Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all 1300 articles
Browse latest View live

Putin: Rencana Illuminati Menggunakan Islam Untuk Memicu Perang Dunia 3

$
0
0

Putin says the illuminati plan to use Islam in order to spark World War 3
Mereka ingin Anda tetap mengabaikan kebenaran: bahwa Illuminati menggunakan Umat Islam dalam rangka mencapai tujuan akhir mereka – untuk menghancurkan Barat seperti yang kita tahu, dan mengantar New World Order.

Posted on April 2, 2016 oleh Baxter Dmitry di Berita, Dunia // 14 Comments
Putin mengatakan rencana Illuminati menggunakan Islam untuk memicu Perang Dunia 3

Vladimir Putin yang berani, bertekad untuk menghancurkan Illuminati, menggambarkan kehancuran organisasi yang paling sulit dipahami di dunia sebagai ‘warisan paling penting’ ,ia mungkin bisa tinggalkan, dan menurut sumber Kremlin ia memahami peran Islam dalam rencana Illuminati untuk memulai Perang Dunia 3.

Di Rusia ada pepatah lama yang kurang lebih artinya ‘Jika Anda tidak memahami masa lalu, Anda tidak akan mampu memahami sekarang, atau membentuk masa depan.’ Putin hidup dengan pepatah ini. Menurut sumber yang dipercaya, ia telah mempelajari sejarah Illuminati sehingga ia bisa memahami rencana mereka dan menghancurkan organisasi invasif ini sebelum akarnya dan cabang yang tersebar terlalu jauh dan luas  di seluruh dunia

Albert Pike memprediksi urutan  perang dunia tiga’ adalah kepentingan tertentu. Albert Pike adalah pimpinan Illuminati Grand Wizard, Luciferian yang terkenal, dan Jenderal Konfederasi dalam perang sipil Amerika. Pada tahun 1880-an ia secara terbuka menyatakan bahwa Islam akan menjadi komponen utama dalam Perang Dunia 3, dan bahwa Illuminati akan memimpin Islam ke dalam konfrontasi langsung dengan Barat.

Kita telah melihat apa yang telah dilakukan New World Order dengan Islam. Mereka telah menggunakannya untuk memicu krisis, benturan peradaban. Jangan salah, Illuminati menggunakan Islam untuk mencapai tujuan.

Hal ini didokumentasikan bahwa Albert Pike menulis surat kepada teman pada tahun 1871 menguraikan dari tiga perang dunia.  Final dan terbesarnya adalah: Perang Dunia III. Menurut teman dekat dari Putin, ia percaya surat ini jauh lebih dari sekedar korespondensi sederhana di antara teman-temannya. Dia percaya itu berfungsi sebagai cetak biru (desain) yang merinci apa yang akan terjadi dalam perang terakhir, dan itu sedang diikuti oleh Illuminati untuk hari ini.

Dalam hal ini terkenal surat / cetak biru, Albert Pike ( http://yournewswire.com/albert-pike-letter-reveals-illuminati-plan-for-world-war-3/)  dicatat mengatakan Program militer mungkin mengambil 100 tahun atau sedikit lebih lama untuk mencapai hari ketika orang-orang yang mengarahkan konspirasi di atas akan mahkota pemimpin mereka Raja-raja lalim dari seluruh dunia, dan memaksakan kediktatoran totaliter Luciferian pada apa yang tersisa dari umat manusia.

Pike tampaknya menunjukkan konspirasi untuk memulai perang sehingga Antikristus dapat meng-upgrade ke posisinya sebagai penguasa dunia.
Surat Pike juga rincian spesifik dari dua perang dunia pertama – dengan akurasi yang menakutkan:

“Perang Dunia I harus membeli sekitar untuk mengizinkan Illuminati untuk menggulingkan kekuasaan Tsar di Rusia dan membuat negara itu benteng komunisme ateis.”

“Perang Dunia kedua akan berjuang untuk dua alasan. Untuk mendirikan Negara Israel, dan untuk memperluas kontrol komunis di Eropa. ”

“Perang Dunia III harus digerakkan dengan mengambil keuntungan dari perbedaan antara Zionis politik dan para pemimpin dunia Islam.”

Menurut Pike, Islam akan menjadi faktor utama dalam kejatuhan Barat. Islam kemudian akan hancur sendiri, memungkinkan untuk agama baru Luciferianism untuk menyebarkan di bumi. Semua Muslim akan jatuh untuk sistem ini. Tidak ada seorang Muslim pun di bumi ini yang tidak akan tunduk kepada agama New World Order, menurut nubuat sejarah Pike.

Islam hanyalah alat Illuminati untuk menghancurkan Barat. Mereka mengikuti cetak biru Pike ketika mereka menghancurkan World Trade Centre pada tahun 2001 dan menyalahkan itu pada umat Islam. Krisis yang akan datang adalah pemenuhan nubuat lama ditunggu. Seperti Albert Pike telah diprediksi, Islam adalah agama yang digunakan untuk memicu krisis.

Dan seperti yang kita semua tahu, dari titik bahwa hal-hal hanya mendapat buruk. Apa faktor umum setiap kali Anda melihat krisis? Siapa di balik itu?

Islam.

Dan Illuminati ingin Anda percaya itu adalah inheren masalah dengan Islam. Mereka ingin Anda tetap mengabaikan kebenaran: bahwa mereka menggunakan agama untuk mencapai tujuan akhir mereka – untuk menghancurkan Barat seperti yang kita tahu, dan mengantar New World Order.

Ini semua telah dipetakan. Kita telah melihat apa yang mereka lakukan dengan krisis migran, dan dengan serangan teror, dan sebagainya. Mereka menggunakan Islam untuk membangkitkan pot. Hanya melalui pemahaman sejarah Illuminati mungkin kita bisa memahami keadaan dunia sekarang ini, dan pastikan Illuminati tidak membentuk masa depan kita.

AboutLatest Posts
Baxter DmitryBaxter Dmitry
Baxter Dmitry
Penulis di Kawat Berita Anda
Bergairah tentang olahraga bermotor, sejarah militer dan kebenaran, Baxter telah melakukan perjalanan di lebih dari 80 negara dan memenangkan argumen di setiap satu.

Original Teks:

Putin: Illuminati Plans To Use Islam To Spark World War 3

They want you to remain ignorant of the truth: that the illuminati are using Islam in order achieve their ultimate goal – to destroy the West as we know it, and usher in a New World Order.

Posted on April 2, 2016 by Baxter Dmitry in News, World // 14 Comments

Putin says the illuminati plan to use Islam in order to spark World War 3

Brave Vladimir Putin is determined to destroy the Illuminati, describing the destruction of the world’s most elusive organisation as the ‘most important legacy’ he could possibly leave behind, and according to Kremlin sources he understands the role of Islam in the Illuminati’s plan to start World War 3.

In Russia there is an old saying that roughly translates to ‘If you don’t understand the past, you won’t be able to understand the present, or shape the future.’ Putin lives by this saying. According to sources he has been studying the history of the Illuminati so he can understand their plans and destroy the invasive organisation before its roots and branches spread too far and wide around the world and it becomes too late.

Albert Pike’s ‘sequence of three world wars prediction’ is of particular interest. Albert Pike was a top Illuminati Grand Wizard, a notorious Luciferian, and a General for the Confederacy in the American civil war. In the 1880s he openly stated that Islam will be the central component in World War 3, and that the Illuminati will lead Islam into direct confrontation with the West.

We have already seen what the New World Order has done with Islam. They have used it to foment a crisis, a clash of civilisations. Make no mistake, the Illuminati is using Islam to achieve its goals.

It is documented that Albert Pike wrote a letter to a friend in 1871 outlining the final and largest of the three world wars – World War III. According to close friends of Putin, he believes this letter is much more than simple correspondence between friends. He believes it serves as a blueprint that spells out exactly what will happen in the last war, and it is being followed by the Illuminati to this day.

Sponsored by RevcontentTrending Now

Indonesia: Watch This Shocking Video Before…
Aussie Method

Controversial ‘Genius Drug’ Used by Rich Pe…
HealthNewsNation

Indonesia Most Powerful People Tryin…
The Aussie Method

Men, No Need for Viagra If You Do This
ED Miracle

Bogor, Indonesia: Watch This Video Befo…
The Aussie Method

Indonesia: Watch This Video Before It Gets B…
The Aussie Method

Better Than Botox? Get Rid Of Wrinkles In Tw…
HealthNews24

Grandmother Reveals Her Secret: Don’t Use …
HealthNews24.co

New “Limitless Pill” Takes Internet by Storm
Health News Nation

I Overheard My Coworker Saying: “Th…
Today’s Diets TV
In this notorious letter/blueprint, Albert Pike is recorded as saying his military program might take 100 years or a little longer to reach the day when those who direct the conspiracy at the top will crown their leader King-despot of the entire world, and impose a Luciferian totalitarian dictatorship upon what is left of the human race.

Pike seems to indicate a conspiracy to start a war so that the Antichrist can ascent to his position as world ruler.
Pike’s letter also details the specifics of the first two world wars – with chilling accuracy:

“World War I must be bought about in order to permit the Illuminati to overthrow the power of the Tsars in Russian and of making that country a fortress of atheistic communism.”

“The second World War will be fought for two reasons. To establish the State of Israel, and to expand communist control over Europe.”

“World War III must be fomented by taking advantage of the differences between the political Zionists and the leaders of the Islamic world.”

According to Pike, Islam will be the central factor in the downfall of the West. Islam will then be decimated itself, allowing for the new religion of Luciferianism to spread on the earth. All Muslims will fall for this system. There isn’t a single Muslim on this earth who will not submit to the religion of the New World Order, according to Pike’s historical prophecies.

Islam is merely the Illuminati’s tool to destroy the West. They followed Pike’s blueprint when they destroyed the World Trade Centre in 2001 and blamed it on Muslims. The crisis that would come was a long awaited prophetic fulfilment. As Albert Pike had predicted, Islam was the religion used to foment a crisis.

And as we all know, from that point things only got worse. What is the common factor every time you see a crisis? Who is behind it?

Islam.

And the Illuminati want you to believe it is inherently a problem with Islam. They want you to remain ignorant of the truth: that they are using the religion to achieve their ultimate goal – to destroy the West as we know it, and usher in a New World Order.

It has all been mapped out. We have seen what they are doing with the migrant crisis, and with terror attacks, and so on. They are using Islam to stir the pot. Only through understanding the history of the Illuminati can we possibly understand the present state of the world, and make sure the Illuminati does not shape our future.

AboutLatest Posts
Baxter DmitryBaxter Dmitry
Baxter Dmitry
Writer at Your News Wire
Passionate about motor sports, military history and the truth, Baxter has travelled in over 80 countries and won arguments in every single one.

 

Source:

http://yournewswire.com/putin-illuminati-plans-to-use-islam-to-spark-world-war-3/

 



NASA mengklaim: Puluhan peradaban kuno maju runtuh sebelum kita

$
0
0

Selasa, 9 Februari, 2016 03:20, Diposkan oleh Admin 0 | BERITA

NASA mengklaim: Puluhan peradaban kuno maju runtuh sebelum kita

Apakah mungkin bahwa seperti banyak peradaban maju lainnya di masa lalu, kita juga sedang menuju keruntuhan yang akan datang? Adalah runtuhnya masyarakat segera? Ini adalah beberapa pertanyaan penelitian dari NASA bertujuan penjawab. Studi, sebagian disponsori oleh Goddard Space Flight Center menunjukkan bahwa peradaban seperti yang kita tahu bisa datang tiba-tiba berakhir dalam beberapa dekade mendatang karena sejumlah faktor.

Jika kita melihat kembali sejarah, 3000 – 5000 tahun, kita akan menemukan catatan sejarah yang jelas menunjukkan kepada kita bagaimana canggih dan kompleks peradaban hanya sebagai rentan runtuh seperti kita hari ini. Pola yang sedang berlangsung ini telah menyebabkan para peneliti mempertanyakan keberadaan masa depan masyarakat dan peradaban seperti yang kita tahu.

Jika kita melihat kembali jauh ke masa, lebih dari 10.000 tahun, kita akan menemukan bukti peradaban maju yang mungkin mendahului Pra-Inca, Olmec, dan peradaban Mesir Kuno, belum lagi peradaban kuno maju lainnya di Mesopotamia kuno.

Sulit untuk mengabaikan pola berulang diidentifikasi oleh para ahli di sebagian besar peradaban tersebut dan studi NASA didanai adalah bukti yang jelas dari jalan peradaban kuno di bumi telah diambil selama ribuan tahun. Hal ini dianggap oleh banyak orang sebagai tanda yang jelas-jelas menyatakan bahwa peradaban kuno telah ulang beberapa kali.

Faktor-faktor ini telah terus mengulangi diri mereka sendiri dan telah pelakunya untuk peradaban kuno sebelum kita. Dalam laporan tersebut, diterapkan matematika Safa Motesharri dan “Manusia dan Alam dinamis” model mengklaim bahwa “proses kenaikan-dan-runtuhnya sebenarnya adalah siklus berulang yang ditemukan sepanjang sejarah.”

