayoritas negara-negara Timur Tengah berada dalam “kontrol” terbatas oleh USA, nuansa saling ketergantungan tercipta, Setelah sumber oil dan gas “bisa” diamankan, selanjutnya tentu saja menjamin keamanan jalur distribusinya, disinilah Indonesia terkait

USA tergantung Timteng, Rusia lebih bisa mandiri dan Tiongkok punya strateginya sendiri, ketiganya terkait dalam isu energy security, Geopolitik dunia semakin berkembang, tidak hanya dipengaruhi sumber energi tapi juga isu ketahanan dan jaminan pasokan energi, Bahkan sudah banyak makalah yang menyebutkan bahwa dunia sekarang sedang dalam kondisi perang memperebutkan sumber daya global, USA, Rusia, Tiongkok, India, Canada, Uni Eropa dan banyak negara besar lainnya sedang memperebutkan sumber energi

Dimana posisi Indonesia?

Kita termasuk negara penghasil energi walaupun terbatas dan negara yang menguasai jalur distribusi energi, Kita punya selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok yang sejatinya diperebutkan kontrolnya oleh banyak negara, Kita masih ingat bagaimana getolnya USA berusaha mengontrol keamanan di Selat Malaka…. hingga memamerkan kekuatan militernya di Singapura, Beberapa strategi telah dijalankan oleh USA untuk menegaskan keberadaannya di Asia khususnya Asia Tenggara dan Samudera Hindia

USA ingin secepatnya membangun sistem pertahanan rudal di Asia yang tentu saja ditujukan untuk mengimbangi dominasi Tiongkok dan India, USA juga telah menyatakan akan memperluas keikutsertaan militernya di Asia Tenggara dan Samudera Hindia dengan cover pengamanan laut, USA telah menyatakan akan meningkatkan kerjasamanya dengan Australia dan dibuktikan dengan penempatan pasukan di Darwin, USA juga telah memperkuat kerjasama militer dengan Singapura dan memang alutsistanya terlihat sering parkir di Singapura

Apakah hanya USA saja yang berkepentingan dengan Asia Tenggara khususnya Indonesia? tidak karena Tiongkok pun mulai masuk, Sebagai salah satu negara pengguna energi terbesar di dunia, sudah pasti Tiongkok mencemaskan keamanan jalur distribusi energi ke Tiongkok, Terkait jaminan pasokan energi, mau tidak mau Tiongkok harus menoleh ke Asia Tenggara khususnya Indonesia, Selat Malaka menjadi perhatian pemerintahan Tiongkok, mereka merasa berkepentingan untuk mengontrol keamanan jalur laut ini

Tiongkok dan USA menyadari pentingnya kontrol di Samudera Hindia dan Selat Malaka karena sangat strategis sebagai jalur distribusi, 70% perdagangan dunia melewati Samudera Hindia 25% perdagangan minyak dan gas melalui Selat Malaka, sangat strategis, Saya yakin bahwa pertemuan Presiden Jokowi dengan pemimpin Tiongkok kemarin pasti juga membicarakan isu yang ini

Tiongkok tidak mengutamakan pendekatan militernya, tapi sedang menerapkan strategi pendekatan ekonomi melalui investasi, Sudah pernah saya bahas mengenai strategi Tiongkok dengan konsep new silk roadnya yang mana bertemu dengan strategi Poros Maritim Jokowi, Mau tidak mau memang Indonesia akan berbenturan dengan kepentingan Tiongkok, sumber terpercaya mengatakan Indonesia jadi target, Indonesia menjadi salah satu terget yang hendak dikucuri miliaran dolar dalam bentuk investasi bercover kemitraan strategis, Bahkan Indonesia dipilih sebagai lokasi kantor pusat bank insfrastruktur yang mana Tiongkok sbg motornya dengan kucuran modal 50Miliar USD

Inilah kenapa saya sering mengingatkan Pemerintah mengenai penerapan visi dan misi Poros Maritim harus mempertimbangan geopolitik kawasan, Dalam mengaplikasikan strategi Poros Maritim, pengambil kebijakan harus memiliki pemahaman dan geopolitic awareness, agar tidak dilindas

Selat Lombok, Selat Malaka dan Selat Sunda adalah harta dan sekaligus modal yang sangat berharga dalam membangun wibawa negara, Australia, Tiongkok, New Zealand, Singapore, Malaysia, Korea, Jepang dan negara Timteng sangat tergantung pada perairan Indonesia, Dengan posisi demikian, tidak salah jika dikatakan hidup matinya Australia dan Singapura itu tergantung Indonesia, Bayangkan jika Indonesia punya pemimpin berkepala batu yang kemudian berani menutup Selat Malaka, Selat Lombok dan Selat Sunda?

Pemerintah mau tidak mau harus mempertimbangkan pergeseran geopolitik dari kawasan Timteng ke kawasan Asia Tenggara, Seyogyanya strategi Poros Maritim betul-betul memperhatikan isu geopolitik sebagai dasar penyusunan kebijakan teknis pendung Poros Maritim. Tidak boleh lagi Indonesia hanya dijadikan sebagai proxy economic war, diciptakan sebagai negara konsumsi bergantung impor, Poros Maritim harus mempertimbangkan masalah penempatan pasukan marinir USA di Darwin, mempertimbangkan keberadaan USA di Singapura, Mempertimbangkan penguatan kontrol USA di selat Malaka dan penguasaan udara oleh Singapura, Harus pula mempertimbangkan nilai strategis Selat Sunda, Selat Lombok dan selat2 lainnya apabila kita lepas kontrol di Selat Malaka

Bila Poros Maritim tidak bisa melihat perubahan geopolitik sebagai pijakan utamanya, maka tak ubahnya sebagai konsep setengah jadi, Tanpa mempertimbangkan perubahan geopolitik kawasan, Poros Maritim hanya enak didengar tapi sulit dipraktekkan, Mendekatkan diri ke Tiongkok menjadi hal yang dibenarkan selama dalam batas kerjasama strategis yang setara dan saling menguntungkan

Indonesia harus memiliki cara dan skenario yang cukup strategis sebagai panduan untuk membangun kerjasama strategis dengan Tiongkok, Kita harus waspada dengan yang ada di Selatan, juga Utara yang siap membelanjakan ribuan miliar Dolar untuk memperluas pengaruhnya, Jokowi dan JK harus punya pijakan yang kuat karena bila tidak maka Indonesia bisa masuk perangkap Tiongkok lewat skenario kerjasama ekonomi. Jika sebelumnya hanya Timur Tengah, sekarang siapapun yang menguasai Samudera Hindia, maka dapat menjadi pemimpin dalam percaturan dunia!

Dari uraian yang telah saya sampaikan, setidaknya anda bisa membayangkan apa sebenarnya yang akan kita hadapi di masa depan….

Perang Asimetris

Winning the hearts and minds of the people ini paling utama dalam perang asimetris seperti yang terjadi dewasa ini, Bagaimana cara si lemah mengalahkan si kuat? tentunya seluruh potensi si lemah harus digunakan untuk menekan titik lemah si kuat

Dalam perang asimetris, pemikiran maupun strategi yang digunakan memang tidak terpaku pada aturan perang yang selama ini ada, Contoh paling ekstrim adalah strategi digital media campaign yang dilakukan oleh ISIS maupun Al Qaedah…. menjadikan terlihat sangat kuat

IS maupun Al Qaedah tau betul yang namanya deterrent effect itu apa, rilis propaganda mereka jelas mampu menggetarkan banyak pihak, Dengan digital media campaign yang terorganisir rapi, baik ISIS maupun Al Qaeda mampu mengundang banyak simpatisannya bergabung

Perang asimetris memang selalu melibatkan si lemah melawan si kuat, si lemah ini bisa berupa sebuah negara, organisasi maupun kelompok, Keunggulan si lemah dalam perang asimetris adalah keleluasaannya untuk bergerak lebih dinamis, .Keleluasaan untuk bergerak adalah keunggulan ISIS dan Al Qaedah, mereka tau bagaimana memenangkan hati dan pikiran pendukungnya, Strategi propaganda melalui media dikombinasikan dengan aksi dilapangan menjadikan mereka melenggang leluasa memenangkan banyak palagan, Menghadapi si lemah yang tau bagaimana meracik strategi dalam perang asimetris sangatlah sulit, alih2 menang malah bisa jadi bumerang

Bagaimana dengan krisis di Yaman? konflik inipun menjurus ke perang asimetris antara si kuat koalisi Arab melawan pemberontah Houthi, Belum bisa diramalkan apa hasil dari kampanye perang yang dilakoni koalisi Arab pimpinan Arab Saudi ini dengan operasi “Decisive Strorm”nya, Pemberontak Houthi memiliki keunggulan sebagai aktor non negara dalam konflik ini, mereka bebas bergerak dan merilis propagandanya, Mereka berada di posisi yang lebih kuat dan unggul untuk pencitraan di media karena berada disisi dimana rakyat berada sebagai korban

Arab Saudi Cs. memang mengatakan target “Decisive Strorm” adalah mengembalikan kekuasaan Presiden Yaman dan menciptakan stabilitas keamanan,Walaupun mungkin target pertama tersebut bisa berhasil tapi operasi ini memunculkan kesan arogan dimata rakyat Yaman, Gerilyawan Houthi juga tau bagaimana berperan dalam konflik ini, rilis berita tentang korban sipil disebar luaskan, Dukungan dari negara yang sepaham pun dimanfaatkan, bahkan pendukung utamanya juga sedang memainkan peranan meraih dukungan internasional

Konflik Yaman ini banyak faktor yang menarik untuk dianalisis, mulai dari pertentangan agama sampai faktor geopolitik dan geostrategi, Setiap faktor tersebut memiliki andil sebagai pemicu pecahnya konflik antara koalisi Arab melawan Pemberontah Syiah Houthi, Analis banyak yang mengutarakan bahwa konflik Yaman ini hanyalah front baru tempat perebutan pengaruh seperti terjadi di Irak dan Suriah, Kemenangan Pemberontah Houthi bagaimanapun juga menjadi warning serius bagi negara2 sekitar Yaman terutama negara monarki Arab, Kemenangan Houthi ini menjadi warning meningkatnya pengaruh Iran dikawasan Timur Tengah menyusul peran aktifnya di Irak dan Suriah

Dalam perspektif koalisi Arab pimpinan Arab Saudi, kemenangan militer Houthi di Yaman merupakan peningkatan ancaman bagi mereka, Perebutan pengaruh, konflik sektarian, kepentingan pengamanan jalur distribusi energi dan campur tangan negara besar jadi sumbu pemicu,Jika isunya adalah mencegah meluasnya pengaruh Iran, maka koalisi Arab seolah sedang ingin menunjukkan taringnya, Pengerahan kekuatan militer yang luar biasa ini dinilai cukup menggetarkan bagi Iran untuk ikut serta secara aktif dalam konflik,

Tampak Houthi dan Iran sedang melakukan kampanye untuk winning the hearts and minds of the people, tak ingin tampak sebagai yang salah, Strategi Iran bahkan dikombinasikan dengan strategi untuk meraih kepercayaan internasional terkait isu Nuklir negaranya, Hal ini menjadi situasi yang cukup rumit bagi Arab Saudi dimana di internal negaranya sendiri mulai tampak seruan penghentian serangan, Yang pasti, jika kampanye Arab Saudi melawan Houthi di Yaman alami kegalalan, negara itu terancam aksi balasan serangan teror musuhnya, Sekali lagi, konflik di Yaman tak bisa lepas dari aspek Geopolitik dan Geostrategi negara-negara di kawasan Timur Tengah, Salah satu pemicunya selain ada beberapa pemicu yang lain semisal konflik sektarian dan perebutan pengaruh

Masih melanjutkan tentang geopolitik…. karena ini penting…. ini ilmu kuno yang masih sangat relevan hingga kini….

Geopolitik itu singkatnya bisa diartikan pengetahuan tentang seluk beluk baik fisik maupun mental suatu wilayah beserta manusianya, .Kenapa geopolitik itu penting? Karena berkaitan erat dengan ketahanan nasional dan strategi pertahanan nasional, Bagaimana mungkin bisa menyusun pertahanan yang efektif jika tidak mengenal seluk beluk wilayah dan mental manusianya

Bagaimana dengan Indonesia? Sayangnya dalam penilaian saya, ilmu kuno ini acap kali diabaikan oleh elit2 negeri ini, Geopolitik Indonesia tak lagi dikelola dengan baik, potensi keunggulan yang dimiliki bangsa ini sudah lama tak bisa dimaksimalkan, Posisi strategis, sumber daya alam, keunggulan jumlah manusianya dan anugerah lainnya belum bisa mendorong negara dalam perannya di dunia, Padahal jika geopolitik suatu bangsa mampu dimanfaatkan dengan baik dipadu dengan geostrategi yang mumpuni, besarlah bangsa itu, Jika geopolitik mampu dimanfaatkan dengan baik, akan terwujud dalam geopolitik weapon yang sangat dahsyat efeknya bagi kemajuan bangsa

Geopolitik Indonesia adalah anugerah Tuhan, sayangnya elit bangsa sibuk bermanuver di permukaan dalam memperebutkan gengsi dan kedudukan, Keengganan mempelajari geopolitik membuat para elit terjebak dalam hiruk pikuk politik yang bisa jadi diciptakan oleh musuh negara, Kedangkalan pemahaman geopolitik akan membuat kita mudah jatuh dalam jebakan kepentingan asing yang ingin menghisap madu bangsa kita, Ada pepatah yang sering dilupakan “what lies beneath the surface”, kita silau dengan yang ada di permukaan, sibuk berdebat & sikut2an, Jangan sampai kita terlambat membaca arah pergeseran konstelasi geopolitik dunia dari barat ke timur dari Timteng ke Asia Tenggara, Kita harus ingat bahwa bersinggungan dengan potensi konflik di LCS dan di Selat Malaka…. berbenturan dengan geopolitik negara lain, Arahnya sudah jelas, US punya kemitraan trans pasifik, Tiongkok punya new silk road, Konflik di LCS, perebutan pengaruh di Malaka,

Sudah saya katakan bahwa konflik tidak hanya lekat di negara2 sumber energi tapi juga negara2 yang menguasai jalur distribusi energi, Dan fakta bahwa Indonesia memiliki ALKI serta berpotensi terlibat gesekan di LCS yang mana disinilah distribusi energi itu ada, Kita harus sadar bahwa US dan Tiongkok sama2 sedang mengincar penguasaan maupun pengaruh di LCS dan Selat Malaka, LCS sangat strategis bagi Tiongkok sedang selat Malaka adalah selat yang sangat sibuk dengan lalu lalang kargo dari berbagai negara

US sejatinya meyakini bahwa untuk membendung Tiongkok, US harus “kuasai” Selat Malaka dan LCS. Tiongkok sendiri sangat membutuhkan Selat Malaka karena mayoritas kargo energinya melalui Selat Malaka, Maka dari masalah inilah muncullah yang namanya Trans Pacifik Partnershipnya USA dan New Silk Roadnya TiongkokDua konsep ini sama2 membutuhkan dukungan militer yang kuat maka jadilah militer Tiongkok seperti sekarang, Kondisi inilah yang sedang dihadapi Indonesia, dilema antara kedaulatan wilayah dan kepentingan geostrategi negara2 besar

Sebenarnya kita harus bersyukur, dalam posisi terjepit tiba2 kita punya pemimpin yang berani membawa konsep sendiri yakni Poros Maritim, Walaupun konsep ini masih belum teruji, setidaknya aspek geopolitik menjadi salah satu dasar munculnya konsep ini, Jika konsep Poros Maritim ini mampu diwujudkan, kita tidak hanya menjadi proxy atau kepanjangan tangan negara2 besar saja, Saya tidak hendak promosi tapi memang kita butuh konsep dan cara pandang yang kuat untuk menghadapi tekanan USA dan Tiongkok, Bagaimanapun juga letak geografis kita harus bisa jadi geopolitical leverage dalam menyusun strategi menghadapi benturan geopolitik kawasan

Saya bersyukur JSS dibatalkan karena ada kecurigaan motif tertentu berkenaan dengan strategisnya selat Sunda bagi Dunia, Saya juga bersyukur sejauh ini Pemerintah masih bisa memainkan strategi yang baik, tidak larut dalam permainan Tiongkok maupun USA, Geopolitik Indonesia haruslah dimanfaatkan dengan baik agar mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa dimata negara lain di dunia. Sadarilah bahwa Indonesia berada ditengah2 benturan kepentingan geopolitik negara2 besar terkait isu energy security, Iran itu ngerti geopolitik makanya bisa dimaksimalkan jadi geopolitic weapon

Gaduh soal HAM, kebebasan berekspresi, anti korupsi, liberalisme, demokrasi, diskriminasi, intoleransi, politik dll, habis energi kita, Pasti ada saja yang berpikir jangan2 kegaduhan ini merupakan bagian dari geostrategi negara lain yang ingin menghisap potensi negeri ini

Pikiran demikian sah2 saja karena memang salah satu strategi dalam perang asimetris adalah mengobok2 internal negara yang jadi target, Sekarang sudah bukan jamannya lagi tiba2 melakukan serangan militer untuk menginvasi sebuah wilayah atau bangsa, ini jamannya soft power. Soft power atau smart power ini memiliki banyak bentuk atau modus, ibarat mendekati seorang wanita, pria bisa memiliki banyak modus,

Sudah ada contohnya yakni apa yang terjadi dengan arab spring atau yang terjadi di Amerika Latin, perang asimetris jelas terjadi, Arab spring susah untuk tidak diakui sebagai perubahan yang sangat terkait dengan jalur distribusi energi atau jalur sutera, Walaupun kemudian geostrategi yang dijalankan menemukan banyak ganjalan bahkan pembajakan. Pada intinya kita yang juga memiliki keterkaitan dengan jalur distribusi energi harus senantiasa waspada dan siaga walaupun dalam kegaduhan, Yang saya takutkan adalah sebenarnya kita ini sedang dalam posisi sebagai target perang asimetris negara lain., memang tanpa darderdor

Perang asimetris ini memang sulit disadari akibat pintarnya musuh menyusun strategi dan membuat banyak gaduh yang melenakan kita semua, Perang asimetris bisa melalui massa jalanan, rekayasa opini, gaduh politik dan berbagai isu yang mampu mendegradasi kedudukan pemerintahan

Sejatinya kita sudah pernah mengalami dasyatnya perang asimetris, hingga sistem bernegara kita banyak diintervensi asing, Kegaduhan diciptakan untuk melemahkan keyakinan warga negara akan ideologi berbangsa yang pada akhirnya merubah cara berpikir kita semua

Sistem ketahanan pangan dan energi dikacau balaukan, kita dipaksa mengalami ketergantungan dan jadi bangsa yang rakus membeli, Contoh nyatanya dibidang energi, coba anda nilai energy security kita, sangat lemah bahkan ketergantungan pada impor, Ke depan banyak hal yang akan kita hadapi karena Indonesia dinilai sangat strategis dalam peta geopolitik dan geostrategi bangsa lain

Dalam perang asimetris dibutuhkan komprador2 yang bisa bertindak sebagai proxy…. tugasnya melempar isu untuk ciptakan kegaduhan. Komprador ini bisa berbentuk organisasi maupun non organisasi, sendirian maupun berkelompok, memiliki media maupun tidak, Dengan biaya yang tak semahal perang konvensional, perang asimetris sekarang menjadi andalan, lebih murah tapi bisa lebih menghancurkan

Apa yang dituju negara yang menjalankan perang asimetris terhadap negara kita? Tiada lain tiada bukan hanyalah kontrol atas energi dan SDA. Ada ungkapan bila berhasil kontrol energi maka bisa mengendalikan negara, kontrol urusan pangan maka bisa kendalikan warga negaranya

Bagaimana mencegah jatuh dalam perangkap perang asimetris? Salah satunya adalah memperkuat pemahaman geopolitik dalam bingkai nasionalisme. Jangan sampai kita jatuh tersungkur seperti Syria dan Libya, hingga tak bisa keluar dari perangkap perang asimetris. Jangan sampai negara kita jadi korban smart power negara lain hingga negara kita mengalami self destruction….

