Oleh : Viddy AD Daery *) penyair, novelis, eseis, budayawan
![]()
Makalah yang sudah dibacakan pada “Pesta Penyair Nusantara ( PPN ) III”di Dewan Bahasa dan Pustaka ,KL, Malaysia, 20-22 November 2009.
====================================================================
PENDAHULUAN
Perang sastera yang terjadi dan semakin membesar akhir-akhir ini di Indonesia, menurut hemat saya, sangat berbeza dengan beberapa kali perang sastera yang pernah terjadi di Indonesia.
Bahkan sebelum Republik Indonesia berwujud, perang sastera telah dilancarkan oleh Lembaga Balai Pustaka yang dikendalikan pemerintahan kolonialisme Hindia Belanda, yakni, pada tahun 1920-an melancarkan perang terhadap “bacaan Liar” yakni buku-buku Melayu-Tionghoa yang ditulis oleh orang-orang Tionghoa dengan menggunakan bahasa Melayu yang kacau-balau, atau disebut “Melayu pasar” atau “Melayu Rendah”.
Di samping itu, BP juga hendak memberantas peredaran buku-buku berbahasa Melayu “agak tinggi”, namun bermuatan faham kiri atau komunisme yang kebanyakan sangat radikal ingin menghancurkan pemerintahan Hindia-Belanda, dan terkadang juga bermuatan kritik keras terhadap nilai-nilai Islam, seperti misalnya karya-karya Semaun, Mas Marco, dan sebagainya.
Balai Pustaka ( BP ) menertibkan dengan cara melarang buku-buku tersebut dipergunakan atau dibaca di lembaga-lembaga resmi yang dikontrol pemerintah. Sebaliknya, BP menerbitkan buku-buku resmi sebanyak-banyaknya untuk mengimbangi arus pemasaran “bacaan liar” tersebut.
Dalam praktiknya, BP tidak hanya menggalakkan penerbitan buku-buku “berbahasa Melayu Tinggi” atau “Melayu Resmi”—yang bersumber dari bahasa Melayu Sumatera–, namun juga menerbitkan buku-buku berbahasa Jawa, Sunda dan Madura dalam jumlah yang tak kalah banyak ketimbang yang berbahasa Melayu Sumatera.
***
Tahun 1933—juga belum zaman kemerdekaan Republik Indonesia—di Jakarta terbit majalah kebudayaan dan kesusastraan “Pujangga Baru” yang mengembangkan sastra modern berbahasa Melayu dengan menimba dua sumber : yakni sebagian menimba sumber Barat, misalnya Sutan Takdir Alisjahbana, dan sebagian menimba sumber Timur, misalnya Amir Hamzah.
Jadi, di kalangan internal majalah Pujangga Baru sendiri juga sudah terjadi polemik faham kebudayaan dan kesusasteraan. Tetapi “musuh” juga datang dari luar, yakni kalangan pergerakan garis keras dan yang menganut faham kiri dan komunisme, banyak mengkritik pengikut “Pujangga Baru” dengan cara menulis berbagai kritik dan serangan di akhbar “Bintang Timur”.
Mereka mengkritik “Pujangga Baru” yang menganut aliran kooperatif dan berjinak-jinak dengan pemerintah kolonialis “Hindia Belanda” , banyak bekerjasama dengan penerbit Balai Pustaka dan NV Kolff yang “sangat Belanda”.
***
Ketika Jepun datang mengalahkan Belanda dan menguasai bekas jajahannya, banyak menumpas pengaruh Belanda dan menggalakkan kebudayaan timur terutama menggalakkan bahasa Melayu, serta sedikit banyak menyebarkan kebudayaan dan lagu-lagu berbahasa Jepun.
Tetapi penjajahan Jepun tidak berusia lama, meski kekejamannya lebih mengerikan daripada penjajahan Belanda. Revolusi Indonesia membuahkan kemerdekaan dan juga revolusi kebudayaan, di mana pengaruhnya ada pada puisi-puisi angkatan 45 yang heroik dan panas membakar, terutama dapat kita lihat pada puisi-puisi Chairil Anwar.
***
Tetapi angkatan 45 yang heroik,individualis dan kebarat-baratan akhirnya juga dikritik keras oleh kalangan kiri dan komunis yang tergabung dalam organisasi kebudayaan LEKRA ( Lembaga Kebudayaan Rakyat ) yang merupakan “onderbouw” dari organisasi politik PKI ( Partai Komunis Indonesia ) . Lekra berdiri pada 17 Ogos 1950.
Para sastrawan Lekra kebanyakan menulis di rubrik “Lentera” asuhan Pramudya Ananta Toer di akhbar Bintang Timur, dan selalu menghantam para sastrawan “humanisme universal” yang kebanyakan menulis di majalah “Sastra” asuhan HB Jassin.
Perang sastera di era awal kemerdekaan Indonesia ini agaknya sangat panas membara, kerana kelompok Lekra menggunakan kekuatan politik—dimana PKI waktu itu menguasai politik Indonesia—dan Lekra membabat dan menyerang habis-habisan sasterawan aliran “humanisme universal” atau boleh juga disebut kelompok “Manikebu”—kerana kelompok ini mendeklarasikan “Manifesto Kebudayaan” disingkat manikebu pada 17 Ogos 1963..Ancaman kekerasan dari Lekra terhadap sasterawan Manikebu tidak hanya dengan kritik dan caci-maki, namun juga penyerangan secara fisik dan kekerasan, bahkan ancaman pembunuhan.
Nasib kelompok Manikebu diselamatkan oleh perubahan angin politik. Kerana PKI dianggap terlibat dalam Kudeta G 30 S yang gagal di tahun 1965, maka pemerintahan Orde Baru pimpinan Soeharto yang menguasai keadaan, berbalik memburu PKI dan semua antek-anteknya, termasuk Lekra. Maka banyak seniman dan sasterawan Lekra yang ditangkap, dipenjara dan dibuang ke pulau Buru,Maluku.
Yang berhasil menyelamatkan diri akan melarikan diri ke Moskow,Uni Soviet,atau ke Beijing,RR China, atau menjadi eksil di Negara-negara Eropa. Namun satu-dua ada juga yang dapat bertahan di Indonesia dengan cara menghilangkan jejak, pindah ke desa-desa terpencil dan mengubah identitas administratif mereka.
Kelompok Manikebu segera membentuk majalah HORISON pada Julai 1966 , dan segera terlibat dalam “sastra politik”, dengan dimuatnya puisi politik penyair Taufiq Ismail di cover depan majalah Horison nombor perdana, yang berisi simpati terhadap korban-korban demonstrasi yang ditembak mati oleh tentera pasukan pengawal Orde Lama.
Tetapi hubungan mesra kelompok Horison dengan penguasa Orde Baru juga tidak lama, ketika tokoh-tokoh Orde Baru mulai menjalankan korupsi persis orang-orang Orde Lama yang ditumpasnya. Sasterawan dan budayawan sebagai “penjaga moral” tidak dapat tinggal diam menyaksikan penyelewengan moral dan penyelewengan kekuasaan.
Merekapun “bersaksi” lewat karya-karya sastera ,teater dan seni pada umumnya.
Namun, karya-karya seni yang dimuat atau yang didukung oleh Horison dan bermuatan kritik sosial sudah pasti akan diberangus oleh antek-antek Orde Baru yang bertahan menguasai sistem politik Indonesia lebih dari 35 tahun.
Korban-korban nyata selain hanya karyanya dilarang atau dibredel, adalah beberapa sasterawan yang mengalami nasib pahit, misalnya : WS Rendra yang mengalami dipenjara beberapa kali, sampai penyair Wiji Thukul yang beraliran kiri “hilang” dalam huru-hara politik “reformasi” menjelang tumbangnya Soeharto dan Orde Baru.
Dalam perjalanan meniti buih gelombang politik Orde Baru, sastera Indonesia juga beberapa kali dipanaskan oleh beberapa kali “Perang Sastera” yang polemiknya menghangati halaman-halaman koran dan majalah Indonesia serta beberapa perdebatan di forum-forum diskusi sastera.
Antara lain beberapa “Perang Sastera” yang cukup riuh rendah ialah polemik aliran Sastera Kontekstual dengan pengikut aliran Sastera Non-kontekstual, Aliran Sastra Pusat/Jakarta melawan Kelompok Revitalisasi Sastera Pedalaman, Aliran Puisi Gelap melawan Puisi Bermakna. Dan akhirnya…Perang Dahsyat aliran Sastera Bermoral melawan penggiat aliran Sastera Seks dan Neo-liberalisme-imperialisme dalam masa yang belakangan ini.
PERANG YANG AKAN LATEN
Pemicu perang ini marak di media massa justru pihak “sastra amoral”. Sejarah memang dapat dirunut dari “Reformasi Politik” di Indonesia. Kejatuhan rezim Orde Baru Soeharto yang korup justru menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang tidak kalah bajingannya dengan zaman Soeharto, sehingga rakyat Indonesia makin terpuruk ke jurang kehancuran.
Para pemimpin baru yang merupakan “pengkhianat reformasi” itu berkorupsi secara terang-terangan dan mengkhianati rakyat dengan membusung dada, meski para pemimpin baru tersebut banyak yang berlatar belakang ulama dan kyai.
Satu-satunya yang bisa dinikmati orang banyak ialah kebebasan tanpa batas, karena kebebasan itu adalah hal yang paling langka didapatkan di zaman Soeharto, maka rakyat Indonesia seakan-akan tenggelam dalam “euforia” kebebasan.
Mereka membebaskan diri untuk berbuat apa saja yang selama ini terlarang : membunuh dan membakar orang-orang gila yang dicurigai sebagai pencuri di jalanan, membunuh dan menganiaya para kyai dan ulama di beberapa tempat Indonesia, lalu kepalanya dipasang di tongkat kayu dan diarak di jalanan, melambungkan kembali tokoh-tokoh dan sastrawan-seniman komunis yang dulu terkekang dan terpenjara, sambil menghujat dan melecehkan sastra-sastra Islami, dan puncaknya ialah ketika “Dewan Kesenian Jakarta” yang notabene dibiayai dengan uang Negara alias pajak rakyat, pada tahun 1998 memenangkan novel seks vulgar “Saman” karya Ayu Utami sebagai juara pertama dengan pujian “novel yang bahasanya berkilau-kilau bagaikan kristal”.
Disamping itu, karya para sastrawan kiri dilambungkan di mana-mana. Karya-karya Pramudya Ananta Toer menjadi pajangan di semua rak toko buku dan menjadi karya yang dibicarakan,dipentaskan dan dirayakan di seluruh Indonesia selama bertahun-tahun.
Sebaliknya, karya-karya HAMKA ditenggelamkan di sudut rak tersembunyi dan tak ada yang membicarakan, kalaupun ada yang membicarakan pasti dengan sinisme mengenai beberapa kelemahan novel-novelnya. Begitulah situasi Indonesia pasca reformasi.
Diikuti kemudian, penerbitan novel “Supernova “ yang penuh adegan senggama secara terus terang karya Dewi Dee Lestari, seorang penyanyi pop, yang pelancarannya didukung dan dipuji oleh sastrawan dan kritikus senior, maka mulailah satu persatu karya tulis seks terbit dan dipuji dan dihantarkan oleh sastrawan senior, dan lahirlah era karya tulis seks vulgar dan atheisme disebut “sebagai karya sastra unggulan zaman mutakhir” di Indonesia.
Sutardji Calzoum Bachri, Maman S Mahayana ( mula-mula membela sastra seks tapi kemudian plin-plan terkadang mengkritik terkadang membela—meski dengan sok memakai gaya bahasa bercanda ) , Faruk HT ,Tommy F Awuy, M Fadjroel Rachman, dan beberapa lagi, menjadi sahabat karib para selebritis “sastrawangi”, yakni para novelis dan cerpenis seks yang kebanyakan memang berjantina wanita, dan tak jarang mereka adalah sudah berprofesi sebagai artis dunia industri hiburan pop.
Diantara mereka dengan bangga mendemonstrasikan diri mereka di depan publik bergandengan tangan, berpelukan, duduk berrangkulan dan bahkan berpangku tubuh dan berciuman “persahabatan” di depan para sastrawan lain yang “ngiler” melihat perilaku “snob” tersebut.
Hal itu adalah dikarenakan mereka mencoba membahagiakan para sastrawati seks itu dengan mencoba memahami dan mengapresiasi karya-karya mereka dengan “bijaksana” , misalnya M.Fadjroel Rachman menulis apresiasi semacam …“….seks di tangan para penulis perempuan itu adalah upaya merumuskan kembali identitas seksual mereka sebagai perempuan,mengatasi dan membongkar dominasi konstruksi sosial yang selama ini menjadikan perempuan sebagai manusia kelas dua ( second sex ). Yaitu konstruksi sosial yang memusuhi tubuh dan organ kelamin perempuan….” ( lihat Media Indonesia 2 September 2007 ).
Sejak itu, novelis-novelis wanita yang jelita, seperti Ayu Utami, Dewi Dee Lestari, Jenar Mahesa Ayu,Fira Basuki,Nova Riyanti Yusuf, Dinar Rahayu,Mariana Amirudin,yang sebelumnya tak pernah terdengar namanya di blantika tulis-menulis, tiba-tiba bagai meteor melejit di jagat sastra Indonesia mengalahkan ribuan sastrawan yang memahat nama dengan keringat,darah dan air mata.
Disemangati kondisi yang menggiurkan itu, maka beberapa sastrawan pria yang amoral dan mengaku atheis, mulai menggalakkan penulisan cerpen, puisi dan novel yang sadis,amoral, atheis dan merumuskan nama-nama kelamin dan alat genitalia secara blak-blakan. Hudan Hidayat memilih bentuk cerpen dan novel, Binhad Nurrohmat memilih puisi dan esei yang memuja tubuh dan melecehkan moral dan nilai-nilai agama,juga ada beberapa nama yang secara ekstrem menghina agama dan Tuhan/Allah SWT, seperti Muhidin Dahlan dan sebagainya. Juga muncul sastrawan/sastrawati yang mencoba mengkritisi seksualitas dalam agama lain seperti Hindu, misalnya sastrawati Oka Rusmini dan Pranita Dewi.
Itu adalah gejala puncak yang muncul semarak di semua media massa, dan diketahui secara umum oleh publik. Di balik puncak gunung es itu, berlakulah banyak peristiwa dengan motif sama. Banyak nama-nama sastrawan seks dan atheis yang baru muncul mengikuti “booming” yang menggiurkan itu, misalnya : Stefani Hid, Herlinatins, Naning Pranoto, Clara Ng, Henny Purnamasari, Triyanto Triwikromo,Chavchay Syaefullah,Jimmi Maruli Alfian,dan banyak lagi,yang tidak terlalu muncul secara moncer di media massa.
Sebaliknya, para sastrawan yang religius, peduli sosial dan kemanusiaan,ditenggelamkan oleh politik media massa yang dikuasai oleh para pemodal besar non muslim, seperti Kompas,Koran Tempo,Media Indonesia,Suara Pembaruan,Sinar Harapan,Jawa Pos dan sebagainya.
Bahkan Republika yang koran berwarna Islam, juga lebih suka memuat para sastrawan seks dan atheis ketimbang para sastrawan Islami dan peduli sosial, meski karya-karya para sastrawan seks dan atheis itu dipilih oleh redaktur Republika yang khusus bernuansa netral atau menyembunyikan atheisme dengan rapi.
Akhirnya, agar tidak jumbuh,lalu ada kebijakan baru Republika di tahun 2009, yang menghapus ruang sastra budaya selama beberapa bulan, dan kemudian muncul lagi dengan format baru, yaitu FULL ISLAM dalam bentuk DIGEST, yakni memuat dan membahas karya-karya sastra lama , semisal karya-karya Hamzah Fansuri, Barzanji dari zaman sastra Arab kuno dan sebagainya. Jadi, tidak memuat karya-karya kreatif baru kiriman penulis sastra modern Indonesia.
Tapi kemudian berkembang lagi, yang terkini adalah memuat secara fifty-fifty : karya sastra Islami kuno dan karya sastra Islami baru, tapi dari para penulis baru yang kadar sastranya belum matang, namun yang penting adalah “Islami”. Redakturnyapun bukan lagi sastrawan ternama Ahmadun Yosi Herfanda,melainkan redaktur biasa saja.
Yang menyedihkan, HORISON sebagai majalah sastra paling berwibawa, juga banyak memuat karya-karya bernuansa atheis dan memuja seks secara tersembunyi, itu dikarenakan para redakturnya adalah para liberalis. Jadi, Taufiq Ismail kecolongan di kandangnya sendiri.
Dalam beberapa proyek besar yang diselenggarakan Horison maupun yang didukung Horison, seperti SBSB ( Siswa Bertanya Sastrawan Bicara ) , lomba resensi tingkat nasional, antologi sastra dan sebagainya, karya-karya para sastrawan seks dan atheis serta sastrawan nonsense, banyak yang diikutsertakan. Sedangkan banyak sastrawan religius dan sastrawan peduli sosial dengan mutu sastra yang tak kalah bagusnya, justru tidak pernah dilibatkan sama sekali, meskipun sastrawan itu beberapa kali puisinya pernah dimuat di Horison dan Kompas.
Puncak ironi sastra Indonesia adalah, lembaga pemerintah Indonesia yang membidangi sastra, yakni Pusat Bahasa—yang memang tidak pernah merangkul sastrawan Indonesia kecuali segelintir sastrawan “KKN” yang orangnya Cuma itu-itu saja, pada tahun 2008, merilis hadiah MASTERA, yang justru diberikan kepada pelopor sastra seks generasi 2000-an, yakni Ayu Utami dengan novel “Saman”nya yang amat pornografis.
SASTRAWAN MEMPROTES HADIAH NEGARA UNTUK SASTRA SEKS
Penghargaan yang diberikan kepada Ayu Utami sempat mengundang tanda tanya banyak pihak, termasuk para peserta seminar. Mereka terkejut, di tengah semangat untuk menegakkan moralitas bangsa-bangsa serumpun Melayu melalui sastra, justruMastera memberikan penghargaan kepada seorang penulis perempuan yang mendukung GSM (gerakan seks merdeka– pinjam istilah Taufiq Ismail), menolak lembaga perkawinan, dan menganggap penegakan moral sebagai penindasan. Sementara itu, mereka –sastrawan seks dan para pembelanya– tidak mau perduli, kalau misalnya ulah mereka telah dinilai oleh banyak pihak sebagai menindas dan meresahkan masyarakat banyak.
Pada banyak tulisan dan kiprahnya, Ayu Utami berpihak pada pornografi dan kebebasan seks, sementara para anggota Mabbim dan Mastera menyatakan sedang memerangi pornografi dan kebebasan seks. Jadi, amat ironis dan bertolak belakang.
Ayu Utami , selain menulis novel Saman yang kontroversial, misalnya, juga pernah menjadi redaktur pelaksana majalah X-Magazine — majalah softporn yang lebih porno dibanding Playboy Indonesia.
Di majalah itulah Ayu Utami menulis kolom-kolom yang sangat vulgar sambil mempromosikan kebebasan seks. Menurut Wowok Hesti Prabowo dalam sebuah kritiknya yang dimuat di Republika : “…dalam salah satu eseinya yang menceritakan pengalamannya berselingkuh dengan banyak lelaki, Ayu Utami bahkan terkesan melecehkan kaum santri dengan mangatakan salah satu pasangan selingkuhnya yang santri selalu shalat dulu sebelum naik ranjang untuk bersetubuh dengannya.
Karena itu, wajar kalau banyak pihak merasa heran Penghargaan Mastera dapat jatuh kepada Ayu Utami , sebab itu berarti Mastera mengingkari perjuangannya sendiri untuk melawan pornografi dan kebebasan seks melalui kegiatan sastra. Dipilihnya Ayu Utami, menjadikan upaya Mabbim dan Mastera untuk menegakkan moral bangsa menjadi semacam ‘dagelan’ semata. Apalagi harus diingat, bahwa uang yang dipakai untuk Hadiah Mastera adalah uang Negara, hasil pajak dari keringat dan darah rakyat.
Bagi alumni Mastera, Hadiah Mastera adalah salah satu penghargaan yang diberikanMastera kepada penulis muda dari tiga negara pendiri Mastera, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Selain Hadiah Mastera kepada penulis muda yang diberikan oleh Indonesia, ada pula Anugerah Mastera (diberikan kepada Tokoh Sastra dari tiga negara, oleh Brunei Darussalam) dan Penghargaan Mastera (untuk karya-karya fiksi dan non fiksi terbaik, diberikan oleh Malaysia).
Hadiah Mastera mulai diberikan tiga tahun lalu, setiap Indonesia menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan sidang dan seminar Mastera. Berdasarkan keputusan dari tiga negara pendiri Mastera, hadiah tersebut ditujukan bagi alumni peserta program penulisan Mastera. Program ini sudah melahirkan banyak penulis/sastrawan yang bermutu, dan untuk mengapresiasinya, Mastera memberi semacam hadiah khusus bagi alumnus yang dinilai sangat pesat perkembangan kepenulisannya dari segi kualitas maupun produktivitas.
Program penulisan Mastera, dimulai tahun 1997, dengan program penulisan puisi, kemudian setiap tahun berturut-turut program penulisan cerpen, novel, esai dan drama. Para pesertanya dipilih berdasarkan rekomendasi sastrawan senior, pantauan terhadap karya mereka di media, dan pengajuan diri. Program tersebut diperuntukkan bagi sastrawan di bawah 35 tahun (untuk Indonesia Timur di bawah 40 tahun), sudah menerbitkan minimal satu buku dan atau lima karyanya pernah dimuat di media nasioanal.
Saat ini ada sekitar 70 orang lebih , alumni program penulisan Mastera. Di antara mereka adalah Oka Rusmini, Jamal D Rahman, Agus Noor, Joni Ariadinata, Hudan Hidayat, Arief B Prasetyo, Asma Nadia, Ode Barta Ananda, Nenden Lilis A, Viddy AD Daery, Wowok Hesti Prabowo, Ngarto Februana, Yatty Setiawan, Iyut Fitra, Ahmad Syubbanudin Alwi, Cecep Syamsul Hari, dan Dindon WS.
Menurut Wowok HP, para penerima penghargaan sewajarnya dipilih oleh juri independen, 3 dari luar anggota Mastera, dan 2 orang pakar Mastera negara masing-masing. Jadi pemenangnya bukanlah pilihan Mastera di tingkat internasional, melainkan pilihan Mastera di negara masing-masing. Brunei Darussalam dan Malaysia atau Singapura sebagai negara pemerhati Mastera, tidak memilih peraih penghargaan dari Indonesia. Begitu pula sebaliknya. Tiap negara memilih pemenang dari negara mereka sendiri.
Ketika lalu Ayu Utami menerima Hadiah Mastera untuk penulis muda, mewakili Indonesia, banyak yang terkejut. Bukan hanya para sastrawan Indonesia saja, Malaysia dan Brunei malah nyaris tak percaya. Hadiah Mastera buat Ayu Utami memunculkan banyak pertanyaan. Pertanyaan yang juga mungkin harus bisa dijawab dan dipertanggunngjawabkan oleh para juri.
Pertama, Ayu Utami bukan alumnus program Mastera. Jelas ada kesalahan prosedur di sini, karena penghargaan ini diberikan hanya bagi alumni peserta program Mastera. Nurfiks Brunei dan Siti Jasmina, pengarang muda penerima penghargaan dari Brunei dan Malaysia, adalah peserta program Mastera dari negara masing-masing.
Kedua, selama lima tahun terakhir, Ayu Utami tidak melahirkan karya yang mencuri perhatian para kritikus sastra maupun publik sastra. Karya sastranya yang terakhir, Larung (Gramedia), terbit tahun 2001. Buku berikutnya, Si Parasit Lajang; Seks, Sketsa dan Cerita (Gagas Media), yang terbit tahun 2003, adalah sekumpulan tulisan unek-unek belaka, yang mengajak orang untuk tidak menikah.
Naskah drama yang disebut-sebut sebagai karyanya, Sidang Susila, yang baru-baru ini dipentaskan, adalah karya bersama Agus Noor. Lalu bagaimana mungkin, pengarang dengan karya sastra yang nyaris mandul selama lima tahun terakhir diberikan penghargaan level internasional seperti Mastera , yang salah satu kriterianya melihat karya dalam tiga tahun terakhir?
PELECEHAN TERHADAP SASTRA INDONESIA
Menurut Wowok,terpilihnya Ayu Utami juga merupakan pelecehan terhadap sekitar 70 orang lebih alumnus peserta program Mastera lainnya, karena mereka tidak ada yang dianggap layak untuk menerima hadiah tersebut. Padahal Oka Rusmini, Agus Noor, Helvy Tiana Rosa, Joni Ariadinata,Viddy AD Daery dan Jamal D Rahman, sekadar menyebut beberapa nama, sungguh sangat layak menerima penghargaan tersebut. Mereka bukan hanya bagus dari segi karya dan produktif, tetapi juga intens terlibat dalam berbagai kegiatan bimbingan bagi munculnya penulis-penulis baru di Nusantara.
Dengan tidak terpilihnya alumni program Mastera untuk mendapatkan Hadiah Mastera yang ditujukan bagi mereka, berarti program penulisan Mastera yang sudah berlangsung selama lebih dari 10 tahun, telah gagal, karena alumninya dianggap tidak cukup berkualitas, sehingga penulis di luar program tersebut yang dipilih untuk mendapatkannya.
Kalaupun memang penghargaan tersebut harus jatuh ke tangan penulis luar program, rasanya tak ada yang paling pantas mendapatkannya selain salah satu dari dua pengarang yang menghasilkan karya fenomenal luar biasa, yaitu Habiburrahman el Shirazy (Ayat-Ayat Cinta) dan Andrea Hirata (Laskar Pelangi), paling tidak mereka berhak dari segi pencapaian rekor penjualan buku ( mega best seller ). Namun juri ‘independen’ yang diketuai Sapardi Djoko Damono kabarnya tetap ngotot untuk memenangkan Ayu Utami.
Itu pula hal yang mungkin membuat Pusat Bahasa sebagai panitia Mastera Indonesia tak bisa berbuat apapun dan akhirnya terpaksa membuat “keputusan tambahan” dengan memberikan penghargaan ‘mendadak’ bagi Habiburrahman el Shirazy ( “Hadiah Khusus Pusat Bahasa”), untuk mengalihkann perhatian kita dari persoalan Hadiah Mastera tahun 2008.
Kemenangan Ayu Utami merupakan keanehan dan preseden buruk bagi sastra Indonesia hari ini. Publik sastra dan masyarakat kita lagi-lagi ‘dibodohi’ oleh konspirasi yang tak sehat para ‘mafia’ sastra. “Karena itu, ketua Mastera perlu untuk meninjau kembali, bahkan membatalkan Hadiah Mastera yang diterima Ayu Utami itu” , demikian penutup kritik Wowok HP di rubrik Sastra Republika.
KOMUNITAS UTAN KAYU
Komunitas Utan Kayu ( KUK ) yang lebih terkenal di publik dengan nama TUK ( Teater Utan Kayu, yang dalam istilah bahasa Jawa, Tuk mempunyai makna mata air ), dipimpin dan disponsori oleh sastrawan senior pro atheisme, Goenawan Mohammad yang kaya raya sebagai salah satu majikan kelompok media massa TEMPO dan anak-pinaknya, menjadikan kelompok / komunitas itu sebagai pelindung utama jenis-jenis sastra atheis dan liberal.
Markas mereka berada di tepi jalan raya Utan Kayu , Jakarta, hanya beberapa ratus meter dari rumah sastrawan Taufiq Ismail yang merupakan “musuh utama” dari Kelompok Utan Kayu. Kantor majalah sastra Horison juga berada di daerah Utan Kayu, namun agak masuk ke dalam gang jalan.