“Jatuhnya Kekaisaran Romawi, dan sama-sama (jika tidak lebih) maju Han, Maurya, dan Gupta Empires, serta begitu banyak Empires Mesopotamia canggih, semua kesaksian kepada fakta bahwa maju, canggih, kompleks, dan peradaban kreatif dapat menjadi rapuh dan tidak kekal. “

Studi ini sampai pada kesimpulan bahwa ada dua fitur sosial kunci yang memberikan kontribusi terhadap runtuhnya setiap peradaban maju tunggal dari masa lalu: “peregangan sumber daya karena ketegangan ditempatkan pada daya dukung ekologis”; dan “stratifikasi ekonomi masyarakat menjadi Elites [kaya] dan Misa (atau” Jelata “) [miskin]” ini fenomena sosial telah memainkan “peran sentral dalam karakter atau dalam proses keruntuhan,” dalam semua kasus tersebut selama “lima ribu tahun terakhir.”

Meskipun peradaban kita berada pada tahap teknologi yang sangat maju, ini tidak berarti bahwa kita diselamatkan dari kekacauan dekat. Dalam studi tersebut kami menemukan bahwa “Perubahan teknologi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, tetapi juga cenderung menaikkan kedua per kapita konsumsi sumber daya dan skala ekstraksi sumber daya, sehingga, efek kebijakan tidak ada, kenaikan konsumsi sering mengimbangi peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya. “

Salah satu contoh terbaik dari canggih kuno menghilang peradaban dapat ditemukan di Mesoamerika.

Jika kita melihat pada Maya kuno yang peradaban kuno yang sangat canggih kita menemukan bahwa beberapa faktor memainkan peran penting untuk kerajaan ini besar sekali runtuh akhirnya. Sementara sebagian peneliti akan setuju bahwa Deforestasi, Kelaparan dan Kekeringan di mana beberapa komponen kunci dalam kegagalan Maya kuno, kita menemukan pola yang sama di peradaban lain, tidak hanya saya Amerika, tapi di seluruh dunia.

Motesharrei dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa di bawah kondisi “erat mencerminkan realitas dunia hari ini … kita menemukan bahwa runtuhnya sulit untuk menghindari.” Pada bagian pertama dari skenario ini, peradaban:

“…. tampaknya berada di jalur yang berkelanjutan untuk waktu yang cukup lama, tapi bahkan menggunakan tingkat deplesi optimal dan dimulai dengan jumlah yang sangat kecil dari Elites, yang Elites akhirnya mengkonsumsi terlalu banyak, mengakibatkan kelaparan di tengah Jelata yang akhirnya menyebabkan runtuhnya masyarakat . Penting untuk dicatat bahwa ini Jenis-L runtuhnya ini disebabkan oleh kelaparan ketimpangan-diinduksi yang menyebabkan hilangnya pekerja, daripada runtuhnya Nature. “

Sebuah video yang melengkapi artikel

https://www.youtube.com/watch?v=5yZhh2leRJA

NASA claims: Dozens of advanced ancient civilizations collapsed before us

Is it possible that just like many other advanced civilizations in the past, ours too is heading towards an impending collapse? Is the collapse of society imminent? These are some of the questions a study from NASA aims at answering. The study, partly sponsored by the Goddard Space Flight Center suggests that civilizations as we know it could come to an abrupt end in the coming decades due to a number of factors.

If we look back in history, 3000 – 5000 years, we will find a historical record that clearly shows us how advanced and complex civilizations were just as susceptible to collapse as we are today. This ongoing pattern has led researchers to question the future existence of society and civilization as we know.

If we were to look back further back in time, over 10,000 years, we would encounter evidence of advanced civilizations that possibly predate the Pre-Inca, Olmec, and Ancient Egyptian civilization, not to mention other advanced ancient civilizations in ancient Mesopotamia.

It is difficult to overlook the repeating patterns identified by scholars in most of these civilizations and the NASA funded study is clear evidence of the path ancient civilizations on EArth have taken for thousands of years. This is considered by many people as a sign that clearly states that ancient civilizations have reset a number of times.

These factors have kept on repeating themselves and have been the culprit for ancient civilizations before us.  In the report, applied mathematician Safa Motesharri and his “Human and Nature Dynamical” model claims that “the process of rise-and-collapse is actually a recurrent cycle found throughout history.”

“The fall of the Roman Empire, and the equally (if not more) advanced Han, Mauryan, and Gupta Empires, as well as so many advanced Mesopotamian Empires, are all testimony to the fact that advanced, sophisticated, complex, and creative civilizations can be both fragile and impermanent.”

The study came to the conclusion that there are two key social features that contributed to the collapse of every single advanced civilization from the past: “the stretching of resources due to the strain placed on the ecological carrying capacity”; and “the economic stratification of society into Elites [rich] and Masses (or “Commoners”) [poor]” These social phenomena have played “a central role in the character or in the process of the collapse,” in all such cases over “the last five thousand years.”

Even though our civilizations is at a very advanced technological stage, this does not necessarily mean that we are saved from imminent chaos. In the study we find that “Technological change can raise the efficiency of resource use, but it also tends to raise both per capita resource consumption and the scale of resource extraction, so that, absent policy effects, the increases in consumption often compensate for the increased efficiency of resource use.”

One of the best examples of advanced ancient civilizations disappearing can be found in Mesoamerica.

If we take a look at the ancient Maya who were an extremely advanced ancient civilization we find that several factors played a crucial role for this once great empire to crumble eventually. While most researchers would agree that Deforestation, Famine and Drought where some of the key components in the failure of the ancient Maya, we find a similar pattern in other civilizations, not only I the Americas, but around the globe.

Motesharrei and his colleagues conclude that under conditions “closely reflecting the reality of the world today… we find that collapse is difficult to avoid.” In the first of these scenarios, civilization:

“…. appears to be on a sustainable path for quite a long time, but even using an optimal depletion rate and starting with a very small number of Elites, the Elites eventually consume too much, resulting in a famine among Commoners that eventually causes the collapse of society. It is important to note that this Type-L collapse is due to an inequality-induced famine that causes a loss of workers, rather than a collapse of Nature.”

A video that complements the article

Source:

NASA claims: Dozens of advanced ancient civilizations collapsed before us


INDONESIA KEMUNGKINAN BESAR ASAL PERADABAN ARSITEKTUR PIRAMIDA DUNIA, BUKAN MESIR

$
0
0

INDONESIA KEMUNGKINAN BESAR ASAL PERADABAN ARSITEKTUR PIRAMIDA DUNIA, BUKAN MESIR

(Foto: Indonesian Borobudur by Dale Johnson)

Kamis, 11 April 2002, Robert Dick-Read, peneliti sejarah purba dari London, tengah bekerja di depan komputernya. Sebuah surat elektronik masuk. Dari koleganya, Profesor Giorgio Buccellati, seorang arkeolog senior dari University of California Los Angeles (UCLA), yang sejak tahun 1976 aktif memimpin satu tim ekspedisi arkeolog mengeksplorasi wilayah sekitar Mesir.

Dalam suratnya, Buccellati mengaku kaget sekaligus kagum. “Saya menemukan sebuah porselen cekung yang diselimuti tanah bercampur pasir agak tebal. Setelah dibersihkan, ada fosil sisa-sisa tumbuhan mirip cengkeh di atasnya. Saya yakin itu cengkeh. Namun saya harus mengkonfirmasi temuan ini pada kolega saya, Dr. Kathleen Galvin, seorang ahli pelobotani (botani purba) yang pasti mengenal tumbuhan ini dengan baik.

Buccellati saat itu tengah melakukan penggalian di atas tanah bekas rumah seorang pedagang yang berasal dari masa 1.700 SM di Terqa, Eufrat Tengah. Galvin SEGERA DATANG. Setengah tak percaya, Galvin memastikan bahwa itu memang fosil tumbuhan cengkeh.

Kedua pakar tersebut kaget dengan temuannya. Sebagai pakar, mereka mengetahui jika tumbuhan tersebut hanya bisa hidup di satu tempat di muka bumi, yakni di Kepulauan Maluku, sebuah pulau kecil di antara belasan ribu gugusan pulau yang disebut Nusantara. Temuan Buccellati yang tergabung dalam The International Institute for Mesopotamian Area Studies (IIMAS) tersebut mengindikasikan bahwa di masa sebelum masehi, para pedagang sekitar Maluku telah sampai di daratan Mesir.

Sebuah penemuan arkeologi di Nusantara setelah Buccellati, mengimbangi penemuan cengkeh di Mesir. “Arkeolog berkebangsaan Inggris menemukan sisa-sisa biri-biri atau kambing di situs bekas pemukiman pada masa yang kurang lebih sama (1.500 SM) di pulau yang lebih jauh, yaitu pulau Timor yang berjarak beberapa ratus mil di sebelah selatan Kepulauan Maluku.”

Kedua temuan tersebut membuktikan kepada kita bahwa di masa sebelum masehi, di zaman para nabi-nabi, pelaut-pelaut Nusantara telah melanglang buana menyeberangi samudera dan menjalin hubungan dengan warga dunia lainnya. Bahkan Dick Read meyakini bahwa sistem pelayaran, termasuk perahu-perahu, dari para pelaut Nusantara-lah yang menjadi acuan bagi sistem dan bentuk perahu banyak negeri-negeri lain di dunia. Keyakinan ini diamini oleh sejumlah arkeolog dan sejarawan senior seperti Dr. Roland Oliver.

Nusantara merupakan gugusan belasan ribu pulau yang terletak di lokasi paling strategis di dunia dipandang dari sudut manapun. Inilah cikal bakal negara kesatuan Republik Indonesia. Nama “Indonesia” sendiri, yang berarti “Pulau-pulau India”, diberikan kepada kepulauan itu oleh seorang etnolog Jerman, dan telah dipakai sejak 1884. Awalnya Indonesia adalah nama geografis untuk menyebut semua pulau antara Australia dan Asia, termasuk Filipina. Gerakan nasionalis Indonesia mengambilnya dan membuatnya menjadi nama resmi untuk republik mereka pada 1945 dan 1949.

Nusantara atau Indonesia merupakan sebuah bangsa besar dan pernah memimpin peradaban dunia. Bangsa ini pernah menjadi pemimpin bagi dunia dagang dunia, di mana para pedagang Cina misalnya sangat tergantung pada pelaut-pelaut Nusantara. Bahkan sebuah literatur klasik Yunani Periplous tes Erythras Thalasses (70 M), yang terbit sebelum Rasulullah saw lahir, telah menulis suatu daerah bernama Chryse, sebuah nama Yunani untuk “Pulau Emas” atau dalam bahasa Sanskrit bernama “Swarna Dwipa”. Ini adalah nama lain bagi Pulau Sumatera.

Ptolomeus, seorang ahli navigasi Iskandariyah, juga pernah menyebut nama tersebut dengan istilah Chrysae Chersonesos yang mangacu pada semenanjung Barus, sebuah kampung kuno penghasil kapur barus yang diekspor ke Mesir sejak zaman Firaun, yang terletak di bagian utara Sumatera Utara.

Bahkan secara penuh kontroversial, nama Nusantara atau Indonesia ikut nimbrung sebagai salah satu kandidat lokasi tempat Benua Atlantis yang hilang, selain tentu saja nama-nama lokasi seperti Pulau Kreta di Yunani, Andalusia, Santorini, Tanjung Spartel, Siprus, Malta, Ponza, Sardinia, Troy, Tantali, Antartika, Kepulauan Azores, Karibia, Bolivia, Meksiko, Laut Hitam, Kepulauan Britania, India, Srilanka, Irlandia, Kuba, Finlandia, Laut Utara, Laut Azov, dan Estremadura.

Adalah penelitian dari Aryso Santos, ilmuwan Brazil, yang selama 30 tahun meneliti tentang Atlantis, menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Santos menulis buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization” (2005), yang menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia.

 


Terkuak, Torehan Kuno Tertua di Dunia Berasal dari Pulau Jawa

$
0
0

satu bukti lagi Indonesia-Sundaland adalah The Cradle of World Civilization

Mysterious Thing • Conspiracy • Controversy • UFO & Alien • Archeology • Science • Universe • • • • • • • • • • • •

Indonesian Archeology header

Terkuak: Gambar Berupa Torehan Zig-Zag Kuno Tertua di Dunia, Berasal dari Pulau Jawa

torehan Tertua Dunia di cangkang kerang Berasal dari Pulau Jawa header

Torehan tertua di dunia yang terdapat pada cangkang ternyata berasal dari tanah Jawa, tepatnya dari situs Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Penelitian yang dipublikasikan di Nature pada Senin (1/12/2014) silam telah mengungkapnya.

Cangkang kerang yang dianalisis ditemukan oleh paleontolog Eugene Dubois di situs Trinil pada tahun 1896. Dubois juga menemukan kerangka Homo erectus. Kerangka dan cangkang itu lalu dikirim ke Museum Leiden pada tahun 1930.