Menghadapi ancaman perang asimetris maupun proxy war yang bisa berujung pada hybrid war, peran aktif badan intelijen sangat dibutuhkan. Badan intelijen negara harus menggelar operasi2 strategis dalam bingkai perundang-undangan untuk menangkal setiap serangan. Badan intelijen harus mampu menyajikan hasil analisis tentang ancaman2 baru apa saja yang akan menghadang dan menyasar kehidupan berbangsa. Setelah ancaman2 tersubut bisa diidentifikasi, maka Presiden selaku user bersama segenap alat2 negara harus menemukan “obat” yang tepat
Intelijen ibarat guide bagi kita, ialah yang bertugas mencegah, menangkal dan menanggulangi setiap ancaman terutama perang asimetris. Mengingat peran sentral badan intelijen dalam menghadapi perang asimetris, kita seharusnya mulai menghilangkan intelijen phobia. Apalagi yang namanya perang asimetris pasti mengandalkan intelijen dalam prosesnya baik dengan subversi terbuka maupun tertutup

Salah satu modus yg dipakai dalam perang asimetris adalah melalui investasi baik di bidang ekonomi, SDA, politik, IT, sosbud maupun militer. Melalui kegiatan investasi ini masuklah agen2 intelijen yang kemudian menjadi maupun merekrut komprador2 di dalam negara sasaran

Menghadapi ini semua tidak bisa hanya dibebankan pada badan intelijen atau aparat pertahanan keamanan saja, seluruh warga harus berperan. Setiap warga sejatinya bisa ikut andil sesuai bidangnya masing2, perkuat kesadaran berbangsa dan pemahaman geopolitik

Jangan heran karena perang asimetris ini menyasar pada setiap aspek yang ada dalam kehidupan berbangsa, semua celah akan dimasuki. Pada pokoknya harus dipahami bahwa perang asimetris tak bisa dihadapi dengan cara2 konvensional atau hanya pendekatan militer saja, Semua warga negara dan alat2 negara harus bergandengan tangan mengerahkan segenap upaya memperkuat jati diri bangsa dan negara

 


Jokowi, Neolib?

$
0
0

Jokowi, Neolib?

Seorang teman aktifis bertanya kepada saya, benarkah Pemerintah Jokowi mengikuti garis kebijakan Neoliberal. Apalagi team yang ada di staf kepresidenan adalah alumni Harvard yang dikenal sebagai kampus penyokong neoliberal. Lihat, lanjutnya, kenyataan kini, semua barang public dikembalikan kepada mekanisme pasar. Subsidi BBM dihapus. Ini jelas melanggar UU dasar 45. Saya bisa maklum pandangannya karena sebegitulah wawasan yang dia punya, yang umumnya dia dapat dari media massa tanpa dasar pengetahuan yang cukup.

Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak campur tangan pemerintah dalam ekonomi domestik. Paham ini memfokuskan pada metode pasar bebas, pembatasan yang sedikit terhadap perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi. Saya katakan bahwa pada saat sekarang pemerintah hanya melaksanakan UU dan aturan yang sudah ada.Tidak mungkin pemerintah bekerja diluar UU. Dan kalau kini terkesan pemerintah melaksanakan kebijakan neoliberal maka begitulah keadaan negeri ini sebenarnya setelah dilakukannya amandemen UUD 45. Tak banyak public yang tahu bahwa pancasila sebagai falsafah Negara tidak lagi ada korelasinya dengan UUD. Semua sudah berubah. Yang tetap hanyalah jargon tentang Ketuhanan, persatuan, kemanusiaa, musyawarah dan keadilan social.

Pada tahun 2002, OECD berkantor di DPR sebagai mentor melakukan amandemen UUD 45. Semua partai yang kini berkuasa adalah mereka yang merubah UUD 45. Dari 194 ayat, 3 Pasal Aturan Tambahan, 2 Aturan Peralihan yang terdapat dalam UUD 2002 hanya 25 ayat yang terdapat dalam UUD 45 dipertahankan. Jadi ini bukan amendment tapi merubah UUD 45. Bagaimana struktur Indonesia setelah perubahan UUD 45 ini ? 1) kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan langsung oleh rakyat; (2) MPR hanyalah sekedar majelis pertemuan bersama (joint session assembly) yang tidak punya kewenangan mengubah dan menetapkan UUD karena bukan merupakan lembaga tertinggi pelaksana kedaulatan rakyat; (3) menggunakan sistem presidensial, dan (4) memisahkan perekonomian nasional dengan kesejahteraan sosial sehingga mengakibatkan sistem perekonomian Negara tidak lagi dilandasi oleh asas pemerataan dan kekeluargaan untuk menciptakan keadilan sosial, tetapi telah berubah menjadi sistem ekonomi individualistis dan bebas seperti pemikiran ekonomi kapitalistis. Di Era SBY kebijakan pemerintah terfocus kepada bagaimana mendatangkan pajak bagi negara untuk kepentingan APBN. Karena itu pemerintah membuka kanal seluas mungkin bagi modal untuk berkembang walau karena itu meminggirkan para petani, nelayan, dan usaha kecil.

Pada tahun 2002, Asian Development Bank memberikan pinjaman lunak kepada Pemerintah Indonesia untuk mendukung Program Financial Governance and Social Security Reform ( FGSSR) senilai USD 250 juta. Saya ingat ketika bantuan itu diberikan, salah satu teman aktifis berkata bahwa ada dua agenda besar dari program ini, yaitu mereformasi koperasi dan jaminan social dalam Blue Print Economic reform. ST-MPR 2002, secara konstitusional, bangun usaha koperasi tidak lagi dianggap perlu atau wajib dikembangkan di Indonesia. Sehingga secara konstitusi Koperasi sebagai alat perjuangan rakyat dalam bidang ekonomi tidak lagi mendapat tempat istimewa dihadapan Negara. Kemudian diperkuat lagi dalam amandemen UUD 45 Pasal 33 dengan menambah ayat 4. Ayat ini seakan mengingkari secara halus ayat 1,2, dan 3-nya dimana perekonomian disusun secara prinsip demokrasi. Jadi tidak ada lagi perlakuan istimewa kepada satu pelaku ekonomi. Siapa saja dapat mengusahakan perekonomian secara bebas alias liberalisasi perekonomian. Hal ini tertuang dalam ayat selanjutnya yaitu ayat 5 dimana ketentuan lebih lanjut diatur UU. UU yang mana? lihat saja UU penanaman modal dan UU PMA yang kental sekali nuansa liberalnya. Dampak dari amandemen itu adalah ekonomi tumbuh dengan pesat namun melahirkan gap kaya dan miskin yang sangat lebar, dan MNC AS semakin tak tergoyahkan dari keberadaannya menguasai SDA Indonesia. Jadi memang by design negara ini digadaikan kepada pemodal,terjajah secara sistematis, terjebak secara anggaran yang harus berhutang.

Dengan keadaan tersebut diatas, Jokowi sadar bahwa siapapun yang akan jadi Presiden maka dia harus menghadapi masalah yang disebut dengan jebakan APBN. Mengapa saya katakan jebakan APBN? Karena APBN kita tersandera oleh dua hal yaitu pertama , kewajiban membayar cicilan hutang dan bunga. Sebagian besar pinjaman berupa obligasi ( BOND) yang tidak bisa di reschedule pelunasannya atau di moratorium. Karena meminjam kepada pasar uang sama dengan shark loan. Kedua, anggaran belanja pegawai dan belanja rutin yang semakin membesar karena dampak dari adanya pemekaran wilayah dan beban subsidi yang terus membesar. Sementara dari sisi penerimaan, sesuai UU negara tidak lagi secara langsung berperan menguasai resource SDA tapi digantikan dengan mekanisme perpajakan dan bagi hasil. Karena memang konsep APBN setelah reformasi menempatkan negara hanya sebagai service provider yang berhak atas fee dari kegiatan modal. Akibatnya penerimaan negara sangat tergantung dari kegiatan produksi dunia usaha khususnya yang mengelola SDA. Kegiatan produksi ini tentu berhubungan dengan ekonomi global. Maklum sebagian besar produksi SDA di export. Apabila ekonomi global suram maka ekonomi kita semakin suram karena terpaksa hutang harus ditambah untuk menutupi sisi penerimaan yang tekor. Namun bila ekonomi global cerah maka penerimaan pajak meningkat, ekonomi makin tumbuh dan hutang harus terus ditambah untuk memacu pertumbuhan. Karena penerimaan pajak baru didapat akhir tahun dan awal tahun harus hutang dulu agar bisa bayar biaya pembangunan.

Apakah jokowi tunduk dengan jebakan APBN sehingga patuh dengan konsep neoliberal ? Ketika Jokowi mengajukan RAPBN-P 2105, saya lega sekali. Bahwa Jokowi keluar dari jebakan APBN dengan memotong anggaran belanja rutin. Caranya menggeser anggaran subsidi dari pos belanja rutin ke Pos Fiskal sehingga pemerintah punya kekuatan besar sebagai penggerak sector real. Sebelumnya by design karena jebakan APBN , pemerintah tidak punya pilihan lain harus ikut neoliberal karena ruang fiscal sangat kecil. Tapi kini pemerintah leading dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Dengan dana fiscal diatas Rp.300 Triliun maka pemerintah bisa mengintervensi sector produksi khususnya petani agar terjadi swasembada pangan,menggerakan ekonomi desa melalui dana desa agar desa menjadi basis ekonomi rakyat yang kokoh, membangun insfrastruktur eonomi seperti jalan,pelabuhan, bandara, agar logistic system efisien sehingga bisa menekan harga produksi, merevitalisasi Industri hulu dan memperluas industry pengolahan makanan seperti gula, garam. Meningkatkan modal BUMN agar mampu bersaing dengan asing. Kebijakan memotong belanja rutin memang tidak popular karena membuat orang yang berada di comfort zone merasa terganggu dan mereka tentu marah dengan segala alasan.Itu biasa saja di alam demokrasi. Tiga tahun apabila program Jokowi selesai maka dipastikan ada lebih 100 UU pro neoliberalisme akan di removed dan kita akan kembali kepada Pancasila dan UUD 45 secara murni, itulah alasannya mengapa TNI terlibat langsung dengan program Jokowi.

 


Proxy War di Indonesia

$
0
0

7e991-pktnkri_1500pxKemarin malam saya bertemu dengan teman pedagang minyak dari Singapore. Dia mengatakan bahwa kunjungan Jokowi ke Beijing dan Jepang, sangat beresiko. Karena pertemuan itu sebagai tindak lanjut dari kebijakan Jokowi untuk ambil bagian mengontrol Selat Malaka dengan menjadikan Sabang-Aceh dan Lampung sebagai Checkpoint. Waktu kebijakan itu disampaikan di Beijing dalam Pertemuan APEC, pihak Amerika dan china tidak begitu perhatikan secara serius. Karena mereka sadar bahwa Jokowi mewarisi keadaan keuangan Negara yang defisit.

Kekuatan Parlemen pasti akan menghadang Jokowi untuk mengalokasikan anggaran untuk membangun fasilitas Checkpoint itu. Para elite politik sebagian besar tidak mau ambil resiko dengan merombak APBN yang anti subsidi konsumsi. Tapi apa yang terjadi? Perubahan APBN terjadi begitu mudah dan cepat. Entah mengapa DPR bersatu untuk meloloskan APBN – P yang diajukan Pemerintah Jokowi. Padahal dalam perubahan APBN itu bukan hanya angka yang berubah tapi juga politik anggaran berubah 180 derajat. Indonesia mulai bersikap kepada kemandirian dengan jelas dan siap menghadang resiko. Tapi resiko itu tertuju kepada pemerintahan Jokowi. Teman saya berkata “parlemen sengaja meloloskan APBN-P karena yakin Jokowi tidak akan mampu menghadapi resiko dan itu cara mudah menjatuhkannya ditengah jalan “ Namun yang membuat para elite terkejut adalah setelah ketok palu, peran TNI mulai nampak significant dalam program pembangunan.TNI tidak lagi di barak militer tapi ambil bagian dalam operasi territorial untuk swasembada pangan dan kedaulatan di Laut.

Pada saat sekarang Pemerintah Jokowi tidak main main dengan program Berdikari nya. Berkat pemotongan anggaran subsidi untuk konsumsi ,pemerintah punya ruang fiscal yang besar dan bebas digunakan untuk tersedianya infrastruktur pelabuhan international sebagai check point. Indonesia siap dengan kondisi terburuk atas kebijakan luar negerinya yang berkaitan dengan geopolitik atas laut China Selatan. Program swasembada pangan dalam tiga tahun bukan hanya ambisius tapi ini berkaitan dengan konsep perang semesta dimana kekuatan logistic pangan menentukan kalah menangnya Negara menghadapi serangan hegemoni pihak luar. Pada saat sekarang kekuatan dunia hanya dua yaitu China dan Amerika. Jepang adalah Proxy Amerika dikawasan asia facific, khususnya berhadapan dengan China. China dan Jepang (Amerika) sadar bahwa pemerintah Jokowi serius dengan kebijakan geopolitik nya khususnya menjadikan selat malaka dan sunda sebagai kartu truft. Keadaan ini menempatkan Jepang dan China dalam posisi tidak punya pilihan banyak. Namun Indonesia memberikan solusi damai bahwa baik China maupun jepang bisa menjadikan Indonesia sebagai mitra eklusif namun dengan prinsip kemitraan yang sejajar. Atau keduanya bisa bersatu dalam Poros maritime sebagai satu kuridor yang disediakan Indonesia. Sehingga menjadikan kawasan luat china selatan menjadi kawasan yang damai bagi semua.

Walau China dan Jepang telah memberikan commitment terhadap proposal Indonesia namun realisasinya masih butuh waktu paling cepat 3 tahun. Selama masa itu apapun bisa saja terjadi. Karena baik China maupun jepang ( amerika ) punya proxy di Indonesia. Mereka bisa saja dari kalangan LSM, Ormas baik berbasis secular maupun Agama ( Islam) yang menjadi pressure group untuk melemahkan pemerintah Jokowi sehingga program unggulan Jokowi kandas ditengah jalan. Sehingga Indonesia kembali seperti sebelumnya, yang anti kamandirian dan bergantung dengan belas kasihan dari principal. Benarkah begitu ? Tanya saya. Teman saya memberikan analogi tentang Yaman. Mengapa Yaman akhirnya diserang oleh koalisi Arab? Karena pemberontak Houthi ketika berhasil merebut kota Aden sebagai pusat pelabuhan international Yaman, ingin mengontrol lalu lintas perdagangan minyak. Maklum bahwa Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat dan ini sangat strategis karena terletak di sepanjang rute laut utama dari Eropa ke Asia, Laut Merah jalur tersibuk perdagangan.Jutaan barel minyak melewati perairan ini setiap hari di kedua arah, ke Mediterania melalui Terusan Suez dan dari kilang minyak di Arab Saudi ke pasar yang haus energi Asia. Iran ingin menjadikan Pemberontak Houthi sebagai proxy mereka untuk mengontrol Negara Arab lewat lalulintas minyak. Amerika tahu bahwa dibelakang Iran ada China ( dan Rusia). Ini sudah menggangu kepentingan geostrategic dana geopolitik Amerika yang didukung oleh TNC minyak. China ingin memastikan hegemoni dikawasan Timur Tengah demi keamanan suplai minyaknya.

Mengapa sampai Arab Saudi dengan dukungan partisipasi lebih dari 10 negara yang merupakan aliansi negara-negara Arab dibawah Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council/GCC sampai terlibat? bukankah ini beresiko mengundang Iran masuk dalam wilayah komplik? Ini bisa jadi perang besar. Dampaknya sekarang sudah dirasakan dengan naiknya harga minyak dipasaran dunia. Menurut teman saya , bagi Amerika ini soal masa depan ekonomi dan bisnis multibillion dolar dari para konglomerasi minyak asal Amerika dan Israel. Apalagi kekuatan Al Qaeda sebagai proxy Amerika di Yaman untuk melawan kekuatan Houthi yang merupakan cabang Zaidi Syiah Islam semakin tidak berdaya. Karena Haouti didukung mayorita rakyat Yaman yang berpenduduk 26 juta itu. Rakyat Yaman muak dengan kemewahan Negara tetangganya Arab Saudi sementara mereka kelaparan. Pemerintah Yaman yang proxy Amerika mendapatkan batuan dana dari Amerika dan Saudi namun rakyat Yaman tidak mendapatkan berkah apapun dari keberadaann Aden sebagai pelabuhan laut minyak,dengan lalu lintas perdagangan minyak tersibuk. Untuk Indonesia, China atau Amerika , tidak perlu mengirim pasukan tapi cukup mengirim dana kepada proxy yang ada di Indonesia maka kampanye anti pemerintah akan terus bergaung lewat media massa yang menciptakan opini kebencian kepada pemerintah, dan lewat LSM, ormas untuk turun kejalan menjadi pressure group. Jokowi menyadari itu semua. Itu resiko yang sudah diperhitungkan.