Di situlah ( Komunitas Utan kayu ), bergabung para sastrawan semacam Nirwan Dewanto ( anti Islam ), Sitok Srengenge ( sastrawan seks dan nonsens-isme yaitu mendewakan karya-karya yang anti-manfaat ) dan Ayu Utami ( novelis seks ) serta Nukila Amal ( sastrawati nonsense—yang banyak mengeksplorasi sastra yang remeh temeh dan anti manfaat ).
Di TUK, disamping bermarkas satu kelompok kajian yang banyak menghancurkan nilai-nilai dan akidah Islam , yakni JIL ( Jaringan Islam Liberal ) , juga banyak bersarang para aktifis komunis dari Partai Rakyat Demokratik ( PRD ), juga beberapa kelompok usaha penerbitan, radio dan kelompok kajian sosial-politik yang berorientasi kiri,atheis dan liberal.
Sedangkan untuk menunjang gemuruh sastra aliran KUK-TUK yang amoral, nonsens,seksisme,atheis,dan liberal,Goenawan Mohammad merogoh kantongnya cukup besar ditambah meminta sumbangan dari lembaga asing yang sangat anti Islam, untuk membiayai kehidupan “Teater Utan Kayu” , Jurnal Sastra KALAM, penerbitan buku-buku sastra-budaya liberalisme, kegiatan diskusi, pementasan dan pameran, serta berbagai event penghargaan sastra budaya khusus kepada sastrawan aliran atheis dan liberalis,serta pengiriman para sastrawan atheis dan liberalis ke forum-forum pertemuan sastra tingkat Internasional di berbagai belahan dunia.
Yang terkini, KUK-TUK berhasil membangun Gedung Salihara yang megah di wilayah Pejaten,Jakarta Selatan dekat dengan kantor harian Republika, ironisnya adalah, Republika konon kini sebagian sahamnya dibeli oleh investor Yahudi dari Irlandia. Yang menjual saham Republika ke investor Yahudi adalah Erick Tohir, seorang Cina yang mula-mula membeli saham Republika hanya dengan uang Rp 10 milyar . Untuk sumber berita ini silahkan periksa internet antaralain di www.google.co.id, yang antara lain bersumber dari website “Kaskus” dan “ppiindia” .
Pada mulanya kehadiran KUK tidak menimbulkan gejolak, malahan banyak pihak yang mengaguminya, karena keseriusan mereka memperjuangkan nilai-nilai sastra, bahkan semboyan Goenawan Mohammad yang diamini oleh para pengikutnya ialah “membuat yang remeh temeh menjadi bermakna” atau “membuat sesuatu yang kelak retak dapat bernilai dan berguna…”
Semboyan ini justru menjadikan KUK semakin mendewakan seni remeh temeh. Maka KUK memberi penghargaan berlebihan untuk sastra yang hanya membicarakan celana dalam, sikat gigi, daun, pasir, debu, salju, bahkan khayalan yang tanpa tujuan,misalnya negeri dongeng, sastra absurd paling absurd di dunia,dan sebagainya dan akhirnya malah mengutamakan yang nonsense dibanding sastra yang lebih peduli masalah sosial.
Dalam seni tari dan teater juga lebih menghargai tari-tari yang Cuma meliuk atau berkelojotan atau sempoyongan dengan busana minim hampir telanjang dibanding tari tradisional yang indah. Dalam teater juga lebih mengutamakan teater yang Cuma berteriak-teriak atau diam sepanjang jam atau beradegan seks di atas panggung, ketimbang pementasan teater cerita yang konvensional.
Dalam senirupa juga lebih diutamakan eksplorasi benda-benda aneh atau absurdisme. Hanya yang bermuatan atheisme, komunisme, pornografi dan kebudayaan Cina, yang masih ditoleransi oleh KUK untuk tampil secara konvensional.
Diskusi-diskusi filsafat dan pemikiran Barat ataupun Timur, lebih diutamakan kepada yang memuja atheisme, pornografisme, liberalisme dan yang menghancurkan Islam dari dalam.
Dalam esei-eseinya di “Catatan Pinggir” majalah TEMPO ( majalah TEMPO juga beredar di Malaysia ,Singapura dan Brunei ) , Goenawan Mohammad memang sangat memuja atheisme dan sangat melecehkan agama terutama agama Islam.
Toh begitu, publik Indonesia masih apresiatif terhadap KUK dan Goenawan Mohammad cs. Mereka menjadi selebriti yang didewakan di berbagai lapisan sastra Indonesia. Lembaga Islam, Kristen maupun Hindu dan Konghucu,menghargai orang-orang KUK dengan penghormatan yang tinggi meskipun jelas-jelas mereka anti agama terutama agama Islam.
Koran Republika dan majalah Horison tidak sekali dua bahkan sering mengundang mereka bicara, mewawancarai mereka dan menokohkan mereka di beberapa penerbitan mereka.
Justru para sastrawan Islami dari kelompok FLP ( Forum Lingkar Pena ) yang dipimpin Helvy Tiana Rosa , maupun para sastrawan peduli sosial, sama sekali tidak pernah dihargai oleh banyak pihak di Indonesia. Beberapa sastrawan yang dilupakan itu, meski karya-karya mereka sering dimuat di banyak media massa Indonesia dan luar negeri, akhirnya lebih dihargai di Malaysia, Singapura dan Brunei.
Lalu datanglah kesalahan dari orang-orang KUK : yaitu mereka merasa superior dan paling pintar di Indonesia, dan mulai melecehkan orang-orang yang bukan “teman dan konco” KUK. Bahkan para sastrawan yang memuja atheisme,absurdisme dan pornografi, namun karena bukan “kelompok atau konco KUK” seperti Hudan Hidayat, Edy A Efendi, Chavchay Syaefullah,Saut Situmorang dan sebagainya, juga dilecehkan oleh orang-orang KUK, maka apalagi para sastrawan yang anti aliran KUK atau anti aliran atheisme, absurdisme dan pornopraksis.
Maka, beberapa sastrawan yang alirannya persis KUK akan tetapi benci kesombongan KUK mulai menyebar kritik di beberapa forum diskusi, seperti Hudan Hidayat, Edy A Efendi, Saut Situmorang dan Chavchay Syaefullah. Namun mereka tidak berani melancarkan kritik secara terbuka di Koran dan hanya berselindung di forum diskusi kecil-kecilan. Bahkan pada forum diskusi resmi yang diselenggarakan secara besar-besaranpun mereka tidak berani melancarkan kritik , kecuali kritik terselindung dan tidak berani menyebut terang-terangan nama lembaga Teater Utan Kayu.
MAKA DIMULAILAH “PERANG” ITU : TAUFIQ ISMAIL,WOWOK , VIDDY MELAWAN TERUS TERANG
Maka dimulailah “Perang” itu : Pada acara Pidato Kebudayaan di TIM ( Taman Ismail Marzuki ) Jakarta 20 Disember 2006, Taufiq Ismail, sastrawan senior dan redaktur senior majalah Horison, banyak membicarakan kerisauannya terhadap kehancuran bangsa Indonesia , terutama kehancuran yang disumbang oleh para sastrawan dan seniman pornopraksis.
Pidato itu sebenarnya tidak pernah ditanggapi oleh TUK/KUK yang menjadi pihak yang paling terkena serangan Pidato Kebudayaan Taufiq Ismail. Maka, lama kelamaan nuansa pidato anti sastra seks dan komunisme itupun menguap dan dilupakan begitu saja.
Namun dalam hati nurani beberapa anggota KSI ( Komunitas Sastra Indonesia ) , ulah TUK/KUK yang sangat bangga kepada pemikiran asing yang merusak Islam dan bangsa Indonesia, terus menerus mengusik kesadaran. Dalam beberapa forum pertemuan, antara lain di Medan International Poetry Gathering pada 25-28 Mei 2007 di Hotel Sri Deli Medan, niatan untuk membendung kejahatan TUK/KUK sudah dibicarakan oleh Viddy AD Daery dan Ahmaddun YH serta Idris Pasaribu, meski ditentang secara keras oleh beberapa peserta , misalnya Binhad Nurrohmat dan Isbedy Stiawan ZS.
Maka, dalam sebuah diskusi kecil “Komunitas Sastra Indonesia” ( KSI ) yang dimotori Wowok Hesti Prabowo, Viddy AD Daery dan Ahmaddun Yossi Herfanda di rumah Ahmaddun di Pamulang,Banten,beberapa minggu setelah pertemuan di Medan, terbetik tekad KSI ataupun orang-orang KSI yang berani, untuk melawan dominasi aliran sastra KUK yang menghancurkan bangsa.
Berbagai strategi perlawananpun disusun, antara lain akan menerbitkan “Jurnal Boemiputra” yang dijadikan wadah dan sarana untuk melawan dan membendung kesombongan TUK/KUK. Hal itu disebabkan oleh kenyataan, bahwa 99 % media massa Indonesia adalah pro KUK-TUK atau bersimpati terhadap KUK-TUK atau bahkan milik jaringan holding company KUK-TUK.
Rencana ini dicium oleh Edy A Efendi dan Chavchay Syaefullah yang juga membenci TUK/KUK dan kebetulan bekerja di akhbar Media Indonesia yang sebenarnya beraliran TUK/KUK dalam semua kebijakan redaksional sastra budayanya.
Maka, Wowok HP diwawancara oleh Media Indonesia ( MI ) dan dalam MI keluaran 16 June 2007 dengan lantang Wowok menyatakan bahwa Gunawan Mohamad dan kelompok TUK/KUK adalah agen imperialisme karena memperjuangkan pemikiran-pemikiran asing yang menghancurkan nilai-nilai kearifan lokal.
Secara kebetulan, di Jawa Pos, akhbar yang banyak memberi kesempatan para sastrawan perusak Islam, dalam edisi Ahad 6 Mei 2007 Hudan Hidayat menulis serangan terhadap pemikiran Taufiq Ismail yang anti pornografi dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an secara ngawur dan semberono.
Tetapi anehnya tidak ada ummat Islam Indonesia yang tersinggung dengan ulah Hudan Hidayat tersebut kecuali Viddy AD Daery. Beberapa sastrawan terkenal maupun tidak, bahkan berramai-ramai menulis di Jawa Pos mendukung Hudan Hidayat dan ikut mengkritik pedas Taufiq Ismail. Bahkan orang-orang Horison yang notabene para anak buah Taufiq Ismail, tidak ada yang membela bosnya, karena memang sesungguhnya di dalam hati mereka adalah sefaham dan sefikiran dengan Hudan Hidayat, bahkan beberapa redaktur Horison sebenarnya memang pro-PKI ( Partai Komunis Indonesia ).
Maka, Viddy AD Daery menulis esei di Republika Ahad 1 Julai 2007 dengan menghajar dua pihak, yakni Hudan Hidayat yang menulis serangan terhadap Taufiq Ismail dengan mengutip ayat-ayat Tuhan secara salah, dan TUK/KUK yang dihajar Wowok HP, karena memang merupakan penyebar pemikiran atheis, seks-pornopraksis, nonsense dan imperialisme.
Esei Viddy mendapat reaksi keras dari salah satu orang TUK/KUK, yakni sastrawan Veven SP Wardhana di Republika Ahad 15 Julai 2007, yang menyebut Viddy membuat “Neo Takhayul” karena menobatkan TUK/KUK sebagai lembaga perusak kebudayaan Indonesia.
Tetapi kemudian berbondong-bondong muncul pembelaan terhadap Viddy dan menyatakan bahwa memang TUK/KUK adalah penyebar “ajaran sesat” berupa pemikiran-pemikiran neo-liberalisme yang berpotensi menghancurkan kearifan lokal dan keunggulan-keunggulan tradisi tempatan. Firman Venayaksa, Mahdiduri, Sunaryono Basuki KS, Kusywadi Syafi’I dan sebagainya berbondong-bondong “meletakkan dirinya di barisan jalan kebenaran” ( meminjam istilah Kusywadi Syafi’I ).
Maka perangpun berlangsung riuh rendah di jagat sastra Indonesia, dan melibatkan akhbar-akhbar nasional semacam Jawa Pos, Republika dan Media Indonesia, disamping juga penerbitan terbatas seperti “Jurnal Boemiputra” dan ramai pula bersahut-sahutan diskusi dan caci-maki di milis-milis internet meramaikan perang sastera mutakhir di Indonesia itu. Terutama Saut Situmorang yang terkenal menghantam KUK-TUK dan Goenawan group dengan bahasa kasar dan bergaya “premanisme”.
Bahkan milis-milis Internasional, seperti Zikir Group asuhan Datok Kemala dan SPM-GAPENA asuhan SM Zakir dari Malaysia ikut aktif memantau dan menyebarkan perkembangan “Perang Sastera Indonesia” tersebut meski tidak ikut melibatkan diri dalam kancah perdebatan.
Goenawan Mohamadpun berreaksi, meskipun tidak dengan jalan menulis tanggapan langsung, namun melalui komentarnya yang dimuat di beberapa situs internet,dan juga dalam wawancara yang dimuat di majalah porno-untuk kaum dewasa “Playboy Indonesia”–meski bukan komentar yang terkait secara langsung .
Sitok Srengenge juga melakukan protes keras terhadap Media Indonesia melalui artikelnya “Empat Dusta” yang dimuat di MI Ahad 2 September 2007 , dan berdasarkan ketakutan terhadap artikel protes itu mengakibatkan MI kembali ke “jalur memberi porsi besar-besaran lagi aliran sastra seks dan atheisme, nonsense dan absurdisme” sebagaimana yang dilakukan MI selama bertahun-tahun.
Perkembangan terkininya, kemudian MI memutuskan untuk menghapus rubrik sastra secara permanen sampai kini. Yang lebih tragis, beberapa wartawan MI yang memusuhi TUK/KUK/Goenawan Mohammad, dipecat oleh manajemen MI.
POST SCRIPTUM
1.Perang Sastra ini menurut saya, akan berlainan sifatnya daripada perang-perang yang terjadi sepanjang sejarah sastra di Indonesia, karena kali ini sifatnya lebih mendasar : MORAL vs AMORAL. Beda dengan zaman Balai Pustaka yang bersifat politik : pro Belanda dan tidak pro Belanda atau soal martabat, yakni bermartabat tinggi karena menggunakan bahasa rasmi vs bahasa pasaran yang berderajat rendah.
Juga beda dengan zaman Pujangga Baru yang hanya berdasarkan soal kiblat budaya : Barat yang rasional dan Timur yang irrasional.
Bahkan beda dengan zaman LEKRA yang riuh rendah dan sadis karena penuh gertak dan ancaman : karena mengenai aliran sastra individualistis dan eksperimental vs sastra yang mengabdi kepada politik kerakyatan komunisme.
Pada perang kali ini, menyangkut eksistensi suatu bangsa. Aliran amoral sangat membahayakan eksistensi suatu bangsa, karena suatu bangsa diajak amoral, atheis, tanpa martabat. Sedang aliran pro-moral berjuang menjaga dan meninggikan martabat bangsa. Perang ini akan sulit diprediksi kapan akan selesai, karena masalah bangsa adalah masalah yang krusial , sementara para pembela aliran itu sama-sama kerasnya memperjuangkan aliran masing-masing. Tidak tertutup kemungkinan perang sastra ini pada akhirnya nanti menjadi perang ideologi dan dilumuri adu fisik , meskipun mungkin tidak dalam waktu dekat ini.Toh begitu, tanda-tanda beberapa pengikutnya ( yang bukan merupakan aktor utama dan penting ) mulai saling tantang menantang untuk beradu fisik sudah beberapa kali terjadi, meski belum ada insiden.
2.Dalam perjalanannya, ada pula beberapa kejumbuhan, karena pada masing-masing aliran terdapat beberapa pengikut yang secara asasi mempunyai persilangan kekhasan. Pembela aliran amoral dan seks serta atheisme , disamping merupakan orang-orang atheis, liberalis dan politikus licik, juga terdapat beberapa orang yang jujur dan alim, yaitu mereka yang “pandai tapi bodoh” karena tidak tahu di pihak mana ia berdiri seharusnya.
Namun di pihak sastra pembela moral, juga terdapat beberapa sastrawan preman peminum bier dan arak, bahkan mereka menulis sastra seks dan atheisme juga, hanya saja mereka merasa muak dengan kesombongan kelompok KUK/TUK yang sangat sok selektif memilih “teman” , jadi motif utama sastrawan preman peminum arak itu tentu hanya karena faktor kemarahan karena disisihkan oleh sastrawan amoral yang seharusnya menjadi teman mereka.
Pertempuran mereka ini justru berlangsung kasar, banal, licik dan “amoral”, namun tidak di akhbar rasmi semacam Media Indonesia, Jawa Pos, Republika dan beberapa lagi, namun berlangsung seru di internet : di milis-milis dan situs-situs maupun saling serang ke email pribadi.
Disamping itu, siantara mereka, ada juga yang berhasil menyusup ke dalam jajaran redaksi “Jurnal Boemiputra” sehingga banyak pihak yang menilai bahwa “Jurnal Boemiputra” bahasanya menjadi kasar dan kurang intelektual,bahkan dalam perilaku “politik bersastranya”. Karena itu, beberapa redaksi “Jurnal Boemiputra” yang masih mempunyai intelektualitas dan moral standar, memilih “no comment” saja, ketika tiba-tiba nama mereka “dicopot” dari daftar susunan redaksi “Jurnal Boemiputra” semenjak edisi Juli 2009. Mereka merasa rugi berlama-lama berada di “Jurnal Boemiputra” karena semakin lama, Jurnal tersebut semakin jatuh ke “standar ganda” yang mencederai intelektualitas.
3.Seluruh riuh-rendah perang sastra Indonesia ini sebetulnya adalah akibat kesalahan pemerintah atau khususnya Pusat Bahasa yang tidak bijak dalam “mengelola” sastra Indonesia, sehingga sastrawan dibiarkan keleleran dan kelaparan, lalu membentuk kubu-kubu pertahanan sendiri untuk mencari makan bagi kelompoknya masing-masing. Orang-orang Pusat Bahasa hanya sibuk berkorupsi dan menciptakan proyek-proyek yang kurang menyentuh eksistensi sastrawan Indonesia.
Apalagi kemudian Pusat Bahasa dengan gampang lalu mencomot tokoh-tokoh yang menjadi puncak-puncak masing-masing kelompok, tak perduli apakah kelompok itu atheis, komunis,liberalis, seks pornografis dan nonsense, tetap saja dicomot dan diajak terlibat proyek, sehingga para sastrawan yang menjaga moral dan martabat bangsa, namun karena mereka bukan tokoh-tokoh puncak—karena tidak didukung oleh pembai’atan media massa yang pro sekularisme dan liberalisme—maka para sastrawan penjaga moral bangsa tadi memendam rasa sakit hati.
4.Ironisnya, majalah Horison sendiri juga melakukan hal yang sama dengan Pusat Bahasa, padahal tokoh utama majalah Horison yaitu sastrawan senior Taufiq Ismail justru merupakan penggerak utama pengganyangan terhadap sastrawan-sastrawan pemuja seks, atheis dan amoralis.Hal itu terjadi, karena sesungguhnya Taufiq Ismail kebobolan di kandang sendiri, karena para anak buahnya adalah juga pembela atau setidak-tidaknya penghormat ( fans ) sastra seks, atheis, liberalis dan amoralisme.
5.Tanpa campur tangan dan keperdulian pemerintah untuk “mengelola” dan “menjembatani” pertempuran sastra ini, saya tidak tahu, bagaimana jadinya perkembangan perang sastra Indonesia ini. Dan sekali lagi saya berani mengatakan : pertempuran ini akan berlangsung laten dan lama, tidak seperti prediksi beberapa orang yang mengatakan bahwa seperti perang-perang sastra Indonesia yang lalu, kasus ini akan timbul-tenggelam,timbul lagi dan segera tenggelam. Tidak,tidak! Kasus ini lain, karena menyangkut eksistensi dan martabat suatu bangsa! Dari perang ini akan ditentukan : Indonesia adalah Negara bangsa yang bermartabat atau sampah kehidupan!!! Nauzubillahi min ndzaalik!!!
BIODATA VIDDY AD DAERY :
Viddy AD Daery atau Drs.Anuf Chafiddi, lahir di Lamongan,Jawa Timur, 28 Desember 1961, menulis puisi, cerpen, novel, artikel/kolom dan naskah drama serta naskah sinetron.
-1987 : Lulus sebagai sarjana sosiologi dari FISIP Univ.Airlangga Surabaya.
-1987-1995 : Menjadi koresponden Surabaya Post dan Jawa Pos.
.
-1991-2002 : Bekerja di TPI ( Televisi Pendidikan Indonesia ) sebagai mula-mula sebagai Redaktur Features SERBANEKA SENI BUDAYA, Lalu Penanggung Jawab Sinetron Komedi dan Acara Puisi TUTURAN KATA BERMAKNA, kemudian produser eksekutif, produser dan staf ahli direksi TPI.
-2002-sekarang : Dosen pertelevisian, direktur sebuah PH ( Production House ), pembicara seni budaya di Jakarta,Surabaya dan Singapura,Malaysia, Brunei dan Thailand selatan. Juga menulis kolom,cerpen,novel,skenario drama, skenario sinetron, sutradara dan pelukis. Yang terkini, serial novel “Pendekar Sendang Drajat” yang ditulis Viddy lumayan laku di pasaran.
-Di TPI Viddy menghasilkan karya, antara lain : LENONG BOCAH, PANGGUNG JAKARTA Eee PENONTOOON, DAGELAN NEO MATARAM, JULA-JULI SUROBOYOAN,KENTRUNG HUMOR LAMONGAN,KETOPRAK GOBYOK CAMPURSARI, GELAK RIA, KOMPOR DIAMOR, PATRIO NGELABA, Sinetron DIMANA CINTA KUTITIPKAN…dllnya banyak sekali.
-LENONG BOCAH mendapat 8 Piala Vidia pada FSI 1994.
-TUTURAN KATA BERMAKNA masuk Nominasi pada FSI 1994.
-LENONG BOCAH masuk Nominasi pada FSI 1995.
Puisi-puisi Viddy AD Daery masuk dalam beberapa antologi,antara lain :
-1978 : Puisi Untuk Seorang Guru, Jakarta : Majalah Hai,1978.
-1981 : Pura Jagatnata, Jakarta : Majalah Puteri Indonesia, 1981.
Kumpulan Puisi Bonus Majalah Hai, Jakarta : Majalah Hai,1981.
-1982 : Lomba Deklamasi DKS , Surabaya : Dewan Kesenian Surabaya, 1982.
Selamat Pagi Anak-anak, Surabaya :Kelompok Pelajar,1982.
-1983 : Surabaya Dalam Puisi Indonesia, Surabaya : Komisi Sastra,1983.
-1986 : Sketsa Sastra Indonesia, Jakarta : Sastra Kita, 1986.
-1988 : Festival Puisi PPIA XI , Surabaya, PPIA, 1988.
-1990 : Festival Puisi PPIA XII , Surabaya, PPIA, 1990.
-1992 : Festival Puisi PPIA XIII, Surabaya, PPIA, 1992.
-1993 : Gumaman Dari Balik Layar, Jakarta : Televisi Pendidikan Indonesia,1993.
-1994 : Gumaman Dari Balik Layar II,Jakarta : Televisi Pendidikan Indonesia,1994.
Nyanyian Hutan Bakau,Jakarta: Pustaka Sastra,1994.
Festival Puisi PPIA XIV , Surabaya, PPIA,1994
-1995 : Kebangkitan Nusantara II, Batu : Kreatif, 1995.
-1996 : Trotoar, Tangerang : Roda-roda Budaya, 1996.
Songket I , Palembang : Yayasan Orde Indonesia, 1996.
-1997 : Antologi Puisi Indonesia 1997 vol.2 , Bandung: Angkasa, 1997.
-2000 : Jakarta Dalam Puisi Mutakhir, Jakarta: Masyarakat Sastra Jakarta,2000.
Piala HB Jassin ke 5 , Jakarta : PKJ-TIM,2000.
Resonansi Indonesia , kumpulan puisi bahasa Indonesia & Mandarin , Jakarta : KSI , 2000.
-2001 : Graffiti Gratitude, Jakarta : Yayasan Multimedia Sastra , 2001.
Tasbih Hayat , Kota Kinabalu, Mahrajan Sastera Islam Sabah XV, 2001.
-2002 : Lampung Kenangan, Bandar Lampung : Dewan Kesenian Lampung,2002.
-2003 : Puisi Tak Pernah Pergi , Jakarta : Bentara-Kompas, 2003.
-2005 : Dian Sastro For President-End of Trilogy, Yogja : Insist , 2005.
Mahaduka Aceh, Jakarta : PDS HB Jassin, 2005.
-2006 : Jogja 5,9 Skala Richter , Yogja : Bentang ,2006.
142 Penyair Menuju Bulan, Banjarbaru : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru Kalimantan Selatan , 2006
-2007 : Medan Puisi , Medan : Laboratorium Sastra Medan, 2007.
-Kumpulan Puisi Tunggal :
-1996 : South Bank & Air Mata , Jakarta : Visi Amansentosa Dahsyat, 1996.
Antologi Cerpen:
-1993 : Limau Walikota , Surabaya : Surabaya Post,1993.
-2002 : Graffiti Imaji , Jakarta : Taman Warga , 2002.
Antologi Artikel :
-1999 : Suatu Hari Tanpa Televisi, Jakarta : Televisi Pendidikan Indonesia , 1999.
-2003 : Inul , Yogja : Bentang , 2003.
Antologi Naskah Drama :
-2004 : BENDE 16-17-2004, Edisi Khusus Lima Naskah Pemenang Lomba Penulisan Naskah Teater Remaja, Surabaya : Taman Budaya Jatim, 2004.
Karya Novel :
-2001 : Sungai Bening , Jakarta : Grasindo , 2001.
Novel-novel lainnya dimuat secara bersambung di Jawa Pos, Surabaya Post dan Memorandum.
Kejuaraan yang pernah diraih, diantaranya ialah :
-1979 : Juara II ,Lomba Menulis Puisi Nasional Majalah Liberty Surabaya.
-1981 : Juara Harapan Lomba Menulis Puisi Majalah PUTERI INDONESIA Jakarta.
-1983 : Juara III, Lomba Menulis Puisi Jatim oleh LSSM Malang.
-1994 : Juara Harapan I Lomba Menulis Puisi Lingkungan Hidup Nasional oleh Majalah TRUBUS Jakarta.
-1994 : Sebagai Produser Sinetron LENONG BOCAH TPI mendapat 8 Piala Vidia dari FSI ( Festival Sinetron Indonesia ) 1994.
-2002 : Juara Harapan Lomba Menulis Puisi Lampung oleh Dewan Kesenian Lampung.
-2003 : Juara Harapan I Lomba Menulis Cerpen Majalah SAGANG Riau.
-2004 : Juara II Lomba Menulis Naskah Drama Remaja Nasional oleh Taman Budaya Jatim Surabaya.
-2004 : Juara II Lomba Menulis Puisi Hari Buku Nasional di Jakarta.
-2005 : Juara Harapan dan Juara Harapan ( dua Puisi , dua Piala) Lomba Menulis Puisi Cipasera oleh Kelompok Cipasera.
Sering diundang sebagai pembaca puisi dan pembicara sastra-budaya di forum-forum pertemuan sastra budaya Asia Tenggara, antara lain : Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand dan Filipina.
Antara lain :
-Desember 1997 : sebagai pembicara dan pembaca puisi di Pertemuan Sastrawan Nusantara ( PSN ) IX di Sumatera Barat , Indonesia.
-April 1999 : sebagai peserta di Pertemuan Sastrawan Nusantara ( PSN ) X di Johor Baru, Johor,Malaysia.
-Desember 1999 : sebagai peserta Pertemuan Melayu “Dialog Utara” di Pattani, Thailand selatan.
-November 2000 : sebagai pembicara dengan tema “sastra cyber” di Hari Puisi Nasional Malaysia ke 15 di Pulau Langkawi,Kedah,Malaysia.
-2000 : Diangkat sebagai wartawan/koresponden WARTA GAPENA, Kuala Lumpur,Malaysia.