Josephine CA Jordens, peneliti pada Fakultas Arkeologi di Universitas Leiden, Belanda, beserta rekannya adalah pihak yang mengonfirmasi bahwa torehan tersebut merupakan yang tertua, berasal dari masa 500.000 tahun lalu.

Jordens sedang mengerjakan proyek penelitian tentang penggunaan sumber daya laut oleh spesies manusia purba Homo erectus di situs Trinil, Jawa Timur. Ia kemudian menganalisis cangkang kerang air tawar spesies Pseudodon vondembuschianus trinilensis.

torehan Tertua Dunia di cangkang kerang Berasal dari Pulau Jawa Gambar kuno tertua di dunia pada cangkang kerang dari…

Lihat pos aslinya 1.116 kata lagi


Manusia Jawa Purba Pernah Mendiami Eropa 700.000 Tahun Lalu

$
0
0

Mysterious Thing • Conspiracy • Controversy • UFO & Alien • Archeology • Science • Universe • • • • • • • • • • • •

Manusia Jawa Purba Pernah Mendiami Eropa

Hanover, Jerman – Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia, sehingga memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjajah Eropa.

Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, mengumumkan pada tahun 2008 bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada 2002, “usianya paling tidak 700.000 tahun” dan begitu mirip Manusia Jawa “sehingga boleh jadi merupakan kembarannya”.

Fosil Tengkorak Manusia Jawa (Pithecanthropus Erectus) yang ditemukan di Solo Fosil Tengkorak Manusia Purba yang pertama kali ditemukan di dunia, Manusia Jawa (Homo erectus paleojavanicus) adalah anak jenis Homo erectus. Pada awal penemuan, diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus oleh Eugène Dubois, yang menemukan fosil tengkoraknya di Trinil pada tahun 1891.

Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, di mana manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah berbudaya.

Manusia Jawa adalah nama yang diberikan…

Lihat pos aslinya 232 kata lagi


13 Keluarga Penguasa Dunia, Kekuatan Bayangan di balik Tatanan Dunia Baru (NWO)

$
0
0

Kekuasaan bayangan di belakang New World Order (NWO) mengikuti agenda -mondar-mandir-lambat  berupa kontrol total atas umat manusia dan sumber daya planet kita. David Icke menyebutnya sebagai “Tip-Toe totaliter”, karena “mereka” membuat langkah-langkah yang sangat kecil terhadap perbudakan lengkap dan definitif kami.

Akibatnya, massa  relatif tetap tidak menyadari fakta bahwa kebebasan mereka sedang secara bertahap diambil, sedangkan kekuatan gurita NWO tumbuh terus.

Pasukan bayangan di balik agenda NWO

Di suatu tempat dekat bagian paling atas piramida, sebuah organisasi yang sangat elitis dikenal sebagai Dewan 13 keluarga orchestrates semua peristiwa besar dunia. Seperti namanya, Dewan terdiri dari atas 13 keluarga yang paling berpengaruh di Bumi.

Jumlah semakin orang menjadi sadar bahwa 99% dari penduduk bumi dikendalikan oleh “elit” 1%, tetapi Dewan 13 keluarga terdiri dari kurang dari 1% dari 1% “elit” dan tidak ada di Bumi bisa mengajukan keanggotaan.

Menurut mereka, mereka berhak untuk menguasai sisa dari kita karena mereka adalah keturunan langsung para dewa kuno dan menganggap mereka kerajaan. keluarga-keluarga ini adalah:

Rothschild (Bauer atau Bower)
Bruce
Cavendish (Kennedy)
de Medici
Hanover
Hapsburg
Krupp
Plantagenet
Rockefeller
Romanov
Sinclair (St. Clair)
Warburg (del Banco)
Windsor (Saxe-Coburg-Gothe)

(Secara pribadi, saya menduga bahwa ini mungkin bukan daftar lengkap dan beberapa garis keturunan yang sangat kuat masih belum diketahui kepada kami).

The Rothschild dinasti tidak diragukan lagi yang paling kuat – garis keturunan di Bumi dan kekayaan mereka diperkirakan sekitar $ 500 triliun – terlihat!

Mereka menjalankan kekuasaan mereka melalui kekaisaran perbankan dunia, yang hampir seluruhnya dimiliki oleh mereka.

Lembaga yang paling penting yang bekerja keras untuk membangun NWO dan benar-benar memperbudak spesies kita, adalah:

Kota London (keuangan, dikendalikan oleh Rothschild) – TIDAK bagian dari Inggris
Federal Reserve AS (keuangan – bank swasta, yang dimiliki oleh Rothschild) – bukan merupakan bagian dari Amerika Serikat
Kota Vatikan (indoktrinasi, penipuan dan taktik menakut-nakuti) – TIDAK bagian dari Italia
Washington DC (militer, pemrograman pikiran, cuci otak dan depopulasi) – bukan merupakan bagian dari Amerika Serikat

Semua fungsi lembaga di atas sebagai negara individu, beroperasi di bawah hukum mereka sendiri, maka tidak ada pengadilan di Bumi yang pernah bisa menuntut mereka.

Banyaknya Rahasia Societies yang ada sekarang, beroperasi sebagai cabang dari sebuah perusahaan mega, yang dimiliki oleh Dewan 13 keluarga.

Meskipun mereka telah dihargai mahal untuk pekerjaan mereka, para anggota perkumpulan rahasia yang bukan anggota “elit” garis keturunan, mereka tidak tahu siapa majikan mereka berada dan mereka tidak tahu apa agenda sebenarnya adalah.

cuci otak

Alat massal perbudakan lain yang mereka gunakan melawan kita, adalah apa yang disebut sistem pendidikan. Sekolah tidak lagi apa yang mereka dulu dan anak-anak belajar untuk menghafal tanpa berpikir dan taat tanpa mempertanyakan.

Bahkan, sistem pendidikan yang didirikan ini sangat mahal untuk menjaga operasional dan usang dalam usia internet.

“Kenapa usang?” Anda mungkin bertanya. Karena internet memberikan kita akses gratis ke sejumlah hampir tak terbatas informasi.

Jadi mengapa kita masih membayar uang dalam jumlah besar untuk pendidikan pemerintah? Karena dunia “elit” mengharuskan anak-anak kita belajar sesuai dan dalam-the-box berpikir.

Apa boleh buat?

iman manusia adalah tergantung pada keseimbangan sekarang, sebagai kontrol dari gurita menyebar NWO. Di satu sisi, kami sangat dekat dengan perbudakan lengkap kami, sementara di sisi lain, kita dapat dengan mudah runtuh ke tanah piramida kekuasaan mereka, hanya dengan menyatukan terhadap penipuan mereka dalam revolusi damai pikiran, hati dan jiwa.

Aku sudah bertanya pada diri sendiri selama bertahun-tahun apa senjata terbesar mereka perbudakan. Apakah pendidikan yang buruk dikombinasikan dengan indoktrinasi konstan? Apakah rasa takut yang dihasilkan oleh agama? Apakah itu takut dihukum (dipenjara atau dibunuh) oleh sistem, atau itu perbudakan tak terlihat dari sistem moneter?

Menurut pendapat saya, semua hal di atas dikombinasikan memiliki dampak besar pada masyarakat kita dan cara kita berpikir, tapi senjata terbesar mereka adalah tangan-down sistem keuangan!

budak mata uang

Sistem keuangan telah diam-diam diperbudak spesies kita dan sekarang kita sedang digunakan sebagai budak mata uang. Kami bekerja 9-5 setiap hari, dalam lingkungan membosankan dan menyedihkan, tidak dirangsang oleh sesuatu yang kreatif atau konstruktif.

Dalam kebanyakan kasus, satu-satunya motivasi untuk pergi bekerja, adalah gaji berikutnya – dan tidak peduli seberapa keras kita bekerja, kita tidak pernah punya cukup uang.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa mega-korporasi (menuai $ miliar / tahun dalam keuntungan) membayar puluhan juta untuk CEO dan sedekat mungkin dengan upah minimum ke seluruh karyawan?

Ini telah dirancang dengan hati-hati, karena orang yang terus-menerus “di pinggir,” tidak akan pernah punya waktu untuk diri-pendidikan, introspeksi dan – akhirnya – kebangkitan spiritual.

Bukankah ini tujuan utama kita di Bumi? Untuk menjadi makhluk spiritual (dan oleh spiritual, saya jelas tidak berarti agama) dan menyelesaikan siklus inkarnasi?

“Mereka” tidak membutuhkan orang berpendidikan, yang mampu berpikir kritis dan memiliki tujuan spiritual. Tidak, ini jenis orang yang berbahaya untuk pembentukan!

“Mereka” ingin taat “robot,” hanya cukup cerdas untuk mengoperasikan mesin dan menjaga sistem berjalan, tapi cukup bodoh untuk tidak mengajukan pertanyaan.

Uang adalah mata dari “setan

Semua masalah terbesar dunia memiliki akar tertanam dalam wabah keuangan: perang yang menguntungkan, penyakit yang menguntungkan, perampasan bumi adalah menguntungkan, perbudakan manusia dan kondisi kerja yang tidak manusiawi yang menguntungkan.

Para pemimpin kita telah rusak oleh uang dan misi kolektif manusia di Bumi telah dibajak oleh uang.

Jadi mengapa kita perlu sistem keuangan, di tempat pertama? Sebenarnya, kita tidak perlu itu (setidaknya, tidak lagi). planet tidak biaya kami sen untuk menggunakan sumber daya alam dan kami memiliki teknologi untuk mengekstrak mereka tanpa fisik bekerja sehari.

Solusinya

Lebih tepatnya, ada pikiran cemerlang “di luar sana” membahas konsep ekonomi berbasis sumber daya selama beberapa dekade. Salah satu contohnya adalah tuan Jacque Fresco, seorang desainer industri brilian dan insinyur sosial, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya merancang masa depan.

Kota-kota yang diusulkan oleh Mr. Jacque Fresco akan dibangun oleh robot konstruksi otonom dan akan ramah lingkungan & mandiri, gempa & api bukti. Pelajari lebih lanjut di sini.

orang lain sudah membahas rencana transisi menuju ekonomi masa depan, di mana uang tidak lagi dibutuhkan dan semua individu akan ditawarkan kondisi terbaik untuk mencapai potensi tertinggi mereka – semua untuk kepentingan spesies kita, secara keseluruhan.

Jadi, pertanyaan saya adalah: apakah kita siap untuk merangkul masa depan dan melarikan diri kontrol dari “elit” di dunia tanpa uang, atau kita akan membiarkan New World Order terjadi?

Oleh Alexander Cahaya, HumansAreFree.com; | Harus-baca artikel terkait: The Top of the Pyramid: The Rothschild, Kerajaan Inggris dan Vatikan Rule the World;

These 13 Families Rule the World: The Shadow Forces Behind the NWO

The shadow forces behind the New World Order (NWO) are following a slow-paced agenda of total control over mankind and our planet’s resources. David Icke coined it the “Totalitarian Tip-Toe,” because “they” are making very small steps towards our complete and definitive enslavement.

As a result, the masses remain relatively unaware of the fact that their liberties are being gradually taken away, while the power of the NWO octopus grows steadily.

The shadow forces behind the NWO agenda

Somewhere near the very top of the pyramid, an extremely elitist organisation known as the Council of the 13 families orchestrates all of the major world events. As the name suggests, the Council consists of the top 13 most influential families on Earth.

An increasingly number of people is becoming aware that 99% of the Earth’s population is controlled by an “elite” 1%, but the Council of the 13 families consists of less than 1% of the 1% “elite” and nobody on Earth can apply for membership.

In their opinion, they are entitled to rule over the rest of us because they are the direct descendants of the ancient gods and consider themselves royal. These families are:

  1. Rothschild (Bauer or Bower)
  2. Bruce
  3. Cavendish (Kennedy)
  4. De Medici
  5. Hanover
  6. Hapsburg
  7. Krupp
  8. Plantagenet
  9. Rockefeller
  10. Romanov
  11. Sinclair (St. Clair)
  12. Warburg (del Banco)
  13. Windsor (Saxe-Coburg-Gothe)

(Personally, I suspect that this may not be the complete list and some very powerful lineages are still unknown to us).

The Rothschild dynasty is unquestionably the most powerful – visible – bloodline on Earth and their estimated wealth is around $500 trillions!

They exercise their power through the world banking empire, which is almost entirely owned by them.

The most important institutions that work hard to establish the NWO and completely enslave our species, are:

  1. The City of London (finance, controlled by the Rothschilds) – NOT part of the UK
  2. The US Federal Reserve (finance – private bank, owned by the Rothschilds) – NOT part of the USA
  3. The Vatican City (indoctrination, deception and scare tactics) – NOT part of Italy
  4. Washington D.C. (military, mind programming, brainwashing and depopulation) – NOT part of the USA

All of the above institutions function as individual states, operating under their own laws, hence there is no court of law on Earth that could ever prosecute them.