Kini program Jokowi adalah program TNI. Tidak ada kekuatan sipil yang bisa berbuat banyak menjatuhkan presiden tanpa dukungan TNI. Proxy War ini sudah lama diperingatkan TNI tapi rezim reformis tidak peduli dan baru kini TNI ambil bagian menghadapi proxy war. Karena sudah ada perintah Presiden.Sekeras apapun pressure pada akhirnya akan menjadikan mereka terpidana karena makar atau tindakan anarkis. Dan kalau sampai karena itu Amerika atau China melakukan direct attack maka Rakyat bersama TNI siap melakukan perang semesta, dan karenanya kita harus swasembada pangan. Tidak ada perang semesta bisa unggul bila logistik pangan kurang.


Jalan Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia

$
0
0
Jalan Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia
Senin, 06 April 2015, 17:05 WIB
Prof.Dr. Rokhmin Dhahuri

7e991-pktnkri_1500pxREPUBLIKA.CO.ID, Salah satu gagasan cemerlang Presiden Jokowi yang mendapat dukungan publik dengan penuh antusiasme adalah tekadnya untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD). Yakni, Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaulat berbasis pada ekonomi kelautan, hankam, dan budaya maritim. Lebih dari itu, Indonesia kelak diharapkan menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain di dunia dalam berbagai bidang kelautan, mulai dari ekonomi, iptek, hankam, sampai cara menata pembangunan kelautan (ocean governance).

Visi Presiden ketujuh RI  itu sangat tepat dan beralasan. Pasalnya, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang tersusun atas lebih dari 17 ribu pulau, dirangkai oleh 95.181 km garis pantai (terpanjang kedua setelah Kanada), dan sekitar 70 persen wilayahnya berupa laut. Di wilayah pesisir dan laut itu terkandung beragam sumber daya alam (SDA) dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Kekayaan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan tersebut dapat kita daya gunakan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa melalui 11 sektor ekonomi kelautan; (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri pengolahan hasil perikanan, (4) industri bioteknologi kelautan, (5) pertambangan dan energi (ESDM), (6) pariwisata bahari, (7) hutan bakau, (8) perhubungan laut, (9) sumberdaya wilayah pulau-pulau kecil, (10) industri dan jasa maritim, dan (11) SDA nonkonvensional.

Total nilai ekonomi ke-11 sektor ekonomi kelautan itu sekitar 1,2 triliun dolar AS per tahun dan dapat menyediakan lapangan kerja sedikitnya untuk 40 juta orang. Sampai sekarang, potensi ekonomi kelautan yang luar biasa besar itu baru dimanfaatkan sekitar 22 persen dari total potensinya. Ibarat “raksasa ekonomi yang tertidur”. Selain itu, posisi geoekonomi dan geopolitik Indonesia juga sangat strategis, di mana 45 persen dari seluruh komoditas dan produk yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 triliun dolar AS per tahun dikapalkan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) (UNCTAD, 2012).

Wilayah NKRI yang diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudra Pasifik dan Hindia merupakan choke point yang sangat menentukan pergerakan kapal-kapal perang maupun niaga dan dinamika politik global, khususnya potensi konflik antara negara-negara besar, seperti AS, Cina, Jepang, India, dan Asia Tenggara (ASEAN). Wilayah pesisir dan laut Indonesia juga merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia dan penentu dinamika iklim global. Bila kita mampu membangun wilayah pesisir dan lautan serta kekayaan alam yang terdapat di dalamnya secara produktif, efisien, inklusif, dan ramah lingkungan maka kita akan mampu mengatasi sejumlah permasalahan utama bangsa. Misalnya, pengangguran dan kemiskinan, kesenjangan antara kelompok kaya vs miskin yang kian melebar, disparitas pembangunan antarwilayah, buruknya konektivitas dan sangat mahalnya biaya logistik (26 persen produk domestik bruto/PDB), gizi buruk, dan rendahnya daya saing serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.

Konstruksi PMD

Mengacu pada visi Presiden Jokowi tentang PMD di atas pada dasarnya ada lima kelompok kebijakan dan program utama yang mesti dikerjakan; (1) penegakan kedaulatan Negara Kesatuan Republika Indonesia (NKRI), termasuk penuntasan batas wilayah laut, pemberantasan illegal fishing dan berbagai kegiatan ilegal lainnya; (2) pembangunan ekonomi (pemanfaatan SDA dan JASLING) kelautan; (3) memelihara kelestarian sumber daya kelautan; (4) pengembangan kapasitas iptek  kelautan; dan (5) peningkatan budaya maritim bangsa. Untuk mengakselerasi pembangunan kelautan secara lebih produktif, efisien, inklusif, dan ramah lingkungan, selain Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang sudah ada sejak awal Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid (September 1999) dan dibesarkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri melalui program GERBANG MINA BAHARI (Gerakan Nasional Pembangunan Kelautan), Presiden Jokowi juga membentuk Kementerian Koordinator Maritim.

Dalam hal penegakan kedaulatan dan pelestarian, pemerintah telah melaksanakan sejumlah kebijakan yang cukup bagus, antara lain, pemberantasan illegal fishing, moratorium kapal ikan eks asing, larangan alih muatan ikan di laut (transhipment), larangan penggunaan alat penangkapan ikan yang digunakan oleh mayoritas nelayan kita, dan larangan menangkap lobster, rajungan, dan kepiting ukuran tertentu. Sayang, tidak didahului dengan sosialisasi dan penyiapan alternatif solusinya. Sementara, potensi ekonomi kelautan yang luar biasa besar, antara lain, perikanan budi daya, industri bioteknologi kelautan, garam, pariwisata bahari, energi terbarukan dari laut (seperti arus, gelombang dan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), industri dan jasa maritim, dan sumber daya wilayah pulau-pulau kecil belum mendapat perhatian memadai. Program ekonomi kelautan yang sekarang dikerjakan pemerintah baru pembangunan pelabuhan dan infrastruktur maritim lainnya yang sifatnya mengeluarkan uang (APBN), bukan menghasilkan pendapatan negara. Padahal, membangun pelabuhan tanpa dibarengi dengan mengembangkan perekonomian wilayah hanya akan mengakibatkan pelabuhan itu mubazir alias mangkrak.

Program ekonomi biru

Oleh sebab itu, mulai sekarang pemerintah bersinergi dengan swasta dan masyarakat harus mengembangkan ekonomi kelautan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (di atas tujuh persen per tahun), berkualitas (menyerap banyak tenaga kerja dan menyejahterakan rakyat), dan ramah lingkungan secara berkelanjutan (sustainable). Dengan kata lain, program pelestarian dan penegakan kedaulatan tidak seharusnya mematikan ekonomi atau dipertentangkan dengan upaya kita untuk memacu pertumbuhan ekonomi berkualitas, perluasan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing bangsa. Keduanya bisa disinergikan, saling melengkapi melalui aplikasi ekonomi biru (blue economy).

Pertama, penyusunan dan implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) darat-pesisir-laut secara terpadu yang mengalokasikan sedikitnya 30 persen dari total ruang wilayah pesisir dan laut untuk kawasan lindung dan maksimal 70 persen  sisanya untuk kawasan pembangunan. Di dalam kawasan pembangunan inilah kita boleh mengembangkan kawasan pertambakan udang, industri, pariwisata, pertambangan, pemukiman, pelabuhan, dan sektor pembangunan lainnya sesuai daya dukung wilayah.

Kedua, revitalisasi (peningkatan produktivitas, efisiensi, dan sustainability) seluruh usaha ekonomi kelautan yang sudah berjalan (existing marine economic sectors), mulai dari usaha perikanan tangkap, perikanan budi daya, pariwisata bahari, perhubungan laut, sampai galangan kapal. Ini dapat diwujudkan dengan menerapkan lima prinsip ekonomi biru pada setiap usaha ekonomi kelautan; (1) skala ekonomi, (2) manajemen rantai suplai terpadu (produksi-pemrosesan-pemasaran), (3) teknologi inovatif pada setiap mata rantai sistem bisnis, (4) inklusif dengan melibatkan masyarakat lokal, dan (5) ramah lingkungan.

Ketiga, dengan mengaplikasikan kelima prinsip ekonomi itu, kita kembangkan berbagai sektor (usaha) ekonomi kelautan baru, seperti industri bioteknologi kelautan, industri nanoteknologi kelautan, energi terbarukan dari laut, deep-sea water industry, deep sea mining, dan coastal and ocean engineering.

Selain itu, kita mesti mengembangkan usaha-usaha ekonomi kelautan di kawasan pesisir, pulau kecil, dan laut yang belum terbangun.

Keempat, memperbaiki dan mengembangkan konektivitas maritim yang meliputi, (1) akselerasi pembangunan tol laut (pelabuhan dan kapal laut) dan (2) jaringan informasi dan telekomunikasi. Ini sangat mendesak untuk menjamin kelancaran, kecepatan, dan keamanan aliran barang dan penumpang di seluruh wilayah NKRI. Sehingga, disparitas harga barang-barang antarwilayah dan biaya logistik bisa lebih murah, dan daya saing ekonomi pun turut terdongkrak.

Kelima, rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut yang telah rusak, pengendalian pencemaran, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengayaan stok ikan dan biota laut lainnya untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung serta kelestarian SDA dan lingkungan pesisir dan lautan.

Keenam, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global, tsunami, dan bencana alam lainnya.

Ketujuh, peningkatan kualitas dan jumlah SDM berbagai bidang kelautan sesuai kebutuhan, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal (pelatihan dan penyuluhan).

Kedelapan, peningkatan penelitian dan pengembangan (R&D) supaya kita mampu menguasai, menghasilkan, dan menerapkan inovasi teknologi dan nonteknologi (seperti business models dan strategi pemasaran) untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan keuntungan ekonomi kelautan nasional secara berkelanjutan. Kesembilan, memperbaiki dan mengembangkan kerja sama internasional di berbagai bidang kelautan untuk secara bersama dapat memanfaatkan laut beserta SDA yang terkandung di dalamnya untuk kemajuan, kesejahteraan, dan perdamaian bersama secara berkelanjutan.

Prinsip yang harus digunakan Pemerintah Indonesia adalah bahwa semua kerja sama harus bersifat saling menguntungkan dan menghormati serta mendahulukan kepentingan bangsa Indonesia. Oleh Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS ed: Irwan Kelana *** Program Quick Wins Kesembilan kebijakan dan program di atas bersifat jangka panjang yang harus dikerjakan sejak sekarang dan berkesinambungan.

Namun, hasilnya baru bisa dinikmati setelah beberapa tahun ke depan. Oleh sebab itu, kita mesti mengembangkan program-program pembangunan ekonomi kelautan yang hasilnya dapat kita rasakan dalam satu atau paling lambat lima tahun mendatang (quick wins).

Pertama, pengembangan 5.000 unit armada kapal ikan nasional berukuran di atas 50 GT dengan alat tangkap yang efisien dan ramah lingkungan untuk memanfaatkan sumber ikan di wilayah-wilayah laut yang selama ini menjadi ajang pencurian ikan (illegal fishing) oleh nelayan asing atau yang masih underfishing, seperti Laut Arafura, Laut Banda, Laut Sulawesi, Teluk Tomini, Laut Natuna, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Samudra Hindia dan Pasifik.

Kedua, revitalisasi dan pengembangan, (1) budidaya laut (mariculture) dengan komoditas unggulan, seperti kakap, kerapu, bawal bintang, ikan gobia, lobster, teripang, rumput laut (Euchema spp, Sargasum spp, dan lainnya), kerang hijau, dan kerang mutiara di dua  juta ha kawasan perairan laut yang belum terkena polusi; (2) 300 ribu ha tambak udang Vanammei intensif dan 200 ribu ha tambak udang windu semiintensif; (3) budi daya tambak ikan bandeng, kakap, nila salin, kepiting soka, dan lainnya; dan (4) satu juta ha usaha budi daya rumput laut (Gracillaria spp).

Ketiga, dengan bahan baku dari usaha perikanan tangkap dan perikanan budi daya di atas maka kita akan mampu merevitalisasi industri pengolahan hasil perikanan yang saat ini hanya sekitar 50 persen yang masih beroperasi dari total kapasitas terpasang nasional. Lebih dari itu, dengan bahan baku yang besar itu, kita pun bisa mengembangkan industri pengolahan hasil perikanan di banyak lokasi, terutama di luar Jawa dan Bali.

Keempat, pengembangan industri bioteknologi kelautan yang meliputi, (1) genetic engineering ramah lingkungan untuk menghasilkan bibit dan benih unggul; (2) industri pakan ikan dan ternak berbasis mikro alga; (3) ekstraksi senyawa bioaktif dari biota laut untuk bahan baku industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika, dan lainnya; dan (4) industri biofuel dari mikro alga. Potensi ekonomi industri ini diperkirakan empat kali nilai ekonomi industri teknologi informasi (Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, Korsel, 2002).

Kelima, revitalisasi dan pengembangan pariwisata bahari dengan cara, (1) pembenahan objek (destinasi) wisata yang ada dan mengembangkan destinasi yang baru; (2) pengembangan jenis-jenis wisata bahari baru secara inovatif (product development); (3) peningkatan aksesibilitas dari dan ke objek wisata melalui transportasi laut, darat, maupun udara; (4) pembenahan dan pembangunan infrastruktur dan sarana di dan sekitar lokasi wisata; (5) peningkatan promosi dan pemasaran melalui berbagai media dan ekshibisi, baik di dalam maupun luar negeri; dan (6) peningkatan kualitas SDM pariwisata bahari dan kesadaran serta perilaku masyarakat lokal supaya lebih kondusif dan menyenangkan para wisatawan domestik dan mancanegara.

Keenam, revitalisasi dan pengembangan industri dan jasa maritim, khususnya, (1) industri galangan kapal; (2) peralatan dan mesin; (3) peralatan dan mesin untuk industri migas serta pertambangan mineral; (4) fibre optik dan kabel laut; (5) perangkat lunak untuk manajemen pelabuhan dan transportasi laut; dan (6) perangkat lunak untuk prediksi lokasi fishing grounds, cuaca, dan kondisi oseanografi. Ketujuh, pembangunan 21 kawasan industri terpadu berkelas dunia (world class) dengan pola KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang inovatif, inklusif, dan ramah lingkungan di wilayah pesisir bagian barat (Sabang, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Bengkulu, Batam, dan Lampung); bagian tengah (Kalbar, Kalsel, Kaltim, dan Kaltara); dan bagian timur NKRI (NTB, NTT, Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulut, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat).

Supaya segenap program pembangunan kelautan jangka panjang maupun quick wins di atas dapat terealisasi, pemerintah harus menyediakan skim kredit perbankan khusus dengan bunga yang relatif murah dan persyaratan relatif lunak (Bank Maritim), seperti yang berlaku di sektor industri kelapa sawit sejak Pemerintahan Orba sampai sekarang dan juga di negara-negara lain. Selain itu, iklim investasi (seperti perizinan, pajak, ketenagakerjaan, dan keamanan berusaha) serta kebijakan politik-ekonomi harus kondusif bagi tumbuh-kembangnya ekonomi kelautan.

Dengan peta jalan pembangunan kelautan seperti di atas, dari saat ini sebagai negara berpendapatan menengah bawah (GNP/kapita sebesar 5.000 dolar AS), insya Allah, pada 2020 Indonesia akan menjadi negara berpendapatan-menengah atas (GNP/kapita sekitar 10.000 dolar AS), dan pada 2025 menjadi negara maritim yang besar, maju, adil, makmur, dan berdaulat serta sebagai Poros Maritim Dunia dengan GNP/kapita di atas 14 ribu dolar AS.

ed: Irwan Kelana ***

Infografis Fakta Angka 1,2 triliun dolar AS Potensi ekonomi 11 sektor ekonomi kelautan per tahun. Luas Lahan Yang Cocok Untuk Budidaya Laut dan Tambak 24 juta ha    Usaha budidaya laut 3 juta ha    Usaha budidaya tambak Hasil Per tahun yang Bisa Diperoleh dari Maksimalisasi Empat Kluster Budiaya Laut dan Tambak Produk perikanan        20 juta ton Nilai ekonomi            80 miliar dolar AS Lapangan kerja        9 juta orang Target GNP/Kapita Melalui Pembangunan Kelautan (dolar AS) (bentuk grafik balok!) 2015        5.000 2020        10.000 2025        14.000

Oleh Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS Guru Besar Manajemen Pembangunan Pesisir dan Lautan-IPB SUMBER : http://www.republika.co.id/berita/koran/pareto/15/04/06/nmdqpb-jalan-indonesia-menuju-poros-maritim-dunia


CALL FOR PAPER IC THuSI November 2015

$
0
0
Call for Papers
Yth. Bapak/Ibu, Kolega dan para Sahabat
dalam Kafilah Peradaban Religius-Humanistik
Assalamu’alaikum wr wb
Izinkan saya untuk menyampaikan informasi ilmiah-religius berikut. Saya berterima kasih jika Anda dapat meneruskan informasi ini, dan mohon maaf jika kurang berkenan menerima “Call for Papers” ini.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr wb
Husain Heriyanto
Ketua SC International Conference – Thoughts on Human Sciences in Islam (IC-THuSI)
Sadra International Institute, Jakarta

                                CALL FOR PAPERS

Kindly be informed to you that Sadra International Institute is going to convene the Second International Conference on Thoughts on Human Sciences in Islam (IC-THuSI), which will be held on 18-19 November 2015 in Jakarta, with the theme “Epistemology and Methodology for A New Paradigm of Human Sciences in the Islamic Perspective”.
In this regard, we alert you to the Call for Papers.
 