-Agustus 2001 : sebagai pembicara di PSN XI di Bandar Sri Begawan,Brunei Darussalam.
-Agustus 2001 : sebagai pembicara di Hari Sastra Malaysia XII di Kuching,Serawak,Malaysia.
-Oktober 2002 : sebagai pembicara di Seminar Pemikiran Ismail Hussein-Ketua GAPENA Malaysia, di Alor Setar,Kedah,Malaysia.
-November 2002 : sebagai peserta Seminar Internasional Melayu Polinesia di Kuala Lumpur.
-Agustus 2003 : sebagai pembaca puisi di Festival Sastra Perpaduan Malaysia di Kota Kinabalu,Sabah,Malaysia.
-September 2003 : sebagai pembicara di PSN XII di Singapura.
-Oktober 2003 : sebagai pembicara dan pembaca puisi di Forum Puisi Kota-kota Dunia di Kuching,Serawak,Malaysia.
-April 2004 : sebagai peserta di Pertemuan Budaya ANGIN TIMUR LAUT di Kuantan,Pahang,Malaysia.
-September 2004 : sebagai pembicara di PSN XIII di Surabaya,Jawa Timur,Indonesia.
-Desember 2004 : sebagai pembicara di Hari Puisi Nasional Malaysia ke 16 di Shah Alam, Selangor,Malaysia.
-Juni 2005 : sebagai pembicara di Perhimpunan Penulis Muda Malaysia 2005 di Pontian,Johor,Malaysia.
-Agustus 2005 : sebagai pembicara di Hari Sastra Malaysia 2005 di Ipoh,Perak,Malaysia.
-Mei 2007 : sebagai pembicara dan pembaca puisi di Medan International Poetry Gathering di Medan.
-Juli 2007 : sebagai pembicara di PSN 14 di Alor Star, Kedah, Malaysia.
-Juni-Juli 2008 : sebagai pembicara di Pesta Penyair Nusantara ( PPN ) 2008 di Kediri, Jawa Timur,Indonesia.
E-mailnya : wajahbercahaya@yahoo.co.id
Hpnya : 0856 1310 996
TAMBAHAN LAMPIRAN : FOTO-FOTO DARI KANCAH PERANG SASTRA INDONESIA : ( lihat halaman berikut )
Keterangan ilustrasi : Dari atas ke samping terus demikian juga berikutnya :
1.Isbedy Stiawan dari Lampung, bersikap netral tetapi lebih berat pro KUK/Utan Kayu.
2.Wiji Thukul, penyair kiri, aktifis Jaker( organisasi seni kiri ), hilang dalam huru hara reformasi.
3.Sutardji Calzoum Bachri, “presiden penyair Indonesia.”
4.Goenawan Mohamad ( GM ), presiden TUK/KUK,pro kiri dan sekaligus neo-liberalisme.
5.Ayu Utami, sastrawan seks, penulis novel “Saman” yang konon ditulis “rame-rame”.
6.Djenar Mahesa Ayu,sastrawan seks,putri almarhum Sjumandjaya,sutradara film terkemuka.
7.Taufiq Ismail,redaktur senior Horison,anti sastra seks.Tetapi para anakbuahnya beda visi.
8.Nova Riyanti Yusuf,novelis seks,seorang dokter dan kader Partai Demokrat yang berkuasa.
9.Dinar Rahayu,berjilbab,tetapi novelis seks.Hal demikian sedang menjadi “kebanggaan” tersendiri di Indonesia.Islam tapi bejat dan “anti Islam” sedang menjadi “gaya hidup” di Indonesia.
10.Ahmaddun Yossi Herfanda,redaktur budaya akhbar Republika,setuju pengganyangan sastra seks.
11.M.Fadjroel Rachman, eseis,kritikus,sesekali menulis puisi dan novel,pembela gigih sastra seks.
12.Veven SP Wardhana,cerpenis,pembela kelompok TUK/KUK.
13.Sitok Srengenge,penyair seks dan nonsense-isme.
14.Mariana Amiruddin,eseis,pernah berjilbab,pembela garang sastra seks.
15.Viddy AD Daery, sastrawan pembela kaum tertindas ,anti ketidakadilan sosial.
16.Muhidin Dahlan, novelis penghujat Tuhan.
17.WS Rendra,penyair protes sosial,legenda sastra Indonesia.Kini baru saja Allahyarham.
18.Nirwan Dewanto,penyair TUK/KUK,benci Islam tapi beragama Islam.
19.Fira Basuki,novelis pop,isinya seks vulgar.
20.Dewi Dee Lestari, penyanyi lagu-lagu pop,novelis Supernova yang vulgar dan cabul.
CATATAN : PERANG SASTRA DI INDONESIA TERUS BERLANJUT….DAN YANG PALING BARU ( tahun 2014 ) ADALAH KELOMPOK “ANTI PEMBODOHAN BUKU 33 TOKOH SASTRA….” yang digerakkan Saut Situmorang cs melawan KELOMPOK PUISI ESAI pimpinan Denny JA.
SUMBER :
http://bahasa.kompasiana.com/2014/05/09/bagaimana-situasi-perang-sastera-di-indonesia–654475.html
SUBHANALLAH….., MAHA SUCI ALLAH….., TUHAN SEGENAP ALAM….
Salam kenal dari Kami. 471 541210
Kami telah lama mengikuti SPTM. Namun Malam ini baru Kami sempatkan tuk ikut nimbrung ‘n Comment. Ini dikarenakan kesibukan dan Hukum Tuhan yang harus kami laksanakan (Mencari nafkah tuk keluarga).
Kami bukannya dari kalangan Praktisi Hukum atau tahu soal Hukum. Namun tanpa disadari apa yang kami lakukan selama ini adalah proses/pencapaian tuk membuktikan Hukum (dalam hal ini Hukum TUHAN). Kenapa Kami katakan demikian. Karena selama ini Kami mencari dan ingin mengetahui kanapa kalau kita melanggar aturan/hukum dikatan BERSALAH, terutama melanggar ajaran agama disebut DOSA. Untuk itu Kami melakukan uji lapangan dan menempatkan posisi Kami pada posisi Terdakwa dan Tersangka. Mencoba melakukan/eksperiman SEBAB – AKIBAT. Dari sinilah Kami sadar betapa BESARNYA KUASA TUHAN. Proses ini berjalan beriringan dengan PENCARIAN Kami terhadap kata “ALLAH”.
Kami pernah mendengar perkataan “JIKA INGIN MENGETAHUI TUHANmu, KETAHUILAH DULU DIRImu”. Inilah sebagai dasar Kami untuk menjalani Proses pencarian tersebut. Alhamdulillah, dengan bekal pendidikan dan mau banyak belajar kami melakukan Eksperimen SEBAB – AKIBAT.
Setelah Kami pahami apa yang menjadi SEBAB – AKIBAT.
Tanpa Kami sadari……
Kami terlena dengan keadaan sekeliling, baik lingkungan, budaya, Agama serta Curat-marutnya INDONESIAku. Kenapa bisa begini Bangsaku….. Negara yang Gemah Ripah Loh Jenawe. Negara yang subur, Kaya akan sumber daya alam. Negara yang indah, Dihuni bermacam-macam Suku, Budaya, Ras dan dilengkapi dengan Agama Samawi serta Duniawi. Kami terlena…..
Hingga disuatu saat, Janji itu dibuktikan lagi…
Kami bangkit dari keterpurukan untuk memberi contoh ke SEMUA WARGA INDONESIA. Bukan hanya sekedar kata-kata…..
“MULAILAH DARI DIRI DAN KELUARGA”
“GUNAKAN AKAL…”, Jangan hanya menggunakan hati (perasaan) yang akan diucapkan/perbuat, akan tetapi lanjutkan ke otak untuk difikirkan kemudian diucapkan serta dikuti dengan kelakuan/tindakan (menurut Kami inilah inti dari SHALAT).
Pertanyaan:
Kenapa Negara tercinta kita ini diberi predikat/julukan/nama “IBU PERTIWI”
Kami tidak tahu asal-muasal dan sejak kapan pemberian tersebut.
Sebab-Akibat:
1. Jika menghardik, memperlakukan IBU semena-mena dan lain sebagainya akan mendapatkan DOSA. Bagaimana jika kita perlakukan IBU PERTIWI sedemikian rupa….???
2. Ibu adalah Wanita. Wanita identik dengan kecantikan. Bagai mana memperlakukannya…..???
RENUNGKAN……. dan FIKIRKAN SECARA CERMAT…… serta LAKUKAN TINDAKAN TEPAT
Terlepas dari kesemua itu, Kami menegaskan. DUKUNGAN SEPENUHNYA untuk LEGAL OPINION yang disampaikan Pada Blog ini.
Kami, terutama sahaya pribadi. Sangat bersyukur dengan kehadiran Blog SPTM, SPMA, TW yang berakar dari GERAKAN AL MAHDI. Serta seluruh rekan-rekan yang telah ikut serta dalam Blog ini. Terutama pada Admin yang telah memperkenan Kami tuk Comment.
Salam Hormat Kami untuk Bapak Cahyo Nayaswara; Al Bughury; Trinity; Abang; Cakraningrat serta yang lainnya. tak terlupakan kepada Bang Admin. Semoga apa yang tertuang pada Blog ini menjadi HIKMAH bagi pengunjung. Amien, Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin….
Wassalam,
471 541210
Kepada 471 541210 kami sambut dalam ucapan “waalaikumsalam”, semoga KASIH Tuhan tercurah untuk bapak dan keluarga. Amin.
Benar pak, Hubungan causal adalah hukum sebab-akibat yang merupakan hukum Tuhan. Semua akibat dapat terjadi karena adanya sebab. Tiada sebab tanpa adanya akibat. Hukum sebab-akibat adalah hukum alam kemudian dikompilasi kedalam hukum manusia. Kita tidak dapat mengingkari bahwa hukum alam tersebut dapat terjadi oleh karena adanya kompilasi hukum Tuhan. Penyebab utama (causa prima) Hukum sebab-akibat adalah Tuhan. Kompilasi hukum Tuhan sebab-akibat terus berputar mengikuti rotasi perputaran bumi (alam).
Selaku orang yang memberi penyampaian Legal Opinion tentu saya merasa senang dan bahagia mendengarkan penuturan kalau bapak banyak berexperimen atau melakukan kajian hukum terhadap peristiwa-peristiwa hukum yang ada disekitaran bapak dengan menggunakan pendekatan hukum “sebab akibat”. Tugas saya hanya sebatas mengantar dengan memberi Legal Opinion berdasarkan teori GODS COMPILATION OF LAWS yang logis, rasional, original, sah dan sangat meyakinkan. Selanjutnya tugas pembaca/warga setia blog yth ini yang membuktikan sendiri kebenarannya.
Makanya pak saya tidak bisa begitu saja memenuhi permintaan admin. Saya tidak ingin perdebatan internal admin membawa-bawa saya masuk dalam suatu arena yang tidak atau belum saya fahami. Admin ingin ajaran buddha diakomodir dalam Legal Opinion. Lho, dasarnya apa? Bapak 471 perlu tahu bahwa Ajaran buddha itu pak tidak mengakomodir causa prima (Tuhan). Legal Opinion selalu menegaskan bahwa Tuhan berdiri diatas hukum karena Dia adalah pemilik hukum. Karena Ajaran buddha tidak mengenal pemilik hukum, makanya rasanya sulit untuk mengakomodir ajaran itu kedalam Legal Opinion.
Terus terang, saya agak heran pak 471. Dulu admin selalu manut-nunut tetapi desakannya sekarang malah membuat kita terperangah dan terperanjat. Saya merasa tersudut pak dalam posisi dilematis. Hukum tidak membenarkan firman-firman Tuhan (alquran dan alkitab) disejajarkan dengan kitab “Tipitaka” yang ditulis oleh buddha Gotama. Jangan-jangan ada diantara internal admin pengikut ajaran buddha pak yah, atau pernah berguru kepada bikkhu?. Ha ha ha… Wallahualam.
Ada adagium yang mengatakan HUKUM TIDAK BISA DIKALAHKAN. Cakra Ningrat adalah hukum. Cakra Ningrat tidak akan bisa dikalahkan oleh Admin. Cakra Ningrat akan melakukan kajian hukum secara kritis dan mendalam terhadap ajaran buddha. Cakra Ningrat akan menulis artikel husus tentang ajaran buddha untuk mengantar fikiran dan pemahaman warga setia blog yth ini. Bilamana hukum dapat membuktikan kebenaran ajaran buddha secara sah dan meyakinkan kemudian hukum memutuskan dan menetapkan ajaran buddha harus diakomodir dalam Legal Opinion ini maka Cakra Ningrat akan tunduk, patuh dan taat pada keputusan dan ketetapan hukum.
Bapak 471 yang baik. Saban hari Ibu Pertiwi termenung sedih. Air matanya mengalir membasahi pipinya yang sudah mulai mengeriput. Ibu Pertiwi sudah tidak bisa lagi menahan derita akibat kenakalan anak-anaknya. Semua kita yang lahir, yang memakan tumbuh-tumbuhan yang keluar dari tanah Indonesia dan meminum air yang keluar dari tanah dan mata air Indonesia adalah anak-anak Ibu Pertiwi. Kenakalan anak-anak Ibu Pertiwi karena mereka buta hukum.
Legal opinion ini hanya membantu anak-anak Ibu Pertiwi agar mengerti hukum. GODS COMPILATION OF LAWS musti difahami betul dan dibenarkan oleh kita semua. Semua ibu memiliki naluri yang sama yaitu ingin membangga-banggakan anak-anaknya didepan bapanya. Ibu Pertiwi juga memiliki naluri seperti itu. Kelak jika BAPA datang, Ibu Pertiwi ingin membangga-banggakan anak-anaknya didepan BAPA bahwa meskipun kita berbeda agama dan keyakinan akan tetapi kita memiliki BAPA Yang Sama. BAPA KITA SATU. Hanya BAPA yang dapat membawa Indonesia kepada satu suasana yang adil, makmur, berkecukupan dan berkelimpahan. Amin.
Assalamu alaikum wr. wb.
Salam sejahtera buat kita semua.
Alhamdulillah. Puji Tuhan.
Terima kasih yang tak terhingga admin sampaikan kepada Bapa atas penyampaian Legal Opinion Bagian Kedua ini. Bapa telah menyajikan kepada kami semua sesuatu yang amat sangat berharga, sesuatu yang betul-betul baru dan belum pernah kami dengar atau ketahui sebelumnya.
Sembari menunggu Legal Opinion Bagian ketiga yang berjudul BANJIR SEMESTA, Admin mempersilahkan warga setia blog yth ini dan pembaca lainnya jika ada yang ingin menyampaikan sesuatu hal yang konstruktif berkaitan dengan penyampaian Legal Opinion ini. Setiap postingan akan diseleksi secara ketat oleh admin sebelum ditampilkan. Untuk melaksanakan pekerjaan mulia ini admin tidak lagi seorang diri. Admin dibantu oleh orang yang memiliki kompetensi dan kualifikasi keilmuan dan intelektualitas yang mumpuni. Pengalaman pahit admin saat blog yth ini diinfiltrasi oleh satrio panulis menjadi pelajaran pahit yang sangat berharga buat admin. Karena itu, postingan yang tidak berbobot, yang hanya ingin mengotori dan mengganggu blog yth ini akan admin masukkan ke tong sampah.
Semua warga setia blog yth ini adalah saksi yang menyaksikan bahwa benar blog ini memang pernah disinggahi oleh guru agung Al Buguri dan sinuhun Cahyo Nayaswara. Kedua orang tua yang sangat kita hormati dan muliakan tersebut telah membimbing kita kepada jalan yang benar serta memberi pencerahan kepada logika akal sehat kita semua. Kedua orang tua kita itu tidak melakukan pemihakan terhadap salah satu agama. Kedua orang tua kita telah memberi contoh kepada kita bahwa meskipun beliau dua akan tetapi sesungguhnya mereka itu adalah satu. Nampaknya inilah yang dimaksudkan oleh Bapa bahwasanya Bapa hanya memfollowup apa yang telah diajarkan oleh guru agung Al Bughuri dan sinuhun Cahyo Nayaswara.
Ahir-ahir ini banyak kelompok-kelompok kecil pemeluk agama baik dikalangan islam maupun kristen yang berusaha mempersatukan pemikiran mereka sebagai salah satu bentuk upaya pencarian kebenaran sejati. Misalnya saja Kristen unitarian yang secara radikal merombak dogma Trinitas yang selama ini menjadi inti keyakinan ummat kristen. Menurut mereka dogma ini tidak didasari oleh alkitab tapi didasari oleh pengaruh politik kaisar Konstantin dalam Konsili Nicea thn 325 M dan Konsili Konstantinopel thn 381 M. Mereka berupaya keras menegaskan bahwa ALLAH yang disembah oleh orang islam, kristen dan yahudi adalah Allah yang sama karena ketiga agama samawi tersebut berawal pada garis keturunan yang sama yaitu Ibrahim (Abraham). Orang kristen unitarian (kristen tauhid) menyebut mereka memiliki faham Ibrahimik dan tidak mengakui Trinitas Allah didalam Yesus Kristus. Sementara dalam kelompok islam menyebut dirinya sebagai orang yang memiliki keyakinan agama “millata Ibrahim”. Dasar argumentasi keyakinan Kristen Unitarian adalah alquran dan alkitab sedang orang islam yang berkeyakinan pada agama “millata ibrahim” hanya menggunakan alquran sebagai dasar keyakinannya.
Admin mengajak kepada kita semua agar lebih berhati-hati dan lebih meningkatkan kewaspadaan diri masing-masing. Keberadaan, kebersamaan dan kebersaudaraan kita di blog ini bukanlah sebuah kebetulan saja. Admin merasakan adanya sentuhan ilahi dalam blog yang kita hormati dan kita jaga bersama ini. Prinsip-prinsip dasar ajaran guru agung Al Bughuri dan sinuhun Cahyo Nayaswara harus kita jaga dan imani bersama sebagai sebuah kebenaran sejati. Guru Agung telah menegaskan bahwa Trinitas itu ada tiga yaitu: Tuhan, Allah dan Bapa. Bapa, Putra dan Roh Kudus. Roh Kudus, hati dan Jiwa. Bagaimana mungkin orang mau mengingkari keberadaan Trinitas?. Pengingkaran terhadap Trinitas sama saja mengingkari diri sendiri dan mengingkari seluruhnya.
Dalam menyampaikan Legal Opinionnya Bapa tetap berada dalam koridor hukum untuk membuktikan kebenaran ajaran guru agung berdasarkan logika hukum. Apa yang disampaikan oleh Bapa, admin menganggapnya sebagai Keputusan Hukum dan merupakan Ketetapan Hukum yang meyakinkan. Karena itu marilah kita bersabar dan terus mengikuti tulisan-tulisan Bapa. Lambat atau cepat Bapa akan mendudukan Trinitas pada kedudukannya yang sebenar-benarnya menurut hukum.
Di internal admin juga terjadi perbedaan pendapat tentang ajaran guru agung Al Bughuri. Sebagian berpendapat bahwa ajaran buddha tidak mendapat tempat dalam ajaran Al Bughuri. Yang lainnya mengatakan semua ajaran agama lain selain islam dan nasrani secara implisit tetap diakomodir oleh Al Bughuri terutama ajaran buddha sebagaimana komentar beliau yang diberi judul “OBSESI YAMAN”. Andaikan saja ada diantara warga kita yang mempertanyakannya tentu beliau akan membuka inti kebenaran ajaran buddha tersebut.
Selain “Obsesi Yaman Al Bughuri” artikel TRISULA WEDHA yang juga ditulis langsung oleh Yaman Al Bughuri dapat dianggap sebagai sebuah sikap yang sangat bijak dari beliau yang memberi tempat husus buat ajaran buddha. Dari tulisan-tulisannya saja kita dapat menilai kalau guru agung memiliki sifat yang penuh welas asih dan bijak. Andaikan saja spiritualis gelap dan hitam Moch Nahly dan Abdullah tidak bertingkah laku aneh mengganggu guru agung dalam “membabarkan damma” maka dapat dipastikan semua warga blog yth ini akan mendapatkan dasar-dasar fundamental yang lebih kuat untuk menuju kepada pencapaian pencerahan yang sempurnah.
Pada kesempatan ini admin ingin mengajukan pertanyaan kepada Gusti “Cakra Ningrat” apakah ajaran buddha mendapat tempat didalam teori GODS COMPILATION OF LAWS? Seandainya ajaran buddha tidak mendapat tempat atau ajaran itu tidak diakomodir, apakah Tuhan masih bisa dikatakan “Adil” menurut hukum?.
Dalam artikel SPTM sangat jelas ditegaskan bahwa Satrio Piningit membagi manusia kedalam dua golongan yaitu BAIK DAN JAHAT tanpa memandang latar belakang agama yang mereka anut. Al Bughuri masuk diblog yth ini awalnya hanya meyakinkan kita bahwa penulis artikel adalah Satrio Piningit yang sejati, ternyata diam-diam tanpa kita sadari semua Al Bughuri telah memfollowup apa yang diinginkan oleh artikel. Semua orang-orang jahat beliau singkirkan dan depak keluar. Beliau hanya memilih yang baik-baik saja. Yang baik inilah yang beliau bimbing bersama sinuhun Cahyo Nayaswara. Belakangan kami semua tahu bahwa ternyata penggolongan manusia kedalam golongan Baik dan Jahat didasari oleh Firman Tuhan dalam alkitab tentang “pohon pengetahuan baik dan jahat”. Belakangan kami juga mengetahui bahwa ternyata hukum “karma” adalah hukum yang juga memiliki dasar didalam alkitab. Admin dan semua warga tentu mengetahui bahwa Karma baik dan buruk atau jahat adalah inti ajaran buddha, akan tetapi dalam Legal Opinion tak pernah sekalipun Bapa mengungkit atau menyinggung tentang inti kebenaran ajaran buddha setidaknya tentang hukum karma tersebut. Hukum karma itu diimani oleh begitu banyak pemeluk ajaran buddha. Mereka tidak menyembah apalagi sampai mempertuhankan Gottama. Sidharta Gautama mereka dudukkan sebagai guru agung karena jasanya dalam membabarkan dhamma atau cara yang benar yang beliau temukan sendiri agar manusia dapat terbebas dari “dhukka” (penderitaan) yang disebabkan oleh nafsu (loba, dosa dan moha). Tidak ada bedanya jika admin dan warga blog yth ini yang mendudukkan Al Bughuri sebagai guru agung atas jasanya mengajarkan kepada kita cara yang benar dalam memahami alquran, atau cara benar dalam memahami delarosa, atau cara benar dalam menghancurkan nafsu yang menguasai diri manusia (cemburu, iri hati, dengki dan dendam).
Buddha artinya “sadar”. Al Bughuri menyadarkan kita bahwa cara kita memahami alquran selama ini keliru karena kita hanya sebatas meyakini saja. Cara yang benar adalah dengan menggunakan Logika akal sehat dengan menggunakan logika maka kita akan mendapatkan hikmah berupa pelajaran.
Ummat buddha tidak mengenal ALLAH, tapi mereka mempercayai hukum Tuhan yang dinamakan hukum karma. Bagaimana kedudukan mereka Gusti apakah mereka itu baik atau jahat?.
Mohon maaf Gusti jika admin dianggap telah mengganggu konsentrasi Bapa dalam mempersiapkan kelanjutan Legal Opinion Bag. Ketiga. Admin hanya menjalankan amanah guru agung Al Bughuri untuk menjaga dan mengawasi blog ini. Penjagaan itu tidak terbatas hanya dengan melakukan penjagaan terhadap orang-orang spiritualis “gelap dan hitam” seperti Moh. Nahli dan Abdullah atau infiltrasi dari para penyebar “ajaran sesat” yang berlindung dibalik alquran dan alkitab seperti Satrio Panulis tapi admin juga berkewajiban menjaga seluruh materi tulisan yang Bapa sajikan.
Admin tetap konsisten sampai kapanpun dalam menjalankan amanah guru agung Al Bughuri, apapun konsekwensinya.
Menolak atau mengingkari ajaran guru agung buddha Gottama maka secara tidak langsung berarti menolak ajaran guru agung buddha Al Bughuri.
Assalamu alaikum.
Salam sejahtera buat kita semua.
Apa yang admin sampaikan menurut saya ada benarnya. Untuk menguraikan teori GODS COMPILATION OF LAWS, yakni keterkaitan (kompilasi) hukum Tuhan, hukum alam dan hukum manusia, mau atau tidak mau kita harus bersentuhan langsung dengan inti ajaran buddha oleh karena ajaran buddha saja yang mengajarkan pengikutnya untuk menjaga hukum alam.
Pernah terlintas dalam fikiran saya untuk memasukkan ajaran buddha kedalam Legal Opinion yang saya tuliskan akan tetapi niat itu saya urungkan mengingat Legal Opinion harus memiliki dasar hukum yang kuat yaitu firman Tuhan baik yang terdapat dalam alquran maupun yang terdapat dalam alkitab sementara kitab suci “Pititaka” yang diimani oleh pengikut ajaran buddha bukanlah firman Tuhan. Buddha Gotama tidak mengenal Tuhan dan tidak mengajarkan tentang adanya Tuhan kepada pengikut ajarannya. Ummat buddha tidak menyembah Tuhan karena memang buddha Gotama tidak mengajarkannya. Buddha Gotama hanya melihat seluruh semesta ini sebagai suatu sistem karma dan kelahiran berulang. Ia melihat semesta terdiri dari mahluk-mahluk yang mulia dan jahat, bahagia dan tidak bahagia. Ia melihat mereka semua terus menerus “berlalu sesuai dengan perbuatan baik dan buruknya”. Mungkin karena itulah sebelum buddha Gotama wafat ia berpesan kepada muridnya bahwa “pada saatnya akan muncul buddha yang lain didunia ini. Yang Suci. Yang tercerahkan, terberkahi dengan kebijaksanaan, mengetaui semesta, pemimpin manusia yang tiada tara, guru para dewa dan manusia. Ia mengajarkan kepada kalian kebenaran abadi. Buddha itu dikenal sebagai METTEYYA, yang berarti kebajikan atau kasih.
Admin memiliki keyakinan bahwa guru agung Al Bughuri adalah seorang buddhis. Tentu saja “hukum” tidak memperbolehkan warga blog yth ini menerima pernyataan admin begitu saja tanpa adanya dalil hukum yang menguatkan pendapat admin tersebut.
Guru agung Al Bughuri hanya mengajarkan kepada kita semua bagaimana cara kita memahami Tuhan dengan cara yang benar yaitu dengan menggunakan kekuatan logika akal sehat kita masing-masing. Dalam pencerahan yg diberikan oleh sinuhun Cahyo Nayaswara juga hanya mengacu kepada apa yang disampaikan oleh Al Bughuri. Dari apa yang saya baca dan yang saya ketahui semua arahan, bimbingan dan tulisan Al Bughuri saya tidak pernah menangkap kesan ataupun pesan yang dapat memberi indikasi bahwa guru agung Al Bughuri adalah seorang buddhis.
Admin tidak boleh menggiring saya kedalam satu suasana psikologis yang menyudutkan saya dan agaknya cukup dilematis apabila tidak mengakomodir ajaran buddha lantas admin mempertanyakan “apakah Tuhan masih bisa dikatakan adil?”. Saya bisa saja menjawab seenaknya bahwa saya mana tahu apa Tuhan itu dapat dikatakan adil atau tidak bila hal itu hanya ditentukan oleh bisa tidaknya ajaran buddha dimasukkan dalam pendekatan teori Gods Compilation of Laws. Tentu jawaban ini hanya sekedar apologi saja yang tentunya tidak bijak dan tidak ilmiah.
Apapun jawaban yang saya berikan kepada admin maka resiko-resiko hukum akan menghadang saya pribadi dan keluarga saya. Tentu warga setia blog yth ini akan berempati kepada saya jika resiko hukum tersebut benar-benar terjadi dan menimpa saya bersama istri dan anak-anak saya.