The multitude of Secret Societies in existence today, operate as branches of a mega corporation, which is owned by the Council of the 13 families.

Even though they have been handsomely rewarded for their work, the members of these secret societies are not members of the “elite” bloodlines, they don’t know who their masters are and they have no idea what the real agenda is.

The brainwashing

Another mass-enslavement tool that they are using against us, is the so called educational system. Schools are no longer what they used to be and children are learning to memorize without thinkingand obey without questioning.

In fact, this established educational system is extremely expensive to keep operational and obsoletein the age of the internet.

“Why obsolete?” you may ask. Because the internet gives us free access to almost infinite amounts of information.

So why are we still paying huge amounts of money for governmental education? Because the world’s “elite” require that our children learn conformity and inside-the-box thinking.

What can we do about it?

Mankind’s faith is hanging in the balance right now, as the control of the NWO octopus spreads. On the one hand, we are very close to our complete enslavement, while on the other hand, we could easily crumble to the ground their pyramid of power, by simply uniting against their deception in apeaceful revolution of minds, hearts and souls.

I’ve asked myself for years what is their greatest weapon of enslavement. Is it poor education combined with constant indoctrination? Is it the fear generated by religion? Is it the fear of being punished (jailed or killed) by the system, or is it the invisible enslavement of the monetary system?

In my opinion, all of the above combined had a huge impact on our society and the way we think, buttheir biggest weapon is hands-down the financial system!

Currency slaves

The financial system has stealthily enslaved our species and now we are being used as currency slaves. We work from 9 to 5 every day, in boring and depressing environments, not stimulated by anything creative or constructive.

In most cases, the sole motivation for going to work, is the next paycheck — and no matter how hard we work, we never seem to have enough money.

Have you ever wondered why mega-corporations (reaping $billions/year in profits) pay dozens of millions to their CEOs and as close as possible to the minimum wage to the rest of the employees?

This has been carefully designed, because a person that is constantly “on the edge,” will never have time for self-education, introspection and — eventually — spiritual awakening.

Isn’t this our main purpose on Earth? To become spiritual beings (and by spiritual, I obviously don’t mean religious) and complete the incarnation cycle?

“They” don’t need educated people, who are capable of critical thinking and have spiritual goals. No, this kind of people are dangerous to the establishment!

“They” want obedient “robots,” just intelligent enough to operate the machines and keep the system running, but stupid enough never to ask questions.

Money is the eye of the “devil”

All of the world’s biggest problems have their roots deeply embedded in the financial plague: wars are profitable, diseases are profitable, Earth’s plundering is profitable, human slavery and inhumane working conditions are profitable.

Our leaders have been corrupted by money and mankind’s collective mission on Earth has been hijacked by money.

So why do we need the financial system, in the first place? Actually, we don’t need it (at least, not anymore). The planet doesn’t charge us a cent for using its natural resources and we have the technology to extract them without physically working a day.

The solution

More to the point, there are brilliant minds “out there” discussing the concept of a resource based economy for decades. One example is mister Jacque Fresco, a brilliant industrial designer and social engineer, who spent most of his life designing the future.

The cities proposed by Mr. Jacque Fresco will be built by autonomous construction robots and will be eco-friendly & self-sustainable, earthquake & fire proof. Learn more here.

Other people are already discussing the transition plan towards the economy of the future, where money are no longer required and all individuals will be offered the best conditions to reach their highest potentials — all for the benefit of our species, as a whole.

So, my question is: are we ready to embrace the future and escape the control of the “elite” in a world without money, or are we going to allow the New World Order to happen?

By Alexander Light, HumansAreFree.com; | Must-read related article: The Top of the Pyramid: The Rothschilds, the British Crown and the Vatican Rule the World;


Benarkah Ibrahim, Abraham Adalah Brahma Dari India?

$
0
0

Ibrahim, Abraham

Sampai saat ini, banyak sejarawan terus berusaha membuka tabir kebenaran tentang asal usul Ibrahim atau Abraham, apakah dia sosok yang sama dengan Brahma dari India? Beberapa bukti ditulis Gene D Matlock B.A., M.A. dalam paper berjudul ‘Who Was Abraham‘, karya ini mengundang berbagai perdebatan dikalangan sejarawan meskipun bukti yang dilampirkannya sangat mendekati kebenaran.
Gene D Matlock, seorang yang bergelar BA, mulai terkenal karena buku-buku yang ditulisnya tentang sejarah agama dan ras non-Africanoid. Dia mengklaim telah membuat beberapa penemuan besar dimana India pernah menguasai seluruh dunia, juga orang-orang Indian Amerika merupakan imigran beberapa ratus tahun sebelum kedatangan orang Eropa. Salah satu bukunya yang terkenal adalah ‘Jesus and Moses Are Buried in India, Birthplace of Abraham and the Hebrews‘ dan ‘What Strange Mystery Unites the Turkish Nations, India, Catholicism, and Mexico?: A Concise But Detailed History of Things Divine and Earthly‘. Buku ini telah mempopulerkan namanya diawal tahun 2000-an, dan kemudian menerbitkan sebuah tulisan tentang Abraham tahun 2012 lalu.

Ibrahim, Abraham Adalah Brahma

Dalam paper yang ditulis Matlock, dia memulai awal pembicaraan tentang seorang sarjana keturunan Yahudi dan teolog Flavius Josephus yang hidup antara tahun 37 hingga 100 M. Teolog ini menulis dalam teksnya tentang seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles yang mengatakan:

“…orang-orang Yahudi ini berasal dari filsuf India, mereka diberi nama oleh orang India Calani” (Book I: 22)
Begitu pula Clearchus dari Soli menuliskan: “…orang-orang Yahudi keturunan dari filsuf India. Para filsuf disebut India Calani dan di Suriah Yahudi. Dalam buku Anacalypsis karya Godfrey Higgins, Vol I: hal 400 dituliskan nama ibukota mereka sangat sulit diucapkan, kota ini disebut Yerusalem”
“Megasthenes, yang dikirim ke India oleh Nikator Seleucid sekitar tiga ratus tahun sebelum kedatangan Isa, dan yang catatan dari pertanyaan itu setiap hari bertambah, mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berasal dari suku India atau sekte yang disebut Kalani…” 

Martin Haug PhD pernah menulis dalam buku yang berjudul ‘The Sacred Language, Writings, and Religions of the Parsis’ disebutkan bahwa orang-orang Majus dikatakan telah menyebut agama mereka Kesh-i-Ibrahim. Mereka menelusuri buku-buku agama merujuk kepada Abraham yang diyakini telah membawa mereka dari surga. Beberapa kesamaan terlihat antara Dewa Hindu Brahma dan istrinya Saraisvati mirip dengan Ibrahim dan Sarah. Menurut Matlock, kesamaan ini lebih dari sekadar kebetulan meskipun diseluruh wilayah India hanya ada satu kuil yang didedikasikan untuk Brahma, sekte ini disebut-sebut sebagai sekte Hindu terbesar ketiga.
Dalam sebuah buku karya Tomas Doreste berjudul ‘Moises Y Los Extraterrestres’, menuliskan bahwa Voltaire berpendapat bahwa Abraham (Ibrahim) berasal dari beberapa imam Brahman yang meninggalkan India untuk menyebarkan ajaran mereka diseluruh dunia. Dalam mendukung mendukung tesisnya, dia menyajikan unsur-unsur yang memiliki kesamaan nama dan fakta bahwa kota Ur sebagai tanah leluhur, kota ini berdekatan dengan perbatasan Persia menuju ke India, dimana Brahman disebutkan telah lahir di kota ini.
Pengaruh Brahma menyebar ke seluruh Persia hingga mencapai sungai Efrat dan Tigris, orang Persia mulai mengadopsi Brahma dan membuat kisahnya sendiri, kemudian mengatakan bahwa Tuhan telah tiba dari Bactria, sebuah daerah pegunungan yang terletak di tengah-tengah perjalan menuju India. Pada saat itu, Bactria merupakan wilayah Afghanistan kuno dan merupakan wilayah bangsa Yahudi prototipikal yang disebut Juhuda atau Jaguda, atau disebut juga Ur-Jaguda. Ur artinya ‘tempat atau kota’ sehingga Alkitab menyatakan bahwa Abraham ataupun Ibrahim berasal dari Ur-Kasdim. Kasdim, atau lebih tepatnya Kaul-Deva (Kauls Suci) bukan nama etnis tertentu, tetapi merupakan sebuah titel kasta imam kuno Hindu Brahman yang tinggal diwilayah yang sekarang disebut Afghanistan, Pakistan, dan negara bagian India Kashmir.
Dalam catatan ‘Anacalypsis Vol I halaman 405’ disebutkan bahwa suku Ioud atau Brahmana telah diusir atau meninggalkan Maturea, sebuah kerajaan Oude di India dan menetap di Goshen, atau Heliopolis di Mesir, dia memberi nama tempat yang ditinggalkan sebagai Maturea. Dia berasal dari agama atau sekte Persia dan Melkisedek. Orang Persia juga mengklaim Ibrahim, yang juga disebut Abraham, sebagai ayah mereka dan orang Yahudi. Menurut semua sejarah Persia kuno, Yahudi dan Arab merupakan keturunan Abraham.
Terah (ayah Abraham) awalnya berasal dari negara Timur yang disebut Ur, Kasdim atau Culdees, dia hidup didaerah yang disebut Mesopotamia. Beberapa saat setelah ayahnya tinggal disana, Abraham, atau Abram, Ibrahim, atau Brahma, dan istrinya Sara atau Sarai ataupun Sara-iswati, meninggalkan keluarga ayah mereka dan kemudian datang ke Kanaan. Identitas Ibrahim dan Sarah (Brahma dan Saraiswati) pertama kali ditunjukkan oleh para misionaris Jesuit.
Abraham, Sarah Hagar
Sementara dalam mitologi Hindu, Sarai-Svati merupakan adik Brahma, dimana Alkitab juga memberi dua cerita tentang Abraham. Dalam versi pertama, Abraham mengatakan kepada Firaun bahwa dia berbohong ketika memperkenalkan Sarai sebagai adiknya. Versi kedua, Abraham mengatakan kepada Raja Gerar bahwa Sarai adalah adiknya. Tetapi ketika raja memarahinya karena berbohong, Abraham mengatakan bahwa Sarai adalah istri dan adiknya (Genesis 20:12).

Dalam The Hindu History disebutkan; Uttara Kuru di Afghanistan Utara merupakan pusat pembelajaran, wanita India pergi ke sana untuk mempelajari dan menerima gelar Vak, yaitu Saraisvati. Hal ini diyakini bahwa Brahm, gurunya, begitu terkesan dengan kecantikannya, pendidikan, dan kecerdasan yang kuat, dan dia menikahinya.

Di India, anak Sungai Saraisvati disebut Ghaggar, sungai lain dari sungai yang sama adalah Hakra. Dalam tradisi Yahudi, Hagar merupakan pembantu Sarai, literatur Islam menyebutnya sebagai putri Mesir. Maka, kesamaan Ghaggar, Hakra dan Hagar terlihat disini. Alkitab Kejadian 25: 17-18 juga menyatakan bahwa Ismail bin Hagar, dan keturunannya tinggal di India. Matlock juga mengatakan, nama Ishak dan Ismail berasal dari bahasa Sansekerta, dijelaskan bahwa nama Ishaak dalam bahasa Sansekerta disebut Ishakhu yang artinya teman Siwa. Ishmael dalam bahasa Sansekerta disebut Ish-Mahal, yang artinya Siwa Agung. Abraham diceritakan telah melalui banjir yang terjadi di India seperti yang tertulis dalam Yosua 24: 2-3.
Kitab Kejadian menyebutkan beberapa keturunan selir Ketura, dalam teks literatur Islam mengklaim bahwa Ketura adalah nama lain dari Hagar. Mereka adalah Yoksan, Sheba, Dedan, Efir. Beberapa keturunan Nuh adalah Joktan, Sheba, Dedan, dan Ophir. Versi ini berbeda-beda, sehingga Matlock menduga bahwa para penulis Alkitab mencoba untuk menyatukan beberapa cabang berbeda dari Yudaisme.
Sekitar tahun 1900 SM, kultus Brahm dibawa ke Tengah dan Near East oleh beberapa kelompok India yang berbeda setelah hujan parah dan gempa yang memisahkan India Utara, bahkan mengubah sungai Indus dan Sarasvati.

Geografi klasik Strabo (Strabo’s Geography, XV.I.19) mengisyaratkan bahwa penduduk berusaha meninggalkan India Barat Laut. Dalam catatan itu disebutkan, Aristobolus mengatakan bahwa ketika dia dikirim pada misi tertentu di India, dia melihat sebuah negara lebih dari seribu kota, berikut pedesaan yang telah sepi karena Indus telah meninggalkan tempat tidur yang tepat. 