Background
Epistemology, a way of knowing (the theory of knowledge) or a way of understanding and interpretation of reality is basically very important and urgent for building new theories and paradigm of human sciences. What is called ‘worldview’ actually is a kind of understanding, an interpretation and a kind of analysis on existence and the universe as well as man, society, and history. On the basis of worldviews, any individuals and societies have certain ideologies and schools of thought.
Accordingly, Alexander Rosenberg exposes the necessity and relevance of philosophy to the human sciences (anthropology, sosiocology, psychology, economics, politics, history). He points out that the questions of the philosophy of social sciences reflect the importance of the choices of theories. For example, one question is that whether human action can be explained in the way that natural science explains phenomena in its domain. If the answer yes, why are our explanations of human action so much less precise and the predications based on them so much weaker than explanations in natural science? If the answer is no, what is the right way to explain human action scientifically? Later, Rosenberg elaborates the unavoidability of epistemology for human/social sciences. As long as social scientists pursue the theories and methods of justification of their knowledge and understanding, epistemology is extremely required. (Alexander Rosenberg,  Philosophy of Social SciencesColorado:Westview Press, 1995).
In his famous essay, “Overcoming (Modern) Epistemology”, Charles Taylor demolishes the pride of modern philosophy, namely epistemology, which claims to be able to determine what we can legitimately say about God, the world, and human life. Taylor refutes this claim by saying it is a terrible and fateful illusion. It is because, Taylor explains, that the modern epistemological construe is an understanding of knowledge that fits well with modern mechanistic science, which is immensely influential in social science as well as philosophy. He argues that our understanding of human life and experience, just like self-knowledge, is required for grasping the world and society.  (Charles Taylor, Philosophical Arguments, Massachusetts: Harvard University Press, 1995).
In line with the above Rosenberg’s and Taylor’s descriptions, Murtada Mutahhari delineates the need of epistemology for any schools of thought including the teories of human sciences. Mutahhari explains the close relationship between ideology, worldview and theory of knowledge (epistemology). He says that worldview functions as the intellectual infrastructure while ideology serves as the superstructure. And then it comes a question: why are there different worldviews?
The answer to this question leads us to discuss the issue of correct knowledge and wrong knowledge. We shall deal first with the issue of knowledge and see what correct knowledge is. Mutahhari says, “The world is a world of schools and ideologies. Schools and ideologies are based upon worldviews, and worldviews in turn are based upon knowledge. Out of this, man will realize the importance of the issue of knowledge. .. This is the reason why, before dealing with ideologies, schools and worldviews, we must first settle the issue of knowledge.” (Murtada Mutahhari, The Theory of Knowledge: An Islamic Perspective, London: ICAS Press, 2011)
Objectives
This conference is aimed to reach such purposes as follows:
1. Developing a new paradigm of human sciences on the basis of Islamic perspective through discussion on epistemology.
2. Innovating new model and methodologies of human sciences, which is compatible with the real and true humanity, religousity, and spirituality in the Islamic perspective.
3. Promoting the importance Islamic epistemology for developing new paradigm of human sciences.
4. Building a scientific network among Muslim scholars and universities especially across Indonesia in order to work together for disseminating and developing the countinous agenda of “Islamic Human Sciences”.
5. Generating insightful notions for developing human sciences inspired by Islamic thought and tradition.
Scope
The topics of interest to be covered by IC-THuSI 2015 include:
v  Islamic Epistemology and Its Relevance to Developing A New Paradigm of Human Sciences.
v Epistemology and Methodology in the field of studies:
1.     Anthropology, particularly for developing Spiritual Anthropology
2.     Sociology: prophetic sociology
3.     Psychology: transpersonal, religious-humanistic psychology
4.     Politics: religious democracy
5.     Economics: Islamic principles on economics
6.     Education: Islamic character building
Call for Papers
All interested professors, researchers, and scholars from various related backgrounds are kindly invited to contribute papers for presentation to the conference. Abstracts of 250-300 words with a short vita should be submitted to  icthusi2014@gmail.com  and callforpapers@ic-thusi.net by July 31, 2015. Upon acceptance, full papers should be submitted by October 1, 2015.
Further information
Please visit our website www.ic-thusi.net for more detailed information. Should you need further clarification, kindly contact Ms. Rintis Mulya at icthusi2014@gmail.com


The Cabal Explained: The Reptilian Aliens and the Council of the 13 ‘Royal’ Families

$
0
0

The Cabal Explained: The Reptilian Aliens and the Council of the 13 ‘Royal’ Families

As a researcher of the hidden powers that be, Illuminati, Cabal, ad infinitum; the following post contains many key pieces of data that have veracity. A great read for the beginner and adept truth seeker alike.

I just listened to the Interview with Mark Passio and Jay Parker, wherein Jay discusses his rearing in a Satanic Family, what he describes as the “footmen” of the 13 Ruling families.

Jay reveals that mythos of the Illuminati dates back some 200,000 years to the time of the Annunaki Manipulation, from which the ruling families have maintained a bloodline capable of the infamous ‘shapeshifting.’ I can not confirm the validity of this assertion, but there are many intriguing correlations revealed below. – Justin Source – World Truth TV Excerpts from Blue Blood, True Blood: Conflict & Creation.

The leader of the Earth’s Illuminati is called the “Pindar”. The Pindar is a member of one of the 13 ruling Illuminati families, and is always male. The title, Pindar, is an abbreviated term for “Pinnacle of the Draco”, also known as the “Penis of the Dragon”. Symbolically, this represents the top of power, control, creation, penetration, expansion, invasion, and fear. The holder of this rank reports to the purebred Reptilian leader in the inner Earth. Recently, there are reports that the Marquis de Libeaux is the Pindar, but this is disinformation.

The true current Pindar is the head of the Rothschild family, as has been for several hundred years. He is based in Germany near Frankfurt. In the late 1970s, he oversaw the sister project to Montauk, called M.A.L.D.A. is an anagram for Montauk-Alsace-Lorraine Dimensional Activation. This project was located near the city of Strasbourg, France, historically once part of Germany. Interestingly, there is a winery on the east end of Long Island, not far from Montauk Point, called Pindar Vineyards.

This wine is growing in popularity, gaining international accolades. This fits nicely into the plan, as this area will be a part of the capital district of the Earth/United Nations in the Empire State! Red wine is symbolic of the blood ingested by the Reptilians. The wine can become sanctified as it did in the Roman Catholic Church, a patsy for the Reptilians. In the Catholic Church, wine replaced the blood in ceremony.

The Illuminati here on Earth have established a pyramid structure of control identical to the system that exists in the Draco Empire. The pyramid with the Reptilian eye, located on the American one-dollar bill, is symbolic of this control structure. The eye is the cap on the pyramid, thus explaining why the original surface of the Great Pyramid in Egypt was capped in solid gold. The Pindar is represented by the gold cap on the pyramid. The next layer, or “eye”, on the pyramid represents the 13 ruling families. They are as follows:

The Pindar is represented by the gold cap on the pyramid. The next layer, or “eye”, on the pyramid represents the 13 ruling families. They are as follows: Rothschild (Bauer or Bower) – Pindar Bruce Cavendish (Kennedy) De Medici Hanover Hapsburg Krupp Plantagenet Rockefeller Romanov Sinclair (St. Clair) Warburg (del Banco) Windsor (Saxe-Coburg-Gothe) Each of the 13 ruling families is given an area of the Earth and/or a particular function to fulfill on the Earth. These particular functions include global finances, military technology / development, mind-control, religion, and media.

Each of the 13 ruling families has a Council of 13 as well. The number, 13, has great significance to them. They know that there are 12 types of energies that pass through the 10 aspects of God-Mind. The totality of the 12 energies equals a 13th energy. This is considered the most powerful knowledge. They also know that there are really 13 Zodiac signs, not the commonly acknowledged 12.

They have kept the 13th hidden for centuries because it is the sign of the Dragon. They keep the qualities and traits of this sign secret to avoid giving away clues to the Reptilian mind-pattern. The next layer is the second-in-command families who do the support work for the Pindar and 13 ruling families. While all of the 13 ruling family members are shape-shifters, all members of the 300 supporting families are not.

They do, however, all have a high percentage of Reptilian DNA. [Alexander: In my opinion, if the so called shape-shifting actually exists, then it’s nothing more than advanced technology put at work, and we cannot yet understand it. Alternatively, it may be a misunderstood type of possession — for a better reference, you can imagine the reptilian extraterrestrials using human bodies as vehicles, similar to the way humans used the Na’vi in the Avatar movie]. They are known as the “Committee of 300“.These families include such notable names as Agnelli, Balliol, Beale, Bell, Bouvier, Bush, Cameron, Campbell, Carnegie, Carrington, Coolidge, Delano, Douglas, Ford, Gardner, Graham, Hamilton, Harriman, Heinz, Kuhn, Lindsay, Loeb, Mellon, Montgomery, Morgan, Norman, Oppenheimer, Rhodes, Roosevelt, Russell, Savoy, Schiff, Seton, Spencer, Stewart/Stuart, Taft, and Wilson. There are many others.

The Committee of 300 use many well-known institutions to accomplish their goals, including the Council on Foreign Relations, Bilderburgers, Trilateral Commission, Club of Rome, Royal Institute for International Affairs, Mafia, CIA, NSA, Mossad, Secret Service (SS), International Monetary Fund, Federal Reserve, Internal Revenue Service, and Interpol, to name a few. All of these are private organizations or corporations set up as public service devices, but this is far from the truth. The Illuminati structure also creates artificial countries to further their goals.

Examples of these are the United States, Switzerland, Kuwait, the Soviet Union, Panama, Israel, Italy, Yugoslavia, the United Kingdom, most of Black Africa, all of the Arab countries, and all of Central and South America. These nations were created to amass wealth for the ruling families and their supporters, to hide or keep their wealth, and to create unstable conditions necessary to start wars or increase military budgets.

Switzerland was created as a neutral banking centre so that Illuminati families would have a safe place to keep their funds without fear of destruction from wars and prying eyes. The United States was established with 13 colonies, one for each of the Illuminati families. The original flag had 13 stars, and still has 13 stripes. The eagle, the symbol of the United States, holds 13 arrows in its talons. The United States is actually a corporate asset of the Virginia Company that was established in 1604 in England with direct involvement of the Rothschilds.

The finances of the Rothschilds were necessary to fund the exploration and exploitation of the North American continent. The assets of the Virginia Company, including the United States, are owned by the Holy Roman Empire via the Vatican. This occurred in 1213 when King James gave all English assets to the Reptilian Pope. Executorship remains with the British royal family, but actual ownership lies with the Roman Catholic Church.

The United States of America is not named after Amerigo Vespucci, as you learned in school. The Illuminati would never name a continent, actually two continents, after an Italian mapmaker. The name is actually a combination of words. “Am” is the Hebrew word for “people” “Ame” is also the command form of the Spanish/Latin verb “to love” “Eri” or “ari” is a Hebrew term for “lion” “Rica” is the feminine form of the Spanish word for “rich” “Ka” is the ancient Egyptian word for soul, or spirit force within a body There are two layers of meanings.

The Ancient Hebrew/Egyptian translates to say, “the people of the lion with spirit force.” [Alexander: Personally, I believe that America’s name derived from the Peruvian ‘AMARUCA’, which meant ‘The land of the flying SERPENTS’ (i.e. reptilians)]. Hence, the pyramid and all-seeing eye on the one-dollar bill. The Latinized version translates to say, “love riches”, in a feminized/physical reality way. This gives an idea of what they had in mind. Take this a step further, and one sees the mixture of the feminine Latin/eagle ideas with the masculine Hebrew/lion ideas. The symbolic statement of America is that it is a combination of Lemuria and Atlantis; a blend of the human/Lyrae with Reptilian/Draco.

Perhaps the anagram LSD, an Illuminati created drug, has a hidden meaning as well: Lyrae-Sirius-Draco! The combination of these three civilizations would produce the most powerful, technological Empire ever known! In 1776, the creation of the United States as an independent nation coincided with the declaration into public existence of the official Illuminati organization by member Adam Weishaupt, in Bavaria. Publicly, Mr. Weishaupt appeared to be determined to create an organization comprised of the European elite that would uplift mankind. Of course, this was part of an Illuminati global ceremony.

The creation for the United States and the Illuminati global ceremony. The creation of the United States and the Illuminati organization were artificial beginnings for public consumption. The United States was the device to be used to bring the Illuminati into public acceptance. Current Illuminati members believe that Adam Weishaupt was a look-alike for George Washington, and it is actually Weishaupts image that appears on the one-dollar bill. George Washington was a wealthy slave and plantation owner. He is known to have raped some of his female slaves and used some of the male slaves in ritualistic ceremony.

There are many people of the Black race who can literally trace their genetics to the founding fathers. George Washington also ordered the building of the Montauk Lighthouse in 1796. This lighthouse included an underground area for supply storage in case of a British coastline invasion. If he had only known what that area would become – or did he? The 13 ruling Illuminati families constantly vie for control amongst themselves. During this time period, the Spanish, British, and French Illuminati all fought to win control over North and South America. The Rothschilds kept these Illuminati factions in line by sending Hessian troops to monitor the situation. The leaders enjoyed these war games, pitting one against the other to see who would win.

The hundreds of thousands of lives lost were meaningless to them. The Manifest Destiny of the United States was created to expand the territory of the Aryans at the expense of the native populations. As always, the Illuminati seek to destroy native peoples and their cultures. This is an attempt to destroy their knowledge of God-Mind, as well as the possibility that the natives will impart this information on to others. Especially important is their need to eliminate native cultures with ancient knowledge of Atlantis and Lyrae.

The natives that gave them the most problem were the Cherokee Indians because this tribe retained most of their Atlantean knowledge, even accessing the Bear/Bigfoot frequency for information. For this reason, these people were uprooted from their homeland in the southern Appalachian Mountains, and forcibly marched to Oklahoma on what is now known as The Trail of Tears. Many died along the way. Only a remnant remained in North Carolina, Tennessee, and Georgia. In the north, the vast Iroquois/Mohawk nation was disbanded.

The Montauk, direct descendents of the Atlanteans who call their leader Pharaoh, were systematically eliminated. The Rothschilds were aggressively involved with the slave trade from Africa, importing slaves to North and South America as well as the Caribbean. They were very careful not to import Blacks from the eastern areas of Ethiopia or Sudan where the descendents of Solomon were located, instead concentrating on western and central Africa for the slave populations. These areas had the pure mixture of Anunnaki and simian genetics, and the programming desirable for the Illuminati agenda.

The Rothschilds decided that splitting the United States colonies would double their profits. So they politically created, and financially supported, the Civil War. The Civil War was actually a global ceremonial ritual to bring slavery to its next level. This war allowed the North to win, and publicly abolish slavery. The best slaves are the ones who do not realize that they are slaves. This alleviates rebellion and resistance. This was the status immediately following the Civil War.

Blacks in the South are still slaves. There is still segregation, even in the North. The Illuminati still consider Blacks to be second or third class citizens. Only now the slavery is subtle and masked. In5D Note: Those in power consider us ALL useless eaters and have used divide and conquer techniques against us to keep us from uniting. What we “ALL” need to keep in mind is that once the bottom of the pyramid unites, the rest will collapse. Since the Civil War, there have been other staged wars that entrenched the trend toward globalization. The Spanish-American War of 1898-1899 acquired more land for the American Illuminati, placing a greater portion of the Earth’s surface under American jurisdiction. World War I was designed to change the map of Europe as well as test germ and chemical warfare technology for future use. This coincided with the worldwide influenza outbreak designed to reduce the global population, making control easier.

World War I also laid the foundation for the German role in the next war. World War II was a test of the final globalization and extermination projects. It was also designed to test mind-control machinations; to test the use of fluoride which deadens brain activity and slows resistance to authority; to experiment with slave labor camps and study the development of resistance; and to teach the masses to spy and report on one another. World War II brought three primary goals of the Illuminati to fruition. The first was that hidden Illuminati symbolism were brought to public attention from the underground strongholds in Tibet and Egypt, such as the Swastika and the ankh.

The second was the creation of the State of Israel as a foundation for the New World Religion. The last was the creation of nuclear weapons as part of the Illuminati global ceremony.

During World War II, the Germans helped to perfect “sex-slaves” as a means of transmitting information amongst the elite. Sex-slaves can be either male or female, who are sexually programmed using Wilhelm Reich procedures, which are illegal in the United States, but used by the Illuminati and government. These sex-slaves deliver messages and keep programmed sleepers in line. The sex-slave is downloaded with a message or function through various sexual acts and drugs, which can only be released by repeating the same sexual act with the target, or person, to be activated. They are trained to know their target’s trigger words and trigger events to activate, delete, or change programming. In recent years, several women have come forward claiming to be the sex-slaves of globally recognized political figures. Many were used as information couriers between high-level male Illuminati. Usually, look-alikes of the political figures are used in the incipient programming as a focal point for the sex-slave.

The slave is put through a desensitizing process, so there is no pleasure in the sexual act; it is merely a duty to be performed. Many times the slave becomes sexually promiscuous, repeatedly having sex with people who look like the intended target. It is a sad life. By the end of World War II, one of the three major Illuminati global rituals was accomplished. This was the nuclear explosion that took place in 1945 at the 33rd parallel as a test for the nuclear attack on Japan. This explosion was symbolic, representing the simultaneous creation and destruction of matter and energy. The year was symbolic as well. In numerology, 1 + 9 = 10, representing the 10 aspects of God-Mind. The number 10 further breaks down to 1 + 0 = 1, representing a new beginning. Continuing, 4 + 5 = 9, representing the end of a cycle. Symbolically, the entire event represented the end of a cycle to prepare for a new beginning using the new creation of God-Mind out of destruction. Additionally, a cylinder containing material still not explained by the government was trucked into the nuclear explosion testing. This cylinder was made from pure steel and allegedly was the same physical dimensions as the Kabala describes for the creation of Golems.

Kabala is ancient Hebrew metaphysics that has been a staple for the Illuminati for millennia. Golems are artificial beings that are used as a slave force. It is highly probable that this was a symbolic ritual for the creation of the society of Golems. World War II also allowed the European/American Illuminati to destroy the Japanese Illuminati desires of global domination. The Japanese royal family, represented by Emperor Hirohito, have always been ostracized as non-legitimate by the ruling 13 families. The Japanese claim to be direct descendents of Lemurian purebred Reptilians.