Ketika spiritualis kegelapan Moch. Nachli menghina dan merendahkan guru agung Al Bughuri dengan mengatakan “Al Bughuri tidak pantas membahas Trisula Wedha, karena Al Bughuri adalah orang arab . Trisula Wedha hanya bisa diketahui oleh orang-orang tertentu saja yang mengetahui pakemnya (ilmunya)”. Al Bughuri dengan bijak menjawab “janganlah Nachli merendahkan saya karena saya sudah berada ditempat yang rendah. Biarlah nanti saya akan menulis artikel husus Trisula Wedha untuk membuktikan bahwa saya mengetahui masalah itu”. Pada ahirnya guru agung menulis artikel itu kemudian dipajang diblog yth ini. Spiritualis kegelapan Moch. Nachli membacanya kemudian mencari-cari celah atau kekurangan artikel tersebut ternyata Moch. Nachli tidak dapat menemukannya. Terpaksa spiritualis hitam itu mengakui kepintaran guru agung Al Bughuri.
Mungkin ada juga bagusnya jika saya menulis artikel husus tentang ajaran buddha. Dari artikel itu kita semua akan tahu apakah ajaran buddha didukung oleh firman Tuhan atau tidak. Jika didukung oleh alquran dan alkitab, maka saya harus memasukkan ajaran buddha dalam Legal Opinion saya untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan hukum. Akan tetapi jika kebenaran ajaran buddha tidak mendapat dukungan alquran dan alkitab, maka maaf saja saya tidak berani mengakomodir ajaran itu. Saya takut dimintai pertanggungjawaban secara hukum dihadapan Tuhan. Jika admin tetap memaksakan keinginannya kepada saya maka mohon maaf saya tidak akan melanjutkan Legal Opinion Bagian ketiga. Sungguh, saya takut bang.
Meski artikel yang saya tulis nanti tidak sebagus dengan artikel yang ditulis oleh guru agung Al Buguri dan sinuhun Cahyo Nayaswara, tapi saya mohon kepada admin agar artikel tersebut dipajang juga diblog yth ini. Biarlah artikel itu menjadi kenangan yang terindah bagi saya pribadi dan anak-anak saya nantinya.
Subhanallah, Maha benar Allah dengan Segala Firman-Nya.
Assalamu’alaikum wr.wb
Saya tertarik dengan tulisan Anda Saudara Cakraningrat yaitu:
“Prinsip tauhid dalam alquran adalah “Lailaha Illallah” artinya Tidak ada Tuhan selain Allah. Prinsip tauhid dalam alkitab adalah Tuhan Allah. Pada hakekatnya terminologi kedua kitab tersebut secara hukum memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu : Tuhan adalah Tuhan. Allah adalah Allah. Tuhan adalah INTI-NYA Allah. Allah adalah bayanganNYA Tuhan. Tuhan berwujud sedang Allah tidak berwujud, tidak berbentuk akan tetapi Allah berada disemua yang hidup, wujud, bentuk, ruang dan waktu. Allah senantiasa mengantarai Tuhan dengan seluruh hamba- hambaNYA dan seluruh ciptaanNYA.”
Kalau tidak keberatan, Anda bisa menerangkan kepada kami tentang “Siapa Sebenarnya Tuhan dan Siapa Sebenarnya Allah” dan bagaimana hubungan keduanya ? Yaitu : Tuhan adalah Tuhan. Allah adalah Allah, adakah dalam Al Quran, walaupun secara “implisit, tersembunyi”?
Mengenai “Sang Budha”, boleh kami memberikan komentar ?
Menurut pemahaman kami berdasar Al-Kitab, sebenarnya sudah disinggung tentang “Sang Budha” yaitu di Injil Yohanes:
1:47 Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel! ”
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.”
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Apa yang dimaksud “Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara” ? Bandingkan dengan http://dhamma-bm.tripod.com/rhb/rhb.htm:
“Semasa berada di Gaya, Bodhisatta(bakal menjadi Buddha) mandi di Sungai Neranjara. Selepas itu Bodhisatta duduk di bawah pohon Sala dan bertafakur, cuba memusatkan fikirannya dengan harapan dapat mencapai Pencerahan Sempurna. Pada senjanya lalulah seorang penjaja rumput(Sotthiya) lalu memberiNya seikat rumput untuk dijadikan alas tempat duduk.
Pada petangnya Bodhisatta berpindah tempat ke bawah pohon Bodhi. Di sini Bodhisatta bertafakur dan menghadap ke Timur. Bodhisatta duduk dan bertekad, “Meskipun badanku, kulitku, tulangku, otot-ototku binasa dan darahku kering, aku tidak akan meninggalkan tempat dudukku selagi aku tidak mencapai kebebasan mutlak – Pencerahan Sempurna, untuk diriku, dan untuk semua orang.”
Bodhisatta menumpukan/memusatkan fikiranNya kepada perjalanan pernafasanNya. Pada awal malam, pelbagai bayangan mengganggu dan menggodaNya untuk kembali terikat kepada hidup mewah di istana. Perasaan ingin memiliki barang-barang berharga, mahu makan makanan yang sedap, mahu kemewahan, mahu dipuji, bangga diri dan merendahkan orang dan lain-lain lagi merupakan bayangan-bayangan yang menggangguNya. Tetapi Bodhisatta meneruskan tekadNya dan terus bertafakur. Pada tengah malamnya, Bodhisatta berjaya mengusir segala bayangan yang menggodaNya dan berjaya melihat masa lampauNya(past live). FikiranNya menjadi semakin tenang dan damai bagaikan air kolam tidak beriak. Bodhisatta sudah sampai ke tahap bertafakur yang mendalam.
Menjelang subuh pada hari bulan purnama, Vesak, di mana genapnya usia Bodhisatta 35 tahun, Bodhisatta berkemampuan mengetahui mengenai hubungan kematian dan kewujudan semula(rebirth) benda-benda yang bernyawa. Penumpuan fikiran seterusnya membolehkan Bodhisatta melihat sebab-sebab atau punca-punca penderitaan yang disebabkan oleh usia tua, sakit dan mati. Penderitaan juga kerana hukum-karma sebab akibat. Mengetahui cara-cara mengatasi penderitaan iaitu keluarkan diri daripada kejahilan diri, Bodhisatta juga berupaya membersihkan diri, mengecapi kebahagian mutlak, memperolehi kebebasan dan kedamaian dalam diriNya sendiri. Kini Bodhisatta sudah mencapai kebebasan mutlak dan Pencerahan Sempurna. Bodhisatta menjadi Buddha pada hari Vesak.
…………………………………………………..
Buddha berdiri beberapa kaki jarak dari pohon Bodhi dan merenung pohon Bodhi tanpa mengalihkan pandanganNya ke arah lain selama satu minggu. Buddha melakukan begitu menunjukkan rasa terhutang budiNya kepada pohon Bodhi yang telah menyediakan tempat perlindungan (meneduhNya) kepada Buddha sepanjang perjuanganNya memperolehi Pencerahan.
Dari peristiwa ini terbitnya ajaran pertama yang ditunjukkan kepada kita oleh Buddha iaitu kita mesti mempunyai perasaan terhutang budi/berterima kasih kepada sesiapa yang pernah menolong kita atau berbaik kepada kita. Sehingga hari ini, penganut-penganut Agama Buddha memberi penghormatan kepada pohon Bodhi sebagai menghargai Kebuddhaan (Buddhahood).”
Jadi Yesus yang disebut Kristus yaitu Al Masih Isa Ibnu Maryam pun “Mengenal Budha”, bahkan “Lebih Besar”.(Yohanes 1:50). Wa’allahu bi showab. Namo Buddhaya
Assalamu alaikum.
Salam sejahtera buat kita semua.
Admin bersama seluruh Tim mengucapkan selamat datang kepada saudara Namo Buddhaya. Komentar dan pertanyaan anda cukup berbobot dan mendapat penilaian yang cukup bagus oleh Tim Admin. Gusti Cakra Ningrat telah menjawab pertanyaan anda dan sekaligus menanggapi komentar anda. Jawaban beliau segera kami tampilkan tanpa harus menunda-nunda waktu.
Kepada seluruh warga setia kami ucapkan selamat membaca. Satu orang yang bertanya tapi jawaban BAPA untuk kita semua warga, guna menambah khasanah pengetahuan kita agar kita dapat memetik sebuah hikmah dan pelajaran untuk kebaikan dan keselamatan kita bersama. Itulah sebabnya Tim Admin mengambil sikap tegas dan sangat selektif meloloskan komentar atau pertanyaan yang boleh disampaikan atau ditampilkan di blog yth ini.
Wassalam.
Assalamu Alaikum
Salam sejahtera buat kita semua
Saudara Namo Buddhaya yang berbudi, Bapak Admin dan Tim yang saya hormati dan seluruh warga setia blog SPTM yang saya kasihi.
Namo Buddhaya berpendapat bahwa “Sang Buddha” telah disinggung dalam Al-kitab, Injil Yohannes (1:47-51). Logika hukum kami berpendapat: Pohon ara bukan pohon Boodhi dan Natanael bukan seorang Buddha. Bahwa Yesus pernah melihat Natanael, duduk di bawah pohon ara adalah BENAR. Natanael duduk memandang langit, menghayati Kebesaran Allah, kemudian Yesus berkata kepada Natanael; “Engkau akan melihat yang lebih besar dari pada itu. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia”. Apa yang dilihat oleh Natanael yang duduk dibawah pohon ara adalah langit yang sama seperti yang kita lihat saat ini, Yesus berjanji kepada Natanael bahwa Natanael akan melihat yang lebih besar dari yang sudah dilihatnya yaitu langit yang terbuka untuk dilintasi malaikat-malaikat Allah yang turun naik kepada Anak Manusia. Dalil yang anda kemukakan tidak cukup kuat untuk menyebut Alkitab telah menyinggung sang Buddha pada Injil Yohannes.
Yesus mengutuk pohon ara
Pada pagi-pagi hari dalam perjalananNya kembali ke Kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi kesitu, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa dari pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!”. Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. Melihat kejadian itu tercenganglah murid-muridNya, lalu berkata: “Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?”. (Injil Matius 21:18-20).
Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-muridNya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai keakar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: “Rabi, lihatlah, pohon ara Kau kutuk itu sudah kering”. Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah!”. (Injil Markus 11:20-22).
Cakra Ningrat berpendapat; seandainya benar pohon ara adalah pohon Bodhi maka tidak akan mungkin Yesus menjatuhkan kutukan terhadap pohon ara tersebut. Pohon ara adalah pohon ara. Pohon Bodhi adalah pohon Bodhi. Antara kedua pohon itu tidak ada hubungan sama sekali. Natanael adalah Natanael. Natanael tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan Buddha. Ajaran Yesus adalah ajaran langit. Ajaran Buddha adalah ajaran bumi. Kedua ajaran tidak memiliki keterkaitan satu sama lain.
Kami telah menulis artikel tentang “Buddha” sebagaimana yang telah kami perjanjikan kepada Admin. Dalam artikel itu kami tulis bahwa sebelum Buddha Gotama meninggal, beliau telah berwasiat kepada murid terdekatnya bernama Ananda bahwa “Buddha lain akan muncul”. Buddha itu dikenal sebagai Metteyya yang berarti kebajikan atau kasih. Dalam bahasa Ibrani Metteyya disebut sebagai Messiah. Lima ratus tahun sebelum kelahiran Yesus, Buddha Gotama telah mengetahui dan mewasiatkan kepada murid-muridnya.
Artikel yang kami telah tulis, saat ini sudah berada ditangan Tim Admin. Namun apa hendak dikata adalah menjadi kekuasaan Admin untuk menentukan kapan waktunya artikel yang amat sangat bagus itu akan dipajang diblog yth ini. Sebagai penulis kami hanya bisa bersabar dan berharap semoga artikel itu bisa lolos seleksi Tim Admin yang sangat ketat, agar bisa segera dan secepatnya dibaca oleh seluruh warga setia blog yth ini yang sudah cukup lama menantikannya. Kami menyadari, bahwa artikel itu sangat fenomenal, original dari hasil pemikiran dan perenungan kami, logis berdasarkan logika hukum, objektif, jujur apa adanya dan murni untuk tujuan kebaikan yaitu penyadaran dan pencerahan. Dapat dibenarkan jika Tim Admin perlu melakukan pencermatan yang kritis dan mendalam sebelum artikel itu dipajang secara permanen di blog yang amat sangat terhormat ini.
Jangankan artikel, komentar-komentar pembaca saja mereka seleksi secara ketat. Berbahagialah dan bersyukurlah anda, Namo Buddhaya, karena komentar anda bisa cepat lolos seleksi ketat mereka sehingga bisa mereka tampilkan dan kami semua membacanya. Sebagai orang hukum saya salut dan mengangkat dua jempol saya buat Tim Admin yang konsisten dengan apa yang pernah mereka katakan bahwa Admin akan melakukan seleksi ketat terhadap semua komentar pembaca yang masuk. Admin menjadikan pelajaran pahit yang sangat berharga karena blog Yth ini, pernah disusupi oleh seorang spritualis hitam dan seorang penyebar ajaran sesat yang menyesatkan. Wajib hukumnya bagi kita semua untuk menjaga blog Yth ini dan mendukung niat baik Tim Admin. Cakra Ningrat tetap berbesar hati dan tetap senyum bangga kepada Tim Admin meskipun artikel yang dengan susah payah Cakra Ningrat tulis belum dipajang di blog Yth ini. SELAMAT DAN SUKSES BUAT ADMIN. KAMI, SEMUA WARGA BLOG YTH INI TETAP SETIA MENDUKUNGMU. TETAP SETIA BERSAMAMU. ALLAHU AKBAR. HALELUYA ……
Namo Buddhaya bertanya tentang “Siapa sebenarnya Tuhan dan Siapa sebenarnya Allah dan bagaimana hubungan keduanya yaitu Tuhan adalah Tuhan. Allah adalah Allah. Apakah ada dalam alqur’an walaupun secara tersembunyi atau implisit?”.
Seorang pemikir islam bernama Nurcholis Madjid, pernah disebut sebagai pemikir islam yang sekuler. Hal itu disebabkan karena fikiran beliau yang bingung dalam menafsirkan serta menjabarkan konsep Tauhid islam “Laa ilaha illallah” yang artinya “Tidak ada Tuhan selain Allah”. Keyakinan ummat islam: Allah adalah Tuhan. Karena keyakinan ini maka Nurcholis Madjid menafsirkan “Laa ilaha illallah” sebagai “Tidak ada Tuhan selain Tuhan. Andaikan saja beliau ingin beringan hati sedikit saja melirik Alkitab, maka hati beliau akan diterangi karena alkitab menegaskan Tuhan Allah. Terdapat dua kata yang terpisah, yang masing-masing kata memiliki makna yang berbeda meskipun kedua suku kata itu merupakan satu kesatuan yang tidak pernah bisa dipisahkan. Bukan hanya Nurcholis Madjid, akan tetapi seluruh ummat islam yang ada di muka bumi ini merasa sangat nyaman menyebut ALLAH sebagai TUHAN. Meskipun sebutan dan keyakinan itu BENAR akan tetapi dihadapan hukum, hal itu akan dipermasalahkan.
Makna Laa Ilaha Illallah adalah Tidak ada Tuhan selain Allah. Jika kita melakukan kajian secara intristik (hakiki) maka logika kita akan mengatakan “Tidak ada Tuhan” adalah ME-NIADAKAN Tuhan. “Selain Allah” adalah MENG-ADA-KAN Tuhan di dalam Allah. Itu berarti TUHAN berada di dalam ALLAH. Tuhan adalah inti ALLAH.
ALLAH adalah cahaya TUHAN. Cahaya Tuhan yang disebut ALLAH adalah cahaya yang berlapis-lapis cahaya. Cahaya itu berada dimana-mana di semua ruang dan waktu. Cahaya itu tidak dapat dilihat oleh mata lahir maupun mata batin. Semua cahaya yang ditangkap oleh penglihatan bukan cahaya ALLAH. Cahaya yang tertangkap oleh penglihatan lahir atau penglihatan batin adalah cahaya yang memiliki keterbatasan. Cahaya yang memiliki keterbatasan bukan cahaya Allah. Cahaya Allah ada dimana-mana disemua ruang dan waktu. Cahaya Allah ada dimana-mana dan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Yang dimaksud dengan ALLAH adalah: sebagaimana disebut dalam alqur’an surah An Nur (24:35): Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur (sesuatu) dan tidak pulah disebelah Barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Yang dimaksud dengan Tuhan adalah: sebagaimana disebut dalam alqur’an surah Ali Imran (3:18) sebagai berikut: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
PERNYATAAN di atas adalah pernyataan penting yang datangnya dari Allah sendiri. Jika Allah adalah Tuhan, tentu ayat di atas akan berbunyi “Tidak ada Tuhan melainkan Allah”. Ayat di atas berkata “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia”. Kata “Dia” adalah kata tunjuk. Allah menunjuk “Dia”. Allah adalah subyek dan Dia adalah obyek yang ditunjuk. Obyek itulah yang dimaksud dengan Tuhan. Tuhan Yang menegakkan keadilan.
Pernyataan di atas adalah pernyataan penting yang datangnya dari Allah sendiri. Bukti bahwa pernyataan tersebut “penting” karena pernyataan itu diulangi kembali dan lebih dipertegas dengan kalimat “Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)”. Penegasan ini tidak hanya menunjuk malaikat akan tetapi orang-orang yang berilmu juga ikut menyatakan seperti yang dinyatakan Allah. Cakra Ningrat adalah orang yang berilmu, Cakra Ningrat juga termasuk mengikut kepada Allah menyatakan itu. Cakra Ningrat mengajak Namo Buddhaya, Admin dan seluruh warga setia blog yth ini, agar menjadi orang yang berilmu kemudian bersama-sama Cakra Ningrat mengikut kepada Allah dan para malaikat yang (juga menyatakan demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Orang-orang yang berilmu adalah sekumpulan orang-orang yang bijak dan cerdas. Disebabkan karena kecerdasannya, orang-orang itu tidak mau secara latah mengikuti apalagi tunduk kepada perkataan ulama. Ulama artinya orang yang berilmu. Keilmuannya masih patut diuji. Ujiannya sangat sederhana. Apakah dia memahami makna firman 3:18 tersebut di atas?. Jika mereka tidak faham atau menjawabnya ngacau dan bertele-tele maka tinggalkan saja orang itu, karena alqur’an dengan tegas mengingkari mereka sebagai orang yang berilmu. Boleh jadi justru warga setia blog yth inilah yang pantas disebut sebagai orang-orang yang berilmu (ulama) karena dapat memahami secara logika akal sehatnya makna Pernyataan Allah sebagaimana maksud ayat tersebut di atas.
Namo Buddhaya dan Bayangannya
Kemanapun Namo pergi maka bayangannya dengan setia ikut bersamanya. Namo adalah manusia yang berwujud. Bayangan Namo tidak berwujud nyata atau gaib. Meskipun sangat setia kepada Namo namun bayangan Namo memiliki keterbatasan. Bukan hanya Namo, akan tetapi seluruh benda apapun memiliki bayangan yang terbatas. Keterbatasan pertama adalah apabila benda berada dikegelapan maka bayangan tidak dapat membayangi benda oleh karena tidak terdapat cahaya yang cukup untuk memantulkan bayangan benda. Keterbatasan kedua adalah dalam keadaan apapun dan bagaimanapun bayangan tidak dapat meninggalkan benda.
Tuhan dan Allah-Nya
Tuhan adalah inti. Tuhan mawujud. Tuhan tidak dimana-mana, tidak juga kemana-mana. Tuhan bersifat konstant. Kekal, tidak berubah, dari awal hingga ahir. Tuhan bersifat statis. Diam ditempatNya. Duduk di Kursyi-Nya (ayat kursyi). Duduk di kursi Kerajaan-Nya. Tuhan adalah Tuhan.
Allah adalah bayangan Tuhan. Allah tidak mawujud. Allah berada dimana-mana di semua ruang dan waktu. Allah bersifat dinamis, sebagaimana sifatNya dalam sembilan puluh sembilan sifatNya (asmaul husna). Meskipun Allah berada disemua ruang, tempat dan waktu dan tidak terbatasi oleh ruang, tempat dan waktu, itu berarti Allah juga berada didekat intiNya yaitu Tuhan. Tuhan melakukan kontrol ketat terhadap seluruh hamba ciptaanNya (alam dan manusia) melalui perantaraan Allah-Nya. Bayangan Gaib-Nya. Semua harus berjalan berdasarkan hukum-hukumNya (God Compilation of Laws). Allah adalah Allah.
Apabila Namo Buddhaya bertanya “siapakah sebenarnya Tuhan?”. Maka jawaban kami: “Kenalilah dirimu sebelum engkau mengenal Tuhanmu”. Barang siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal TuhanNya”. Jika pertanyaan dilanjutkan “bagaimana caranya mengenal diri sendiri?” Jawaban kami: “silahkan membaca artikel yang telah kami tuliskan tepat di Hari Nyepi tanggal 12-3-2013”. Artikel tersebut saat ini telah berada ditangan Tim Admin. Tim Admin akan melakukan kajian kritis dan mendalam sebelum dipajang secara permanen di blog ini. Artikel itu kami tulis atas permintaan Admin. Jika Admin meragukan kebenaran artikel tersebut tentu artikel yang telah kami tulis dengan bersusah paya pada ahirnya hanya akan masuk di tong sampah. Sebaliknya, apabila Tim Admin dalam evaluasinya meyakini kebenaran artikel tersebut maka artikel itu mendapat tempat terhormat dan mulia untuk dipajang di blog SPTM ini.
Demikian tanggapan kami. Semoga apa yang kami sampaikan ini dapat memberi manfaat kepada warga setia blog yth ini.
Salam kasih,
Cakra Ningrat
Subhanallah, Maha Suci Allah dari apa yang makhluk sifatkan
Namo Buddhaya
Salam Sejahtera
Assalamu’alaikum
Sungguh penjelasan “orang-orang” yang berilmu, mohon diterima pujian kami kepada Bapa Cakraningrat, sungguh Anda adalah seorang Ma’rifatullah………
Penjelasan yang luar biasa mengenai Tauhid, “Tuhan adalah Tuhan dan Allah adalah Allah”. Terang Benderang Langit dengan berjuta-juta Cahaya bintang yang menghiasinya dan seolah-olah “waktu berhenti berputar” begitu kami membaca jawaban atas pertanyaan kami sebelumnya, Subhanallah…………Belum pernah kami mendapat “pencerahan” seperti ini baik di dunia nyata maupun dunia maya (Internet).Terimakasih Bapa Cakraningrat, Semoga Allah meridloi Anda.
Terkait dengan penafsiran Al Kitab, memang bisa menjadi bermilyar tafsir terhadap kalimat yang sama, bahkan seandainya lautan menjadi tinta dan ditulis “tafsir” ayat-ayat Allah tidak akan habis-habisnya, sampai didatangkan pula tambahan 7 lautan pun tidak akan habis ditulis tafsir kalimat-kalimat Allah. Subhanallah…………
Namun demi “penyelamatan” manusia apapun agama dan kepercayaannya serta rasa haus akan “kebenaran” dengan dilandasi Logika dan akal sehat, mudah-mudahan Bapa memperkenankan kami “memperkuat” bukti-bukti Logika tentang keberadaan “Sang Buddha” dalam Al Kitab. Bukan bermaksud meninggikan agama satu dan merendahkan agama lainnya, namun kami berkeyakinan semuanya setuju bahwa bukan agama yang menyelamatkan tapi spiritual masing-masing oranglah yang akan menyelamatkan dirinya hidup di dunia ini untuk kembali kepada Tuhannya dengan tenang dan “terpuaskan”.
Kami mengutip ayat dalam Al Kitab tentang Natanael dengan lebih lengkap:
Yohanes:
1:43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: “Ikutlah Aku! ” 1:44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. 1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” 1:46 Kata Natanael kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret? ” 1:47 Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” 1:48 Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” 1:49 Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel! ” 1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” 1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. ”
Ini adalah Injil yang mengisahkan masa awal Yesus menyebarkan ajarannya yaitu mencari murid-muridnya. Sementara banyak ayat lain yang mengabarkan bahwa pada masa awal pengajaran, Yesus banyak menggunakan “kiasan” maupun perumpamaan dalam “kata-kata” yang disampaikannya.
Dari kisah tersebut dapat kami simpulkan:
1. Filipus dan Natanael adalah “teman dalam pencarian Mesias” yang disebut dalam kitab Taurat dan oleh para Nabi. Sama dalam ajaran Buddha terdapat Kitab Cakkavattisihanada Sutta: cerita tentang raja dunia dengan berbagai tingkat penyelewengan moral dan pemulihannya serta tentang Buddha Metteyya yang akan datang. Dan Kitab Nalaka Sutta: ramalan Pertapa Asita mengenai Buddha Gotama yang akan datang. Putra adik perempuannya, Nalaka, memiliki kebijaksanaan tertinggi yang dibentangkan kepadanya oleh Sang Buddha.
2. Filipus telah lebih dahulu “menemukan-Nya” yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret dan mengabarkan kepada Natanael. Namun mengapa Natanael berkata “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret? ” Pernah kami membaca bahwa Nazaret “tidak ada dalam peta”, namun berasal dari kata Nazar yaitu mewajibkan atas diri sendiri untuk melakukan sesuatu atau perbuatan (ibadah) untuk Allah SWT yang asal hukumnya tidaklah wajib atau bisa disebut “keinginan atau janji”. Padahal dalam ajaran Buddha “sangat menghindari” keinginan, seperti dalam Kitab:
a. Suciloma Sutta: untuk menanggapi sikap mengancam dari Yakkha Suciloma, Sang Buddha menyatakan bahwa nafsu, kebencian, keraguan, dan sebagainya bermula dengan badan jasmani, keinginan, dan konsep aku.
b. Kokaliya Sutta: Kokaliya secara keliru menganggap keinginan-keinginan jahat berasal dari Sariputta dan Moggallana dan akhirnya menimbulkan penderitaan, karena kematian dan tumimbal lahir di salah satu alam neraka. Sang Buddha kemudian menyebutkan satu persatu neraka-neraka yang berbeda dan menggambarkan hukuman atas perbuatan mengumpat dan menfitnah.
c. Dvayatanupassana Sutta: dukkha timbul dari substansi, ketidaktahuan, panca khandha, keinginan, kemelekatan, usaha, makanan, dan sebagainya.
d. Purabheda Sutta: kelakuan dan ciri-ciri seorang bijaksana sejati yaitu kebebasan dari keserakahan, kemarahan, keinginan, nafsu, dan kemelekatan dan senatiasa tenang, tenggang ras, dan bermental seimbang.
e. Attadanda Sutta: orang bijaksana hendaknya tulus, tidak berbohong, sederhana, bebas dari ketamakan dan fitnah, bersemangat dan tanpa keinginan untuk memperoleh nama dan kemasyuran.
Sehingga tepatlah apabila Natanael apabila mengatakan “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret? ” Dengan Logika dapat dimungkinkan bahwa Natanael adalah seorang penganut ajaran Buddha.