Dalam catatan ‘Indic Ideas in the Graeco-Roman World’ karya Subhash Kak disebutkan tentang pengeringan sungai Sarasvati sekitar tahun 1900 SM telah menyebabkan relokasi besar penduduk yang berpusat disekitar Sindhu dan lembah Sarasvati, bisa saja peristiwa ini menyebabkan migrasi ke arah barat dari India. Setelah waktu itu, elemen India mulai muncul diseluruh Asia Barat, Mesir, dan Yunani.
Kuttikhat Purushothama Chon, seorang sejarawan India meyakini Ibrahim diusir dari India dengan alasan bahwa bangsa Arya tidak bisa mengalahkan Asura, pedagang yang pernah memerintah di Lembah Indus, kota Harappa. Mereka menghabiskan waktu selama bertahun-tahun berjuang secara diam-diam melawan Asura, menghancurkan sistem besar seperti danau irigasi sehingga menyebabkan banjir yang merusak, dimana Ibrahim dan keluarganya menyingkir ke Asia Barat. Banjir ini tak hanya memaksa perpindahan Ibrahim, ulah suku Arya juga memaksa pedagang, pengrajin, dan orang terpelajar India melarikan diri ke Asia Barat.

Linguistik Abraham Terkait Brahma India

Matlock menegaskan, penyebutan Asura diberbagai wilayah hampir sama, diantaranya penyebutan Asyur (Inggris), Asirios (Spanyol), Asura atau Ashuras (India), Ashuriya, Asuriya (Sumeria dan Babilonia), Asir (Saudi), Ahura (Persia), Sura (Meksiko Tengah), dan masih banyak lagi daerah yang menyebut Asura dengan logat yang sama. Asura, mereka adalah orang-orang yang menyembah Surya atau Matahari.
Dalam hal identifikasi Indo-Eropa, selama ini diungkapkan untuk menyebut orang India, dan India bukanlah bangsa. Mereka adalah Bharata, dan Bharata juga bukan bangsa melainkan kumpulan negara seperti Eropa. Sejarawan Arab berpendapat bahwa Brahma dan Abraham, nenek moyang mereka, adalah orang yang sama. Persia umumnya menyebut Abraham sebagai Ibrahim Zeradust, Cyrus menganggap agama orang Yahudi sama dengan mereka. Orang Hindu pasti berasal dari Abraham, atau Israel dari Brahma.
Ram dan Abraham, mungkin orang yang sama, misalnya suku kata ‘Ab’ atau ‘Ap’ diartikan sebagai ‘ayah’ diwilayah Kashmir. Orang-orang Yahudi prototipikal menyebut Ab-Ram atau Ayah Ram. Dan kata Brahm berevolusi dari Ab-Ram, bukan sebaliknya. Kashmir menyebutnya Raham, juga berasal dari Ram, Ab-Raham adalah ‘Kasih Ilahi’. Dalam bahasa Ibrani, Ram merupakan istilah bagi ‘Pemimpin yang ditempatkan atau gubernur’. Menurut A.D Pusalker seorang sejarawan India, bahwa Ram masih hidup pada tahun 1950 SM yaitu sekitar waktu Abraham, Indo-Ibrani, dan Arya membuat migrasi terbesar dari India hingga ke Timur Tengah sejak Banjir Besar.
Menurut analisa Gene D Matlock, bahwa Ka’bah juga didedikasikan untuk Hindu, Allah Sang Pencipta, Brahma. Literatur Islam mengklaim Ka’bah didedikasikan Ibrahim (untuk rumah Allah), kata Ibrahim tidak lain merujuk pada kata Brahma, hal ini dibuktikan dengan jelas jika menyelidiki arti akar kedua kata. Abraham juga disebut-sebut sebagai salah satu dari para nabi tertua bangsa Semit, nama ini berasal dari dua kata Semit ‘Ab’ yang berarti ‘Ayah’ dan ‘Raam atau Raham’ yang artinya ‘Agung’. Dalam kitab Kejadian, Abraham berarti ‘Ragam’, berasal dari bahasa Sansekerta dimana kata Brahma merupakan akar dari ‘Brah’ yang artinya ‘Tumbuh atau berkembang’. Dewa Brahma disebutkan sebagai Ayah dari semua laki-laki dan semua Dewa, dari-Nya semua makhluk diciptakan, bahwa Abraham tidak lain adalah Ayah surgawi.
Ibrahim, Abraham
Menurut Akshoy Kumar Mazumdar dalam buku ‘The Hindu History’ disebutkan bahwa Brahm adalah pemimpin spiritual dari bangsa Arya. Arya (bukan hasil Yah) secara alami meyakini berhala, Alkitab mengatakan bahwa mereka membuatnya. Setelah melihat peningkatan penyembahan berhala dan agama berkontribusi terhadap kejatuhan lebih lanjut pada umat-Nya, Brahm mundur dari Aria dan kembali memeluk agama filsafat India kuno (Yah), meskipun sedang tenggelam dalam kejahatan ulah manusia. Dia memutuskan, bahwa manusia bisa menyelamatkan diri hanya dengan berurusan dengan apa yang nyata, bukan dibayangkan.
Dr Mazumdar pernah menuliskan bahwa penurunan moral terjadi sangat cepat. Para peramal dan orang bijak hidup terpisah dari masyarakat, mereka jarang menikah dan sebagian besar memberi kontemplasi religius. Masyarakat tanpa cahaya yang tepat, dunia menjadi kejam secara ekstrim. Pemerkosaan , perzinahan, pencurian, dan lainnya menjadi sangat umum. Sifat manusia liar, Brahma memutuskan untuk mereformasi dan regenerasi rakyat. Dia membuat orang bijak untuk menikah dan bergaul dengan manusia. Kebanyakan menolak untuk menikah, tapi sepertiga menyetujui. Brahm menikah dengan adiknya Saraisvati, guru ini dikenal sebagai prajapatis (nenek moyang).

Dalam buku ‘The Languages of Harappans’ karya Maliti J Shendge disebutkan bahwa Asia Barat dan peradaban Lembah Indus adalah satu, tidak hanya membuktikan bahwa Harappa adalah Akkadia dan Sumeria, Shendge juga membuktikan bahwa ‘Abraham tak lain adalah Adam’ sebelum Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuknya.

Wilayah dari Tigris-Efrat ke Indus dan timur dihuni oleh bangsa Semit berbahasa Akkadia yang kemudian menyebut diri mereka sebagai Asshuraiu. Nama India mereka sebagaimana dijelaskan Rgveda adalah ‘Asura’ yang tak lama menghilang. Daerah ini dihuni oleh suku yang berbeda dari kisah yang sama, tetapi kebanyakan selalu menganggap bahwa mereka adalah kelompok homogen. Bukti linguistik menunjukkan adanya populasi campuran Akkadia dan Sumeria, kelompok etnis lain juga mungkin ada dan jejak sejarah terlihat diperiode selanjutnya.

Ibrahim, Abraham, Brahma, Rama, Sosok Yang Sama

Jika orang Akkadia adalah sama dengan klan Asia Barat, seharusnya ada sesuatu yang dominan dalam mitologi Veda. Tetapi referensi masih samar, tidak ada referensi hubungan keduanya. Jika diamati, kata Brahman mengungkap asal bahasa yang terbentuk dari dua kata ‘Abu dan Rahmu’ yang berasal dari pasangan zaman purba dalam mitologi Semit. Akkadia menganggap Rahmu adalah Lahmu yang kemudian menjadi dewi Laksmi, lahir di laut dan dikenal oleh dewa dan roh jahat. Lahmu juga dianggap sebagai naga di Akkadia, tetapi dalam Ugaratic, Rahmu berhubungan dengan Abu Brahma, dimana Abu dan Rahmu diartikan sebagai Abrahma atau Brahma.
Perubahan ini berdasarkan atas pasangan yang telah mengalami transformasi dan memiliki hubungan di India. Jadi klan Asura yang berada di lembah Indus memuja Abu-Rahmu sebagai pasangan pertama di muka Bumi (Adam dan Hawa). Penelitian Shendge memperkuat dugaan bahwa Abraham dan Sarai atau Ibrahim dan Sarah, mungkin adalah sosok yang sama dengan Brahm dan Saraisvati. Ibraham kami adalah seorang imam bahkan mungkin pendiri kultus Abu-Rahmu yang membawa agama monoteistik ke Asia Barat.
Bukti linguistik tentang keberadaan Brahm dapat ditemukan diberbagai belahan dunia termasuk Persia (Braghman), Latin (Bragmani), Rusia (Rachmany), Ukrania (Rachmanya), Ibrani (Ram, pemimpin Tertinggi), Norwegia (Ilahi). Kalangan umat Hindu menyebut suku kata mistik OM terkait dengan bumi, langit, alam lain. OM juga merupakan nama Brahm, bangsa Aztec juga menyembah dan meneriakkan suku kata OM (OMeticuhlti dan OMelcihuatl). Kasta imam suku Maya menyebutnya Balam (B’lahm), juga bermakna Brahm, bangsa Inca menyembah matahari yang disebut Inti Raymi (Hindu Ram).
Tarahumara Indian Chihuahua berasal dari nama ‘Ra-Ram-Uri’ sama seperti Sumeria dan India Utara, kata ‘Uri’ diaratikan ‘manusia’. Dewa matahari bangsa Ra-Ram-Uri adalah ‘Ono-Ruame’. Pemimpin Ra-Ram-Uri disebut Si-Riame, dalam bahasa Sansekerta ataupun Kashmir, Su-Rama diartikan sebagai Rama Agung. Menurut legenda Meksiko kuno, Yoris berasal dari suku yang disebut Surem (Su-Ram) sebelum penaklukan Meksiko Tengah dan Amerika Selatan, wilayah sejauh Colorado Timur menyebutnya sebagai Sura. Sura dalam bahasa Kashmir diartikan Matahari. Masih banyak bukti linguistik yang menakjubkan terkait bahasa Kashmir, Sansekerta dan lainnya, muncul dalam bahasa Ra-Ram-Uri dimana hubungan kata ini terkait dengan Phoenicia kuno, Sumeria, dan India Utara.
Di India kuno, kultus Arya disebut ‘Brahm-Arya’, Arya menyembah banyak dewa dan Ibrahim berpaling dari kemusyrikan. Dengan demikian, dia bisa disebut menjadi ‘A-Brahm’ (bukan Brahman), Arya Asura menyebutnya ‘Ah-Brahm’, secara logika diasumsikan bahwa ayah dari peradaban Indus mungkin dari Yahudi. Yerusalem adalah orang Het (keturunan India dari kasta pemimpin), dalam kitab Kejadian 23:4 disebutkan bahwa Abraham meminta orang Het Yerusalem menjualnya plot pemakaman, orang Het menjawab:“…engkau pangeran di antara kami,…” Jika Abraham dihormati sebagai seorang pangeran oleh orang Het, dia juga anggota yang sangat dihormati keturunan penguasa dan kasta prajurit India. Alkitab tidak pernah menyebutkan bahwa Abraham bukanlah orang Het, orang Het mengatakan bahwa mereka mengakui Abraham, orang Het bukan etnis yang unik, baik itu orang Amori atau Amarru.
Marruta adalah nama kasta India jelata, kata ‘Amori’ (Marut) adalah nama kasta pertama dari Waisya India, mereka kaum pengrajin, petani, peternak, pedagang, dan lainnya. Menurut GD Pande dalam buku ‘Ancient Geography of Ayodhya’ disebutkan: “Marut mewakili Visah. Marut digambarkan membentuk pasukan atau kelompok. Rudra, ayah dari Marut, dia adalah tuan ternak”. Dalam hal ini, Khatti (Het) dan Marut (Amori) berfungsi sebagai ayah (pelindung) dan ibu (pendamping) Yerusalem.
Di India, orang Het juga dikenal sebagai Cedis atau Chedis (diucapkan Hatti atau Khetti). Sejarawan India mengklasifikasi mereka sebagai salah satu kasta Yadavas tertua. Cedi membentuk salah satu suku paling kuno diantara Ksatriyas (kelas bangsawan terdiri dari orang Het dan Kassites) dimasa Veda Awal. Pada awal periode Rgveda, raja Cedi memperoleh pengetahuan baru yang besar… salah satu kekuasaan terkemuka di India utara dalam Epik besar.

Ram atau Rama juga dari klan Yadava, jika Ibrahim, Abraham, Brahm, dan Ram adalah orang yang sama,… maka Ibrahim pergi ke Yerusalem bersama rakyatnya sendiri. Pengikut Ram yang memisahkan diri dalam komunitas mereka yang disebut Ayodhya, dalam bahasa Sansekerta berarti ‘Terkalahkan’. Kata Sanskerta untuk menyebut ‘tempur’ adalah Yuddha atau Yudh. Abraham dan kelompoknya berasal dari Ayodhya (Yehudiya, Yudea) umat yang tetap jauh dari kekafiran dan Amalek… (apakah Amalek adalah Arya?).