The European/American Illuminati claim that the Japanese Illuminati are descendents from a lower species in the Draco hierarchy. This lower species is considered a worker class without any political clout or influence. The European/American Illuminati also claim that East Indians are a lower species in the Draco hierarchy. The 13 ruling families consider light skin and hair to be an elite characteristic. On January 17, 1994, Japan sent a seismic event to California. Exactly one year later on January 17, 1995, the city of Kobe, Japan was seismically destroyed. Kobe was the home of the Japanese electromagnetic weaponry centers.

The European/American Illuminati will not tolerate thorns in their sides. The destruction of Japan and its royal family will continue in the coming months. Every year, the Illuminati hold meetings to plan the events of the coming year to accomplish their main objective formulated millennia ago of global control and domination. In the 1850s, they pinpointed their target date for complete domination with an agenda called Plan 2000. This has since been revised to 2003. The fiasco election of George W. Bush Jr. to office is a key sign that they are on target. The public lesson of the United States presidential “election” of 2000 is that the citizens do not vote for anyone! Even the Illuminati are now finding it increasingly difficult to conceal their plans.

About the author:

A gifted medical intuitive, Stewart Swerdlow is a clairvoyant who has the ability to see auric fields and personal archetypes as well as read DNA sequences and mind-patterns. His great-uncle, Yakov Sverdlov, was the first president of the Soviet Union, and his grandfather helped form the Communist Party in the United States in the 1930s. To ensure that his loyalties stayed with the US government, he was “recruited” for specific government mind-control experiments which enhanced his natural abilities. He spent years in service to various US and foreign government agencies and special interest groups. His mind and body were used for genetic and mind-control experiments which led to severe illness, broken relationships, and premature Kundalini activation. After several years of deep self-analysis, Stewart merged with higher levels of his multidimensional self, which saved his life. Stewart has authored and co-authored with his wife, Janet, several books and lectures worldwide for a variety of groups, organizations, and large corporations.

This article was excerpted from Stewart’s book, Blue Blood, True Blood: Conflict & Creation

http://youtu.be/Q0Kl3wOXpKQ

Source: http://worldtruth.tv/the-reptilian-aliens-and-the-council-of-the-13-royal-families/

A mind-blowing new video (slightly cheesy, low-budget graphics but the message is the key thing to focus on) regarding what is really going on https://www.youtube.com/watch?v=XTOG_gGvaXg&list=PLToAZ9T-Iex8FyvgqgK6WEEOEk7_uauO_

It agrees in essence with my key essay here: http://www.democratic-republicans.us/ufos-the-third-reich-after-1945-and-the-pleiadians


Article 1

$
0
0
Yth. Bapak/ Ibu, Kolega dan Para Sahabat dalam Kafilah Peradaban Religius-Humanistik
 
Assalamu’alaikum wr wb,
Dengan hormat.
Berikut saya teruskan email dari Ketua SC IC-THuSI 2015 Dr. Husain Heriyanto mengenai Countdown-FirstReflection IC-THuSI.

Terimakasih.

 
Rintis Mulya 
Kepala Sekretariat IC-THuSI
Sadra Interantional Insttute, Jakarta 

———- Forwarded message ———-
From: Husain Heriyanto <husain_heri@yahoo.com>
Date: 2015-04-08 16:23 GMT+07:00
Subject:
To:

Bismillahi, wa billahi wa-l-hamdulillah
Yth. Bapak/Ibu Dewan Pakar IC-THuSI
Assalamu’alaikum wr wb
Hari ini, Rabu/ 8 April 2015, adalah tepat pekan ke-33 hitung mundur menjelang penyelenggaraan IC-THuSI pada 18-19 November 2015 mendatang.
Izinkan saya untuk memulai tradisi “Contemplation and Action” (judul sebuah buku terjemahan karya Nasiruddin Al-Thusi Sayr wa Suluk) melalui refleksi mingguan untuk membahas isu-isu aktual yang relevan dengan tema IC-THuSI. Saya mengundang Bapak/Ibu untuk turut berbagi gagasan dan pemikiran (berkisar 300-500 kata) melalui temu ilmiah maya ini. Selain efisien karena tak membutuhkan dana dan waktu banyak sebagaimana halnya diskusi/pertemuan secara fisik, aktivitas ini juga efektif, karena insya Allah kami akan menyebarluaskan gagasan  Bapak/Ibu melalui jaringan website, buletin, dan pelbagai media sosial yang kami kelola. Terima kasih banyak atas waktu dan pemikiran yang Bapak/Ibu curahkan dalam aktivitas ilmiah ini, yang meski tak populer, tapi amat dibutuhkan oleh umat Islam dan dunia pada umumnya.
Agenda ini pun selaras dengan visi kami untuk membangun IC-THuSI sebagai salah satu pusat ilmu-ilmu sosial-humaniora dalam perspetif Islam di tanah air dan Asia Tenggara. Seperti yang pernah saya katakan, kita ini hanyalah perintis dengan harapan murid-murid Bapak/Ibu nantinya yang selanjutnya akan mengembangkan pusat studi yang masih langka ini. Saya teringat sekaligus termotivasi –di tengah-tengah kepenatan mengelola konferensi pertama yang lalu- oleh pernyataan Prof. Amin Abdullah, “mestinya kampus-kampus lain di negeri ini turut mengembangkan apa yang sudah dirintis oleh Sadra Institute ini”.
Refleksi 1
Klarifikasi pengertian “Islam” dalam frase-frase  “Islamic Human Sciences” dan “the Islamic Perspective
Izinkan saya mulai dengan melakukan klarifikasi penggunaan istilah “Islam” dalam sejumlah kata yang digunakan dalam deskripsi visi dan misi IC-THuSI, seperti frase “Islamic Human Sciences”, “ilmu-ilmu manusia Islami”, “perspektif Islam”, dst. Klarifikasi dan penjelasan eksposisional ini dirasa perlu agar setidaknya terjadi kejernihan pemahaman tentang pelekatan Islam yang bersifat predikatif terhadap ilmu-ilmu sosial humaniora (human sciences). Hal ini sekaligus merupakan tanggapan terhadap sejumlah pertanyaan dan diskusi yang terjadi di antara kita sebelumnya (baik dalam pertemuan ataupun via japri).
Hal pertama dan terpenting yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa penggunaan nama Islam atau pelekatan predikatif Islam terhadap entitas ilmu-ilmu sosial humaniora ini sama sekali bebas dari jargon “Bucaillisme” berupa ayatisasi atau upaya mencocok-cocokkan temuan ilmiah dengan ayat-ayat suci Al-Quran dan Hadits. Selain tidak ilmiah, fenomena “Bucaillisme” juga sangat tidak kreatif dan produktif dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan, apapun bidang ilmunya. Sejalan dengan sikap ini, maka kita pun menghindari istilah-istilah seperti “Islamisasi” atau “pengislaman”, yang seakan memosisikan Islam berada pada satu kutub dan pengetahuan pada kutub lain sehingga Islam difungsikan sebagai stempel atau simbol semata.
Implikasi lebih lanjut, sebagai konsekuensi logis dan epistemologis, penyebutan Islam pada khasanah IC-THuSI juga sama sekali tidak bersifat sektarian intra (mazhab Islam tertentu), sektarian inter (Islam vis-a-vis non-Islam), ideologis (baca: ideologi tertutup dengan slogan “right or wrong is my country”), eksklusif, dan propaganda politik. Visi dan misi IC-THuSI tidak hanya berbeda dengan atribut-atribut seperti ini, tetapi juga menentang sepenuhnya mencampurbaurkan aktivitas ilmiah dengan kepentingan-kepentingan ideologis dan politis sektarian.
Lalu, pengertian Islam yang bagaimanakah yang dimaksudkan oleh IC-THuSI?
Izinkan saya untuk menjawabnya tidak secara naratif utuh (lebih cepat dipahami oleh pembaca dan juga ditulis oleh penulis..) melainkan bersifat kategoris dengan penjelasan yang cukup.
1.     Merujuk kepada istilah Prof. Kuntowijoyo, Islam yang kita bincangkan dalam konteks keilmuan adalah Islam secara epistemologis, bukan ideologis. Maksudnya, Islam sebagai agama dan sekaligus peradaban memiliki cara pandang dan interpretasi tertentu dalam memahami dunia, manusia, masyarakat, dan sejarah. Oleh karena berperan sebagai epistemologi, maka dengan sendirinya Islam yang dimaksud bersifat terbuka dan siap diuji menurut kaidah-kaidah keilmuan (ilmiah dan filosofis).
2.      Mengacu kepada ulasan Dr. Ali Mesbah Yazdi, yang dikirimkan via email menjelang konferensi lalu dan ditaruh pada cover belakang Buletin IC-THuSI No. 3, Islam adalah sebuah perspektif yang berpijak pada realitas dalam mencari, menapaki dan merengkuh kebenaran. Dalam konteks ilmu-ilmu sosial humaniora, maka yang dimaksud dengan ilmu-ilmu sosial humaniora perspektif Islam adalah ilmu-ilmu yang berpijak pada fitrah kemanusiaan itu sendiri yang dipahami secara holistik dan mendalam. Hal inipun dinyatakan oleh Prof. Ali Akbar Rashad –narasumber pleno hari kedua konferensi IC-THuSI lalu- bahwa ilmu-ilmu sosial humaniora seharusnya berpusat pada fitrah kemanusiaan itu sendiri yang hanief, cenderung kepada kebaikan (dikutip oleh Harian Kompas, 21 November 2014).
3.     Merujuk kepada kedua penjelasan di muka, maka penggunaan Islam dalam setiap deskripsi dan eksplanasi IC-THuSI adalah sebuah cara pandang yang mengacu kepada prinsip-prinsip realitas (ontologis), kaidah-kaidah keilmuan (epistemologis), dan kecendrungan kepada kebaikan universal (etis).
4.     Implikasinya adalah pengertian Islam yang digunakan oleh IC-THuSI adalah Islam yang bersifat ilmiah, terbuka, rasional, universal dan humanistik.  Dalam bahasa sehari-hari, kita menyebutnya sebagai  “Islam rahmatan lil’alamin”.
Nah, persoalannya adalah jika memang bersifat terbuka, rasional, ilmiah, universal, maka mengapa masih memakai istilah Islam. Kenapa tidak cukup dikatakan sebagai ilmu-ilmu sosial humaniora saja tanpa embel-embel Islam? Atau untuk membedakan dengan ilmu-ilmu sosial humaniora kontemporer mainstream, yang bercorak positivistik-mekanistik, kenapa tidak disebutkan dengan “ilmu-ilmu manusia yang non-posivistik” tanpa harus dipredikasi dengan perspektif Islam?
Saya akan menjawab pertanyaan kritis tersebut pada refleksi-refleksi mendatang. Setidaknya terdapat tiga jawaban dipandang dari sudut pandang:
1.     Filsafat Ilmu
2.     Hermeneutik
3.     Cultural Studies
Terima kasih.
Wassalam
Husain Heriyanto
Ketua Steering Committee IC-THuSI
Sadra International Institute, Jakarta

The Top of the Pyramid: The Rothschilds, the British Crown and the Vatican Rule the World

$
0
0

There are two operant Crowns in England, one beingQueen Elizabeth II.

Although extremely wealthy, the Queen functions largely in a ceremonial capacity and serves to deflect attention away from the other Crown, who issues her marching orders through their control of the English Parliament.

This other Crown is comprised of a committee of 12 banks headed by the Bank of England (House of Rothschild). They rule the world from the 677-acre, independent sovereign state know as The City of London, or simply ‘The City.’


The City is not a part of England, just as Washington D.C., is not a part of the USA.

The City is referred to as the wealthiest square mile on earth and is presided over by a Lord Mayor who is appointed annually.

When the Queen wishes to conduct business within the City, she is met by the Lord Mayor at Temple (Templar) Bar where she requests permission to enter this private, sovereign state. She then proceeds into the City walking several paces behind the Mayor.

Her entourage may not be clothed in anything other than service uniforms.

In the nineteenth century, 90% of the world’s trade was carried by British ships controlled by the Crown. The other 10% of ships had to pay commissions to the Crown simply for the privilege of using the world’s oceans.

The Crown reaped billions in profits while operating under the protection of the British armed forces. This was not British commerce or British wealth, but the Crown’s commerce and the Crown’s wealth.

As of 1850, author Frederic Morton estimated the Rothschild fortune to be in excess of $10 billion (today, the combined wealth of the banking dynasties is estimated at around $500 trillion).

Today, the bonded indebtedness of the world is held by the Crown.

The aforementioned Temple Bar is the juristic arm of the Crown and holds an exclusive monopoly on global legal fraud through their Bar Association franchises. The Temple Bar is comprised of four Inns of Court.

They are: the Middle Temple, Inner Temple, Lincoln’s Inn and Gray’s Inn. The entry point to these closed secret societies is only to be found when one is called to their Bar.

The Bar attorneys in the United States owe their allegiance and pledge their oaths to the Crown. All Bar Associations throughout the world are signatories and franchises to the International Bar Association located at the Inns of Court of the Crown Temple.

The Inner Temple holds the legal system franchise by license that bleeds Canada and Great Britain white, while the Middle Temple has license to steal from America.

To have the Declaration of Independence recognized internationally, Middle Templar King George III agreed in the Treaty of Paris of 1783 to establish the legal Crown entity of the incorporated United States, referred to internally as the Crown Temple States (Colonies). States spelled with a capital letter ‘S,’ denotes a legal entity of the Crown.

At least five Templar Bar Attorneys under solemn oath to the Crown, signed the American Declaration of Independence. This means that both parties were agents of the Crown.

There is no lawful effect when a party signs as both the first and second parties. The Declaration was simply an internal memo circulating among private members of the Crown.

Most Americans believe that they own their own land, but they have merely purchased real estate by contract. Upon fulfillment of the contract, control of the land is transferred by Warranty Deed.

The Warranty Deed is only a ‘color of title.’ Color of Title is a semblance or appearance of title, but not title in fact or in law. The Warranty Deed cannot stand against the Land Patent.

The Crown was granted Land Patents in North America by the King of England. Colonials rebelled at the usurious Crown taxes, and thus the Declaration of Independence was created to pacify the populace.

Another ruse used to hoodwink natural persons is by enfranchisement. Those cards in your wallet bearing your name spelled in all capital letters means that you have been enfranchised and have the status of a corporation.

A ‘juristic personality’ has been created, and you have entered into multi-variant agreements that place you in an equity relationship with the Crown.

These invisible contracts include, birth certificates, citizenship records, employment agreements, driver’s licenses and bank accounts. It is perhaps helpful to note here that contracts do not now, nor have they ever had to be stated in writing in order to be enforceable by American judges. If it is written down, it is merely a written statement of the contract.

Tax protestors and (the coming) draft resistors trying to renounce the parts of these contracts that they now disagree with will not profit by resorting to tort law (fairness) arguments as justification. Judges will reject these lines of defense as they have no bearing on contract law jurisprudence. Tort law governs grievances where no contract law is in effect.

These private agreements/contracts that bind us will always overrule the broad general clauses of the Constitution and Bill of Rights (the Constitution being essentially a renamed enactment of English common law). The Bill of Rights is viewed by the Crown as a ‘bill of benefits,’ conferred on us by them in anticipation of reciprocity (taxes).

Protestors and resistors will also lose their cases by boasting of citizenship status. Citizenship is another equity agreement that we have with the Crown. And this is the very juristic contract that Federal judges will use to incarcerate them. In the words of former Supreme Court Justice Felix Frankfurter, “Equity is brutal, but we are merely enforcing agreements.”

“The balance of Title 42, section 1981 of the Civil Rights Code states,” citizens shall be subject to like punishment, pains, penalties, taxes, licenses, and exactions of every kind”

What we view as citizenship, the Crown views as a juristic enrichment instrumentality. It also should be borne in mind that even cursory circulation or commercial use of Federal Reserve Notes effects an attachment of liability for the payment of the Crown’s debt to the FED. This is measured by your taxable income.

And to facilitate future asset-stripping, the end of the 14th amendment includes a state of debt hypothecation of the United States, wherein all enfranchised persons (that’s you) can be held personally liable for the Crown’s debt.

The Crown views our participation in these contracts of commercial equity as being voluntary and that any gain accrued is taxable, as the gain wouldn’t have been possible were in not for the Crown.

They view the system of interstate banks as their own property. Any profit or gain experienced by anyone with a bank account (or loan, mortgage or credit card) carries with it – as an operation of law – the identical same full force and effect as if the Crown had created the gain.

Bank accounts fall outside the umbrella of Fourth Amendment protection because a commercial contract is in effect and the Bill of Rights cannot be held to interfere with the execution of commercial contracts. The Crown also views bank account records as their own private property, pursuant to the bank contract that each of us signed and that none of us ever read.

The rare individual who actually reads the bank contract will find that they agreed to be bound by Title 26 and under section 7202 agreed not to disseminate any fraudulent tax advice. This written contract with the Crown also acknowledges that bank notes are taxable instruments of commerce.

When we initially opened a bank account, another juristic personality was created. It is this personality (income and assets) that IRS agents are excising back to the Crown through taxation.

A lot of ink is being spilled currently over Social Security.

Possession of a Social Security Number is known in the Crown’s lex as ‘conclusive evidence’ of our having accepted federal commercial benefits. This is another example of an equity relationship with the Crown.

Presenting one’s Social Security Number to an employer seals our status as taxpayers, and gives rise to liability for a reciprocal quid pro quo payment of taxes to the Crown.

Through the Social Security Number we are accepting future retirement endowment benefits. Social Security is a strange animal. If you die, your spouse gets nothing, but rather, what would have gone to you is divided (forfeited) among other premium payers who haven’t died yet.

But the Crown views failure to reciprocate in any of these equity attachments as an act of defilement and will proceed against us with all due prejudice.

For a person to escape the tentacles of the Crown octopus, a thoroughgoing study of American jurisprudence is required. One would have to be deemed a ‘stranger to the public trust,’ forfeit all enfranchisement benefits and close all bank accounts, among other things.