3. Kemudian pada waktu Yesus pertama kali melihat Natanael, Dia berkata: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” dan Natanael membenarkan-Nya. Seorang Israel sejati tidak ada kepalsuan di dalamnya adalah sangat mungkin kata kiasan Yesus terhadap seseorang “yang dekat dengan Tuhan (suci) sehingga penuh kebenaran”. Dalam ajaran Buddha juga mengajarkan tentang kebenaran dan pencerahan (kesucian), seperti dalam Kitab:
a. Mahaviyuha Sutta: para ahli filsafat hanya memuji diri mereka sendiri dan mengecam orang lain, tetapi seorang brahmana sejati tetap tidak tertarik kepada pencapaian intelektual yang meragukan itu dan karenanya tenang dan damai.
b. Vasettha Sutta: Khotbah yang sebagian besar dalam bentuk syair mengenai brahmana sejati, baik karena kelahiran maupun perbuatan (ini terdapat pula dalam Sn IIII 9).
c. Nidhikanda Sutta: syair tentang pengumpulan harta sejati.
d. Vijaya Sutta: suatu analisa tubuh dalam bagian-bagian pokoknya (yang tidak bersih) dan sebutan Bhikkhu yang mencapai Nibbãna karena memahami sifat sejati badan jasmani.
e. Bhikkhu Vibhanga: berisi 227 peraturan yang mencakup 8 jenis pelanggaran, diantaranya terdapat 4 pelanggaran yang menyebabkan dikeluarkannya seorang Bhikkhu dari Sangha dan tidak dapat menjadi Bhikkhu lagi seumur hidup. Keempat pelanggaran itu, adalah : berhubungan kelamin; mencuri; membunuh atau menganjurkan orang lain bunuh diri; membanggakan diri secara tidak benar tentang tingkat-tingkat kesucian atau kekuatan-kekuatan batin luar biasa yang dicapai. Untuk ketujuh jenis pelanggaran yang lain ditetapkan hukuman dan pembersihan yang sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang bersangkutan.
f. Magandiya Sutta: kembali Sang Buddha menekankan kepada Magandiya, seorang yang yakin akan kesucian melalui filsafat, bahwa kesucian hanya dapat terjadi karena kedamaian batin.
4. Natanael penuh keheranan dan berkata kepada Yesus; “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Kemudian Yesus menjawab: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Sangatlah mungkin bahwa Yesus mengenal ajaran Buddha yang dianut Natanael dengan mengatakan kiasan “Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Yaitu kiasan tentang “Pohon Bodhi” yang sangat erat hubungannya dengan kisah “Sang Buddha”.
5. Sampai-sampai Natanael langsung menyatakan keimanan dan pengakuan kepercayaannya dengan mengatakan;” “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel! “Seandainya Natanael hanya duduk biasa di bawah pohon Ara, bagaimana mungkin hanya dengan “ditebak” dengan tepat, begitu saja oleh Yesus langsung mengatakan; “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel! ” Logika akan membenarkan bahwa yang dimaksud “duduk di bawah pohon Ara” adalah suatu ajaran agama.
Kemudian mengenai “kutukan Yesus” terhadap Pohon Ara karena tidak menghasilkan buah seperti dalam ayat: Matius
21:18 Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. 21:19 Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
Dalam memahami ayat di atas, perlu juga mengetahui bahwa “rasa lapar” Yesus adalah “bisa jadi” bukan rasa lapar seperti manusia pada umumnya, karena pada diri Yesus terdapat “makanan yang tidak dikenal” manusia, yaitu Melakukan Kehendak Dia yang mengutus-Nya dan Menyelesaikan Pekerjaan-Nya (Yohanes 4:32-34). Jadi tafsiran berdasar ayat tsb adalah bahwa ajaran Buddha pada saat itu sampai dengan yang akan datang, tidak menghasilkan “buah” seperti yang diharapkan Allah. Segala sesuatunya sudah direncanakan dan disempurnakan oleh Allah Yang Maha Sempurna, sehingga benarlah kata Yesus kepada Natanael: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” Hal yang disempurnakan oleh Yesus terhadap ajaran Buddha adalah seperti kata Yesus kepada Natanael :”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. ”
Kesimpulan menurut kami bahwa Siapa saja yang Percaya kepada Yesus adalah juga seorang Buddist (penganut Buddha) yang sudah Sempurna. Kebalikannya Siapa saja yang Mengaku Mengenal Pribadi Yesus namun tidak mengenal ajaran “Sang Buddha”, dia adalah jauh dari Allah dan penuh kepalsuan. Wa’allahu a’lam bishowab wassalam Namo Buddhaya.
Assalamu Alaikum
Salam sejahtera buat kita sekalian
Namo Buddhaya, anda menyimpulkan bahwa “siapa saja yang percaya kepada Yesus adalah juga seorang Buddhist (penganut Buddha) yang sudah sempurna. Kebalikannya siapa saja yang mengaku mengenal pribadi Yesus namun tidak mengenal ajaran “Sang Buddha” dia adalah jauh dari Allah dan penuh kepalsuan”.
Jawaban Cakra Ningrat : ANDA BENAR !.
Mari kita kesampingkan topik bahasan tentang “pohon ara”, entah pohon itu nyata atau hanya kiasan. Kesimpulan yang anda sampaikan adalah terminal perjumpaan kita. Pohon ara hanya jalan menuju ke terminal itu.
Tentu, Namo Buddhaya dan seluruh warga setia blog yth ini akan bertanya kenapa Cakra Ningrat mengambil sikap secepat itu!. Sebagai orang hukum Cakra Ningrat akan mengatakan “Yang Benar itu adalah Benar”. Jika seseorang SALAH, Cakra Ningrat akan mengatakan ANDA SALAH, Cakra Ningrat tidak pernah ragu sedikitpun dalam mengambil atau menetapkan sebuah keputusan hukum. Keputusan hukum tidak boleh mendua. Harus tegas!. Keputusan hukum tidak boleh samar-samar. Harus terang benderang!.
Kesimpulan yang disampaikan oleh Namo Buddhaya cukup relevan dengan artikel yang saya tulis yang berjudul: “YANG SADAR” – “YANG TERCERAHKAN” ADALAH BUDDHA. Ajaran “Sang Buddha” adalah ajaran tentang kebenaran universal.
Namo, kesimpulan anda sudah benar akan tetapi dalil yang Namo kemukakan belum kuat, anda sendiri yang mengakui kalau dalil anda memang multitafsir. Ibarat jurus pencak silat; Jurus yang Namo gunakan belum bisa “mengunci” bahkan bisa-bisa orang nasrani dengan dibantu oleh saudaranya (orang islam) akan menyerang balik. Seorang pendekar sakti sebaiknya tidak mengandalkan kelincahan tangan dalam memperagakan jurus-jurusnya. Tidak kalah pentingnya adalah kekuatan kaki sebagai tumpuan pertahanan. Jika kaki lemah, terutama didaerah lutut, maka lawan akan mudah menjatuhkan kita dengan memanfaatkan kelemahan kuda-kuda.
Saya sarankan kepada Namo Buddhaya untuk bersabar sedikit. Semua yang Namo ingin ketahui ada dalam artikel saya. Konsep kelahiran berulang sebagaimana yang diajarkan oleh “Sang Buddha”, dan ditentang keras oleh ummat islam, ternyata saya menemukan ayatnya, Namo. Alqur’an mengakui adanya kelahiran berulang. Metode Jalan Tengah (Jalan Madya) yang ditemukan oleh “Sang Buddha” pada pencerahan yang sempurna, ternyata didukung juga kebenarannya oleh alqur’an. Saya menemukan ayatnya, Namo. Dalam artikel tersebut saya mengemukakan 7 point fakta hukum yang dilaksanakan oleh ummat islam hingga saat ini dimana semua fakta itu adalah inti ajaran “Sang Buddha”. Adapaun terhadap saudara ummat islam yaitu ummat nasrani, saya juga telah menyiapkan dalil kuat buat mereka. Bukan hanya perkataan Yesus dalam alkitab yang mendukung adanya “hukum karma” dan atau ajaran Yesus untuk menghindari karma jahat akan tetapi lebih dari pada itu. Bersabarlah Namo.
Mudah-mudahan jawaban ini membawa hikmah, terutama buat Tim Admin agar tidak terlalu lama melakukan penelitian terhadap artikel kami.
Salam kasih, untuk seluruh warga setia blog yth ini dan Tim Admin.
Wassalam,
Cakra Ningrat
Assalamu Alaikum.
Mohon Maaf Bapa, Tim Admin tidak berniat atau sengaja menunda-nunda pemajangan artikel “YANG SADAR” – “YANG TERCERAHKAN” ADALAH BUDDHA, di blog yth ini. Dengan segala kerendahan hati kami ingin melaporkan kepada Bapa bahwa Tim Admin telah menyepakati pemajangan artikel yang Bapa tulis akan diposting minggu depan dalam rangka perayaan paskah. Keputusan ini didasari dengan pertimbangan bahwa artikel selesai Bapa tulis pada HARI NYEPI tanggal 12-3-2013 maka artikel tersebut selayaknya dipajang pada JUMAT AGUNG tanggal 29-3-2013.
Hari Nyepi adalah hari dimana ummat hindu tidak diperbolehkan menyalakan api, lampu, televisi dan listrik. Tidak diperbolehkan melakukan aktivitas. Tidak diperbolehkan berada di luar rumah. Ummat hindu diwajibkan melakukan “PERENUNGAN”. Merenungi dirinya masing-masing. Jumat Agung adalah hari dimana seluruh ummat nasrani melakukan “PERENUNGAN” atas wafatnya Yesus Kristus di tiang salib.
Pada hakekatnya; ajaran Buddha diawali juga oleh adanya “PERENUNGAN”. Perenungan ini diawali oleh Shidatta Gotama karena adanya empat penampakan agung. Penampakan ini membuat batinnya gelisah. Cemas akan hari “tua, sakit dan mati”. Kegelisahan dan kecemasan adalah penderitaan batin atau “dhukka” (duka). Shidatta ingin segera mengahiri penderitaan batinnya. Penampakan seorang Brahmana yang tenang karena telah melepaskan nafsu “ego” kemanusiaannya, menginspirasi Shidatta untuk melakukan upaya pencarian guna mengahiri kegelisahan dan kecemasan batinnya. Dengan dibimbing oleh beberapa orang guru (Brahmana), Shidatta melakukan meditasi di tengah hutan akan tetapi Shidatta belum berhasil menemukan apa yang dicarinya. Tanpa mengenal rasa putus asa, Shidatta mencoba dan mencoba lagi dengan caranya sendiri, hingga beliau menemukan jalan atau metode yang benar. Jalan itu disebut JALAN TENGAH. Jalan itulah yang beliau tempuh sampai beliau mendapat pencerahan yang sempurna dibulan Vesakha. (Cuplikan intisari artikel Cakra Ningrat).
Ajaran Buddha adalah ajaran tentang kebenaran universal artinya kita semua (admin dan warga) telah menjalani ajaran itu tanpa kita menyadarinya atau mengetahuinya. Proses pentahapannya adalah: Penampakan. Setelah Penampakan kita merenung. Perenungan menyebabkan timbulnya kegelisahan batin. Kegelisahan memacu diri kita untuk mencari jalan yang benar. Setelah menemukan jalan yang benar hendaknya kita tetap setia menjaganya. Tentu saja tidaklah dapat disamakan Penampakan Agung yang dilihat oleh Shidatta Gotama, dengan penampakan yang dilihat oleh admin.
PENAMPAKAN yang dilihat oleh admin adalah fenomena alam berupa tsunami, letusan gunung berapi sambut menyambut, gempa berserakan dimana-mana, bencana kekeringan disatu tempat berbanding terbalik dengan banjir bandang di tempat lain. Selain itu kondisi sosial, politik dan psikologi masyarakat pasca reformasi turunnya Soeharto. Masyarakat saling memakan sesamanya. Korupsi dimana-mana. Maling merajalela. Di lain tempat masyarakat menghambur-hamburkan uang untuk tujuan politik (pesta demokrasi) sementara di tempat lain ada masyarakat kelaparan karena tidak mampu membeli beras. Mereka memakan nasi aking. Nasi aking adalah nasi basi kemudian dijemur lalu dikukus kembali. Melihat kenyataan itu para politisi mengangkat nasi aking sebagai jualan politiknya untuk merebut kekuasaan. Jadilah bangsa ini terkotak-kotak karena politik. Bangsa ini saling memakan. Saling bermusuhan. Saling berlawanan. Penampakan-penampakan ini membuat admin melakukan perenungan diri.
PERENUNGAN yang admin lakukan bukannya membuat admin tenang akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Admin merasakan ketakutan, kecemasan dan kegelisahan batin. Admin berusaha mencari tahu apa arti dari semua penampakan ini. Admin membuka injil Markus. Pada pasal 13 KHOTBAH TENTANG AHIR ZAMAN ayat 5-8 disebutkan:
Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!. Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru”.
Dalam perenungan admin penyesatan dengan memperatasnamakan Messias telah terjadi sebagaimana yang dilakukan oleh Lia Aminuddin. Lia menyebut dirinya sebagai Imam Mahdi dan memanggil dirinya sebagai Bunda Maria. Lia juga mengatakan anaknya. Ahmad Mukti adalah Yesus Kristus. Lia mendirikan kerajaan Tuhan Eden atau Tahta Suci Kerajaan Tuhan Eden (God’s King dom Eden). Lia melepaskan keterikatannya pada syariat agama islam dan kristen kemudian menggantinya dengan spiritualitas non agama, karena itu Lia menghalalkan daging babi.
Salah satu ritualnya yang terkenal adalah menggunduli rambut dan mencukur jenggot serta mengenakan pakaian putih atau pakaian ihram. Untuk penyucian diri, Lia Eden melaksanakan upacara melewati api yang berkobar dengan keadaan tanpa busana (telanjang). Bagi yang berdosa akan terlihat dengan merasakan panas dan kulit tubuhnya terbakar. Bagi yang bersih atau suci dari dosa tidak akan merasa panas maupun terbakar tatkala api menyengat tubuhnya. Ritual penyucian dosa harus dijalani oleh semua pengikutnya baik orang yang sudah dewasa, anak-anak maupun yang masih bayi.
Tahta Suci Kerajaan Tuhan Eden, berlokasi di jalan Mahoni No. 30 Kelurahan Bungur, Jakarta Pusat. Para pengikutnya menamakan diri sebagai komunitas Eden. Lia Eden sudah beberapa kali keluar-masuk penjara dengan tuduhan “penistaan terhadap agama”. Kepolisian membentuk Tim psikolog untuk memeriksa kesehatan Lia. Setelah bekerja selama 16 hari Tim psikolog menyimpulkan Lia Eden menderita penyakit jiwa.
Ahmad Musadeq seorang pensiunan Departemen Agama setelah melakukan kontemplasi (penyatuan dan konsentrasi penuh) selama 40 hari di kampung Gunung Sari, Desa Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat, mengaku dirinya sebagai Al Mahdi. Dia mengaku mendapat wahyu dari Ruhul Qudus dan diangkat menjadi nabi baru pengganti nabi Muhammad SAW dengan nama Al-Masih Al-Maud. Ahmad Musadeq menyebarkan ajarannya melalui gerakan Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
Ajaran Ahmad Musadeq ada enam tahap sebelum mencapai tujuannya yaitu: Rahasia (sirran), Inklusif (jahran), Berpindah (hijrah), Perang (qital), Kemenangan (futuh), dan Pemimpin (khalifah). Ahmad Musadeq berkeyakinan bahwa pada tahun 2023, Indonesia akan dipimpin oleh khalifah Al-Mahdi Al-Masih Al-Maud yaitu Ahmad Musadeq. Pada tanggal 4 Oktober 2007 Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa bahwa Ahmad Musadeq dan gerakan Al-Qiyadah Al-Islamiayah adalah ajaran sesat dan terlarang di Indonesia. Kepolisian menangkap Ahmad Musadeq dan membubarkan gerakan Al-Qiyadah Al-Islamiyah di seluruh Indonesia. Hukum memutuskan Ahmad Musadeq harus menjalani hari-hari gelapnya dalam penjara.
Masih banyak nabi-nabi palsu yang bermunculan. Masih banyak mesiah-mesiah palsu yang menampakkan diri dan berahir di penjara. Cukup dua contoh yang admin bisa kemukakan. Deru perang atau kabar-kabar tentang perang adalah berita yang disiarkan oleh media cetak dan elektronik sehari-hari. Yang terkecil adalah perang antar geng motor, perang antar kampung, perang antar pelajar. Demonstrasi-demonstrasi dengan alasan apapun dengan berbagai tingkatan, ukuran dan jumlah massa yang dikerahkan dapat dimaknai sebagai perang karena demo-demo adalah “perang mulut”. Bangsa akan bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan, admin memaknai sebagai bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang dulunya terkotak-kotak oleh suku, agama, ras dan aliran sekarang ini sudah melebur menjadi satu kesatuan. Mereka dipersatukan oleh apa yang disebut dengan “kepentingan”. Bangsa yang bersatu berdasarkan “kepentingan” bangkit melawan bangsa yang juga bersatu dalam “kepentingan”. Kerajaan melawan kerajaan hendaknya kita memaknainya sebagai partai politik melawan partai politik. Tujuannya tiada lain untuk merebut kekuasaan. Gempa bumi terjadi di berbagai tempat dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia yang tentu saja menyebabkan adanya kelaparan terutama terhadap para pengungsi. Semua tanda-tanda menjelang zaman baru sebagaimana yang diceritakan dalam alkitab, penampakannya sangat nyata di Indonesia. Ramalan Jayabaya mengatakan penampakan itu adalah tanda-tanda akan datangnya zaman keemasan buat kejayaan bangsa Indonesia karena Indonesia akan dipimpin oleh ratu adil.
Banyak konflik yang menimpa bangsa-bangsa dalam satu negara yang disebabkan oleh ketidakstabilan ekonomi dan politik akan tetapi di negara itu tidak terjadi bencana berupa gempa bumi secara beruntun di beberapa tempat kecuali Indonesia. Itulah sebabnya admin berkeyakinan bahwa tanda-tanda akan munculnya zaman baru sebagaimana yang tercantum dalam injil, diyakini penampakannya ada di Indonesia.
Untuk menenangkan batin admin yang gelisah dan cemas admin berupaya melakukan pencarian kebenaran dengan bertanya kesana kemari kepada orang-orang yang ahli agama baik ustads, kiyai, ulama maupun kepada pendeta dan pastor. Semua jawaban yang admin dapatkan belum sesuai dengan apa yang admin cari. Ahirnya admin melakukan pencarian melalui dunia maya, semua situs-situs admin masuki hanya untuk mencari jawaban terhadap kemungkinan-kemungkinan terdapatnya kesamaan makna “zaman baru” versi alkitab yang penampakannya ada di Indonesia dengan “zaman keemasan” versi Jayabaya yang menempatkan Indonesia sebagai kiblat semua bangsa dan agama.
Cukup lama admin jatuh bangun mencari kebenaran hanya untuk menenangkan kegelisahan batin ini sampai ahirnya, tanpa sengaja admin menemukan artikel lepas berjudul “Satrio Piningit Telah Muncul”. Artikel ini cukup bagus karena banyak hal yang saya cari selama ini, saya menemukan jawabannya. Artikel ini adalah penemuan yang tidak disengaja, kemudian admin menjalankan apa yang diamanahkan oleh artikel dengan membuat blog SPTM untuk penyebarannya secara luas. Ternyata pengunjung blog SPTM sangat ramai. Banyak yang menghujat akan tetapi banyak juga yang membenarkan. Admin tetap memposisikan diri berada pada JALAN TENGAH, tidak memihak kepada penghujat secara ekstrem dan juga tidak memihak kepada yang membenarkan.
Sekitar awal bulan November 2012, Yaman Al Bughury masuk blog ini, menghabisi orang-orang yang menghujat kemudian bersama sama dengan Cahyo Nayaswara membimbing orang-orang yang membenarkan artikel. Diluar dugaan admin ternyata, Al Bughury dan Nayaswara hanya memberi kepada kami PENCERAHAN YANG PERTAMA. Setelah beliau memberi pencerahan pertama, beliau pamit meninggalkan blog ini secara terhormat dengan mewariskan dua buah mustika berupa dua artikel yang mereka tulis sendiri.
Untuk mencapai Pencerahan Kedua, blog ini harus melewati lagi ujian berupa godaan. Godaan pertama datang dari spritualis hitam bernama Moh. Nahly, musuh Yaman Al Bughury kemudian godaan kedua datang dari penyebar ajaran sesat bernama Satrio Panulis, musuh Cahyo Nayaswara. Kedua penggoda itu berhasil diusir keluar secara menghinakan oleh warga blog yang kompak. Selanjutnya Bapa Cakra Ningrat memberi PENCERAHAN KEDUA dengan fikiran-fikiran Bapa berupa pandangan hukum lewat pendekatan teori God Compilation of Laws.
Artikel Bapa yang berjudul “YANG SADAR”- “YANG TERCERAHKAN” ADALAH BUDDHA, yang telah admin baca dan fahami secara mendalam adalah PENCERAHAN SEMPURNA buat admin bersama Tim. Dari artikel itu admin telah mengetahui kebenaran universal. Kebenaran mulia tentang duka (penderitaan), tentang sebab duka, tentang jalan ahir duka dan tentang ahir duka. Admin juga telah mengetahui jalan mulia berfaktor delapan, hukum karma, hukum alam dan nasehat-nasehat Buddha tentang para perumah tangga. Lebih dari semua itu admin juga telah mengetahui siapa sesungguhnya Shidatta Gotama.
Selama ini admin berfikir apa maksud alqur’an menyuruh kita mengikut pada Ibrahim. Pengetahuan kita sangat terbatas tentang Ibrahim, karena Ibrahim tidak membawa ajaran. Ritual haji dan hari raya kurban tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk disebut sebagai kebenaran universal mengingat hanya ummat islam saja yang mengimani. Lantas bagaimana dengan ummat nasrani dan ummat lainnya?.
Ibrahim tidak membawa sebuah agama. Sama halnya dengan Shidatta Gotama, juga tidak membawa agama. Buddha Gotama hanya membawa ajaran tentang kebenaran universal atau Dhamma kemudian membentuk Sangha sebagai wadah untuk mempersatukan para bikkhu sebagai penerus ajarannya. Belakang hari para pengikutnya menamakannya sebagai agama Buddha. Dalam artikelnya, Cakra Ningrat tidak mau masuk dalam wilayah teritori agama. Cakra Ningrat hanya membatasi pada inti ajaran Buddha sebagaimana khotbah pertama beliau didepan lima orang pertapa di taman rusa di Sarnath. Buddha artinya Yang Sadar. Yang Tercerahkan. Defenisi itulah yang dijadikan Judul artikel oleh Bapa Cakra Ningrat.
Tim Admin telah menjadi orang Yang Sadar. Telah menjadi orang Yang Tercerahkan. Terima kasih Bapa atas segala bimbingannya.
Wassalam,
Tim Admin
Yang saya hormati : Tim Admin.
Yang saya kasihi : Seluruh warga setia blog yang mulia ini.
Assalamu Alaikum. Salam sejahtera buat kita semua
Alhamdulillah. Puji Tuhan. Cakra Ningrat mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Tim Admin karena telah melakukan penelitian secara seksama dan mendalam terhadap artikel yang kami tulis. Admin telah memberi dead line tanggal 29 Maret 2013 untuk memajang artikel tersebut di blog yth ini. Tentu saja ini membuat hati kami legah dan terasa lapang. Perasaan was-was sudah dapat tertepis dengan sendirinya.
Kehawatiran kami sangat beralasan, sebab artikel itu kami tulis atas permintaan Tim Admin, setelah permintaan Admin kami penuhi lho kok artikel itu tidak dipajang?. Awalnya kami menduga, Tim Admin meminta kami menulis artikel karena didasari oleh dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama memang Admin tidak mengetahui ajaran Buddha. Kemungkinan yang kedua adalah Tim Admin mau menguji kualitas “keilmuan” kami dan kapasitas “keberpengetahuan” kami sebagai orang yang memiliki pengetahuan yang mendalam. Apapun alasannya; prinsip kami sangat sederhana dan konkrit bahwa semua yang telah diperjanjikan harus ditunaikan. Janji kami kepada Admin sudah kami tunaikan, janji Admin kepada kami dan warga harus Admin tunaikan tanggal 29-3-2013. Janji yang tidak ditunaikan tanpa alasan yang jelas dan masuk akal adalah perbuatan melanggar hukum.
Cakra Ningrat mengakui secara jujur kalau masih memiliki janji kepada warga setia blog yth ini. Janji itu berupa penyampaian LEGAL OPINION tentang BANJIR SEMESTA. Kedepan, kami merencanakan penyampaian Legal Opinion tidak lagi dikolom komentar mengingat ruang yang tersedia sangat terbatas, acak dan tidak permanen. Jika mendapat persetujuan Tim Admin, kami berniat menyampaikan Legal Opinion dalam bentuk artikel dengan harapan dapat dipajang secara permanen di blog yth ini. Kolom komentar tetap kita jadikan sebagai ruang untuk berdiskusi dan tanya-jawab dengan penuh kearifan, kedewasaan dan kecerdasan sebagai pencerminan kepribadian orang-orang yang telah sadar dan tercerahkan.
Buddha Gotama mengajarkan bahwa hukum alam memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap semua mahluk, salah satunya adalah hukum karma. Kebenaran universal ajaran Buddha akan mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita menyikapi hukum-hukum tersebut dalam hidup dan kehidupan ini. Hukum karma adalah hukum alam inpersonal yang bekerja secara adil tanpa diketahui sosok pemberi hukuman.
Legal Opinion penting disampaikan oleh karena Legal Opinion memberi pandangan-pandangan hukum, pertimbangan-pertimbangan hukum, keputusan-keputusan hukum yang akurat dan tak terbantahkan untuk membuktikan secara sah dan meyakinkan tentang bagaimana hukum alam dan hukum karma diciptakan oleh Sang Pemilik Hukum yakni Tuhan Semesta Alam.
Hanya saja, Cakra Ningrat perlu mengajukan sebuah SYARAT MUTLAK yang harus dipenuhi oleh seluruh warga setia blog yth ini bahwa Legal Opinion akan kami sampaikan apabila seluruh warga setia blog yang mulia ini telah memahami dengan benar artikel “YANG SADAR”-“YANG TERCERAHKAN” ADALAH BUDDHA. Hanya orang yang sadar dan tercerahkan yang dapat memahmi semua yang harus dia fahami.
SIFAT BUDDHA
Terpahamilah apa yang untuk dipahami
Terlatihlah apa yang untuk dilatih
Terkikislah apa yang untuk dikikis
Karena itu Brahmana, saya adalah BUDHA
(Sutta nipata)
Tim Admin dan seluruh warga setia blog SPTM yang budiman.
Brahmana adalah kasta tertinggi ummat hindu. Kasta ini ditempati oleh pendeta-pendeta agama hindu. Ajaran Buddha adalah ajaran untuk keselamatan individual yang tidak bergantung kepada orang-orang yang menyebut dirinya ahli agama atau memiliki kedudukan sosial baik sebagai seorang brahmana maupun sebagai seorang kiyai, ustadz, ulama, pendeta, pastor, kardinal dan paus. Tugas seorang bhikku hanya meneruskan ajaran Buddha. Bhikku, tidak bertugas untuk menyelamatkan orang. Bhikku berkewajiban menyelamatkan dirinya sendiri. Kita berkewajiban menyelamatkan diri kita masing-masing.
Dalam pengantarnya Tim Admin secara jujur telah mengakui kegelisahan dan kecemasan masa lalunya setelah melihat Penampakan berupa fenomena alam dan keadaan masyarakat yang terkondisi seperti tergambarkan dalam alkitab. Untuk menenangkan kegelisahan batinnya Tim Admin telah melakukan upaya pencarian. Selain menemui Brahmana (ustadz, kiyai, ulama dan pendeta) juga berselancar didunia maya sampai ahirnya tanpa disengaja Admin menemukan artikel SPTM kemudian membuat blog husus. Upaya individual Admin membuahkan hasil karena dengan membuat blog ini ternyata dia menemukan ketenangan batin. Dia telah menemukan jalan yang benar untuk memahami apa yang harus dia fahami. Dia harus tetap konsisten untuk melatih dirinya, disatu sisi dia sebagai Admin yang harus bersikap obyektif, tidak memihak dan sabar dalam memelihara stabilitas emosionalnya sambil belajar dan terus belajar. Tentu saja karena Admin terus melatih apa yang harus dia latih maka dengan sendirinya akan mengikis habis semua sifat-sifat keserakahan (loba), kebencian (dosa) dan kebodohan batin dirinya (moha). Dapat dibenarkan jika saat ini Admin dapat menyebut dirinya sebagai orang yang sadar dan tercerahkan. Dapat dibenarkan jika saat ini Admin berkata “Karena itu Brahmana, saya adalah Buddha”. Admin telah memahami jauh melebihi apa yang difahami kaum Brahmana . Admin telah melatih dan terus melatih dirinya untuk tetap berada di jalan tengah dengan tidak memihak. Semua kaum Brahmana memihak kepada apa yang diajarkan oleh agamanya. Lebih dari semua itu, Admin telah mengikis habis lekatan-lekatan nafsu yang ada di dalam dirinya yang selama ini mengotori batinnya yang membuat akalnya tertutup. Bila semua yang harus dikikis telah terkikis maka akal tentu saja tercerahkan.