Melkisedek adalah seorang raja Yerusalem yang memiliki kekuatan mistik dan magis rahasia, dia juga disebut-sebut sebagai guru Abraham. Melik-Sadaksina adalah pemimpin besar India, seorang penyihir, dan raksasa spiritualis yang juga anak seorang raja Kassite. Di Kashmir dan bahasa Sansekerta, Sadak diartikan sebagai seseorang yang ajaib, berkekuatan supranatural. Zadok (Sadak) juga seorang imam supranatural yang memberkati Sulaiman. Jika demikian, mengapa kasta Kassite Melik-Sadaksina, tokoh mitos India secara tiba-tiba muncul di Yerusalem sebagai sahabat dan mentor Abraham?

Ajaran Ibrahim Dan Brahma

Fenisia dianggap sebagai suku pelaut dan pedagang yang saat ini menghuni wilayah Lebanon. Tetapi orang-orang Hindu memanggilnya Pancika atau Pani, orang Romawi menyebutnya Puni, nama yang berasal dari Rama. Orang Spanyol menyebut tanah Ra-Ram-Uri Chiahuahua diucapkan penduduk asli dengan lafaz ‘Shivava’. Dalam bahasa Sansekerta, Shivava diartikan sebagai Candi Siwa. Menurut ulama Hindu, Ram dan Dewa Siwa dulunya adalah dewa yang sama, Siwa dan Yah juga menonjol dalam praktik keagamaan asli Amerika dan ditemukan tertulis dalam Petroglyphs diseluruh Amerika Selatan.
Tidak satupun peradaban kuno termasuk China yang tidak terpengaruh pandangan agama Ram. Orang-orang Kristen dan Yahudi telah salah memahami bahwa Muhammad meniru ajarannya dari sumber Yahudi, yang benar adalah bahwa dalam periode waktu Muhammad, teologi Ram atau Ibrahim adalah dasar dari semua sekte agama, yang dilakukan Muhammad adalah untuk membersihkan manusia dari penyembahan berhala. Dalam buku Anacalypsis disebutkan:

“…Kuil Mekah didirikan koloni Brahmana dari India. Ini merupakan tempat suci sebelum masa Muhammad, dan mereka diizinkan untuk berziarah ke sana selama beberapa abad setelah waktunya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa popularitas tempat suci itu jauh sebelum masa nabi.”
Dalam catatan Ibid disebutkan: “…kota Mekah disebutkan para Brahmana pada buku-buku tua mereka, telah dibangun koloni dari India, dan penduduknya dari periode awal telah memiliki tradisi yang dibangun oleh Ismail, anak Agar. Kota ini, dalam bahasa Indus disebut Ishmaelistan.”

Sebelum memasuki periode Muhammad, orang-orang Hindu dari bangsa Arab disebut Tsaba. Tsaba atau Saba adalah kata Sansekerta, yang berarti ‘Majelis para Dewa’. Tsaba juga disebut Isya-Ayalam  atau Moshe-ayalam (Kuil Dewa Siwa) hanyalah nama lain dari Sabaism. Kata ini telah menyusut kedalam Islam, Muhamad sendiri merupakan keturunan keluarga Quaryaish yang pada awalnya Tsabaist. Tsabaists tidak menganggap Ibrahim sebagai Dewa yang sebenarnya, tetapi sebagai avatar atau ilahi yang disebut Avather Brahmo (Hakim Dunia Bawah).
Ketika memasuki periode Isa dengan bahasa masing-masing suku, simbolisme agama, tradisi bangsa Arab dan Yahudi hampir identik. Ketika itu, sebagian besar tidak terlihat perbedaan antara orang-orang Arab dan Yahudi. Sejarah membuktikan bahwa orang-orang Arab di periode Isa menyembah berhala, begitu pula kelas bawah dan orang-orang Yahudi yang berada di pedesaan.
Sejarah orang-orang Yahudi dimulai pada Zaman Perunggu di Timur Tengah ketika Allah menjanjikan seorang pemimpin pengembara disebut Abram, bahwa dia akan menjadi ayah dari orang-orang hebat jika melakukan seperti yang Tuhan katakan kepadanya. Yahudi menganggap Abraham sebagai Patriark pertama orang Yahudi, Abraham mengajarkan gagasan bahwa hanya ada satu Tuhan dimana sebelumnya orang-orang yang hidup pada waktu itu percaya pada banyak dewa. Tetapi ayah Abraham, Terach, adalah salah satu orang yang menjual berhala. Abraham ataupun Ibrahim adalah pondasi agama Kristen, Islam, dan Yahudi, sosok yang paling sulit dipahami dari semua tokoh-tokoh yang tercantum dalam kitab.

Referensi

 


Rothschild/Crown Finger Prints On Panama Papers


Sidik Jari Mahkota Rothschild pada Panama Papers

$
0
0

Rothschild / Crown Finger Prints On Panama Papers

Diposting pada 2016/04/06
2006-16 Panama – Bocas del Torro – The Starfish Cafe – rilis minggu ini dari The Panama Papers oleh Konsorsium Internasional of Investigative Journalists (ICIJ) telah memicu badai geopolitik. Sumber datya  tunggal sebesar 2,6 terabyte bocor dari perusahaan Panama Mossack Fonseca berisi lebih dari 11 juta catatan yang melibatkan pencucian uang narkoba dan penggelapan pajak kliennya.

Sementara media korporasi telah menggunakan informasi tersebut untuk menyerang musuh politik kartel perbankan internasional yang dipimpin Rothschild seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin Libya almarhum Mohamar Qaddafi ( walau tak satu pun bahkan disebutkan dalam Papers), Presiden China Xi Jinping dan Bankster -jailing Perdana Menteri Islandia Sigmundur Davio Gunnlaugsson, klien lebih menarik secara alami diterbangkan bawah radar Pressitute.

Ini termasuk Presiden Pakistan Nawaz Sharif, Raja Saudi Salman, Uni Emirat Arab (UEA) & Abu Dhabi Presiden Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Presiden Ukraina Petro Poroshenko, mantan Emir dari Qatar Hamad bin Khalifa Al Thani, dan kedua pelakon dan mantan perdana menteri Irak, Moldova, Georgia, Ukraina, Yordania, Qatar – semuanya adalah boneka dari Kota dipimpin Rothschild dari London banksters.

Ayah almarhum Perdana Menteri Inggris David Cameron juga tercantum.

Panama secara historis juga dimanfaatkan oleh para bankir internasional dan polisi militer intelijen Barat sebagai nexus di mana uang bisnis senjata, obat-obatan dan minyak dicuci ke greenbacks segar. Mossad Israel (seirama dengan Mossack) memiliki kehadiran besar di tangki septik ini sementara dolar AS cukup nyaman mata uang Panama.

Mossack Fonseca diluncurkan pada tahun 1986 oleh London School of Economics lulusan Ramon Fonseca dan Jurgen Mossack kelahiran Jerman, yang juga menghabiskan waktu bekerja di kalangan perbankan London.

Ayah Mossack adalah anggota dari Hitler Waffen-SS yang melarikan diri ke Panama, di mana ia kemudian menawarkan untuk memata-matai Kuba untuk CIA. Sampai baru-baru Fonseca pernah menjadi penasihat utama Presiden Panama Juan Carlos Varela.

Mossack bertugas di Conarex – cabang Panama dari Royal Institute Crown dikendalikan Urusan Internasional (RIIF) dari 2009-2014. Cabang AS adalah Dewan Hubungan Luar Negeri. https://hendersonlefthook.wordpress.com/2014/11/11/the-council-on-foreign-relations/.

Keduanya adalah anggota dari elit Panama berkulit putih yang secara historis melayani kepentingan British Crown / Rothschild.

Kehadiran mencolok dari Teluk raja dan fasis Ukraina di Panama Papers hanya dikalahkan oleh nama-nama namun lebih menarik dari sepuluh bank perantara yang Mossack Fonseca bekerja melalui menyiapkan rekening di luar negeri bayangan tersebut.

Sepuluh bank yang difasilitasi jaringan kriminal ini adalah sebagai berikut:

(1 Experta Perusahaan & Trust Services, entitas berbasis Luksemburg berputar off pada tahun 2002 dari Banque Internationale sebuah Luksemburg S.A. Luksemburg dikenal sebagai tempat bahkan bankir Swiss menyembunyikan uang mereka, karena hukum transparansi keuangan adalah yang paling buram di dunia.

(2 Banque J. Safra Sarasin Luksemburg S.A .. Keluarga Safra tua-line Lebanon Zionis dekat dengan Henry Kissinger. Mereka memiliki kotor American Express laundrymat.

(3 Credit Suisse Channel Islands Ltd, yang dibiayai penjarahan Rusia pada tahun 1998 dan yang beberapa telah terdaftar sebagai sumber utama pendanaan ISIS.

(4 HSBC Private Bank (Monaco) S.A.

HSBC: Dunia Terkotor Bank

(5 HSBC Private Bank (Swiss) S.A.

(6 UBS AG, (Union Bank of Switzerland), bank yang membeli Enron sebesar $ 0 pada lelang setelah mabuk, berkas itu kejahatan terbakar ketika WTC 7 dibawa turun.

(7 Coutts & Co Pengawas (Jersey) Ltd, yang merupakan repositori pribadi untuk keberuntungan besar dari House of Windsor.

(8 Societe Generale Bank & Trust Luksemburg, sebuah cabang dari raksasa Prancis Rothschild-dikendalikan ini – salah satu bank terbesar di dunia.

(9 Landsbanki Luksemburg S.A., dilikuidasi pada tahun 1993, meninggalkan deposan tidak curiga dalam kesukaran dan melibatkan koneksi mafia Luksemburg regulator perbankan ‘.

(10 Rothschild Kepercayaan Guernsey Ltd

calon presiden Demokrat Senator Bernie Sanders (I-VT) secara konsisten berjanji untuk menindak perbankan lepas pantai, dengan menggunakan miliaran dana pajak yang hilang kami akan kembali untuk mendanai gratis universitas kuliah umum untuk semua.

Sudah “Merasakan Bern” tentang masalah ini, Presiden Obama kemarin mengumumkan penutupan beberapa celah yang memungkinkan para elit AS dan perusahaan-perusahaan mereka untuk melompat-lompat dengan massa Rothschild di havens lepas pantai, sambil menghindari membayar pajak US.

Segar dari kemenangan besar di Wisconsin, Sanders sekarang menuju ke New York, di mana anjing Media lap oligarki global akan sekali lagi mencoba untuk kepala dia dari pada lulus terus berubah, karena mereka cemas menunggu sepatu sebelah penurunan data besar membuang yang Panama Papers.

Dean Henderson adalah penulis lima buku: Big Oil & Bankir mereka di Teluk Persia: Four Horsemen, Delapan Keluarga & mereka global Intelijen, Narkotika & Teror Jaringan, The Grateful Unrich: Revolusi di 50 Negara, Das Kartell der Federal Reserve, stickin ‘ke Matrix & The federal Reserve Kartel. Anda dapat berlangganan gratis untuk mingguan kolom hook kiri nya @ http://www.hendersonlefthook.wordpress.com

 

Original Text:

Rothschild/Crown Finger Prints On Panama Papers

2006 - 16 Panama - Bocas del Torro - The Starfish Cafe - excThis week’s release of The Panama Papers by the International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) has sparked a geopolitical firestorm. The single-source 2.6 terabyte leak from Panamanian firm Mossack Fonseca contains more than 11 million records involving client drug money laundering and tax evasion.

While the corporate media has used the information to attack political enemies of the Rothschild-led international banking cartel such as Russian President Vladimir Putin, deceased Libyan leader Mohamar Qaddafi (neither of whom are even mentioned in the Papers), Chinese President Xi Jinping and bankster-jailing Icelandic Prime Minister Sigmundur Davio Gunnlaugsson, the more interesting clientele have naturally flown below Pressitute radar.

These include Pakistan President Nawaz Sharif, Saudi King Salman, United Arab Emirates (UAE) & Abu Dhabi President Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Ukrainian President Petro Poroshenko, former Emir of Qatar Hamad bin Khalifa Al Thani, and both acting and former prime ministers of Iraq, Moldova, Georgia, Ukraine, Jordan, Qatar – all of whom are puppets of the Rothschild-led City of London banksters.

The late father of British Prime Minister David Cameron was also listed.

Panama has historically been well-utilized by the international bankers and their Western intelligence gendarmes as a nexus where guns, drugs and oil money are washed into fresh greenbacks. The Israeli Mossad (rhymes with Mossack) has a large presence in this cesspool while the US dollar is quite conveniently the currency of Panama.

Mossack Fonseca was launched in 1986 by London School of Economics graduate Ramon Fonseca and German-born Jurgen Mossack, who also spent time working in London’s banking circles.

Mossack’s father was a member of Hitler’s Waffen-SS who fled to Panama, where he later offered to spy on Cuba for the CIA. Until very recently Fonseca had been a top advisor to Panamanian President Juan Carlos Varela.