Citizenship would have to be made null and forfeit and the status of ‘denizen’ enacted. If there are any persons extant who have passed through this fire, I would certainly appreciate hearing from them.

The United States of America is a corporation, ruled by the British Crown and the Vatican

The USA is, and always has been, a huge corporation ruled from abroad. Its initial name was the Virginia Company and it is owned by the British Crown and the Vatican, who receive their yearly share of the profits.

The US presidents are appointed CEO’s (they are not elected by us!), and their allegiance is to the “board of directors,” not to the American citizens. We are seen as employees of the company andvoting is designed as a distraction meant to offer us the illusion that we have a say in all this.

“In 1606 [King] James set up the Virginia Company which was granted Royal authority to begin settlements in the province of Virginia, named after Elizabeth I, who had been popularly called the Virgin Queen. The Union Jack first flew on American soil at Jamestown in Virginia as a permanent fixture in the spring of 1607…

“The early members of the Virginia Company were aristocrats who supported the Church of England and the Royalist cause. They included Lord Southampton, the Earl of Pembroke, the Earl of Montgomery, the Earl of Salisbury, the Earl of Northampton, and Sir Francis Bacon…

“As chancellor of England, Bacon was able to persuade the king to issue the charters which enabled the new colonies to proliferate in the new world…

“The Virginia Company members who actually settled in America included several members of the Bacon family, and friends of his who were initiates of the Rosy Cross.” — Michael Howard – Occult Conspiracy (quoted by Michael Tsarion)

I understand from contacts in America that it is through organizations like the London Metal Exchange that profits from the Virginia Company (United States of America) are channeled back to London.”– David Icke – The Biggest Secret;

The House of Burgesses was formed in Jamestown in 1619. It was the first representative legislative body in the American Colonies. The House passed measures designed to help the company prosper. But a serious Indian uprising in Jamestown in 1622 caused the adventurers to lose what little interest they had left. In 1623, King James decided that the company was being managed poorly. He took over the association in 1624 and dissolved the company.” — World Book Encyclopedia;

“Its shareholders were Londoners, and it was distinguished from the Plymouth Company, which was chartered at the same time and composed largely of men from Plymouth.

“In 1619 the company established continental America’s first true legislature, the General Assembly, which was organized bicamerally. It consisted of the governor and his council, named by the company in England, and the House of Burgesses, made up of two burgesses from each of the four boroughs and seven plantations.

“…The court ruled against the Virginia Company, which was then dissolved, with the result that Virginia was transformed into a royal colony.”– Encyclopedia Britannica;

This means that all the rights which applied to the owners of the Virginia Company to the gold, silver, minerals and duties, mined and paid in America, still apply to the British families who own the United States of America and the lands of the united states of America.

“Those same percentages have been paid since ‘independence’ and are still being paid by the American people via their federal officials who are, in fact, officials of the Virginia Company – yes, including the President.

“…But here’s yet another twist. Who owns the assets apparently owned by the Virginia Company? Answer: the Vatican.”– David Icke – The Biggest Secret;

After the original 13 (again!) American colonies won their ‘independence’ and an ‘independent’ country was formed after 1783, the Virginia Company simply changed its name to… the United States of America.

“You see there are two USAs, or rather a USA and a usA. The united states of America with a lower case ‘u’ and ‘s’ are the lands of the various states. These lands, as we have seen, are still owned by the British Crown as the head of the old Virginia Company, although there is something to add about this in a moment.

“Then there is the United States of America, capital ‘U’ and ‘S’, which is the 68 square miles of land west of the Potomac River on which is built the federal capital, Washington DC and the District of Columbia. It also includes the US protectorates of Guam and Puerto Rico.

“The United States of America is not a country, it is a corporation owned by the same Brotherhood reptilian bloodlines who owned the Virginia Company, because the USA is the Virginia Company!”–David Icke – The Biggest Secret;

In 1604, a group of leading politicians, businessmen, merchants, manufacturers and bankers, met in Greenwich, then in the English county of Kent, and formed a corporation called the Virginia Company in anticipation of the imminent influx of white Europeans, mostly British at first, into the North American continent.

“Its main stockholder was the reptilian, King James I, and the original charter for the company was completed by April 10th 1606. This and later updates to the charter established the following:

“…The Virginia Company comprised of two branches, the London Company and the Plymouth or New England Company…The ‘Pilgrims’ of American historical myth were, in fact, members of the second Virginia Company branch called the New England Company. The Pilgrim Society is still a major elite grouping within the Illuminati..

“The Virginia Company owned most of the land of what we now call the USA, and any lands up to 900 miles offshore. This included Bermuda and most of what is now known as the Caribbean Islands.

“The Virginia Company (the British Crown and the bloodline families) had rights to 50%, yes 50%, of the ore of all gold and silver mined on its lands, plus percentages of other minerals and raw materials, and 5% of all profits from other ventures.

“These rights, the charters detailed, were to be passed on to all heirs of the owners of the Virginia Company and therefore continue to apply… forever!

“The controlling members of the Virginia Company who were to enjoy these rights became known as the Treasurer and Company of Adventurers and Planters of the City of London.

“After the first 21 years from the formation of the Virginia Company, all ‘duties, imposts, and excises’ paid on trading activities in the colonies had to be paid directly to the British Crown through the Crown treasurer…

“The lands of the Virginia Company were granted to the colonies under a Deed of Trust (on lease) and therefore they could not claim ownership of the land…

“The monarch, through his Council for the Colonies, insisted that members of the colonies impose the Christian religion on all the people, including the Native Americans…

“The criminal courts on the lands of the Virginia Company were to be operated under Admiralty Law, the law of the sea, and the civil courts under common law, the law of the land… Now, get this. All of the above still applies today!”– David Icke – The Biggest Secret;

The United States Inc.

England, Canada, Australia and many other countries are led politically by “Prime Ministers” to the Queen. In fact she is the official head of 123 commonwealth countries. America, Russia, and other countries, however, have a “President” and “Vice-President.”

Usually corporations have Presidents and Vice-Presidents. What does this mean? The US Presidents rule from the “White House.” The Russian Presidents also rule from the White House. The Jesuits, a large force behind the Illuminati, have their own White House as well. England is ruled from “Whitehall.”

“The United States government is being ruled from the ‘White House,’ the government of England is being ruled from what is called ‘Whitehall,’ and Whitehall, like our White House, is the symbol of power because the hall is like the Masonic hall, the lodge hall, the union hall.”  — Jordan Maxwell – Matrix of Power;

“For those who think America controls the roost it would do well to consider that the Queen of England is still the official head of Commonwealth (123 countries) and the official monarch of Australia and Canada along with the United Kingdom… add to that the fact that all Bush Sr. got for his two terms as president of USA is a mere knighthood of the British Empire.” — Prash Trivedi;

The original 13 colonies were actually called companies. Military units are also called companies. We sing patriotic songs like “the Star-Spangled Banner” but a banner is a corporate advertisement, not a flag.

You surrender with a white flag, no colors. When you get mad you show your true colors. If you just won independence in a bloody revolution with Britain would you choose the same three colors for your new US flag?

Why does “every heart ring true for the red, white, and blue?” What about the gold-fringed flag used by the military, hung at all courts, schools, and government buildings?  It all has to do with the British Maritime Admiralty Law of Flags.

Barack Obama is the current CEO of the USA Corporation and
the gold-fringed flags in the background stand for “ruled from abroad.”

“This is also known as British Maritime (military) Law and this is why the American flag always has a gold fringe when displayed in the courts of the United States. You find the same in government buildings and federally funded schools.

“The gold fringe is a legal symbol indicating that the court is sitting under British Maritime Law and the Uniform Commercial Code – military and merchant law not common or constitutional law, under the Admiralty Law of Flags, the flag displayed gives notice of the law under which the ship (in this case the court) is regulated.

“Anyone entering that ship (court) accepts by doing so that they are submitting to the law indicated by that flag. Judges refuse to replace the flag with one without a fringe when asked by defendants who know the score because that changes the law under which the court is sitting.

“If you appear in a court with a gold fringed flag your constitutional rights are suspended and you are being tried under British Maritime (military /merchant) Law.” — David Icke – Tales from the Time Loop;

International Maritime Admiralty law, the law of the high seas, began in Sumeria, was perfected in Rome and continues to this day. Jordan Maxwell has explained that the way we trade commerce today is modeled after the Masons’/Templar Knights’ 1,000 year old system.

Notice how regardless of whether you send a product by air, water, or land – you “ship” it. The ship pulls into its “berth” and ties to the “dock.”  The Captain has to provide the port authorities with a “certificate of manifest” declaring the products he has brought.

Through a legal loophole the royals have created, US citizens are considered property of the queen under British Maritime law. Since we are born of our mother’s water, from her “birth canal,” we are thereby a maritime product, a “shipped” commodity. Our mothers were delivering a product under maritime law and that’s why we are born in a “delivery room.”

That’s why the “doc” signs your “berth” certificate, your “certificate of manifest.” You’re kept in the Maternity “Ward.” Why a ward? No other hospital areas are called wards. Prisons have wards and wardens.

The United States Corporation came about just after the civil war. The Act of 1871 was passed by congress creating a separate form of government for DC, essentially turning it into a corporation.

It was decided that employees would be called “citizens.”  So when you say in court or on paper, that you are a citizen of the United States, you are not a free American, but an employee of US Inc.

When you get a fine, a ticket, a bill, or get sued, you must sign in all capital letters. When you die your Masonic tombstone by law will have all capital letters to show their employee has died.

The entity that is your name in all caps is your maritime admiralty product code. Upper and lower case legally represents you, your body.

“The Uniform Commercial Code was approved by the American Bar Association, which is a franchise, a subordinate branch, of the British legal system and its hierarchy based in London’s Temple Bar (named after the Illuminati Knights Templar secret society).

As I have been writing for many years, the power that controls America is based in Britain and Europe because that is where the power is located that owns the United States Corporation. By the way, if you think it is strange that a court on dry land could be administered under Maritime Law, look at US Code, Title 18 B 7.

It says that Admiralty Jurisdiction is applicable in the following locations: (1) the high seas; (2) any American ship; (3) any lands reserved or acquired for the use of the United States, and under the exclusive or concurrent jurisdiction thereof, or any place purchased or otherwise acquired by the United States by consent of the legislature of the state.

In other words, mainland America. All this is founded on Roman law because the Illuminati have been playing this same game throughout the centuries wherever they have gone. The major politicians know that this is how things are and so do the government administrators, judges, lawyers and insider ‘journalists’.

Those who realize what is happening and ask the court for the name of the true creditor or recipients of the fines imposed by the ‘legal system’ are always refused this information by the judge.

The true creditors in such cases, and the ultimate recipient of the fines, are the bankers to which the corporation ‘country’ is bankrupt.” — David Icke – Tales from the Time Loop;

Lawyers or “barristers” have to take the Bar Association “bar” exam just as alcoholics go to the “bar,” sugar-junkies eat candy “bars,” and gamblers hope to get 3 “bars” on the slot machine. These all derive from the Templar’s turn of the 13th century “Temple Bar” in England.

Originally the Temple Bar was literally just a bar or chain between two posts next to the Temple law courts.  This soon became a huge stone gate and there were eventually eight of these gates built so the elites could restrict / control trade within the city of London.

They were taken down during 19th century, but then each stone was numbered and kept in storage until 2004 when they just re-built the Temple Bar in London.

“The United States corporation was created behind the screen of a ‘Federal Government’ when, after the manufactured ‘victory’ in the American War of ‘Independence’, the British colonies exchanged overt dictatorship from London with the far more effective covert dictatorship that has been in place ever since.

In effect, the Virginia Company, the corporation headed by the British Crown that controlled the ‘former’ colonies, simply changed its name to the United States and other related pseudonyms.

These include the US, USA, United States of America, Washington DC, District of Columbia, Federal Government and ‘Feds’. The United States Corporation is based in the District of Columbia and the current president of the corporation is a man called George W. Bush.

He is not the president of the people or the country as they are led to believe, that’s just the smokescreen. This means that Bush launched a ‘war on terrorism’ on behalf of a private corporation to further the goals of that corporation.

It had nothing to do with’ America’ or ‘Americans’ because these are very different legal entities. It is the United States Corporation that owns the United States military and everything else that comes under the term ‘federal’.

This includes the Federal Reserve, the ‘central bank’ of the United States, which is, in reality, a private bank owned by controlling stockholders (and controllers of the US Corporation) that are not even American. This is the bank from which the United States Corporation borrows ‘money’.” — David Icke – Tales from the Time Loop;

The Greater British Empire Map

The Shocking Truth About Your Birth Certificate

“If you notice on the bottom of your birth certificate it says Department of Commerce.  It is a property of the Department of Commerce because you are nothing more than a piece of commercial material.  That’s why if you’re out of work you don’t go to the unemployment office, you go to the Office of Human Resources, because you’re just a human resource.” — Jordan Maxwell, 1990 Slideshow Presentation on Hidden Symbols;

The Judge sits on the bench for the bank.  Banks are on both sides of a river. A river bank directs the flow of the current/sea – the currency, the cash flow. The current-sea is “deposited” from bank to bank down the river.

We’re just “consumers” to advertise to, just “human resources” to be used up like batteries, and they are the “social engineers,” molding us “useless eaters” into wage slavery.


Read The Atlantean Conspiracy if you want to learn more.

Additions by Alexander Light, HumansAreFree.com; | References: Mark Owen, Truth Control, Virginia Company, The Atlantean Conspiracy;

http://humansarefree.com/2014/09/the-top-of-pyramid-rothschilds-british.html

 


Waspada ! Ada Bahaya Perang Asimetris di depan mata

$
0
0

Waspada ! Ada Bahaya Perang Asimetris di depan mata

By ST Natanegara

9786027689800Perubahan geopolitik di Timur Tengah jangan melenakan kita akan perubahan geopolitik di kawasan Asia Tenggara

“If you would understand world geopolitics today, follow the oil”, jangan salah, selain ikuti sumbernya ikuti juga jalur distribusinya, Barang siapa ingin memahami geopolitik maka ikuti fluktuasi oil dan telusuri sumber energi…. saya tambahkan ikuti juga jalur distribusinya, Maka dimana sumber energi itu melimpah, kepentingan banyak negara akan beradu kuat disana, termasuk pengamanan jalur distribusinya.

Terkait konflik di Yaman tidak bisa dilepaskan dari kepentingan pengamanan sumber dan jalur distribusi energi, Banyak yang bertanya, kok negara2 di Timeng doyan banget berperang? kawasan jantung dunia ini memang berhawa “panas”, Sejak perang Teluk I, banyak analis menyatakan bahwa siapa saja yang ingin kuasai dunia maka hendaknya bisa kuasai Timteng

Tidak bisa dibantah bahwa Dunia sekarang bergerak tergantung asupan energi yang mana mayoritas disuplai oleh kawasan Timur Tengah, USA dalam hal ini telah menang langkah dengan berhasil membuat Timur Tengah tergantung padanya, termasuk penggunaan dolar dalam transaksi, Mayoritas negara-negara Timur Tengah berada dalam “kontrol” terbatas oleh USA, nuansa saling ketergantungan tercipta, Setelah sumber oil dan gas “bisa” diamankan, selanjutnya tentu saja menjamin keamanan jalur distribusinya, disinilah Indonesia terkait

USA tergantung Timteng, Rusia lebih bisa mandiri dan Tiongkok punya strateginya sendiri, ketiganya terkait dalam isu energy security, Geopolitik dunia semakin berkembang, tidak hanya dipengaruhi sumber energi tapi juga isu ketahanan dan jaminan pasokan energi, Bahkan sudah banyak makalah yang menyebutkan bahwa dunia sekarang sedang dalam kondisi perang memperebutkan sumber daya global, USA, Rusia, Tiongkok, India, Canada, Uni Eropa dan banyak negara besar lainnya sedang memperebutkan sumber energi

Dimana posisi Indonesia?

Kita termasuk negara penghasil energi walaupun terbatas dan negara yang menguasai jalur distribusi energi, Kita punya selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok yang sejatinya diperebutkan kontrolnya oleh banyak negara, Kita masih ingat bagaimana getolnya USA berusaha mengontrol keamanan di Selat Malaka…. hingga memamerkan kekuatan militernya di Singapura, Beberapa strategi telah dijalankan oleh USA untuk menegaskan keberadaannya di Asia khususnya Asia Tenggara dan Samudera Hindia

USA ingin secepatnya membangun sistem pertahanan rudal di Asia yang tentu saja ditujukan untuk mengimbangi dominasi Tiongkok dan India, USA juga telah menyatakan akan memperluas keikutsertaan militernya di Asia Tenggara dan Samudera Hindia dengan cover pengamanan laut, USA telah menyatakan akan meningkatkan kerjasamanya dengan Australia dan dibuktikan dengan penempatan pasukan di Darwin, USA juga telah memperkuat kerjasama militer dengan Singapura dan memang alutsistanya terlihat sering parkir di Singapura

Apakah hanya USA saja yang berkepentingan dengan Asia Tenggara khususnya Indonesia? tidak karena Tiongkok pun mulai masuk, Sebagai salah satu negara pengguna energi terbesar di dunia, sudah pasti Tiongkok mencemaskan keamanan jalur distribusi energi ke Tiongkok, Terkait jaminan pasokan energi, mau tidak mau Tiongkok harus menoleh ke Asia Tenggara khususnya Indonesia, Selat Malaka menjadi perhatian pemerintahan Tiongkok, mereka merasa berkepentingan untuk mengontrol keamanan jalur laut ini

Tiongkok dan USA menyadari pentingnya kontrol di Samudera Hindia dan Selat Malaka karena sangat strategis sebagai jalur distribusi, 70% perdagangan dunia melewati Samudera Hindia 25% perdagangan minyak dan gas melalui Selat Malaka, sangat strategis, Saya yakin bahwa pertemuan Presiden Jokowi dengan pemimpin Tiongkok kemarin pasti juga membicarakan isu yang ini

Tiongkok tidak mengutamakan pendekatan militernya, tapi sedang menerapkan strategi pendekatan ekonomi melalui investasi, Sudah pernah saya bahas mengenai strategi Tiongkok dengan konsep new silk roadnya yang mana bertemu dengan strategi Poros Maritim Jokowi, Mau tidak mau memang Indonesia akan berbenturan dengan kepentingan Tiongkok, sumber terpercaya mengatakan Indonesia jadi target, Indonesia menjadi salah satu terget yang hendak dikucuri miliaran dolar dalam bentuk investasi bercover kemitraan strategis, Bahkan Indonesia dipilih sebagai lokasi kantor pusat bank insfrastruktur yang mana Tiongkok sbg motornya dengan kucuran modal 50Miliar USD

Inilah kenapa saya sering mengingatkan Pemerintah mengenai penerapan visi dan misi Poros Maritim harus mempertimbangan geopolitik kawasan, Dalam mengaplikasikan strategi Poros Maritim, pengambil kebijakan harus memiliki pemahaman dan geopolitic awareness, agar tidak dilindas

Selat Lombok, Selat Malaka dan Selat Sunda adalah harta dan sekaligus modal yang sangat berharga dalam membangun wibawa negara, Australia, Tiongkok, New Zealand, Singapore, Malaysia, Korea, Jepang dan negara Timteng sangat tergantung pada perairan Indonesia, Dengan posisi demikian, tidak salah jika dikatakan hidup matinya Australia dan Singapura itu tergantung Indonesia, Bayangkan jika Indonesia punya pemimpin berkepala batu yang kemudian berani menutup Selat Malaka, Selat Lombok dan Selat Sunda?