Betanyalah kepada diri kita masing-masing. Kenapa kita masuk ke blog yth ini?. Jawaban kita pasti sama saja yaitu karena melakukan pencarian. Kenapa kita harus mencari?. Jawaban kita akan sama yaitu karena adanya kegelisahan batin di dalam diri kita. Kegelisahan yang disebabkan oleh karena adanya penampakan (fenomena alam atau kondisi masyarakat yang carut marut) atau karena adanya perenungan.
Bertanyalah kepada diri kita masing-masing, kenapa kita mau menetap di blog yth ini untuk menjadi warga setia?. Jawaban kita tentu saja akan sama karena di blog ini kegelisahan batin kita dapat terobati secara perlahan-lahan dan tersembuhkan. Batin kita telah merasakan ketenangan dan kedamaian. Ketenangan dan kedamaian hanya bisa kita dapatkan bila kita tetap konsisten berada di jalan tengah. Jalan tengah adalah jalan hukum. Sejak awal masuknya di blog yth ini, Yaman Al Bughury dan Cahyo Nayaswara telah menetapkan bahwa yang akan kita jalani ini adalah jalan tengah. Beliau telah berkata “Selamat tinggal anak-anakku. Selamat jalan. Kami berdua menantimu dipenghujung jalan”. Jalan yang beliau maksudkan itu adalah Jalan Tengah.
Bertanyalah kepada diri kita masing-masing, kenapa kita harus menjalani Jalan Tengah?. Maka jawaban kita tentu saja akan sama karena kita semua memiliki pusat yang berada di tengah-tengah perut kita. PUSAT adalah terminal perjumpaan kita. Semua manusia memiliki dua buah kaki, yaitu kiri dan kanan. Pangkal paha (ujung kaki) adalah pangkal penyebab perbedaan karena disitu terletak alat kelamin yang membedakan jenis kelamin manusia apakah laki-laki atau perempuan. Sampai kapanpun wanita tidak akan bisa melepas kodrat kewanitaannya mengandung dan melahirkan anak dan sampai kapanpun laki-laki juga tidak bisa melepas kodratnya sebagai laki-laki yang menanam benih dan mencari penghidupan. Itu berarti sampai kapanpun juga agama-agama dengan berbagai macam tata cara peribadatannya tidak akan mungkin bisa dipersatukan bila masih mengandalkan jalan kiri atau kanan. Orang islam akan mengatakan agama islam saja yang benar (kanan), agama kristen dan agama-agama lainnya di kiri (salah), demikian pula sebaliknya. Kaki kiri dan kaki kanan tidak akan mungkin bisa ketemu atau jalan bersamaan. Kaki kiri dan kanan selalu silih berganti. Satu-satunya cara untuk bertemu adalah berhenti berjalan, namun itu berarti tidak dapat disebut sebagai JALAN, apalagi untuk dikatakan JALAN YANG BENAR.
Agama adalah kepercayaan atau keyakinan manusia. Agama adalah subyek dan manusia adalah obyek yang mau diatur. Sebaik-baiknya ajaran suatu agama, semua itu kembali bergantung kepada manusianya. Itu berarti agama tidak ada masalah, manusialah yang bermasalah. Jika agama tidak ada masalah untuk apa kita mempermasalahkannya. Lebih elok membahas manusia, itu berarti kita membahas tentang diri kita sendiri. Untuk keselamatan diri kita sendiri. Untuk kebaikan diri kita sendiri.
Keselamatan dan kebaikan diri kita tidak memberi pengaruh sedikitpun terhadap agama yang kita anut. Agama apapun yang anda anut maka agama itu akan membimbing dan mengajarkan anda untuk berjalan dengan langkah yang benar sampai kepada ahir kehidupan anda. Itu berarti agama hanya dibutuhkan selama kita masih hidup di dunia. Agama memberi motivasi yang kuat terhadap penganutnya selama pemeluknya masih hidup. Pertanyaannya; apakah agama dapat menjamin keselamatan kita ketika kita telah mati?. Andaikan tidak, kepada siapa kita harus menuntut pertanggungjawaban?. Apakah kepada kaum Brahmana?. Boro-boro mereka mau bertanggungjawab atas diri kita, tentang diri mereka saja mereka tidak tahu bagaimana kesudahannya nanti.
Tidak ada yang dapat menyelamatkan diri kita kecuali diri kita sendiri. Karena itulah Cakra Ningrat mengajak kepada kita semua untuk melakukan introspeksi diri. Merenungi diri sendiri. Mempelajari diri kita sendiri. Mempelajari tubuh kita sendiri bila perlu amati dan pelajarilah pertumbuhan janin yang ada di dalam kandungan ibunya. Bukankah kita juga pernah seperti mereka?.
Janin tidak tahu dari mana dia berasal. Janin tidak tahu kenapa dia hidup. Janin tidak tahu dari mana dan bagaimana dia bisa hidup dengan mendapat asupan makanan. Janin tidak tahu bahwa dia tumbuh dan terus tumbuh sampai batas waktu tertentu, janin itu lahir. Tindakan pertama yang dilakukan manusia setelah bayi lahir adalah memutuskan tali pusat yang menghubungkan seorang ibu dengan bayi yang pernah hidup di dalam rahimnya. Bayi itu menangis. Bayi itu SADAR, bahwa dia telah memasuki zaman baru, suasana alam baru atau suasana perasaan baru yang membuatnya legah. Dadanya terasa lapang, berbeda ketika masih dalam kandungan ibunya. Bayi tidak melihat apa-apa. Semuanya gelap. Ruang gerak sempit. Dadanya sesak!.
Analogi “Kehidupan bayi dalam kandungan” dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bahwa ummat itu seperti bayi yang ada dalam kandungan ibunya. Ummat tidak tahu apa-apa, kaum Brahmana-lah yang memberi ummat asupan makanan. Brahmana juga tidak tahu apa-apa bagaimana asal muasal makanan itu. Kaum Brahmana tidak mengetahui bagaimana duduk persoalan cerita itu yang sesungguhnya. Terlebih-lebih lagi Brahmana tidak tahu bagaimana ahir dari cerita itu yang sebenarnya.
“Zaman baru” atau “zaman keemasan” boleh juga disebut sebagai kehidupan baru untuk diri kita masing-masing, tanpa harus membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, karena kehidupan baru ini berkaitan dengan suasana perasaan batin kita yang lapang. Dada kita tidak lagi disesaki oleh beban-beban batin yang tidak perlu. Tidak lagi disesaki oleh segala macam persoalan yang tidak pernah berkesudahan. Ahir dari sebuah penderitaan tidak akan mungkin anda jumpai sebelum anda mengetahui awal masalahnya. Awal masalahnya adalah PUSAT maka kembalilah ke PUSAT masalah. Jangan pergi terlalu jauh mencari solusi yang bisa membuat anda tersesat dan semakin sulit menemui jalan keluar. Semakin jauh anda mencari maka semakin dalam anda masuk kelingkaran setan yang penuh dengan kegelapan. Kembalilah ke lingkaran terdekat. Lingkaran yang tampak oleh mata. Lingkaran itu adalah lingkaran PUSAT diri anda.
Bukankah kita semua lahir secara sendiri-sendiri?. Bukankah setelah lahir tali pusat kita diputuskan?. Hidup di “zaman baru” kita harus belajar sendiri-sendiri tanpa harus diajar atau mendengar ajaran kaum Brahmana. Kita semua memiliki PUSAT sendiri-sendiri. Semua yang kita makan dan minum masuk ke dalam perut untuk kebutuhan hidup kita yang paling mendasar. Ditengah-tengah perut kita ada PUSAT.
Semua manusia memiliki PUSAT. Pusat tidak membedakan manusia. PUSAT adalah Terminal Perjumpaan Manusia yang pertama. Perhatikanlah patung Buddha. Sang Buddha duduk bersila. Meniadakan kaki kiri dan kanan. Tangannya berada tepat dipusat menunjuk ke atas, melintasi dada yang merupakan arena batin menembus kerongkongan menuju kepala tempat akal bertahta. Sang Buddha menunjukkan jalan kepada kita bahwa itulah jalan tengah. Itulah jalan keselamatan. “AKAL” adalah Terminal Perjumpaan manusia yang kedua. Akal adalah PUSAT kendali manusia. Hanya orang yang menggunakan akalnya yang dapat disebut sebagai orang “YANG SADAR”. Mudah-mudahan dengan pencapaian sebagai orang yang sadar dapat terus kita pelihara, kita bina, kita latih dengan harapan seluruh lekatan-lekatan nafsu dapat kita kikis habis agar akal kita menjadi cerah dan kita menjadi orang “YANG TERCERAHKAN”.
Bertanyalah kepada diri kita masing-masing, siapakah yang dimaksud Buddha. Bagaimanakah inti ajarannya?. Siapakah sesungguhnya “Buddha” Shidatta Gotama menurut pandangan Cakra Ningrat?. Jawaban kita pasti sama saja; marilah kita bersabar sampai Admin memajang artikel “YANG SADAR”-“YANG TERCERAHKAN” ADALAH BUDDHA.
Hormat saya,
Cakra Ningrat
Salam Sejahtera,,
Semoga Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta
selalu membimbing dan selalu memberi pentunjuk Nya kepada kita semua yang sedang membuka diri untuk mencari Pencerahan,,
saya yakin apa bila kita mau membuka diri atas ada nya Perbedaan maka Tuhan pun akan selalu membuka jalan kepada kita yang sedang mencari Pencerahan,, dan tersadarkan oleh kita bahwa pada hakekat nya segala pebedaan adalah Kehendak Allah,,
Saya angkat jempol buat yang ada di Blog ini..
dan untuk kupasan sosok Satria Piningit saya sangat setuju bahwa dia ada diantara Kita sedang memantau dan melihat berkomentar atau pun tidak,,
Hampir setiap hari dan setiap mala m. Susah tidur karena merindukan orang yang akan mampu menata negri ini .keadilan,kebenaran,kejujuran dan mehabiskan orang orang yang khianat pada rakyat
Setelah Raja Prabuwijaya memeluk agama Islam, maka Sabdo Palon Nayo Genggong berpisah dengannya. Sabdo Pulon menuju Sulawesi Selatan tepatnya di kerajaan Gowa-Makassar. Dia membimbing raja Gowa, hingga raja Gowa memeluk agama Islam dan diberi nama Sultan Alauddin. Sabdo Palon juga membimbing Syekh Yusuf Al Makasssary, waliullah.
Dari kutipan artikel diatas, mohon pencerahan, apakah benar setelah berada di Sulawesi, Sabdo Palon membimbing raja Gowa untuk masuk islam?
Pertanyaan yang saudara Wawan ajukan berkaitan dengan artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL, secara jujur Admin sampaikan, tidak ada seorangpun yang dapat menjawab pertanyaan saudara oleh karena penulis artikel tersebut tidak pernah muncul di blog ini menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca. Hanya dia yang mengetahui apa yang ditulisnya. Admin dan seluruh warga setia blog ini hanya sebatas meyakini bahwa artikel SPTM ditulis oleh SATRIO PININGIT YANG SEJATI. Demikian tanggapan kami untuk dimaklumi. Terima kasih
Apakah penulis artikel SPTM sebelumnya mengalami pengalaman, secara spritual dalam menceritakan bagian dari “Langit” ???
Saya adalah warga setia blog SPTM sejak tahun 2012, baru-baru ini saya menemukan disitus internet :
Menguak Misteri Presiden ke 7 Indonesia
ROJO HERU COKRO KASIO-SIO
Timbule Rojo Kapisan, Besuk ing tanah Jawa ono rojo tanpa serat kang paring asma Heru Cokro, yaitu Raja kang isa ngangkat martabate bangsa. Lengsere Heru Cokro besuk yen ono gunung-gunung padha jugrug wong wadon angger wani.
ROJO ASMORO KINGKIN ANGKORO ARTO
Timbule Raja Kapindho, Gara-gara anane udan salah mangsa, lintang kemukus ing wetan parane, yen parak esuk nagtanake sunare. Patondho Jawa bakal ana perkara kang luwih gede saka pagebluk wulan sura bareng karo metuni macan loreng aran Asmara Kingkin.
Asmara Kingkin dadi raja ing Ttanah Jawa akeh kawula kang ora ngerti apa-apa dadi tumbaling Negara, lampus saka tangane Asmara Kingkin. Asmara Kingkin dadi raja ing Tanah Jawa misuwur tumekane monco negara.
Besuk yang wis teko titi mangsa lengsere Asmara Kingkin yo kuwi soko turune dhewe. Lan yen wis ono wong kang kerokan lan glindingan. Senuk-senuk padha mlaku yaiku pratandha lengsere Asmara Kingkin.
ROJO SOKO SEBERANG
Timbule Raja Katelu, Besuk ing Tanah Jawa ono raja anyar kang ora disangka-sangka pawongan iku saka tanah sebrang peparap Mak Kasar. Dadi raja ing Tanah Jawa suwene mung sak umur bayem, nanging Tanah Jawa ora malah tenterem mung ndadekne kocar-kacire bangsa lan negara. Akeh wong Jawa padha keplayu metu saka negarane dewe. Raja Mak Kasar nyuwil negara kang ana sisih wetan panggone. Yoiki pratandha lengsere Raja Mak Kasar.
ROJO TANPO NETRO
Timbule Raja Kapapat, Ono raja saka tanah Arab kang peparab Samsudin. Raja tanpa netra bisa maca, tanpa suku bisa mlaku ngupadi turune Heru Cokro.
Samsudin dadi raja para kawula alit lir kados medale laron sing kurang duga, tumpang suh mabure. Opo wae digampangake. Para manggalaning praja mantra bupati ora ana ajine. Ya kuwi lengsere Samsudin.
ROJO TUNO WICORO
Timbule Raja Kaping Limo, Raja Samsudin nuli nimbali mego ingkang sampun kacandhak. Ature Raja Samsudin, “Panjenengan sejatine turune Heru Cakra kang bisa nentremake negara ing Tanah Jawa. Aku enggal pamit marang sliramu, aku arep bali nang negaraku. Iki wis rampung anggonku ngupadi sliramu. Ayo padha samat-sinamatan, kajen-kinajenan. Sliramu wis jumeneng dadi ratu ing Tanah Jawa, kula semanten ugi mugi-mugi saged damel sireping negari sak mentawis.
ROJO NOTO KUSUMO
Timbule Raja Kaping Enem, Bebarengan karo ki dhalang mundhut lakone lahire Batharakala, ana satriya kang sulistya ing rupa kang gentur tapane akeh prihatine anduweni gegaman saka wong tuwane jejuluk Kyai Samber Nyawa, ya kuwi raja ing Tanah Jawa peparap Nata Kusuma kang bebarengan satriya saka Tanah Sebrang sing kasusupan sukmane batharakala. Jumenenge Natakusuma dadi raja ananing negara akeh prahara. Kawula padha kaweden, yaiku pratandha lengsere Natakusuma.
ROJO JOKO LELONO PRANOTO NUSWANTORO
Raja Pemuda Pengembara Penata Nusantara
Timbule Raja Kaping Pitu, Ing Tanah Jawa ana sawijining padepokan sisih kulone Gunung Jamur Dipo. Ana Begawan kang apeparap Begawan Sikilokilo. Begawan Sriklokilo kagungan putra kakung aran jaka Lelana.
Begawan Srikilo-kilo mlayu saka Tanah jawa , kalunta-linta uripe ing negara manca. Ora pati-pati bali ing tanah Jawa yen during Raja Heru Cakra lengser kepabron saka Tanah Jawa. Sak lengsereipun Raja heru Cakra, begawa Sriklokilo bali ing Tanah Jawa madhepok ing sukuning Gunung Jamur Dipo. Nggulawentah kang putra jaka Lelana kagambleng wonten kawah candradimuka dadiyo satria pilihan kang besuke ngabdi marang Asmara Kingkin.
Uripe Jaka Lelana ora beja, malah nemuhi rubida lan tansah urip kalunta-lunta kasiya-siya. Ananging Gusti Kang Maha Kuwasa kang njangkung satindake Jaka Lelana kang besuke bakal dadi Raja ing Tanah Jawa ngganti lengsere Raja Natakusuma.
Pakem ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku oleh pasardesa press dengan judul “Menguak Misteri Presiden ke & Indoneisa” ditulis oleh Nawawi A. Manan & Surjokotjo
……………. Sebuah tulisan berjudul “menguak misteri Presiden Ke 7 Indonesia”, Tulisan itu dalam bahasa jawa dan saya tidak tahu artinya. Apakah admin bisa membantu saya menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia ? sekaligus menjelaskan arti atau makna yang ada dalam tulisan itu.
Untuk admin ketahui, saat ini saya sudah berada di pertemuan tiga buah laut yaitu pulau Sulawesi, Nostradamus mengatakan Satrio Piningit atau LAKI-LAKI DARI TIMUR berada di wilayah itu. Mudah-mudahan tulisan yang akan admin terjemahkan dapat membantu saya menemukan titik kordinat yang kita cari selama ini.
Terima Kasih.
Yang Mulia Bapa Cakra Ningrat
Yth. Haji Sudirman dan seluruh warga setia blog SPTM dan segenap pembaca lainnya.
Assalamu alaikum Wr.Wb
Salam sejahtera buat kita sekalian.
Salah seorang warga setia blog SPTM bernama H. Sudirman telah menemukan sebuah tulisan berjudul “Menguak Misteri Presiden ke 7 Indonesia” yang ditulis dalam bahasa Jawa dan meminta kepada Tim Admin untuk menerjemahkan tulisan tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Terjemahannya adalah sbb:
Menguak Misteri Presiden ke 7 Indonesia
ROJO HERU COKRO KASIO-SIO
Timbule Rojo Kapisan, Besuk ing tanah Jawa ono rojo tanpa serat kang paring asma Heru Cokro, yaiku Raja kang isa ngangkat martabate bangsa. Lengsere Heru Cokro besuk yen ono gunung-gunung padha jugrug wong wadon angger wani.
Munculnya Raja pertama, besok ditanah Jawa ada raja tanpa serat yang bernama Heru Cokro Yaitu Raja yang bisa mengangkat martabat bangsa. Lengsernya Heru Cokro kalau ada Gunung-gunung pada meletus dan wanita menjadi berani.
ROJO ASMORO KINGKIN ANGKORO ARTO
Timbule Raja Kapindho, Gara-gara anane udan salah mangsa, lintang kemukus ing wetan parane, yen parak esuk nagtanake sunare. Patondho Jawa bakal ana perkara kang luwih gede saka pagebluk wulan sura bareng karo metuni macan loreng aran Asmara Kingkin.
Munculnya raja kedua gara-gara adanya hujan salah musim, komet disebelah selatan pada saat hampir pagi hari memunculkan cahayanya pertada jawa aka nada perkara yang lebih besar daripada kelaparan (krisis pangan) dibulan suro bersamaan dengan keluarnya Macan belang bergelar Asmoro Kingkin.
Asmara Kingkin dadi raja ing tanah Jawa akeh kawula kang ora ngerti apa-apa dadi tumbaling Negara, lampus saka tangane Asmara Kingkin. Asmara Kingkin dadi raja ing Tanah Jawa misuwur tumekane monco negara.
Asmoro Kingkin menjadi raja ditanah jawa banyak masyarakat yang tidak tahu apa-apa menjadi tumbalnya Negara yang dilakukan oleh tangannya sendiri Asmoro Kingkin. Asmoro Kingkin menjadi raja ditanah jawa tersohor sampai keluar negeri.
Besuk yen wis teko titi mangsa lengsere Asmara Kingkin yo kuwi soko turune dhewe. Lan yen wis ono wong kang kerokan lan glindingan. Senuk-senuk padha mlaku yaiku pratandha lengsere Asmara Kingkin.
Besok pada waktunya, lengsernya Asmoro Kingkin disebabkan oleh turunan (anaknya) sendiri. Dan kalau sudah ada orang yang mengeruk dan menggilas. Senuk-senuk berjalan, itulah pertanda lengsernya Asmoro Kingkin.
ROJO SOKO SEBERANG
Timbule Raja Katelu, Besuk ing Tanah Jawa ono raja anyar kang ora disangka-sangka pawongan iku saka tanah sebrang peparap Mak Kasar. Dadi raja ing Tanah Jawa suwene mung sak umur bayem, nanging Tanah Jawa ora malah tenterem mung ndadekne kocar-kacire bangsa lan negara. Akeh wong Jawa padha keplayu metu saka negarane dewe. Raja Mak Kasar nyuwil negara kang ana sisih wetan panggone. Yoiki pratandha lengsere Raja Mak Kasar.
Munculnya raja ketiga, kelak ditanah jawa ada raja baru yang tidak disangka. Orang tersebut dari seberang (luar jawa) bernama Mak kasar. Menjadi Raja ditanah jawa Umurnya hanya sebentar (tanaman bayam), namun Tanah jawa jadi tidak aman (tentram) malah menjadi kacau balau, banyak orang jawa berlarian meninggalkan Tanah jawa karena Raja Makkasar Minta negara bagian Timur. sebagai pertanda jatuhnya Raja Makkasar. (Lengser keprabon)
ROJO TANPO NETRO
Timbule Raja Kapapat, Ono raja saka tanah Arab kang peparab Samsudin. Raja tanpa netra bisa maca, tanpa suku bisa mlaku ngupadi turune Heru Cokro.
Munculnya raja keempat, ada raja dari Arab yang bernama Samsudin. Raja tanpa mata bisa membaca, tanpa kaki bisa berjalan mencari keturunan Heru Cokro.
Samsudin dadi raja para kawula alit lir kados medale laron sing kurang duga, tumpang suh mabure. Opo wae digampangake. Para manggalaning praja mantra bupati ora ana ajine. Ya kuwi lengsere Samsudin.
Samsudin menjadi raja rakyat kecil bagaikan keluarnya laron yang berserakan, terbang tak beraturan. Apa saja digampangkan. Para abdi Negara tidak menghormati ucapan bupati. Itulah lengsernya samsudin.
ROJO TUNO WICORO
Timbule Raja Kaping Limo, Raja Samsudin nuli nimbali mego ingkang sampun kacandhak. Ature Raja Samsudin, “Panjenengan sejatine turune Heru Cakra kang bisa nentremake negara ing Tanah Jawa. Aku enggal pamit marang sliramu, aku arep bali nang negaraku. Iki wis rampung anggonku ngupadi sliramu. Ayo padha samat-sinamatan, kajen-kinajenan. Sliramu wis jumeneng dadi ratu ing Tanah Jawa, kula semanten ugi mugi-mugi saged damel sireping negari sak mentawis.
Munculnya raja kelima, samsudin kemudian memanggil mega/awan yang sudah didapatnya. Raja samsudin berkata “anda sebenarnya adalah keturunan Heru Cokro yang bisa mententramkan Negara tanah jawa. Aku segera pamit kepadamu, aku akan kembali ke negaraku. Ini sudah selesai pencarianku terhadapmu. Mari kita saling memperhatikan dan saling menghargai. Anda sudah menjadi ratu di tanah jawa, demikian juga saya semoga bisa menjadi damainya Negara ini sementara.
ROJO NOTO KUSUMO
Timbule Raja Kaping Enem, Bebarengan karo ki dhalang mundhut lakone lahire Batharakala, ana satriya kang sulistya ing rupa kang gentur tapane akeh prihatine anduweni gegaman saka wong tuwane jejuluk Kyai Samber Nyawa, ya kuwi raja ing Tanah Jawa peparap Nata Kusuma kang bebarengan satriya saka Tanah Sebrang sing kasusupan sukmane batharakala. Jumenenge Natakusuma dadi raja ananing negara akeh prahara. Kawula padha kaweden, yaiku pratandha lengsere Natakusuma.
Munculnya raja keenam, bersamaan dengan kidalang mengambil lakon lahirnya Batharakala, ada satria yang berwajah tampan yang rajin bertapa banyak prihatinnya (tingkat spiritual yang tinggi) mempunyai senjata dari orangtuanya yaitu kiyai Sambar Nyawa, inilah raja ditanah Jawa bergelar Noto Kusumo yang bersamaan dengan satria dari seberang yang ke susupan sukmanya Bhatarakala. Pada saat Noto Kusumo menjadi raja Negara banyak terjadi prahara, rakyat pada ketakutan, itulah pertanda lengsernya Noto Kusumo.
ROJO JOKO LELONO PRANOTO NUSWANTORO
Timbule Raja Kaping Pitu, Ing Tanah Jawa ana sawijining padepokan sisih kulone Gunung Jamur Dipo. Ana Begawan kang apeparap Begawan Srikilokilo. Begawan Sriklokilo kagungan putra kakung aran jaka Lelana.
Munculnya raja ketujuh, ditanah jawa ada suatu padepokan disebelah barat gunung Jamur Dipo. Ada guru bernama Begawan Srikilokilo. Begawan Srikilokilo mempunyai anak lelaki bernama Joko Lelono.
Begawan Srikilo-kilo mlayu saka Tanah jawa , kalunta-linta uripe ing negara manca. Ora pati-pati bali ing tanah Jawa yen during Raja Heru Cakra lengser kepabron saka Tanah Jawa. Sak lengsereipun Raja heru Cakra, begawa Sriklokilo bali ing Tanah Jawa madhepok ing sukuning Gunung Jamur Dipo. Nggulawentah kang putra jaka Lelana kagambleng wonten kawah candradimuka dadiyo satria pilihan kang besuke ngabdi marang Asmara Kingkin.
Begawan Srikilokilo lari dari tanah jawa, hidup terluntah-luntah diluar negeri. Tidak akan kembali ketanah jawa sebelum raja Heru Cokro lengser dari tanah jawa. Setelah lengsernya Heru Cokro, Begawan Srikilokilo kembali ketanah jawa mendirikan padepokan dikaki gunung Jamur Dipo. Mendidik sang putra Joko Lelono sehingga menjadi satria tangguh yang kelak mengabdi kepada Asmoro Kingkin.
Uripe Jaka Lelana ora beja, malah nemuhi rubida lan tansah urip kalunta-lunta kasiya-siya. Ananging Gusti Kang Maha Kuwasa kang njangkung satindake Jaka Lelana kang besuke bakal dadi Raja ing Tanah Jawa ngganti lengsere Raja Natakusuma.
Hidup Joko Lelono kurang beruntung, selalu menemui halangan, terluntah-luntah dan selalu tersia-siakan, tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa yang membimbing perjalanan Joko Lelono yang kelak akan menjadi Raja ditanah jawa menggantikan Raja Noto Kusumo.
Pakem yang kami uraikan ini hampir tidak pernah didengar atau dibicarakan oleh publik karena tidak pernah dipublikasikan. Pakem ini hanya diketahui oleh orang-orang tertentu yang jumlahnya pun sangat terbatas karena penyampaiannya hanya dilakukan secara temurun dari orangtua kepada anak-anaknya. Pakem ini disampaikan oleh Imam Masdariyanto, seorang mantan Kepala Desa di Jember, Jawa Timur. Ia memperoleh pakem ini dari ayahnya, Syamsul, seorang carik (sekretaris desa) Desa Srengat Blitar, pada 1972.