Mossack served on Conarex – the Panama branch of the Crown-controlled Royal Institute of International Affairs (RIIF) from 2009-2014. The US branch is the Council on Foreign Relations.https://hendersonlefthook.wordpress.com/2014/11/11/the-council-on-foreign-relations/.

Both are members of the fair-skinned Panamanian elite which have historically served British Crown/Rothschild interests.

The conspicuous presence of Gulf monarchs and Ukrainian fascists in The Panama Papers is only upstaged by the yet more interesting names of the top ten intermediary banks which Mossack Fonseca worked through to set up these shadow offshore accounts.

The ten banks which facilitated this criminal network are as follows:

(1 Experta Corporate & Trust Services, a Luxembourg-based entity spun off in 2002 from Banque Internationale a Luxembourg S.A. Luxembourg is known as the place even Swiss bankers hide their money, as its financial transparency laws are among the most opaque in the world.

(2 Banque J. Safra Sarasin Luxembourg S.A.. The Safra family are old-line Lebanese Zionists close to Henry Kissinger. They own the dirty American Express laundrymat.

(3 Credit Suisse Channel Islands Ltd., which financed the looting of Russia in 1998 and which some have listed as the main source of ISIS funding.

(4 HSBC Private Bank (Monaco) S.A.

HSBC: The World’s Dirtiest Bank

(5 HSBC Private Bank (Swiss) S.A.

(6 UBS AG, (Union Bank of Switzerland), the bank which bought Enron for $0 at auction after it tanked, it’s dossier of crimes burned when WTC 7 was brought down.

(7 Coutts & Co. Trustees (Jersey) Ltd., which is the private repository for the immense fortune of the House of Windsor.

(8 Societe Generale Bank & Trust Luxembourg, a branch of this Rothschild-controlled French behemoth – one of the world’s largest banks.

(9 Landsbanki Luxembourg S.A., liquidated in 1993, leaving unsuspecting depositors in the lurch and implicating Luxembourg banking regulators’ mafia connections.

(10 Rothschild Trust Guernsey Ltd.

Democratic presidential candidate Sen. Bernie Sanders (I-VT) has consistently promised to crack down on offshore banking, using the billions in lost tax proceeds we would regain to fund free public university tuition for all.

Already “Feeling the Bern” on this issue, President Obama yesterday announced the closing of some loopholes which allow the US elite and their corporations to cavort with the Rothschild mob in offshore havens, while avoiding paying US taxes.

Fresh off a big win in Wisconsin, Sanders now heads to New York, where the global oligarchy’s media lap dogs will once again try to head him off at the ever-shifting pass, as they anxiously await the next shoe to drop in the massive data dump that is The Panama Papers.

Dean Henderson is the author of five books:Big Oil & Their Bankers in the Persian Gulf: Four Horsemen, Eight Families & Their Global Intelligence, Narcotics & Terror Network, The Grateful Unrich: Revolution in 50 Countries, Das Kartell der Federal Reserve, Stickin’ it to the Matrix & The Federal Reserve Cartel.  You can subscribe free to his weekly Left Hook column @www.hendersonlefthook.wordpress.com

 

Sources:

https://hendersonlefthook.wordpress.com/2016/04/06/rothschildcrown-finger-prints-on-panama-papers/

 


PANJI SYI’AH ACEH PERLAK

$
0
0
 Sulaiman Djaya's photo.
Sulaiman Djaya with Beruang Merah and 2 others.
23 hrs ·

PANJI SYI’AH ACEH PERLAK

[1] Jika Anda perhatikan dengan seksama, terlihat jelas (dalam) gambar kaligrafi yang membentuk gambar singa (dalam Panji Kesultanan Perlak) ini, yang terletak di tengah bagian bawah. Gambar singa sering diidentikkan atau menjadi simbol seorang sahabat, sepupu, sekaligus menantu Nabi SAW yaitu Imam Ali bin Abi Thalib. Imam Ali bin Abi Thalib bernama asli Haydar bin Abu Thalib, Haydar yang berarti Singa adalah harapan keluarga Abu Thalib untuk mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy Mekkah.

Namun, setelah mengetahui sepupu yang baru lahir diberi nama Haydar, Nabi SAW memanggilnya dengan Ali yang berarti Tinggi (derajat di sisi Allah). Imam Ali bin Abi Thalib juga mendapatkan gelar Asadullah (Singa Allah), sebagai catatan bahwa kakek Imam Ali bin Abi Thalib bernama Asad yang berarti singa. Pemberian gelar Assadullah bukan sesuatu yang berlebihan karena keberanian dan ketangguhan Imam Ali bin Abi Thalib dalam setiap peperangan membela Islam dan Rasulullah.

Imam Ali bin Abi Thalib seringkali diberikan wewenang oleh Nabi SAW untuk membawa bendera dan memimpin perang, Imam Ali bin Abi Thalib juga terkenal dengan banyaknya riwayat yang menyebutkan kehebatannya dalam berperang. Bahkan saat tidak ada satu pun yang bisa menaklukkan Benteng Khaibar, beliau-lah yang berhasil menaklukkannya.

[2] Dalam panji ini juga tampak tiga pedang dengan bentuk yang sama, yang berposisi di bawah kaligrafi singa satu pedang, dan dua pedang berposisi di pinggir bagian atas. Pedang dengan bentuk yang khas yaitu melengkung dengan ujung bercabang dan tulisan kaligrafi di bilahnya tersebut adalah pedang Zulfikar, pedang milik Imam Ali bin Abi Thalib yang diberikan oleh Nabi SAW saat perang Uhud.

[3] Tulisan “Man Kuntu Maulahu Fahadza Aliyyun Maula” pada bilah pedang bagian atas kanan merupakan kalimat yang sangat terkenal bagi orang-orang Syi’ah, diriwayatkan bahwa kalimat tersebut diucapkan oleh Nabi SAW di depan ratusan ribu (ada yang mengatakan 90.000 dan ada yang mengatakan 120.000) orang selepas melaksanakan ibadah haji terakhir dan dilakukan saat dalam perjalanan pulang tepatnya di wilayah Ghadir Khum sebuah wilayah antara Mekkah dan Madinah.

Kalimat tersebut adalah potongan pidato Nabi SAW yang berarti “Siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya, maka inilah Ali sebagai pemimpinnya.” Bagi Syi’ah, kalimat tersebut adalah sebagai legtimasi bahwa sepeninggal Nabi SAW yang berhak menjadi pemimpin umat Islam adalah Imam Ali bin Abi Thalib. Sementara dalam persepsi Sunni, kata “Maula” diartikan sebagai “kekasih”, sehingga arti lengkap dari kalimat tersebut adalah “Siapa yang menjadikan aku sebagai kekasihnya, maka inilah Ali sebagai kekasihnya”.

Dalam pemahaman Sunni, memang tidak berkeyakinan bahwa Khalifah pengganti Nabi SAW adalah Imam Ali bin Abi Thalib, tetapi pandangan Sunni adalah sesuai dengan dinamika yang benar-benar terjadi yaitu bahwa khalifah pengganti Nabi SAW secara berturut-turut adalah sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan kemudian baru Imam Ali bin Abi Thalib.

[4] Lebih lanjut yang terdapat dalam panji ini adalah tulisan “La Fatta ila ‘Ali wa la Saifa illa Zulfikar” pada bilah pedang bagian atas kanan setelah kalimat “Man Kuntu Maulahu Fahadza Aliyyun Maula”. Diriwayatkan bahwa pada saat Perang Uhud Nabi SAW mendengar seruan malaikat jibril yang berbunyi “La Fatta illa ‘Ali wa la Saifa illa Zulfikar”, yang berarti tiada pemuda kecuali Ali dan tiada pedang kecuali Zulfikar.

Diriwayatkan barisan pasukan Islam pada Perang Uhud terdapat nama-nama seperti Imam Ali bin Abi Thalib as, Hamzah, Abu Dujanah dan beberapa prajurit lain yang berhasil melemahkan barisan musuh. Nabi Muhammad Saw menjadi target serangan pasukan Quraisy dari berbagai penjuru. Setiap pasukan melancarkan serangan kepada Nabi Muhammad Saw. Dari mana saja Rasul diserang, beliau memerintahkan Imam Ali bin Abi Thalib as untuk menyerang mereka. Atas pengabdian yang luar biasa ini, Malaikat Jibril turun kepada Nabi Muhammad Saw dan berkata, pengabdian ini adalah hal luar biasa yang telah ditunjukkan olehnya. Rasulullah Saw pun membenarkan perkataan Malaikat Jibril dan berkata: Aku berasal dari Ali dan Ali berasal dariku. Kemudian terdengar suara dari langit, “Tidak ada pedang selain Dzulfiqar dan tidak ada pemuda selain Ali”.

[5] Selanjutnya adalah gambar telapak tangan sempurna dengan kelima jarinya yang di dalamnya bertuliskan lafadz Allah dan di bawahnya tertulis lima nama yaitu Muhammad, Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain. Kelima nama tersebut juga ditulis dengan jelas di bawah pertemuan dua pucuk pedang Zulfikar.

Muhammad SAW merupakan Nabi terakhir bagi umat manusia, Ali adalah sahabat, sepupu, sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW, Fathimah adalah putri Nabi SAW yang juga merupakan istri Ali bin Abi Thalib, sedangkan Hasan dan Husain adalah putra Imam Ali bin Abi Thalib. Dalam beberapa riwayat, kelima orang tersebut disebut sebagai Ahlul Kisa’ dan juga Ahlul Bait Nabi SAW.

Diriwayatkan dalam Shahīh Muslim, vol. 7, hal. 130 Aisyah berkata, “Pada suatu pagi, Rasulullah saw keluar rumah menggunakan jubah (kisa) yang terbuat dari bulu domba. Hasan datang dan kemudian Rasulullah menempatkannya di bawah kisa tersebut. Kemudian Husain datang dan masuk ke dalamnya. Kemudian Fatimah ditempatkan oleh Rasulullah di sana. Kemudian Ali datang dan Rasulullah mengajaknya di bawah kisa dan berkata, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya” (QS. Al-Ahzab [33]:33).

Syi’ah memang sangat memuliakan lima orang yang disebut Ahlul Kisa ini, sekaligus mereka beranggapan bahwa Ahlul Bait itu terjaga dari melakukan dosa seperti yang disebutkan dalam surat Al-Ahzab ayat 33 di atas.

[6] Kalimat shalawat “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad” yang posisinya tertulis di bawah lima nama yang dimuliakan ummat Islam, yaitu Muhammad, Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain. Tidak ada suatu mazhab yang lebih mengutamakan shalawat kepada Nabi dan keluarganya daripada Syi’ah, bahkan setiap hari dalam kehidupan mereka selalu diliputi dengan ucapan-ucapan shalawat kepada Nabi dan keluarganya. Shalawat kepada Nabi dan keluarganya memang suatu amalan yang agung, bahkan tidak akan sah sholat seseorang tanpa bershalawat kepada Nabi dan keluarganya.

Berkaitan dengan shalawat ini, Allah menyampaikan dalam surah Al-Ahzab ayat 56, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” Begitulah, Allah SWT memerintahkan kita sholat, zakat, puasa, dan haji sementara Allah SWT sendiri tidak melaksanakan sholat, zakat, puasa, dan haji. Tapi saat Allah SWT memerintahkan manusia untuk bershalawat kepada Nabi dan keluarganya, Ia telah lebih dahulu menyatakan bahwa diri-Nya bersama malaikat juga bershalawat untuk Nabi dan keluarganya.

[7] Dalam panji ini juga terdapat 12 nama Imam Ahlulbait yang memang diakui Syi’ah sebagai Imam dan Khalifah mereka, yang dimulai dari Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain, Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ja’far As-Shadiq, Imam Musa Al-Kazhim, Imam Ali Al-Ridho, Imam Muhammad Al-Jawad, Imam Ali Al-Naqi, Imam Hasan Al-Askari, dan Imam Muhammad Al-Mahdi bin Imam Hasan Al-Askari. Kesemuanya adalah keturunan Rasul SAW, dan dalam logo bendera tersebut nama-nama para imam tersebut tertulis di atas kaligrafi singa.

Sejarah mencatat bahwa Kesultanan Perlak yang berada di wilayah Aceh adalah kesultanan pertama di Asia Tenggara. Sejarah juga mencatat bahwa sultan pertama Kesultanan Perlak adalah Syi’ah, yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah. Hal tersebut telah menjadi rangkaian bukti bahwa Syi’ah adalah yang pertama datang di Indonesia.

Bukti-bukti lain adalah Tari Saman yang menjadi tarian tradisional Rakyat Aceh, di mana sebenarnya Tarian Saman mengekspresikan kesedihan terhadap tragedi Karbala yaitu tragedi pembantaian keluarga Nabi SAW oleh penguasa zalim saat itu (Yazid bin Muawwiyah bin Abu Sufyan), juga ada peringatan Tabuik di Bengkulu yang dilakukan setiap tahun sekali pada bulan Muharam –tepatnya pada Hari Asyura, yaitu hari saat dibantainya cucu Nabi SAW di padang Karbala.