Pemerintah mau tidak mau harus mempertimbangkan pergeseran geopolitik dari kawasan Timteng ke kawasan Asia Tenggara, Seyogyanya strategi Poros Maritim betul-betul memperhatikan isu geopolitik sebagai dasar penyusunan kebijakan teknis pendung Poros Maritim. Tidak boleh lagi Indonesia hanya dijadikan sebagai proxy economic war, diciptakan sebagai negara konsumsi bergantung impor, Poros Maritim harus mempertimbangkan masalah penempatan pasukan marinir USA di Darwin, mempertimbangkan keberadaan USA di Singapura, Mempertimbangkan penguatan kontrol USA di selat Malaka dan penguasaan udara oleh Singapura, Harus pula mempertimbangkan nilai strategis Selat Sunda, Selat Lombok dan selat2 lainnya apabila kita lepas kontrol di Selat Malaka

Bila Poros Maritim tidak bisa melihat perubahan geopolitik sebagai pijakan utamanya, maka tak ubahnya sebagai konsep setengah jadi, Tanpa mempertimbangkan perubahan geopolitik kawasan, Poros Maritim hanya enak didengar tapi sulit dipraktekkan, Mendekatkan diri ke Tiongkok menjadi hal yang dibenarkan selama dalam batas kerjasama strategis yang setara dan saling menguntungkan

Indonesia harus memiliki cara dan skenario yang cukup strategis sebagai panduan untuk membangun kerjasama strategis dengan Tiongkok, Kita harus waspada dengan yang ada di Selatan, juga Utara yang siap membelanjakan ribuan miliar Dolar untuk memperluas pengaruhnya, Jokowi dan JK harus punya pijakan yang kuat karena bila tidak maka Indonesia bisa masuk perangkap Tiongkok lewat skenario kerjasama ekonomi. Jika sebelumnya hanya Timur Tengah, sekarang siapapun yang menguasai Samudera Hindia, maka dapat menjadi pemimpin dalam percaturan dunia!

Dari uraian yang telah saya sampaikan, setidaknya anda bisa membayangkan apa sebenarnya yang akan kita hadapi di masa depan….

Perang Asimetris

Winning the hearts and minds of the people ini paling utama dalam perang asimetris seperti yang terjadi dewasa ini, Bagaimana cara si lemah mengalahkan si kuat? tentunya seluruh potensi si lemah harus digunakan untuk menekan titik lemah si kuat

Dalam perang asimetris, pemikiran maupun strategi yang digunakan memang tidak terpaku pada aturan perang yang selama ini ada, Contoh paling ekstrim adalah strategi digital media campaign yang dilakukan oleh ISIS maupun Al Qaedah…. menjadikan terlihat sangat kuat

IS maupun Al Qaedah tau betul yang namanya deterrent effect itu apa, rilis propaganda mereka jelas mampu menggetarkan banyak pihak, Dengan digital media campaign yang terorganisir rapi, baik ISIS maupun Al Qaeda mampu mengundang banyak simpatisannya bergabung

Perang asimetris memang selalu melibatkan si lemah melawan si kuat, si lemah ini bisa berupa sebuah negara, organisasi maupun kelompok, Keunggulan si lemah dalam perang asimetris adalah keleluasaannya untuk bergerak lebih dinamis, .Keleluasaan untuk bergerak adalah keunggulan ISIS dan Al Qaedah, mereka tau bagaimana memenangkan hati dan pikiran pendukungnya, Strategi propaganda melalui media dikombinasikan dengan aksi dilapangan menjadikan mereka melenggang leluasa memenangkan banyak palagan, Menghadapi si lemah yang tau bagaimana meracik strategi dalam perang asimetris sangatlah sulit, alih2 menang malah bisa jadi bumerang

Bagaimana dengan krisis di Yaman? konflik inipun menjurus ke perang asimetris antara si kuat koalisi Arab melawan pemberontah Houthi, Belum bisa diramalkan apa hasil dari kampanye perang yang dilakoni koalisi Arab pimpinan Arab Saudi ini dengan operasi “Decisive Strorm”nya, Pemberontak Houthi memiliki keunggulan sebagai aktor non negara dalam konflik ini, mereka bebas bergerak dan merilis propagandanya, Mereka berada di posisi yang lebih kuat dan unggul untuk pencitraan di media karena berada disisi dimana rakyat berada sebagai korban

Arab Saudi Cs. memang mengatakan target “Decisive Strorm” adalah mengembalikan kekuasaan Presiden Yaman dan menciptakan stabilitas keamanan,Walaupun mungkin target pertama tersebut bisa berhasil tapi operasi ini memunculkan kesan arogan dimata rakyat Yaman, Gerilyawan Houthi juga tau bagaimana berperan dalam konflik ini, rilis berita tentang korban sipil disebar luaskan, Dukungan dari negara yang sepaham pun dimanfaatkan, bahkan pendukung utamanya juga sedang memainkan peranan meraih dukungan internasional

Konflik Yaman ini banyak faktor yang menarik untuk dianalisis, mulai dari pertentangan agama sampai faktor geopolitik dan geostrategi, Setiap faktor tersebut memiliki andil sebagai pemicu pecahnya konflik antara koalisi Arab melawan Pemberontah Syiah Houthi, Analis banyak yang mengutarakan bahwa konflik Yaman ini hanyalah front baru tempat perebutan pengaruh seperti terjadi di Irak dan Suriah, Kemenangan Pemberontah Houthi bagaimanapun juga menjadi warning serius bagi negara2 sekitar Yaman terutama negara monarki Arab, Kemenangan Houthi ini menjadi warning meningkatnya pengaruh Iran dikawasan Timur Tengah menyusul peran aktifnya di Irak dan Suriah

Dalam perspektif koalisi Arab pimpinan Arab Saudi, kemenangan militer Houthi di Yaman merupakan peningkatan ancaman bagi mereka, Perebutan pengaruh, konflik sektarian, kepentingan pengamanan jalur distribusi energi dan campur tangan negara besar jadi sumbu pemicu,Jika isunya adalah mencegah meluasnya pengaruh Iran, maka koalisi Arab seolah sedang ingin menunjukkan taringnya, Pengerahan kekuatan militer yang luar biasa ini dinilai cukup menggetarkan bagi Iran untuk ikut serta secara aktif dalam konflik,

Tampak Houthi dan Iran sedang melakukan kampanye untuk winning the hearts and minds of the people, tak ingin tampak sebagai yang salah, Strategi Iran bahkan dikombinasikan dengan strategi untuk meraih kepercayaan internasional terkait isu Nuklir negaranya, Hal ini menjadi situasi yang cukup rumit bagi Arab Saudi dimana di internal negaranya sendiri mulai tampak seruan penghentian serangan, Yang pasti, jika kampanye Arab Saudi melawan Houthi di Yaman alami kegalalan, negara itu terancam aksi balasan serangan teror musuhnya, Sekali lagi, konflik di Yaman tak bisa lepas dari aspek Geopolitik dan Geostrategi negara-negara di kawasan Timur Tengah, Salah satu pemicunya selain ada beberapa pemicu yang lain semisal konflik sektarian dan perebutan pengaruh

Masih melanjutkan tentang geopolitik…. karena ini penting…. ini ilmu kuno yang masih sangat relevan hingga kini….

Geopolitik itu singkatnya bisa diartikan pengetahuan tentang seluk beluk baik fisik maupun mental suatu wilayah beserta manusianya, .Kenapa geopolitik itu penting? Karena berkaitan erat dengan ketahanan nasional dan strategi pertahanan nasional, Bagaimana mungkin bisa menyusun pertahanan yang efektif jika tidak mengenal seluk beluk wilayah dan mental manusianya

Bagaimana dengan Indonesia? Sayangnya dalam penilaian saya, ilmu kuno ini acap kali diabaikan oleh elit2 negeri ini, Geopolitik Indonesia tak lagi dikelola dengan baik, potensi keunggulan yang dimiliki bangsa ini sudah lama tak bisa dimaksimalkan, Posisi strategis, sumber daya alam, keunggulan jumlah manusianya dan anugerah lainnya belum bisa mendorong negara dalam perannya di dunia, Padahal jika geopolitik suatu bangsa mampu dimanfaatkan dengan baik dipadu dengan geostrategi yang mumpuni, besarlah bangsa itu, Jika geopolitik mampu dimanfaatkan dengan baik, akan terwujud dalam geopolitik weapon yang sangat dahsyat efeknya bagi kemajuan bangsa

Geopolitik Indonesia adalah anugerah Tuhan, sayangnya elit bangsa sibuk bermanuver di permukaan dalam memperebutkan gengsi dan kedudukan, Keengganan mempelajari geopolitik membuat para elit terjebak dalam hiruk pikuk politik yang bisa jadi diciptakan oleh musuh negara, Kedangkalan pemahaman geopolitik akan membuat kita mudah jatuh dalam jebakan kepentingan asing yang ingin menghisap madu bangsa kita, Ada pepatah yang sering dilupakan “what lies beneath the surface”, kita silau dengan yang ada di permukaan, sibuk berdebat & sikut2an, Jangan sampai kita terlambat membaca arah pergeseran konstelasi geopolitik dunia dari barat ke timur dari Timteng ke Asia Tenggara, Kita harus ingat bahwa bersinggungan dengan potensi konflik di LCS dan di Selat Malaka…. berbenturan dengan geopolitik negara lain, Arahnya sudah jelas, US punya kemitraan trans pasifik, Tiongkok punya new silk road, Konflik di LCS, perebutan pengaruh di Malaka,

Sudah saya katakan bahwa konflik tidak hanya lekat di negara2 sumber energi tapi juga negara2 yang menguasai jalur distribusi energi, Dan fakta bahwa Indonesia memiliki ALKI serta berpotensi terlibat gesekan di LCS yang mana disinilah distribusi energi itu ada, Kita harus sadar bahwa US dan Tiongkok sama2 sedang mengincar penguasaan maupun pengaruh di LCS dan Selat Malaka, LCS sangat strategis bagi Tiongkok sedang selat Malaka adalah selat yang sangat sibuk dengan lalu lalang kargo dari berbagai negara

US sejatinya meyakini bahwa untuk membendung Tiongkok, US harus “kuasai” Selat Malaka dan LCS. Tiongkok sendiri sangat membutuhkan Selat Malaka karena mayoritas kargo energinya melalui Selat Malaka, Maka dari masalah inilah muncullah yang namanya Trans Pacifik Partnershipnya USA dan New Silk Roadnya TiongkokDua konsep ini sama2 membutuhkan dukungan militer yang kuat maka jadilah militer Tiongkok seperti sekarang, Kondisi inilah yang sedang dihadapi Indonesia, dilema antara kedaulatan wilayah dan kepentingan geostrategi negara2 besar

Sebenarnya kita harus bersyukur, dalam posisi terjepit tiba2 kita punya pemimpin yang berani membawa konsep sendiri yakni Poros Maritim, Walaupun konsep ini masih belum teruji, setidaknya aspek geopolitik menjadi salah satu dasar munculnya konsep ini, Jika konsep Poros Maritim ini mampu diwujudkan, kita tidak hanya menjadi proxy atau kepanjangan tangan negara2 besar saja, Saya tidak hendak promosi tapi memang kita butuh konsep dan cara pandang yang kuat untuk menghadapi tekanan USA dan Tiongkok, Bagaimanapun juga letak geografis kita harus bisa jadi geopolitical leverage dalam menyusun strategi menghadapi benturan geopolitik kawasan

Saya bersyukur JSS dibatalkan karena ada kecurigaan motif tertentu berkenaan dengan strategisnya selat Sunda bagi Dunia, Saya juga bersyukur sejauh ini Pemerintah masih bisa memainkan strategi yang baik, tidak larut dalam permainan Tiongkok maupun USA, Geopolitik Indonesia haruslah dimanfaatkan dengan baik agar mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa dimata negara lain di dunia. Sadarilah bahwa Indonesia berada ditengah2 benturan kepentingan geopolitik negara2 besar terkait isu energy security, Iran itu ngerti geopolitik makanya bisa dimaksimalkan jadi geopolitic weapon

Gaduh soal HAM, kebebasan berekspresi, anti korupsi, liberalisme, demokrasi, diskriminasi, intoleransi, politik dll, habis energi kita, Pasti ada saja yang berpikir jangan2 kegaduhan ini merupakan bagian dari geostrategi negara lain yang ingin menghisap potensi negeri ini

Pikiran demikian sah2 saja karena memang salah satu strategi dalam perang asimetris adalah mengobok2 internal negara yang jadi target, Sekarang sudah bukan jamannya lagi tiba2 melakukan serangan militer untuk menginvasi sebuah wilayah atau bangsa, ini jamannya soft power. Soft power atau smart power ini memiliki banyak bentuk atau modus, ibarat mendekati seorang wanita, pria bisa memiliki banyak modus,

Sudah ada contohnya yakni apa yang terjadi dengan arab spring atau yang terjadi di Amerika Latin, perang asimetris jelas terjadi, Arab spring susah untuk tidak diakui sebagai perubahan yang sangat terkait dengan jalur distribusi energi atau jalur sutera, Walaupun kemudian geostrategi yang dijalankan menemukan banyak ganjalan bahkan pembajakan. Pada intinya kita yang juga memiliki keterkaitan dengan jalur distribusi energi harus senantiasa waspada dan siaga walaupun dalam kegaduhan, Yang saya takutkan adalah sebenarnya kita ini sedang dalam posisi sebagai target perang asimetris negara lain., memang tanpa darderdor

Perang asimetris ini memang sulit disadari akibat pintarnya musuh menyusun strategi dan membuat banyak gaduh yang melenakan kita semua, Perang asimetris bisa melalui massa jalanan, rekayasa opini, gaduh politik dan berbagai isu yang mampu mendegradasi kedudukan pemerintahan

Sejatinya kita sudah pernah mengalami dasyatnya perang asimetris, hingga sistem bernegara kita banyak diintervensi asing, Kegaduhan diciptakan untuk melemahkan keyakinan warga negara akan ideologi berbangsa yang pada akhirnya merubah cara berpikir kita semua

Sistem ketahanan pangan dan energi dikacau balaukan, kita dipaksa mengalami ketergantungan dan jadi bangsa yang rakus membeli, Contoh nyatanya dibidang energi, coba anda nilai energy security kita, sangat lemah bahkan ketergantungan pada impor, Ke depan banyak hal yang akan kita hadapi karena Indonesia dinilai sangat strategis dalam peta geopolitik dan geostrategi bangsa lain

Dalam perang asimetris dibutuhkan komprador2 yang bisa bertindak sebagai proxy…. tugasnya melempar isu untuk ciptakan kegaduhan. Komprador ini bisa berbentuk organisasi maupun non organisasi, sendirian maupun berkelompok, memiliki media maupun tidak, Dengan biaya yang tak semahal perang konvensional, perang asimetris sekarang menjadi andalan, lebih murah tapi bisa lebih menghancurkan

Apa yang dituju negara yang menjalankan perang asimetris terhadap negara kita? Tiada lain tiada bukan hanyalah kontrol atas energi dan SDA. Ada ungkapan bila berhasil kontrol energi maka bisa mengendalikan negara, kontrol urusan pangan maka bisa kendalikan warga negaranya

Bagaimana mencegah jatuh dalam perangkap perang asimetris? Salah satunya adalah memperkuat pemahaman geopolitik dalam bingkai nasionalisme. Jangan sampai kita jatuh tersungkur seperti Syria dan Libya, hingga tak bisa keluar dari perangkap perang asimetris. Jangan sampai negara kita jadi korban smart power negara lain hingga negara kita mengalami self destruction….