Pakem ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku oleh pasardesa press dengan judul “Menguak Misteri Presiden ke & Indoneisa” ditulis oleh Nawawi A. Manan & Surjokotjo
Admin berharap mudah-mudahan terjemahan ini dapat memenuhi harapan dan lebih memperluas wawasan warga setia blog SPTM terutama buat Bapak H. Sudirman.
Admin tidak memiliki pengetahuan yang mendasar dan mumpuni untuk menafsirkan MISTERI tersebut. Oleh karena itu Admin memohon kepada Yang Mulia Bapa Cakra Ningrat kiranya dapat menafsirkan arti atau makna yang tersembunyi serta mengungkap MISTERI RAJA KE-7 secara jelas dan terang benderang.
Atas kesediaan Bapa Cakra Ningrat, atas nama seluruh warga setia blog SPTM, admin mengucapkan terima kasih.
Wassalam
Admin
Yth. Admin, H. Sudirman dan seluruh warga setia blog SPTM.
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Setelah saya fikir-fikir dan timbang-timbang, akhirnya saya memutuskan akan memenuhi harapan Admin untuk menafsirkan PESAN LELUHUR sebagaimana yang diminta oleh warga setia blog SPTM bernama H. Sudirman.
Jawaban saya akan saya tulis dalam bentuk artikel yang saya beri judul: SATRIO PININGIT PRESIDEN KE-7 ADALAH JOKO LELONO.
Pemilu yang akan diselenggarakan tahun 2014 ini adalah pemilu yang inkonstitusional karena bertentangan dengan UUD 45. Dalam pasal 22E UUD 45 dikatakan bahwa pemilu diselenggarakan 5 tahun sekali untuk memilih DPR, DPD, Presiden dan wakil presiden. Faktanya pemilu yang kita laksanakan 5 tahun dua kali yaitu sekali untuk memilih DPR dan DPRD dan sekali untuk memilih Presiden dan wakil presiden.
Mahkamah Konstitusi dalam Keputusan MK No 14/PUU-XII/2014 tanggal 23 Januari 2014 mengatakan bahwa pasal-pasal dalam UU No. 42 thn 2008 tentang pemilu Presiden dan wakil presiden dilaksanakan setelah pemilu legislatif dianggap tidak berlaku lagi. Pemilu serentak DPR, DPRD, Presiden dan wakil presiden dilaksanakan thn 2019.
Keputusan MK No. 014/PUU-XII/2013 tersebut di atas justru bertentangan dengan UU MK karena dalam ketentuan pasal 47 UU MK memerintahkan berlakunya putusan MK segera setelah putusan itu diucapkan. Putusan MK seharusnya berlaku di pemilu 2014, dengan kata lain pemilu serentak harus diselenggarakan tahun 2014 ini, akan tetapi MK memutuskan berlakunya nanti di tahun 2019. Penundaan diberlakukannya putusan MK adalah bentuk pelanggaran Undang-undang itu sendiri. Siapapun presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang terpilih pada pemilu 2014 memiliki cacat yuridis dan inkonstutisional.
Pertanyaan yang paling substansial sekarang adalah siapakah yang mempermain-mainkan konstitusi di negara kita ini ? Cakra Ningrat berpendapat yang mempermain-mainkan konstitusi kita adalah ulah segelintir orang yang haus kekuasaan. Orang-orang itu dikuasai oleh hawa nafsunya untuk menguasai kita semua untuk selanjutnya membawa kita kepada kehancuran. Sebagai rakyat kita tidak tahu mau bilang apa dan harus melakukan apa karena apapun yang akan kita lakukan tetap saja akan dipersalahkan oleh karena:
1. Bila anda ikut pemilu berarti anda mendukung terpilihnya pemimpin (presiden) yang inkonstutisional.
2. Bila anda tidak memilih berarti anda membiarkan pemimpin (presiden) yang inkonstutisional terpilih
3. Bila anda melawan atau mengahalangi dilaksanakannya pemilu yang inkonstutisional berarti anda melakukan perbuatan yang melawan hukum. Anda akan dituduh melakukan tindakan subversif.
Bila rakyat sudah serba salah dan dipersalahkan maka saat-saat seperti itulah waktu yang tepat JOKO LELONO tampil membela rakyat. JOKO LELONO akan membiarkan pemilu 2014 berlangsung aman dan tertib agar kita semua terperangkap dalam satu suasana yang serba salah. Sebagaimana prinsip-prinsip hukum “GOD COMPILATION OF LAWS”, bilamana manusia telah menginjak-injak hukum manusia, maka hukum alam akan menegur manusia dengan bencana alam, bila bencana alam tidak juga difahami maka selanjutnya keputusan hukum dikembalikan kepada Tuhan. Bila Tuhan mengambil alih hukum maka ketetapan hukum Tuhan akan turun. Ketetapan hukum itu disebut dengan wahyu.
Itulah sebabnya Raden Ngabehi Ronggowarsito yang memiliki nama asli BAGUS BURHAM meramalkan Presiden ke 7 Indonesia adalah SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU yang artinya Satria Religius (pinandito) didampingi/ berdasarkan (sinisihan) wahyu. Menurut Permadi, SH (politisi/ paranormal) wahyu (Tuhan) dalam dunia pewayangan disebut “Cakra Ningrat”. Yang mendapatkan wahyu itu adalah JOKO LELONO. Dia tidak piningit (bersembunyi) tapi dia sibuk “mengembara” melaksanakan tugas-tugasnya karena itu dia diberi julukan “pemuda pengembara” atau Joko Lelono.
Kita tidak dapat mengetahui kapan sesungguhnya wahyu Tuhan turun kepada Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Dugaan saya setelah pemilu 2014 ini atau setelah bangsa Indonesia melanggar hukum (konstitusi) secara bersamaan dan menyeluruh. Pelanggaran ini adalah SEBAB HUKUM yang menyebabkan turunnya wahyu sebagai AKIBAT HUKUM.
Artikel yang saya tulis tetap konsisten pada koridor LEGAL OPINION yang mendudukkan pembaca sebagai hakim yang memutuskan. Artikel itu akan membimbing pembaca kepada pencarian jati diri The Man From The East. Jangan pernah berharap dapat mengetahui apalagi bertemu beliau di dalam wujud aslinya. Kenapa? Karena beliau tidak butuh pengakuan dari siapapun apalagi pengakuan dari orang seperti kita. Memangnya siapa sih diri kita ini?
Dari semua yang saya baca dan yang saya ketahui, pada dasarnya kita memang disuruh “mencari ! ”. Awalnya saya skeptis karena tidak adanya satu jaminan untuk dapat bertemu dengan pembawa segala keagungan dan kemuliaan Tuhan. Tapi saya sadar bahwa memang kita harus mencari beliau dengan kekuatan logika kita dan kita dapat menemukan sendiri Jati diri beliau yang sesungguhnya.
Saya berpandangan apabila kita semua termasuk kepada mereka yang membaca artikel saya secara bersama-sama, bersatu, bersepakat menemukan jati diri beliau dengan kekuatan logika dan bukan karena kekuatan spiritual apalagi yang berbau klenik maka kita dapat berharap beliau akan menghentikan pengembaraannya.
Kitalah yang membuat beliau terus menerus mengembara disebabkan karena kesombongan dan keangkuhan kita terhadap apa yang kita yakini sementara kita juga tidak memahami dengan benar apa sesungguhnya yang kita yakini itu. Mudah-mudahan artikel saya nantinya dapat mempersatukan kita semua. Terima kasih.
Wassalam: Cakra Ningrat.
Admin telah menerima artikel SATRIO (PININGIT) PRESIDEN KE-7 ADALAH JOKO LELONO yang ditulis oleh Bapa Cakra Ningrat pada hari Kamis 13-2-2014 jam 15.22 siang. Malam harinya tepat jam 22.50, Gunung Kelud meletus, memuntahkan laharnya.
Abu vulkanik menyelimuti pulau Jawa. Hikmah dari letusan itu semakin menambah keyakinan Admin dan kita semua bahwa Satrio (piningit) tidak berada di pulau Jawa. Beliau berada di pulau seberang di tempat pertemuan tiga buah laut yaitu: laut Sulawesi, laut Maluku, dan laut Flores.
Artikel Cakra Ningrat akan dipajang di blog SPTM (http://satriopiningitmuncul.wordpress.com) pada hari Sabtu tgl 15-2-2014 jam 15.22. Selamat Membaca !
Wassalam
Tim Admin.
wah sangat bagus dan mendalam komentarnya, salam nusantara
Dia bukan siapa siapa, dan siapa dia sekarang bukanlah dia.
Dia meragukan dia sendiri, dan diam dan bercermin adalah laku terbaik. Cukuplah baginya bahwa Sang Penciptanya menyayanginya, tidak lebih tidak kurang.
Ass. Wr. Wb.
Salam doa bagi semua
Artikel yang semakin mendalam
Terima Kasih Semua
Wassalam
“Nusantara”
Di Barat sana syaf berjajar
Ditengah sebuah kekuasaan diterbangkan kekuatan baru
Ah entahlah….
Tak satupun dari kita yang mengetahui kepastian esok
Dan esok…
Dari Langit tersayup harapan
Kepak demi kepak mulai terasa…
Bumi terasa bergetar nunn jauh didalam
Lautan gelisah….
Gunung terbatuk menunggu
Umat…
Umat… Umat …
Ah doa mereka sangatlah kuat
Ya Allah Engkaulah Tuhan Yang Satu
Maafkan kami, lindungi kami, bimbinglah kami….
Aamiin YRA
Salam sejahtera – Jumat pagi 2014
Ass. Wr. Wb.
Mohon maaf saya ingin ikut serta membuka rasional dan logika yang saya buka dengan puisi biasa, semoga tidak berlebihan. Aamiin YRA
Tertera diatas keterangan yang teduh :
……
Dari semua yang saya baca dan yang saya ketahui, pada dasarnya kita memang disuruh “mencari ! ”. Awalnya saya skeptis karena tidak adanya satu jaminan untuk dapat bertemu dengan pembawa segala keagungan dan kemuliaan Tuhan. Tapi saya sadar bahwa memang kita harus mencari beliau dengan kekuatan logika kita dan kita dapat menemukan sendiri Jati diri beliau yang sesungguhnya.
Saya berpandangan apabila kita semua termasuk kepada mereka yang membaca artikel saya secara bersama-sama, bersatu, bersepakat menemukan jati diri beliau dengan kekuatan logika dan bukan karena kekuatan spiritual apalagi yang berbau klenik maka kita dapat berharap beliau akan menghentikan pengembaraannya.
Kitalah yang membuat beliau terus menerus mengembara disebabkan karena kesombongan dan keangkuhan kita terhadap apa yang kita yakini sementara kita juga tidak memahami dengan benar apa sesungguhnya yang kita yakini itu. Mudah-mudahan artikel saya nantinya dapat mempersatukan kita semua. Terima kasih.
Wassalam: Cakra Ningrat.
Sumbang sharing saga :
InsyaAllah saya tidak berlebihan dalam menulis.
Saya sangat setuju dengan Cakra Ningrat, terutama di bagian;
“Kitalah yang membuat beliau terus menerus mengembara disebabkan karena kesombongan dan keangkuhan kita terhadap apa yang kita yakini sementara kita juga tidak memahami dengan benar apa sesungguhnya yang kita yakini itu”.
Seandainya kita memakai logika, walau kekuatan lain selain logika tentu juga berguna (Ghaib), mungkin kita semua manjadi satu…. Aamiin
Sebuah kesatuan yang mengedepankan hasil nyata, halal dan di-Ridhoi. Aaamiin YRA
Kenapa saya berani membenarkan tulisan Cakra Ningrat? Karena itu masuk diakal.
Joko Lelono ini sepertinya bisa saja lelah. dia manusia dengan cobaan dan beban.
Joko Lelono mencari pendaping sejati, yang jelas tidak akan sendiri.
Kitalah yang harus membantu, dan tak perlu takut akan Adil tidaknya ALLAH.
Joko Lelono butuh bantuan, dan kedudukannya sama dengan kita.
Yang paling dekat dengan Allah adalah dia yang paling BERTAKWA.
Kesatuan kita atau kerajaan-kerajaan atau apapaun yang berdasarkan catatan bahkan bukti masa lalu….. memang harus kemabli BERSATU.
Dengan WARAS, logika dan utamanya TAKWA.
Joko Lelono sedang bekerja, sama saja dengan kita….
Tanpa rakyat tak akan ada raja….
Wallahu Alam Bissawab
Maaf bila berlebihan
Wassalam
Abdullah
Imam Mahdi ada Kok, Dia Cuma Ketawa-ketiwi aja Liat Persepsi Ummat Manusia . . . . . . 13599999
saya belum menemukan sampai sekarang bahwa sudah ada nabi khidir di bumi sebelum adam, pdhal adam kan manusia pertama ciptaan Alloh……
mohon pencerahan+referensinya….
TOLONG JELASKAN SUMBER DARI MANA TENTANG ADANYA SATRIA PININGIT. APAKAH DARI KITAB SUCI, ATAU KARANGAN SESEORANG.TOLONG YA?
UNIVERSALITAS SATRIO PININGIT
(Jawaban atas pertanyaan Santi Agustina)
Sebutan Satrio Piningit (SP) tidak bersumber dari kitab suci alqur’an atau hadits nabi Muhammad. Juga, SP tidak disebut dalam alkitab (perjanjian lama dan perjanjian baru), tidak ada dalam Tripitaka Buddha dan tidak terdapat dalam kitab suci weda maupun Empat Kitab (Kitab Ajaran Besar, Kitab Tengah Sempurna, Kitab Sabda Suci, dan Kitab Meng Zi) yang diimani oleh ummat Kong Hu Chu. Satrio Piningit juga bukanlah karangan seseorang.
Kata “Sinatriya” atau Satria (Satrio) pertama kali diucapkan oleh Maharaja Jayabaya raja Kediri (1135-1157) yang memiliki nama lengkap; Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabaya Sri Warmeswara Madhusana Awataranindhita Suhtrisigha Parakrama Uttunggadewa. Ramalan (nubuat) nya yang sangat terkenal yaitu “Jongko Joyoboyo.” Kami kutipkan No. 168-170 sebagai berikut:
168.
mula den upadinen sinatriya iku
wus tan abapa, tan bibi, lola
awus aputus weda Jawa
mung angandelake trisula
landheping trisula pucuk
gegawe pati utawa utang nyawa
sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan
sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda
oleh sebab itu carilah satria itu
yatim piatu, tak bersanak saudara
sudah lulus weda Jawa
hanya berpedoman trisula
ujung trisulanya sangat tajam
membawa maut atau utang nyawa
yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain
yang di kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan
169.
sirik den wenehi
ati malati bisa kesiku
senenge anggodha anjejaluk cara nistha
ngertiyo yen iku coba
aja kaino
ana beja-bejane sing den pundhuti
ateges jantrane kaemong sira sebrayat
pantang bila diberi
hati mati dapat terkena kutukan
senang menggoda dan minta secara nista
ketahuilah bahwa itu hanya ujian
jangan dihina
ada keuntungan bagi yang dimintai
artinya dilindungi anda sekeluarga
170.
ing ngarsa Begawan
dudu pandhita sinebut pandhita
dudu dewa sinebut dewa
kaya dene manungsa
dudu seje daya kajawaake kanti jlentreh
gawang-gawang terang ndrandhang
di hadapan Begawan
bukan pendeta disebut pendeta
bukan dewa disebut dewa
namun manusia biasa
bukan kekuatan lain diterangkan jelas
bayang-bayang menjadi terang benderang
membaca ramalan di atas sungguh terasa sangat menggairahkan sukma kita, memicu naluri keingintahuan kita dan menggelitik intelektual kita yang terbalut oleh rasa penasaran untuk mengetahui siapa sesungguhnya Satria itu dan di mana rumahnya. Dalam bait 161 disebutkan:
161. dunungane ana sikil redi Lawu sisih wetan
wetane bengawan banyu
andhedukuh pindha Raden Gatotkaca
arupa pagupon dara tundha tiga
kaya manungsa angleledha
asalnya dari kaki Gunung Lawu sebelah Timur
sebelah timurnya bengawan
berumah seperti Raden Gatotkaca
berupa rumah merpati susun tiga
seperti manusia yang menggoda
Piningit artinya bersembunyi. Istilah “piningit” muncul belakangan setelah upaya pencarian terhadap Satria dilakukan, akan tetapi para leluhur tidak berhasil menemukannya. Adalah sebuah kelaziman bilamana Baginda raja (Jayabaya) telah menyampaikan sabdanya, maka seluruh rakyatnya akan berusaha melaksanakan perintah baginda. Kesimpulan akhir dari pelaksanaan titah baginda ternyata “Satrio iku Piningit” yang artinya “Satrio itu sembunyi.” Di belakang hari kita menyebutnya dalam sebuah frasa “SATRIO PININGIT.”
Dalam bait 171, Prabu Jayabaya mengatakan:
aja gumun, aja ngungun
hiya iku putrane Bethara Indra
kang pambayun tur isih kuwasa nundhung setan
tumurune tirta brajamusti pisah kaya ngundhuh
hiya siji iki kang bisa paring pituduh
marang jarwane jangka kalaningsun
tan kena den apusi
marga bisa manjing jroning ati
ana manungso kaiden ketemu
uga ana jalma sing durung mangsane
aja sirik aja gela
iku dudu wektunira
nganggo simbol ratu tanpa makutha
mula sing menangi enggala den leluri
aja kongsi zaman kendhata madhepa den marikelu
beja-bejane anak putu
jangan heran, jangan bingung
itulah putranya Batara Indra
yang sulung dan masih kuasa mengusir setan
turunnya air brajamusti pecah memercik
hanya satu ini yang dapat memberi petunjuk
tentang arti dan makna ramalan saya
tidak bisa ditipu
karena dapat masuk ke dalam hati
ada manusia yang bisa bertemu
tapi ada manusia yang belum saatnya
jangan iri dan kecewa
itu bukan waktu anda
memakai lambang ratu tanpa mahkota
sebab itu yang menjumpai segeralah menghormati,
jangan sampai terputus, menghadaplah dengan patuh
keberuntungan ada di anak cucu
jika kita jeli menganalisis bait di atas maka Satria tidak mungkin bisa ditemukan kecuali kita tergolong orang yang sangat beruntung sebab hanya “dia” seorang diri yang dapat memberi petunjuk tentang arti dan makna ramalan Jayabaya.
Sebutan Satrio Piningit selalu identik dengan sebutan RATU ADIL. Jayabaya tidak pernah menyebut frasa “ratu adil.” Diduga, frasa ini muncul belakangan setelah leluhur menafsirkan kalimat “memakai lambang ratu tanpa mahkota” pada bait 171 dengan kalimat “tajamnya tri tunggal nan suci. Benar, Lurus, Jujur” pada bait 164.
Cakra Ningrat secara jujur mengakui bahwa ramalan Jayabaya penuh dengan kabut misteri yang sangat susah ditafsirkan. Akan tetapi jika kita flash back ke masa pemerintahan Prabu Jayabaya (1135-1157) kita akan mengetahui bahwa di masa itu kerajaan-kerajaan Jawa memeluk agama hindu, termasuk Jayabaya yang memiliki gelar “Awataranindhita Suhtrisigha Parakrama Uttunggadewa” (ini adalah istilah-istilah dalam mitologi hindu). Dengan demikian patut diduga bahwa seluruh ramalan Jayabaya mengacu pada nubuat akhir zaman tentang kemunculan KALKI AWATARA (Dewa Penghancur) penjelmaan kesepuluh Dewa Wisnu (Baca artikel : Satrio Piningit Dalam Filosofi Hindu di blog ini).
Dalam agama islam diyakini bahwa tokoh yang akan muncul di akhir zaman adalah Imam Mahdi. Imam Mahdi dan Isa Ibnu Maryam merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ummat kristiani meyakini bahwa Yesus Kristus akan datang untuk yang kedua kalinya menjelang akhir zaman. Yesus Kristus dan Isa Ibnu Maryam merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Setelah membaca artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL di blog ini, saya merasa sangat tercerahkan, karena dalam artikel itu disebutkan bahwa Satrio Piningit menyandang gelar sebagai Imam Mahdi dan Yesus Kristus (Isa Ibnu Maryam). Pintu logika saya terbuka dan dapat menerima kebenaran ramalan Jayabaya maupun yang disimpulkan oleh leluhur bahwa ”Satrio iku Piningit.” Satrio itu dapat dilihat karena dia “anak manusia” akan tetapi apa yang ada di dalam dirinya tetap saja Piningit (bersembunyi) di dalam dirinya. Meskipun dia adalah Imam Mahdi, Yesus Kristus dan Kalki akan tetapi “mustahil” dia akan “mengumumkan” perihal dirinya kepada ummat manusia. Kenapa? Karena “dia” dalam kapasitasnya sebagai KALKI AWATARA akan “menghancurkan” keyakinan-keyakinan kita semua termasuk keyakinan terhadap agama yang kita anut sekarang ini. Pun, bila kelak ada yang menunjuk dirinya sebagai SATRIO PININGIT maka “dia” tidak segan-segan akan menuntut balik orang yang mendaulat dirinya agar dapat menunjukkan bukti-bukti sehubungan dengan apa yang dikatakan oleh orang tersebut.
Tipikal Kalki Awatara, sang Penghancur keyakinan agama-agama kita sangat relevan dengan hadits berikut ini:
Nabi Muhammad bersabda: “sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat ialah ilmu diangkat dan kebodohan tersebar.” (HR. Anas bin Malik, Buhari, Muslim, dan Imam Ahmad).
Ilmu yang dimaksud oleh hadits di atas bukan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi oleh karena faktanya teknologi di semua bidang kehidupan memiliki perkembangan yang sangat pesat dan cepat bahkan boleh disebut telah melampaui waktu dan zaman.
Apa yang dimaksud oleh nabi Muhammad tentu saja ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu agama dan ilmu yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan spiritualitas ummat manusia. Faktanya tidak ada lagi ulama, ustads dan kiyai yang kharismatik yang dipanuti oleh ummat islam. Tidak ada lagi pastor, pendeta yang memiliki sifat “kasih” yang tulus dan tanpa pamrih terhadap ummat dan sesamanya. Tidak ada lagi do’a-do’a yang mustajab dan terkabulkan. Akibatnya; menurut Cahyo Nayaswara (dalam sajaknya) menyatakan: “Agama hanyalah permainan perayaan, antara per-ingat-an dan per-ibadat-an, antara amal, pahala, dan dosa.”
Fakta yang tak terbantahkan bahwa “Sang Penghancur” memang sudah ada di sekitar kita, dapat kita lihat dan saksikan sendiri betapa merajalelanya kejahatan, kemaksiatan, penipuan, mewabahnya narkoba yang sudah sampai kepada petani, orang-orang desa yang selama ini lugu dan polos, anak-anak SD yang masih ingusan, perbuatan cabul dan pornografi yang semuanya menuju kepada kehancuran moral bangsa ini. Oleh karena norma-norma hukum, adab, kesusilaan, dan agama telah diobrak-abrik maka pada akhirnya keyakinan kita terhadap kebenaran agama kita juga akan hancur dengan sendirinya sebab agama tidak dapat memberi solusi dan memberi ketenangan jiwa.
Logis dan masuk akal jika semua orang berharap dan menginginkan perjumpaan dengan Satrio sebab “dia” adalah Imam Mahdi dan Yesus Kristus. Akan tetapi logis dan masuk akal juga jika Satrio tetap akan Piningit sebab dirinya adalah Sang Penghancur yang akan menghancurkan nafsu anda. Nafsu keluarga anda. Menghancurkan dunia berserta seluruh isinya yang dikuasai oleh nafsu angkara murka (kebengisan dan ketamakan). Misinya hanya satu yaitu: Semua harus tunduk kepada Tuhan Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang selalu kita sebut dan lafalkan sejak bersekolah di sekolah dasar.
Sabdo Palon Nayogenggong adalah nama yang sangat terkenal di tanah Jawa. Nama ini disebut dalam ramalan Jayabaya akan tetapi nama ini juga dikenal sebagai penasehat spiritual Prabu Brawijaya V (1453-1478). Dikisahkan Sabdo Palon Nayogenggong murka oleh karena Prabu Brawijaya meninggalkan agama Buddha dan memeluk agama islam atas bujukan Sunan Kalijaga. Sebelum berpisah dengan Prabu Brawijaya, beliau berjanji: “Kelak 500 tahun saya akan mengganti agama Buddha lagi, saya sebar ke seluruh tanah Jawa. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak gunung berapi meletus dan memuntahkan laharnya. Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buddha. Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat diubah lagi.”
Setelah kami melakukan kajian dan analisis yang mendalam, Cakra Ningrat menyimpulkan bahwa janji Sabdo Palon Nayogenggong berkaitan dengan kemunculan Buddha Maitreya, seorang buddha yang penuh welas asih dan guru yang bijak. Ini diungkapkan oleh Sabdo Palon di hadapan Prabu Brawijaya sbb: “Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa menggunakan nama tua (sepuh) berpegang kepada kawruh Jawa, yaitulah yang diasuh oleh Sabdo Palon, orang Jawa (yang telah kehilangan Jawanya) akan diajarkan agar bisa melihat benar-salahnya.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SATRIO PININGIT memang benar-benar sosok yang sangat misterius bagi ummat manusia. Di dalam diri SATRIO bersembunyi (PININGIT) segala nubuwwah (nubuat) akhir zaman yaitu Imam Mahdi, Yesus Kristus (Isa Ibnu Maryam / Isa Almasih) Buddha Maitreya dan Kalki. Karakter Satrio sangat susah ditebak oleh karena beliau bisa merubah karakter dua kali dalam sedetik sesuai dengan karakter yang bersembunyi (PININGIT) di dalam dirinya.
Simpul dari segala macam simpul karakter SATRIO PININGIT “Dia” adalah Saoshyant (Yang Terpuji). Hanya kata itu yang dapat aku persembahkan kepadamu wahai sosok yang suci, yang mulia, yang senantiasa menyembunyikan dirinya dalam rangka melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan kepadanya oleh Tuhan Semesta Alam.
Demikianlah jawaban saya atas pertanyaan Ibu Santi Agustina. Sampaikan salam sayang saya kepada putri yang ada dalam pangkuan dan belaian kasih anda. Pertanyaan ibu sangat bagus. Semoga jawaban saya dapat mencerahkan ibu dan seluruh warga SPTM. Amin.
Dalam tulisan Pak Cakra Ningrat disebutkan: “Umur dua puluh tahun, bapaknya memasukkan cahaya ke dalam diri puteranya. Malam itu disebut malam Lailatul Qadr. Waktunya adalah malam kedua puluh tiga ramadhan tahun delapan dua. Cahaya itu bentuknya seperti telur ayam warnanya kuning seperti warna bulan purnama. Nama cahaya itu adalah “muhammad”. Karena dia yang diberi cahaya itu maka dialah yang dimaksud sebagai keturunan Muhammad.”
Berarti dalam hitungan sya saat ini SP sudah berumur 32th, dan mungkin SP ini akan tampil paling lama 3 kali pilpres lg klo sesuai dgn ritme politik tanpa ada kejadian khusus.
Mohon koreksinya dari bapak krn ada blog yg pernah saya baca blm lama ini jg menrengkan perihal SP & menurut hitungan saya dari blog tersebut umur SP saat ini blm ada 10th [ msh lama SP akan tampil ],
Matur sembah nuwun
Terus siapa itu yang punya nama TUNTAS SUBAGIA DARI SOLO
Subhanallah.. Allah menciptakan anda pak, dengan kecerdasan dan kreativitas. Sungguh, saya berniat mencari tahu ramalan Satrio Piningit untuk tugas. Wah ternyata ini yang saya dapat. Bapak, luar biasa kemampuan bapak untuk meyakinkan orang. Semua unsur agama disitu bapak sertakan, dengan segala kemungkinan dan pandangan baru setrta pula menarik konklusi yang baru. Mohon maaf pak, argumen anda tidak valid. Semua orang cerdas juga tahu pak, ini sudah terlalu jauh. Tapi untuk ide kreatif dan aspek orisinalitas, saya akui itu, tanpa mempertimbangkan benar salah.
saya meragukan nabi khidir ada sebelum nabi adam. saya meragukan malam lailatul qadr adalah ketika dimasukkan cahaya muhammad. saya meragukan sidratul muntaha enam kali enam meter, termasuk wujud arsy yang awan hitam. terlebih saya ragu arti yahweh adalah jawa. dan bahkan saya ragu meski anda berkata satrio piningit bertugas membenarkan alquran, anda senantiasa membaca alquran.
peratanyaan saya
derajat siapa yang lebih tinggi, Rasul Muhammad atau Imam Mahdi??
terima kasih
Yth. Bung Arie dan Zulkarnain CB.
Kita Tidak bisa membanding-bandingkan kedudukan dan derajat antara Muhammad Rasul Allah dan Imam Mahdi oleh karena kedudukan mereka ibarat “dua sisi mata uang.” Muhammad membawa alqur’an dan Imam Mahdi membuktikan kebenaran alqur’an. Dalam prinsip tauhid murni berarti Tuhan itu Esa, Ahad, Tunggal dan Satu. Tuhan tidak bisa disamai oleh siapa pun termasuk oleh Muhammad. Oleh karena itu Muhammad harus digenapkan. Penggenapan Muhammad adalah seorang sosok yang bergelar Imam Mahdi. Sosok ini tidak saja menggenapi nabi Muhammad akan tetapi sekaligus menggenapi Isa Almasih (Isa Ibnu Maryam) atau Yesus Kristus. Karena itu ummat nasrani menyebutnya sebagai kelahiran yang kedua. (maknanya; menggenapkan). Kemunculan Imam Mahdi menandakan berakhirnya masa kerasulan Muhammad pertanda kita akan memasuki masa akhir zaman (kiamat).
Imam Mahdi tidak membawa ajaran Tuhan, karena dia bukan rasul. Tugasnya sangat banyak. Dia membawa segala rahasia Tuhan. Karena itu leluhur kita memberinya gelar sebagai Satrio Piningit. Yang artinya Satria yang memingit dirinya. Dia tidak ingin dan tidak bisa diketahui oleh siapa pun sampai Tuhan sendiri yang berkehendak atas dirinya.
Gunung Slamet adalah gunung berapi aktif di Jawa Tengah dengan tinggi 3.428 M di atas permukaan laut. Menurut sejarawan Belanda, J. Noorduyn bahwa penamaan Gunung Slamet relatif baru yaitu setelah islam masuk ke daerah Jawa sekitar abad 17. Kata Slamet bermakna “Selamat” dipinjam dari bahasa Arab. Nama Gunung Slamet sebelum islam masuk menguasai Jawa adalah GUNUNG AGUNG. J. Noorduyn menyebut Gunung Agung setelah menemukan naskah berbahasa Sunda mengenai petualangan Bujangga Manik. Menurut cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat, mereka menyebut nama Gunung Slamet dulunya bernama Gunung Gora.
Terjadinya kesimpangsiuran tentang asal-muasal nama Gunung Slamet mengandung arti tersendiri dan penuh misteri yang perlu kita analisis. Kita belum dapat memastikan apakah letusan Gunung Slamet yang penuh misteri itu berkaitan langsung dengan kemunculan Satrio Piningit yang juga penuh misteri. Boleh jadi Satrio Piningit adalah nabi Hidir yang menjasad kemudian selanjutnya Satrio Piningit mengendalikan Nyai Roro Kidul untuk melaksanakan segala kehendak Satrio Piningit termasuk persiapan terjadinya huru-hara atau goro-goro.
Wassalam
Cakra Ningrat
Assalamualikum kasadayana !
Sy hny ingin meluruskan saja, jg ada perdebatan dl hal ini
Memang benar akan ada masa dmn byk sekali yg mengaku satria piningit.
Bagi yg mengaku dan fanatik atw penulis
Saya mau sdkit petunjuk kpd kalian semua krn sdh waktunya kita hrs saling lurus meluruskan agar tdk ada perdebatan yg akhirnya berujung kepada fitnah dajjal dan perkelahian,
*beliau lahir dr seorang ibu tanpa ayah, (spt siti maryam mlahirkan nabi isya)
Beliau diberi nama RATU MADANI , carilah di kuningan jawabarat, dia akan mengungkap semua,
Terimakasih
SUMBER :
Godzal menyebutkan Satrio Piningit diberi nama RATU MADANI, lahir dari seorang ibu tanpa ayah (seperti Siti Maryam melahirkan nabi Isya), bertempat tinggal di kuningan Jawa Barat.
Cakra Ningrat menduga bahwa ada 2 (dua) kemungkinan yang menyebabkan kelahiran saudara Ratu Madani yaitu:
1. Ratu Madani lahir dari rahim seorang wanita pelacur sehingga ibu yang melahirkannya tidak mengetahui siapa laki-laki yang menghamilinya, mengingat laki-laki yang menggaulinya sangat banyak.
2. Ratu Madani lahir sebagai akibat hubungan incest (sex sedarah). Untuk menutupi aib keluarganya maka dibentuklah opini sesat seakan-akan Ratu Madani lahir tanpa ayah.
Cakra Ningrat menyarankan agar saudara Godzal dapat mengirimkan gambar (foto) Ratu Madani untuk kami analisis lebih mendetail guna menguatkan dugaan kami tersebut.
Hatur nuhun sadayaana (Terima Kasih semuanya).
ALKITAB YOHANES 1 1-18
Firman Yang Telah Menjadi Satria Piningit
1:1 Pada mula adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Satria Piningit pada mula bersama-sama dengan Allah .
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Allah dan tanpa Allah tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Allah ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia .
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasai.
1:6 Datanglah Firman Allah bernama Alkitab;
1:7 Alkitab datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh Alkitab semua orang menjadi percaya.
1:8 Alkitab bukan terang itu, tetapi Alkitab harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Satria Piningit telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh Allah, tetapi dunia tidak mengenal Satria Piningit.
1:11 Satria Piningit datang kepada milik kepunyaan sendiri, tetapi orang-orang kepunyaan itu tidak menerima Satria Piningit.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima Satria Piningit diberi kuasa supaya menjadi anak-anak terang, yaitu mereka yang percaya dalam nama Satria Piningit;
1:13 orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan manusiawi, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi Satria Piningit, dan diam di antara manusia, dan manusia telah melihat kemuliaan Allah, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada Satria Piningit sebagai Anak Tunggal Allah, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15 Alkitab memberi kesaksian tentang Satria Piningit dan berseru,bunyi Alkitab: “Inilah Satria Piningit, yang dimaksudkan ketika Alkitab berbunyi: Kemudian dari pada Alkitab akan datang Satria Piningit yang telah mendahului Alkitab, sebab Satria Piningit telah ada sebelum Alkitab.”
1:16 Karena dari kepenuhan Satria Piningit, manusia semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Allah, Satria Piningitlah yang dinyatakan Alkitab.
1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
26:13 Yesus berkata kepada mu:” Sesungguhnya di mana saja Alkitab Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan Satria Piningit ini akan disebut juga untuk mengingat Satria Piningit.”
(Matius)
Imam mahdi menurut saya nanti yang akan mengajari orang utk mengekalkan Laa ilaha ilallah dihati setiap orang dengan cara sholat yang benar menurut Al-Qur’an.
Nantinya orang dari belahan dunia akan belajar kepada Indonesia. Sejak itulah Nusantara menjadi mercusuar dunia.
Saya sudah bertemu imam mahdi sejak 8 th lalu di salah satu kota di jawa timur tepatnya. Sejak pertemuan itu sinuhun mengajarkan tata cara sholat yg benar menurut Al-Qur’an. Pengalaman yg saya peroleh adalah batin yang selalu tenang. Dua kali saya lolos dari maut di jalan karena pertolongan Allah dan saya tidak mengalami luka sedikitpun malah lawan saya yang hancur lebur.
Sinuhun selalu dicari orang untuk membantu menyembuhkan penyakitnya dan juga mengajarkan isi Al-Qur’an.
Kenapa masyarakat dunia sekarang resah dengan segala kehidupannya karena mereka tidak pernah mengekalkan Allah dihatinya dalam sholat mereka.
Yang ngajarin tata cara sholat yang benar menurut alqur’an gelarnya adalah guru agama atau udztad. Banyak di antara mereka yang juga memiliki kelebihan lain, misalkan pandai menyembuhkan beberapa penyakit dengan bekal do’a dan jampi-jampi. Tapi jauh lebih bagus bila anda ke dokter saja biar orang menilai anda sebagai orang yang lebih intelek.
ada artikel yang nyambung dengan tulisan satrio piningit :
———————————————————–
Oh Negeriku Tercinta
Keadaanmu sakit dan menderita
Baik alam dan rakyat serta pemimpinnya
Rakyat sakit lahir ,batin ,pikiran, perasaan
Pemimpin dipilih dari rakyat untuk rakyat
Maka pemimpin adalah pilihan rakyat, karena dari rakyat
Jadi lah memimpin yang sakit yang memimpin rakyat negara sakit
Sakitlah semuanya keadaan negaraku, tanah airku
Tidak akan sembuh negaraku oleh sistem manusia sakit????
Negara , rakyat akan sembuh,
Jika di pimpin oleh pemimpin yang sehat lahir batin
Hanya pemimpin, pilihan Tuhan yang mendapatkan wahyu darinya
yang dapat menyembuhkan, memakmurkan, menjaga negeriku
rakyat nusantara……..adil, makmur, bahagia
negeri para dewa tidak akan mencontoh kemakmuran negerinya
hanya semua dengan bentuk kenikmatan ragawi dan nafsu?
Melainkan dapat mengangkat harkat martabat manusia ke tingkat yang lebih tinggi??
Sebagai manusia sempurna yang sesuci dengan ciptaan kreasi dari yang maha sempurna?
Sekarang negeriku, rakyat nusantara lagi menderita sakit parah,masih dalam UGD
menunggu Mujijat dari Tuhan untuk di sembuhkan……
tidak akan sembuh negeriku, rakyatku jika dengan cara sistem
yang di ciptakan oleh manusia manusia sakit…..
negeriku tidak mengenal demokrasi, negeriku mangenal kekuasaan tunggal(karena pemimpinnya manusia sempurna) negeriku , negeri para dewa, para manusia adi luhung,
yang kekuatannya bukan dari kecerdasan, materi ilmu pengetahuan duniawi saja.
melainkan dari kesadaran yang tercerahkan, kesadaran tertinggi sempuna lahir batin.
Sempurna yang diajarkan oleh para manusia sempurna
maka negeri ini akan berubah jika di pimpin dan diatur
oleh manusia sempurna …… maka sempurnalah, makmurlah, adilah, sejahteralah negriku
jika manusia yang tercerahkan , pilihan Tuhan, penjewatahan Tuhan
tidak muncul di permukaan bumi nusantra tercinta ini apa yang terjadi?????
gelap, gelap, gelap selamanya….
Sungguh miris melihat keadaan ini yang bakal terjadi
apakah negara ini akan dimusnahkan , termusnahakan , rata, diratakan, oleh karma buruk bangsa ini
keadaan kehancuran di depan mata, apakah kalian masih sakit dan buta, tidak mengenal hal itu??????
adakah dari sekian banyak rakyat yang sakit, segelintir orang yang masih sehat lahir batinnya????
jika masih ada? masih ada setitik harapan untuk negeriku agar tidak hancur.
Sekarang ini memimpin lahir dari sistim kekacauan
Bukan pemimpin dari kehendak rakyat
Pemimpin yang tumbuh dari, propraganda untuk mengendalikan suara rakyat
Suara rakyat yang terkibuli, terpasung, oleh sistim yang datang dari luar.
Rakyat tidak berkuasa apapun atas negrinya? Inilah negri yang terjajah oleh sistim.
Suara rakyat yang terbeli, tertipu, dipermainkan oleh sistim, dimana kuasamu, kamu tidak akan sadar karena sakit-sakit.
Pemimpin yang terpilih dari kemulyaan kesucian yang datang dari Tuhan
Di kawal oleh para leluhur mulya bangsa ini
Itulah pemimpin yang sanggup megembalikan kejayaan bangsa ini
Baik lahir batin, kesempurnaan, kemakmuran, keadilan, kesejahteraan dll
jadi berharap agar pemimpin semacam itu ada Untuk mengatur, memimpin, menjaga, negri ini beserta rakyatnya, agar sehat dulu, baru makmur, adil , terakhir sempurna sebagai manusia.
Yang memancarkan cahaya kemulyaan, kesucian, kebijaksanaan, kecerdasan, keadilan, kedamaian, kebahagian dari dalam dirinya ?.
Tidak ambisius, tidak dapat dikendalikan oleh apapun, apalagi oleh harta, kekuasaan, uang, kepentingan pribadi, karena dia telah mencapai kesempurnaan sejati
Menyatu dalam alam kenyataan sebenarnya ,menyatu dalam keabadian yang haqiqi, dialah yang memiliki bumi dan langit sebenarnya?
Memimpin dunia terlalu kecil bagi dirinya? Tidak mungkin dia memunculkan dirinya
Kecuali jika manusia memohon kepadanya? Harapan begitu???????
Jika rakyat yg tersadarkan memohon kepada yang Maha Kuasa agar hadir manusia Sempurna itu di negeri ini, maka cepat atau lambat pasti muncul jika rakyat indonesia memerlukannya?
Dia tidak memerlukan gelaran, kekuasaan, nama baik, pujian, harta, termasuk pengabdian, dia telah melampaui segalanya dalam pencapaian kesempurnaan diri yang tertinggi,
Dia itu manusia yang sempurna, telah melampaunya semua, termasuk agama, kepercayaan, pikiran dualitas, keimanan, kepercayaan.
Dia telah bersaksi akan jati dirinya yang sebenar benarnya?
Dia melampaui semuanya(kesaktian, kesucian, alam cahaya, alam dualitas, agama, kepercayaan, pokoknya keadaan manusia)
menyatu dengan yang abadi…… berada di alam yang sunyaluri, hening, yang sebenarnya, karena semuanya hilang ????? ada apa gerangan di alam ini ????? tidak ada yang sanggup mengutarakan? (bukan hening turunnya gelombang pikiran Lo) yang tidak ada gambaran, bentuk, suara, rasa energi, cahaya, kenangan, dia mencapai ke suatu keadaan, yang tidak dilahirkan di ciptakan.
Semoga negeriku, duniaku Negriku di-Pimpin olehnya dan ada di dunia ini, manusia semacam itu , dia telah menyatu melebur dengan sang pencipta, penghancur dan pemilihara dalam dirinya, dia yang bisa menggerakan kuasanya itu karena dia berkuasa atasnya……. Dialah yang melampauai…. Tidak ada kata kata, gambaran lagi…….. dia telah mengalami semua perjalanan sebagai manusia yang menuju ke alam sempurna, hening sunyaluri, ada dan tiada, semoga manusia semacam ini membimbing dan hadir serta berada pada masa kehidupanku agar aku sebagai manusia tercerahkan terbimbing olehnya, dari semua dogma, ajaran, kepercayaan, agama, keyakinan yang semuanya hanya dibicarakan katanya, menjadi jelas dan nyata karena dialah yang sanggup menerangkan, dia yang berhak untuk memberikan pencerahan , dia cahaya kehidupan untuk manusia , dunia ini memerlukan pemimpin yang betul mengalami setiap perjalan menuju kesempurnaan jati dirinya…. Dia yang di tunggu dan diharapkan…..
Dialah senyatanya Sang –HUUUUUUUU-mmmmmmmmmmm
Dia manusia tapi bukan manusia
Dia Maha Terang tapi bukan cahaya
Dia Ada tapi samar dan gaib
Manusia semacam ini tidak akan muncul dari kelompok agama, kepercayaa, atau kelompok macam apalah yang ada di dunia, dia telah meliputi alam semesta. Dia-lah yang telah mengESAkan dirinya, dia ada dimana mana? Dia yang terasing dan terpingit dari pandangan manusia sakit, rendah. Tak terjangkau oleh sebagian besar umat manusia 99.999999% jumlah manusia di bumi tidak mengenalnya??????? Kali hanya yang Maha Kuasa saja yang mengenalnya . mungkin-mungkin? Yang masih mengandalkan, dogma, pikiran, baik buruk, benar salah, agama dll yang masih bingung, sakit, mencari, belajar,menghayati, mana bisa mengenalnya. Dia rahasia dari yang ter-rahasia, dia gaib dari ter-gaib, dia samar tapi sangat nyata, dia manusia tapi bukan manusia karena pencapaiannya? Pasti ada dia- pasti ada dia, karena alam semesta masih ada karena dia ada juga.
Jakrta 5/25/2014
Haris Sg
dan lagi :
Negaraku sedang sakit
Suatu negara ditentukan oleh rakyatnya, rakyatnya ditentukan oleh kualitas manusianya, manusianya ditentukan oleh kualitas pendidikan, pendidikan ditentukan oleh kualitas gurunya, gurunya di tentukan oleh kualitas ilmunya, ilmunya di tentukan oleh yang menciptakan ilmunya, kualitas ilmunya ditentukan oleh manusia yang telah mencapainya, kualitas pencapaian ditentukan oleh kualitas dirinya dalam pencapaian, pemahaman, pengertian, dan pengamalannya. Dialah ujung dari semua nya ? siapa dia yang
sebenarnya, adalah pembimbing sempurna.
Jika pembimbing sempurna ada , maka akan mengajarkan kesempurnaan.
Membuktikan kesempurnaan, membuktian alam perbuatan nya.
Pembimbing sempurna dia yang telah sampai ke tujuan yang Haqiqi.
Hanya dialah yang mengetahuinya.
Karma perbuatan bisa terjadi karena diri sendiri, kelompok, organisasi, masyarakat, rakyat suatu negara dan manusia dunia, semua karmanya akan mempengaruhi dunia, negara lingkungan dan keseluruhan yang ada di sekitarnya? Semua berdampak. Dari tanaman karma dan pasti akan berbuah karma itu, buahnya akan sama dengan apa yang mereka tanam perbuat. Jika tanaman yang ditanam bibit unggul pasti buahnya uanggul dan lezat atau sebaliknya.
Manusia dalam hidupnya tidak akan mengetahui tujuan hidup yang sebenarnya, jika tidak ada yang menghantarkan dan menunjuki kearah itu… manusia sebagai rakyat hanya-lah pengikut, mengikuti apa yang diajarkan dan mereka percayai…..
masyarakat tidak untuk menjadi penentu, yang menjadi penentu adalah yang mereka percaya, yakini, imani, nah siapa yang menciptakan semua itu agar di ikuti, di yakini, di imani oleh rayat? Rakyat hanya mengikuti, membela dengan membabi buta, semua bisa dikendalikan, di hipnotis massal, apa melalui media, cetak, TV, radio, film, propaganda apapun bentuk caranya, agar mereka menjadi tertib? Terkendali , terkuasai oleh mereka yang mengendalikan,
hanya segelitir orang yang memberontak menolak pengendalian itu, mereka menginginkan kebebasan dari pengendalian, propaganda, dogma yang mencekokinya, mereka mencari pencerahan agar mereka tercerahkan jika berhasil, jika tidak mereka yang terasing di dunia asing ini.
Keadaan negaraku ditentukan oleh karma rayaknya sendiri, pemimpinnya, ini ditentukan oleh kualitas dirinya masing masing manusia sebagai penghuni. Apapun yang dirasakan sekarang adalah hasil dari tindakan, perbuatan karma masa lalu bangsaku, jika terus terpuruk dan jatuh rendah kualitas bangsaku, berarti bangsaku dan rakyatnya pada masa lalu menanam bibit yang jelek, buruk sekaranglah panennya?
Negara dan rakyatnya akan berubah keadaannya jika semua penghuninya rakyatnya, manusianya berubah, maka karma perubahan itu akan merubah nasib, kualitas negara dan bangsa , rakyatnya.
Rakyat hanya mengikuti perintah pemimpinnya, negaraku dari dulu menganut sistim negara tunggal otoriter, karena yang memimpin manusia adiluhung, sempurna, telah mengenal dirinya, maka dia mengenal rakyat, negara dan alamnya, bisa dilihat dari tata cara adat istiadatnya, seperti tumpengan, kerucut bukan?, hanya satu yang diatas, karena kebijaksana-annya pembagian kekuasan berdasarkan keahliannya antara para pandita yang mengurus apa? Raja mengurus apa, dsb, akan tetapi jika raja sempurna dialah yang bertanggung jawab secara penuh lahir batinnya kepada negara bangsa, rakyat, dunia, baik dunia tumbuhan, binatang, mahluk gaib, semua yang ada di daerah kekuasaan-nya dia sanggup memimpin.
Itu kalau bedasarkan manusia yang sempurna, karena dia mengetahui semua alam, dia harus memimpin, tetapi rakyat biasa tidak mengetahuinya hanya sang raja yang sempurnalah yang tahu akan itu.
Begitu besar kuasa dan tanggung jawabnya, semuanya akan sanggup di jalani, karena dia telah sempurna…. Dengan sendirinya kekuatan, cahaya energi kesempurnaan yang ada pada dirinya akan terpancar keluar menerangi negara, rakyat, dan alamnya, untuk menghilangkan kekuatan kegelapan, kebodohan, keliaran, kekacauan negara dan rakyatnya….. karena Dia telah menyatu dengan dirinya, Dia telah sempurna dengan dirinya, apapun yang ia ucapakan langsung terjadi, apapun yang ia dengar ..mendengarkan semua getaran mahluk hidup, apa itu suara hati manusia, binatang, tumbuhan, alam gaib dsb…
Dia menjadi pemimpin untuk semua mahluk yang ada di dalam kuasanya, semuanya tunduk kepadanya karena pancaran cahaya Kesucian dan pengalaman hidupnya yang tersurat tersirat dari kekuatan energi cahaya yang terpancarkan dari dalam DiriNya……
Sungguh enak tenan memiliki pemimpin semacam itu, karena negara , rakyat akan diurus dengan sempurna, telaten, karena negara dan rakyat alam-nya merupakan perwujudan diri si pemimpin sempurna itu sendiri, pasti tidak akan mengecewakan yang di pimpinnya, semua akan terangkat terselamatkan termakmurkan terlindungi karena keberadaan dirinya itu. Pantas lah dunia kan menjadi surga karena penuh kenyamanan, kedamaian, kebahagiaan, karena pemimpin sudah mencapai keadaan itu semua.
Jika pemimpin semacam itu ada, apa perlu rakyat memberikan masukan kepada sang pemimpin, ya enggalah, dia berada jauh dari tingat kecerdasan rakyat, rakyat hanya diam saja pasti akan di sajikan keadaan, situasi, yang menyenangkan.
Bagaimana rakyat yang masih rendah kesadaran , ilmunya akan memberikan masukan kepada pemimpin yang telah sempurna, makanya jika ada pemimpin semacam ini tidak perlu ada demokrasi, wah kalau demokrasi semua rakyat berbicara tanpa sadar kualitas dirinya, ingin didengar padahal mereka lagi ngigau sakit…. Kacaulah keadaan dunia……..
Serahkan pasrahkan kepadanya, karena dia tidak memerlukan apapun dari keadaan dunia, dia telah tercukupi segala galanya, jadi perhiasan keadaan dunia tidak mungkin mengotori ,menarik dirinya???? Dan tidak menarik lagi dunia ini bagi beliau.
Kita sebagai manusia, negara, rakyat yang sangat beruntung memiliki pemimpin semacam itu. Hanya susah dan amat susah, tapi dia ADA, hanya kita yang tidak tahu saja, bagaimana akan tahu hal itu , manusia telah di sibuk-kan oleh masalah hidupnya sendiri,tidak sempat untuk berbenah mensucikan diri, mengusir kegelapan diri, maka tidak akan berjumpa dan menjumpainya.
Kalau ingin berjumpa semua harus serempak masyarakat, manusia untuk berdoa mengharap sambil berbenah diri, merubah diri, mensucikan diri, dengan sadar tanpa paksaan, dengan kualitas meningkat masyarakat, manusia, maka gelombang keadaan sang pemimpin itu akan ketahuan ter-deteksi, dan bisa mendeteksi dimana keberadaanya, ibarat radio, tv, Hp dengan repeater dan operatornya…..
Kalau kita tidak ada hp, radio, tv sebagai alat penangkap signal-
nya tapi operator memancarkan gelombang energinya, ya dablek ga tau apa apa.
Saya berharap untuk merubah keadaan suasana negeri, negara, bangsaku dan rakyatnya, dengan di pimpin dan di kendalikan oleh manusia semacam itu, barulah negara akan makmur menjadi negara yang berdasarkan kesempurnaan se-suci dengan maksud tujuan diciptakan tercipta manusia dan alam ini oleh Sang Pencipta, hanya sang pemimpin yang sudah melebur dengan Sang pencipta-lah yang sanggup merubah semuanya itu, jika tidak, ya ada masa gelam ada masa maju, ada masa gelam lagi, ada masa kebodohan lagi semuanya akan turun dengan sendirinya dan naik jika sudah mentok, dan berputar terus semacam itu, itulah keadaan bangsa yang berputar di antara karma bangsa dan rakyatnya?
Semoga ada perubahan agar kita dapat mandiri dari kesadaran sempurna bukan pandangan nilai yang di dapati dari manusia yang memuja duniawi, akan berbeda pandangan jika ada manusia sempurna karena kesempurnaan itulah yang akan diterapkan di sampaikan kepada kita semua….
Kalau ada yang mengatakan dimana ada manusia sempurna???? Ah itu karena dia tidak sempurna dan bodoh, jadi untuk membela dirinya itulah kata kata yang di ucapkan?
Ada katanya, Sebutan-nya, pasti ada wujudnya, hanya kita tidak tahu saja.
Keberadaan manusia sempurna selalu ada, kalau tidak ada, dunia ini sudah hancur, siapa yang memelihara dan menjaganya??? Ya DIA….. Yang di Pingit
Dari dunia rendah, paham rendah, pikiran rendah,tidak akan tahu, hanya manusia yang tercerahkan terpilihlah bisa mengetahuinya.
Saya harap, tunggu, mohon, pemimpin semacam ini yang tersembunyi disembunyikan dirahasiakan oleh kemulyaan kesucian kesempurnaannya dapat muncul memperkenalkan dirinya agar saya yang mengharap kehadirannya merasakakan manfaat , mengerti, memahami,sebagai manusia yang diciptakan sesuai maksud tujuan dari sang pencipta, hanya dialah yang sanggup membuka buku rahasia itu.
Buku rahasianya itu berada dalam dirinya, karena dirinya yang mengalami menulis semua kejadian pengalaman dalam perjalanan menuju kesempurnaan itu sendiri, dia menghidupi, menghayati, memahami, mempraktekan ilmunya sampai dia sampai ke tujuan yang rahasia ter-rahasia dari rahasia yang ada, bagi dia yang mencapainya sudah tidak rahasia lagi, karena dia sudah mengetahuinya.
——————————————-
Haris Sg
25/5/2014
The Seeker (SANG PENCARI)
Dengan kontemplasi yang sangat mendalam menyelami ke dalaman sukma dan qalbu. Kontemplasi tinggi yang menembus dinding-dinding cakrawala dan segala batas pandang (indra). Pada akhirnya dapat dipastikan bahwa Sang Pencari menemukan apa yang dicarinya. Dengan penuh kearifan dan kebaikan hatinya, Sang Pencari menyampaikan kepada kita semua bagaimana cara berfikir yang benar, cara memandang dan bersikap yang benar dalam menyikapi kehadiran sosok “manusia sempurna” yang sudah berada di tengah-tengah kita.
Cakra Ningrat memberi apreasiasi yang tinggi kepada Bpk Haris Sg atas pencapaiannya sebagai orang yang “tercerahkan.” Kepada Tim Admin dan seluruh warga setia blog SPTM, saya menghimbau agar mencermati dengan sebaik-baiknya apa yang telah disampaikan oleh Sang Pencari. Terima kasih.