Menghadapi ancaman perang asimetris maupun proxy war yang bisa berujung pada hybrid war, peran aktif badan intelijen sangat dibutuhkan. Badan intelijen negara harus menggelar operasi2 strategis dalam bingkai perundang-undangan untuk menangkal setiap serangan. Badan intelijen harus mampu menyajikan hasil analisis tentang ancaman2 baru apa saja yang akan menghadang dan menyasar kehidupan berbangsa. Setelah ancaman2 tersubut bisa diidentifikasi, maka Presiden selaku user bersama segenap alat2 negara harus menemukan “obat” yang tepat
Intelijen ibarat guide bagi kita, ialah yang bertugas mencegah, menangkal dan menanggulangi setiap ancaman terutama perang asimetris. Mengingat peran sentral badan intelijen dalam menghadapi perang asimetris, kita seharusnya mulai menghilangkan intelijen phobia. Apalagi yang namanya perang asimetris pasti mengandalkan intelijen dalam prosesnya baik dengan subversi terbuka maupun tertutup

Salah satu modus yg dipakai dalam perang asimetris adalah melalui investasi baik di bidang ekonomi, SDA, politik, IT, sosbud maupun militer. Melalui kegiatan investasi ini masuklah agen2 intelijen yang kemudian menjadi maupun merekrut komprador2 di dalam negara sasaran

Menghadapi ini semua tidak bisa hanya dibebankan pada badan intelijen atau aparat pertahanan keamanan saja, seluruh warga harus berperan. Setiap warga sejatinya bisa ikut andil sesuai bidangnya masing2, perkuat kesadaran berbangsa dan pemahaman geopolitik

Jangan heran karena perang asimetris ini menyasar pada setiap aspek yang ada dalam kehidupan berbangsa, semua celah akan dimasuki. Pada pokoknya harus dipahami bahwa perang asimetris tak bisa dihadapi dengan cara2 konvensional atau hanya pendekatan militer saja, Semua warga negara dan alat2 negara harus bergandengan tangan mengerahkan segenap upaya memperkuat jati diri bangsa dan negara

 


Peringatan 60 Tahun KAA SURAT TERBUKA KEPADA PRESIDEN JOKOWI DAN IBU MEGAWATI SUKARNOPUTRI

$
0
0
olitik
16-04-2015
Peringatan 60 Tahun KAA
SURAT TERBUKA KEPADA PRESIDEN JOKOWI DAN IBU MEGAWATI SUKARNOPUTRI
Kepada Yang Terhormat

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)

Di Tempat

Kepada Yang Terhormat

Ketua Umum PDIP Perjuangan Ibu Megwati Sukarnoputri

Semoga anda berdua dalam keadaan sehat dan baik, dan dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.  Sebagaimana anda berdua maklum adanya, mulai 19 hingga 24 April 2015 mendatang, seluruh bangsa Indonesia, akan mengadakan hajatan besar, memperingati 60 tahun Konferensi Asia-Afrika. Sebuah perhelatan besar yang digagas oleh Presiden Pertama RI sekaligus salah satu founding father kita, Bung Karno. Yang kemudian  dijabarkan secara lebih operasional oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamidjojo, Menteri Luar Negeri RI Mr Soenarjo, dan Cak Roeslan Abdulgani.

Pak Jokowi dan Ibu Mega yang terhormat.

Berkaitan dengan momentum tersebut, kami dari Global Future Institute (GFI) Selasa 14 April 2015 lalu, menggelar seminar terbatas dengan mengangkat topik: REVITALISASI DASA SILA BANDUNG 2015. Dengan menghadirkan berbagai komponen strategis bangsa baik Instansi pemerintahan, perguruan tinggi, organisasi massa keagamaan. Seperti Kementerian Luar Negeri, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Kepala Museum KAA Bandung, Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, beberapa akademisi perguruan tinggi maupun para tokoh kemahasiswaan baik berasal dari organisasi ekstra kampus maupun himpunan mahasiswa hubungan internasional, juga tak ketinggalan keikutsertaan dari beberapa mantan duta besar.

Hasil selengkapnya, sudah kami sampaikan secara terperinci kepada Kepala Staf Kepresidenan, Kementerian Luar Negeri, Lemhanas, maupun para pihak baik ikut serta dalam seminar kami Selasa lalu, maupun berbagai komponen strategis masyarakat khususnya yang terkait dengan hajatan KAA ke-60.

Sebagaimana sudah kami gariskan dalam kerangka acuan seminar maupun seruan kepada seluruh peserta KAA ke-60, Global Future Institute berpandangan bahwa:

  1. Gerakan Solidaritas bangsa-bangsa Asia-Afrika melalui KAA April 1955  di Bandung maupun yang kemudian dikembangkan melalui Gerakan Negara-Negara Non Blok pada 1961 di Beograd, Jugoslavia, masih penting dan punya relevansi yang kuat untuk dikembangkan saat ini di Abad 21.
  2. Sebagaimana sudah diperingatkan oleh Bung Karno pada pidato pembukaan KAA di Bandung, kolonialisme dan imperialisme masih berlangsung hingga saat ini meski dalam bentuk baru berupa Neo Imperialisme dan Neo Kolonialisme di bidang ekonomi dan kebudayaan.
  3. Maka itu, negara-negara berkembang yang notabene merupakan negara-negara yang berada di kawasan Asia-Afrika dan tergabung dalam KAA maupun Gerakan Non Blok, hendaknya terus berjuang dan melakukan perlawanan secara gencar dan intensif, untuk menentang kolonialisme dan imperialisme yang dimotori oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang tergabung dalam Uni Eropa.
  4. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa saat ini Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia negara-negara berkembang, khususnya di Asia dan Afrika, dan juga negeri kita tercinta,, Indonesia, telah dieksploitasi secara tidak adil untuk kepentingan negara-negara maju.
  5. Untuk itu, negara-negara berkembang, khususnya yang tergabung dalam KAA, harus menentang dan mengecam keras kondisi internasional yang tidak adil tersebut akibat serangkaian kebijakan ekonomi dan militer dari negara-negara maju yang menyebabkan timbulnya kondisi internasional  yang tidak adil tersebut.

Seruan GFI kepada seluruh peserta KAA, yang sudah kami presentasikan di depan peserta seminar Selasa 14 April lalu, dan secara resmi kami serahkan kepada Bapak Andreas Sitepu, Pejabat Senior Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, dan Bapak Thomas Ardian Siregar, Kepala Museum KAA Bandung, agar menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi para pihak yang berwenang, dalam menyusun kebijakan strategis dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika di Jakarta, maupun peringatan KAA ke-60 di Bandung.

Bapak Jokowi dan Ibu Mega yang terhormat

Sebagaimana saya sampaikan ketika bertindak sebagai Keynote Speech dalam seminar tersebut, hajatan KAA ke-60 kali ini, merupakan momen yang istimewa sekaligus batu ujian yang amat menentukan bagi anda berdua, mengingat kenyataan bahwa perhelatan akbar ini berlangsung di fase-fase awal pemerintahan Jokowi-JK. Sehingga   menjadi momentum untuk menguji apakah KAA ke 60 masih didasari semangat dan ruh Dasa Sila Bandung1955 atau sudah melenceng dari cita-cita para pemrakarsa KAA Bandung 1955. Khususnya Bung Karno, ayahanda Ibu Mega.

Dalam seminar 14 April 2015 lalu, ada sebuah pandangan menarik yang berasal dari Ibu Indra Soegandi, salah seorang aktivis senior gerakan Marhaenis Bung Karno. Menurut ibu Indra, Dasa Sila Bandung sejatinya bersenyawa dan sejiwa dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya alinea ke-4. Selain fakta bahwa keberhasilan Indonesia menggalang solidaritas bangsa-bangsa  Asia-Afrika yang diikat oleh sebuah tema: ANTI KOLONIALISME DAN ANTI IMPERIALISME, telah membuktikan keberhasilan Indonesia menjabarkan Politik Luar Negeri yang bebas dan aktif secara imajinatif dan kreatif.

Kita berhasil mempelopori terbentuknya “kekuatan ketiga”  bukan hanya terhadap negara-negara yang masih terjajah di Asia Afrika, melainkan juga berhasil menjabarkan cita-cita Para Founding Fathers 17 Agustus 1945, khususnya alinea keempat Pembukaan UUD 1945  yaitu ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia. Melalui sebuah karya nyata dan bukan lagisekadar  retorika.

Khususnya kepada Ibu Mega, yang saya tahu selama ini selalu mengumandangkan betapa pentingnya kita tetap berkomitmen pada Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945, sudah seharusnya Ibu Mega dan tentunya Pak Jokowi, berusaha dengan segala daya secara maksimal, agar dalam KTT Asia-Afrika maupun peringatan  KAA ke-60 mendatang, Dasa Sila Bandung harus menjadi landasan dalam mengeluarkan keputusan-keputusan penting dan strategis.

Bagi Indonesia saat ini, peringatan KAA ke-60, punya dua makna strategis. Pertama, mengembalikan harkat dan martabat Indonesia sebagai pelopor gerakan perdamaian dunia melalui Politik Luar Negeri yang bebas dan aktif. Kedua, merupakan momentum bagi Indonesia untuk menawarkan sebuah gagasan alternatif, untuk menghadapi skema global Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk menciptakan kutub tunggal (MONO POLAR) baik di bidang politik, pertahanan, ekonomi dan bahkan kebudayaan.

Kalau dalam KAA Bandung 1955 Indonesia berhasil membangun sebuah kekuatan ketiga di tengah perseteruan global bernama Perang Dingin antara Amerika Serikat dan blok Eropa Barat versus Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC), maka kali ini peran aktif Indonesia amat diharapkan untuk menggagas sebuah kekuatan baru yang diilhami oleh KAA dan Dasa Sila Bandung 1955, sehingga tercipta sebuah kekuatan Multipolar. Sehingga tercipta sebuah tata dunia baru yang lebih berkeadilan, sejiwa dengan DASA SILA BANDUNG maupun PEMBUKAAN UUD 1945 ALINEA KE-4.

Pak Jokowi dan Ibu Mega Yang Terhormat

Dasa Sila Bandung atau The Bandung Declaration, berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dunia, keadilan sosial, dan kerjasama antar bangsa.

Adapun 10 butir isi Dasa Sila Bandung sebagai berikut:

  1. Menghormati HAM sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa.
  3. Menghormati perbedaan dan persamaan ras semua bangsa di dunia.
  4. Tidak campur tangan dan intervensi persoalan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik sendiri mapun kolektif, sesuai Piagam PBB.
  6. Tidak menggunakan peraturan dan pertahanan kekuatan dalam bertindak untuk kepentingan suatu negara.
  7. Tidak mengancam kemerdekaan politik atau integritas teritorial suatu negara.
  8. Mengatasi segala perselisihan internasional dengan jalan damai sesuai kesepakatan PBB.
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama semua bangsa.
  10. Serta Mengedepankan hukum dan kewajiban internasional.

Dalam keynote speech pada seminar tersebut,   kami, yang tergolong generasi penerus bangsa saat ini, menilai Dasa Sila Bandung merupakan sebuah maha karya yang berhasil dirintis dan dicetuskan pendiri KAA 60 tahun lalu, yang tepatnya dilaksanaka 18-24 April 1955 di Bandung. Dasa Sila Bandung merupakan kesepakatan untung menggalang persekutuan strategis bangsa-bangsa di Asia Afrika menghadapi berbagai persoalan, baik regional maupun internasional.

Itulah sebuah kontra skema, yang pada akhirnya menawarkan alternatif diluar dua kutub yang sedang bertarung saat itu, yaitu Blok Barat yang dimotori Amerika dan sekutunya Eropa, juga Blok Timur yakni Uni Soviet dan sekutunya RRC.

Spirit Dasa Sila Bandung ini merupakan landasan ideologis bangsa-bangsa Asia Afrika dalam melawan kolonialisme dan imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya. Gerakan KAA dan Non Blok, 6 tahun kemudian, pada tahun 1961 di Beograd, Yugoslavia, masih relevan hingga sekarang. Gambaran umumnya masuk ke bahasan selanjutnya kondisi obyektif masa kini, sehubungan dengan hal tersebut diatas, GFI berpandangan bahwa gerakan solidaritas bangsa-bangsa Asia Afrika 1955 di Bandung, maupun yang kemudian dikembangkan melalui Gerakan Non Blok pada 1961 di Beograd, masih penting dan punya relevansi yang kuat untuk dikembangkan saat ini di abad 21.

Pak Jokowi dan Ibu Mega yang terhormat.

Salah satu segi penting dari Dasa Sila Bandung 1955 yang kiranya masih relevan dan harus menjadi landasan anda berdua dalam mengupayakan keluarnya keputusan-keputusan dalam KTT Asia-Afrika maupun peringatan KAA ke-60, adalah soal masih berlangsungnya PENGGUNAAN KEKUATAN MILITER TERHADAP NEGARA-NEGARA BERKEMBANG. BAIK DI ASIA TENGAH, TIMUR TENGAH, AFRIKA, DAN KAWASAN LAINNYA.

Dengan melihat dengan seksama terjadinya invasi militer Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya terhadap Afghanistan pada 2001 dan Irak 2003, maka kami berpandangan bahwa penggunaan kekuatan militer terhadap negara-negara berkembang tanpa seizin Dewan Keamanan PBB, hingga saat ini masih tetap berlangsung. Sehingga melanggar hak-hak asasi manusia dan pelanggaran kedaulatan negara sebagaimana tercantum dalam prinsip-prinsip DASA SILA BANDUNG maupun Gerakan Non Blok.

Untuk itu, para peserta seminar maupun para narasumber dalam seminar kami pada Selasa 14 April 2015, mendesak pemerintah Indonesia maupun para peserta KAA ke-60 yang berasal dari kawasan Asia-Afrika pada umumnya, agar mengeluarkan kecaman keras terhadap kebijakan  penggunaan Kekuatan Bersenjata/Militer yang bertentangan dengan DASA SILA BANDUNG.

Sekaligus mendesak kepada pemerintah Indonesia dan seluruh peserta KAA ke-60 agar mengutuk kebijakan penggunaan kekuatan bersenjata/militer yang dimotori oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang tergabung dalam NATO di Afghanistan, Irak, Suriah, Lebanon, Serbia dan Yaman.

Dan yang tak kalah penting dari kedua hal tersebut di atas, harus ada penegasan bahwa senafas dengan spirit DASA SILA BANDUNG, seluruh konflik internasional yang berlangsung harus diselesaikan melalui sarana diplomasi, tanpa penggunaan kekuatan bersenjata/militer.

Untuk itu,  pemerintah Indonesia, melalui kearifan dan sebentuk komitmen Presiden Jokowi dalam mewujudkan Skema TRISAKTI-nya BUNG KARNO (BERDAULAT SECARA POLITIK, BERDIKARI DALAM EKONOMI, DAN BERKEPRIBADIAN DALAM KEBUDAYAAN), saya berharap agar pemerintahan Jokowi-JK akan berdaya upaya secarra maksimal agar baik KTT ASIA-AFRIKA DALAM KERANGKA PERINGATAN KAA BANDUNG KE-60, mengeluarkan sebuah pernyataan sikap resmi yang dikeluarkan melalui sebuah memorandum yang ditandatangani oleh seluruh Ketua Delegasi peserta KAA, dan terdokumentasi sebagai output atau hasil-hasil penting yang disepakati oleh seluruh peserta KAA.

Bahwa menyadari masih berlangsungnya penggunaan kekuatan militer secara sepihak terutama yang dimotori oleh Amerika Serikat dan NATO, maka para peserta KAA ke-60 mendatang, harus mengecam dan mengutuk Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang tergabung dalam NATO, agar menghormati tata hubungan internasional berdasarkan hak kedaulatan suatu negara maupun Hak-Hak Asasi Manusia.

Seraya kembali menegaskan bahwa sesuai dengan jiwa DASA SILA BANDUNG 1955, maka para Perserta KAA ke -60 mendatang harus menyerukan agar dalam  mengatasi dan menyelesaikan segala bentuk perselisihan internasional, dilakukan  melalui jalan damai dengan persetujuan Dewan Keamanan PBB.

Alhamdullilah Bapak Jokowi dan Ibu Mega yang terhomat, seluruh peserta seminar maupun para narasumber, bersepakat bahwa DASA SILA BANDUNG MASIH TETAP RELEVAN DAN HARUS MENJIWAI KTT ASIA-AFRIKA DAN PERINGATAN KAA KE-60.

Bahkan sebagian besar peserta maupun narasumber berpandangan, bahwa spirit Dasa Sila Bandung masih relevan dan harus dipertahankan, karena sejatinya kolonialisme dan imperialisme sebagaimana ditegaskan dalam DASA SILA BANDUNG 1955, masih berlangsung di banyak negara Asia-Afrika yang umumnya masih masuk kategori negara berkembang.

Ya benar, Pak Jokowi dan Bu Mega. Kolonialisme dan Imperialisme yang berganti baju baru, seperti yang sudah diingatkan Founding Father kita Bung Karno, nyatanya masih berlangsung saat ini. Dan para peserta seminar, merasa perlu untuk menggarisbawahi bahwa hal paling krusial dari imperialisme gaya baru tersebut justru dialami oleh Indonesia sejak pasca reformasi. Khususnya di bidang ekonomi dan kebudayaan.

Betapa tidak. Di sektor Minyak dan Gas, misalnya, korporasi-korporasi global seperti ExxonMobil, Connoco Philip, Chevron, British Petroleum, dan Shell, hakekatnya masih menancapkan kuku-kuku penjajahannya di sektor minyak dan gas di Indonesia. Korporasi-korporasi tersebut merupakan VOC-VOC  GAYA BARU.

Maka itu, negara berkembang yang notabene berada di kawasan Asia Afrika dan tergabung dalam KAA maupun Gerakan Non Blok, hendaknya terus berjuang dan melakukan perlawanan secara gencar dan intensif kepada Blok Barat yang dimotori Amerika dan sekutunya Uni Eropa. Hal ini didasarkan kepada sumber daya alam dan manusia, khususnya di Asia dan Afrika, di eksploitasi secara tidak adil untuk kepentingan negara-negara maju.

Untuk itu, negara berkembang, khususnya yang tergabung dalam KAA, harus menentang dan mengecam kondisi internasional yang tidak adil tersebut akibat serangkaian kebijakan ekonomi dan milter dari negara maju yang menyebabkan timbulnya kondisi internasional tidak adil saat ini.

Demikianlah Bapak Jokowi dan Ibu Mega yang terhormat. Surat terbuka ini kami sampaikan kepada anda berdua, karena melalui anda bedualah, ketika semasa Kampanye Presiden pada Juli 2014 lalu, mengumandangkan janji bahwa seluruh kebijakan strategis pemerintahan jika berhasil memenangi pemilihan presiden, akan didasari pada Jiwa dan Skema TRISAKTI. Yang itu berarti, anda berdua berkomitmen untuk tetap menghidupkan ruh DASA SILA BANDUNG 1955.

Akhir kata, kami saya, Global Future Institute, dan seluruh peserta seminar terbatas bertema REVITALISASI DASA SILA BANDUNG 1955, mengucapkan selamat bekerja, semoga KTT ASIA-AFRIKA maupun peringatan KAA ke-60 mampu mengeluarkan keputusan strategis yang bermuara pada terciptanya tata dunia baru yang berkeadilan, damai dan sejahtera baik di bidang politik, ekonomi dan budaya.

 

Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

 


Viewing all 1300 articles
Browse latest View live