[8] Sebagai info penutup, kalimat di bawah lafaz Basmalah (paling atas) dalam panji tersebut berbunyi: “Laa ilaha illa-Allah Muhammad Rasulullah ‘Aliyyun Waliyullah Washiyyun Rasulullah” yang artinya: “Tak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasulullah, Ali Wali Allah, Washi-nya Rasulullah”.

 


MAFIA YAHUDI Rothschild Membunuh TIGA PRESIDEN AMERIKA!

$
0
0

ROTHSCHILDS ASSASSINATIONS OF US PRESIDENTS

# 1 PRESIDENT USA YANG PERTAMA DIBUNUH OLEH MAFIA YAHUDI Rothschild   = LINCOLN
# 2 US PRESIDEN YANG KEDUA  DIBUNUH OLEH  MAFIA YAHUDI  Rothschild = GARFIELD!
# 3 US PRESIDENT YANG KETIGA  DIBUNUH OLEH Rothschild YAHUDI MAFIA = J.F. KENNEDY

Pembunuhan 3 PRESIDEN AS OLEH Rothschild, Mafia Yahudi:

#1 Lincoln

Perang sipil  Lincoln pertama: The Trail of Blood = Abraham Lincoln bekerja dengan gagah berani untuk mencegah upaya Rothschild untuk melibatkan diri dalam pembiayaan Perang Saudara.

Menariknya, Tsar Rusia lah yang menyediakan bantuan yang dibutuhkan untuk melawan Inggris dan Perancis, yang berada di antara kekuatan pendorong di belakang pemisahan dari Selatan dan pembiaya berikutnya. Rusia melakukan intervensi dengan memberikan angkatan laut untuk bergabung memblokade di perairan Eropa Selatan  dan dengan membiarkan kedua negara tahu bahwa jika mereka berusaha untuk menggabungkan Konfederasi dengan kekuatan militer, mereka juga harus pergi berperang dengan Rusia.

Mafia Rothschild  berhasil karena agen mereka, Menteri Keuangan Salmon P. Chase, dapat memaksa tagihan (Perbankan Nasional Undang-Undang) melalui Kongres yang menciptakan bank sentral federal charter yang memiliki kekuasaan untuk mengeluarkan Bank Notes AS . Setelah itu, Lincoln memperingatkan rakyat Amerika:

LINCOLN QUOTE = “Kekusaan Uang (Rothschild YAHUDI MAFIA) memangsa  bangsa di masa damai dan bersekongkol melawan bangsa itu di saat kesulitan. Hal ini lebih despotik dari monarki, lebih kurang ajar dari otokrasi, lebih egois dari birokrasi. Saya melihat dalam waktu dekat krisis mendekati yang membuat saya nervous, dan membuat saya gemetar memikirkan keselamatan negara kita. Perusahaan swasta telah bertahta, era korupsi akan mengikuti, dan kekuatan uang negara akan berusaha untuk memperpanjang pemerintahannya dengan bekerja pada prasangka dari masyarakat, sampai kekayaan yang dikumpulkan dalam beberapa tangan, dan republik ini hancur. ”

Keberhasilan Lincoln mengantisipasi dalam mempengaruhi Kongres untuk membatasi kehidupan Bank of Amerika Serikat tahun-tahun perang hanya memotivasi faktor di balik pembunuhan oleh MAFIA!

Bukti yang menghubungkan agen dari Bank of Rothschild = Lincoln Menteri Perang Edwin Stanton dan John Wilkes Booth + 8 co-konspirator + 70 + pejabat pemerintah dan pengusaha dalam pembunuhan itu! = Diary Booth memiliki delapan belas halaman robekan berisi nama-nama, tapi kemudian ditemukan di loteng salah satu keturunan Stanton. = Linked Booth dalam pesan berkode langsung ke Yehuda P. Benyamin, manajer kampanye Perang Saudara di Selatan untuk House of Rothschild. Ketika perang berakhir, kunci kode itu ditemukan dalam kepemilikan Benjamin.

MAFIA menggambarkan pembunuhnya sebagai pria gila bersenjata  dengan beberapa teman-teman radikalnya, melarikan diri dengan jalan satu-satunya jembatan di Washington yang tidak dijaga oleh pasukan Stanton. “Booth” bersembunyi di gudang ytang terletak dekat Port Royal, Virginia, tiga hari setelah melarikan diri dari Washington = Ditembak oleh seorang tentara bernama Boston Corbett, yang dipecat tanpa perintah. Apakah pria yang tewas adalah Booth masih soal pertengkaran, tapi kenyataan tetap bahwa siapa pun itu, ia tidak punya kesempatan untuk mengidentifikasi dirinya = Rothschild MAFIA AGEN Menteri Perang Edwin Stanton membuat identifikasi akhir. The real John Wilkes Booth melarikan diri dengan bantuan Stanton.

Mary Todd Lincoln, setelah mendengar kematian suaminya, mulai berteriak, “Oh, itu rumah mengerikan!” Dari Rothschild = Thomas W. rumah, pistol pelari, pemodal, dan agen Rothschild selama Perang Saudara terkait dengan anti tersebut Lincoln, kepentingan pro-bankir.

# 2 GARFIELD!

Presiden James Garfield, presiden ke-20 kami, sebelumnya telah menjadi Ketua Komite House Appropriations dan pakar masalah fiskal. Presiden Garfield secara terbuka menyatakan bahwa siapapun yang mengendalikan pasokan uang, akan mengendalikan bisnis dan aktivitas semua orang. Setelah hanya empat bulan di kantor, Presiden Garfield ditembak di sebuah stasiun kereta api pada tanggal 2 Juli 1881. kebetulan lain.

# 3 John F. Kennedy

Presiden John F. Kennedy telah merencanakan membasmi Federal Reserve System. Pada tahun 1963 ia menandatangani Pesanan Executive EO-11 dan EO-110, mengembalikan ke pemerintah  Amerika tanggung jawab untuk mencetak uang, mengambil hak istimewa yang jauh dari mafia Yahudi Rothschild yang menjalankan Federal Reserve System.

Tak lama kemudian, Presiden John F. Kennedy dibunuh. Profesional, Triangulasi api yang dijalankan Presiden Amerika Serikat bukan masalah yang paling mengejutkan. Koordinasi tingkat tinggi yang menyelenggarakan coverup luas merupakan bukti nyata dari kekuatan luar biasa dari “pemerintah tersembunyi” di balik layar. (Suara tidak masuk akal? Baca Bunuh Zone, oleh Craig Roberts untuk update pada peristiwa di Dealey Plaza.)

REFERENSI:

Wardner, James W., The Planned Destruction of America, Longwood Komunikasi, 397 Kingslake Drive, DeBarry, FL, 1994. [IMG] A

Roberts, Craig, Bunuh Zone, Konsolidasi Press International, 1994. pameran Menarik, pada pembunuhan John F. Kennedy. Paul, Ron, The Ron Paul Kelangsungan Hidup Report (newsletter oleh mantan anggota Kongres pada isu-isu moneter, kelangsungan hidup pribadi, dll), P.O. Kotak 602, Lake Jackson, TX, 77566.

Thomas W. rumah adalah ayah dari “Kolonel” Edward Mandell Rumah yang kemudian menjadi pemain kunci dalam pemilihan Woodrow Wilson dan bagian dari Federal Reserve Act.

THE HOUSE OF YAHUDI ROTHSCHILD telah kehilangan pertempuran sengit dengan Presiden Jackson berkaitan dengan menjaga Bank Sentral mereka. Untuk tahun 1834, Jackson telah menghapus semua deposito pemerintah dari  “Kedua Bank of Amerika Serikat” Rothschild

Sistem baru Bank Nasional didirikan pada tahun 1862 menghilangkan Bank Sentral Yahudi yang dikendalikan melalui 1901. Itu pada 6 September 1901 bahwa Presiden William McKinley dibunuh melalui intrik dari Rothschild dan mereka hit-laki.

Dengan McKinley keluar dari jalan, jalan ke Federal Reserve Act of 1913 mudah diaspal melalui pion agen Yahudi dari House of Rothschild. Dua agen Rothschild seperti itu para bankir Yahudi yang kuat Jacob Schiff dan Max Warburg.

Presiden William McKinley dikenal sebagai pria “uang keras” . Ini karena ia menganjurkan standar emas. Tidak seperti lawannya, William Jennings Bryan, McKinley melawan “uang mudah” tanpa dukungan – dicetak oleh pemberi pinjaman Yahudi dengan bunga kepada peminjam – yaitu pemerintah AS. Ini adalah esensi dari 1896 & 1900 kampanye sukses McKinley melawan William Jennings Bryan yang menganjurkan untuk “mata uang bebas dan tidak terbatas perak.”

TAPI DENGAN McKinley FIGHTING AGAINST “uang mudah,” (menerjemahkan Yahudi-diciptakan & dicetak-di-bunga uang) McKinley disegel surat kematiannya. Sebuah surat kematian ditandatangani, disegel, dan disampaikan oleh DPR kuat Of Rothschild, penjahat dalam setelan bankir ‘.

THE NEW YORK Crowd YAHUDI WANTED Theodore “Teddy” Roosevelt menjadi Presiden. Roosevelts adalah kelompok sosialita kaya NY . Theodore Roosevelt Sr. (ayah “Teddy” Roosevelt) mewarisi multi-juta dolar bisnis keluarga, “Roosevelt & Son,” importir kaca piring.

Melalui banyak koneksi bisnis Yahudi, Theodore Roosevelt Sr mendirikan Metropolitan Museum of Art, American Museum of Natural History, dan Rumah Sakit Ortopedi New York Anak. Semua lembaga ini berada dan Yahudi-intensif.

Theodore “Teddy” Roosevelt telah dipersiapkan oleh  mesin politik Yahudi NY yang kuat untuk menjadi Gubernur NY dan Presiden masa depan Amerika Serikat. Pada tahun 1900, McKinley dipaksa oleh partisan Partai Republik dari orang-orang Yahudi untuk menunjuk “Teddy” Roosevelt sebagai Wakil Presiden untuk mendapatkan “suara Yahudi.” Penunjukan McKinley untuk Roosevelt segera berubah menjadi kematiannya.

Sumber:

ROTHSCHILDS JEWISH MAFIA ASSASSINATION OF THREE AMERICAN PRESIDENTS!

http://www.rense.com/general86/pres.htm

http://www.wuc-news.com/2016/04/rothschilds-jewish-mafia-assassinated.html

 


Daftar lengkap dari BANK yang dimiliki atau dikendalikan oleh Keluarga Rothschild

$
0
0
 Daftar lengkap dari BANK yang dimiliki atau dikendalikan oleh Keluarga Rothschild

“Mungkin anda mengira Bank Indonesia sepenuhnya dimiliki dan dikendalikan pemerintah RI, namun ternyata BI termasuk salah satu dari Bank Sentral yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild. Teori konspirasi semakin terkuak misterinya.”

Complete List of BANKS Owned or Controlled by the Rothschild Family:

 “Beri aku kontrol atas mata uang negara, dan saya tidak peduli siapa yang membuat hukum-hukumnya” – Baron M.A. Rothschild

Sebelum melanjutkan, saya sarankan Anda membaca daftar berikut artikel:

  1. The Complete History of the ‘House Of Rothschild’
  2. The Complete History of the Freemasonry and the Creation of the New World Order
  3. The Entire ILLUMINATI History
  4. Everything about the Rothschild Zionism
    5. How the Rothschilds Became the Secret Rulers of the World

BANK MILIK DAN    DIKENDALIKAN  ROTHSCHILD :

  1. Afghanistan: Bank Afghanistan
  2. Albania: Bank of Albania
  3. Aljazair: Bank Aljazair
  4. Argentina: Bank Sentral Argentina
  5. Armenia: Bank Sentral Armenia
  6. Aruba: Bank Sentral Aruba
  7. Australia: Reserve Bank of Australia
  8. Austria: Austria National Bank
  9. Azerbaijan: Bank Sentral Republik Azerbaijan
  10. Bahama: Bank Sentral The Bahama
  11. Bahrain: Bank Sentral Bahrain
  12. Bangladesh: Bangladesh Bank
  13. Barbados: Bank Sentral Barbados
  14. Belarus: National Bank Republik Belarus
  15. Belgia: National Bank of Belgium
  16. Belize: Bank Sentral Belize
  17. Benin: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  18. Bermuda: Bermuda Otoritas Moneter
  19. Bhutan: Royal Monetary Authority of Bhutan
  20. Bolivia: Bank Sentral Bolivia
  21. Bosnia: Bank Sentral Bosnia dan Herzegovina
  22. Botswana: Bank of Botswana
  23. Brasil: Bank Sentral Brazil
  24. Bulgaria: Bulgarian National Bank
  25. Burkina Faso: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  26. Burundi: Bank Republik Burundi
  27. Kamboja: National Bank of Cambodia
  28. Datang Roon: Bank Negara Afrika Tengah
  29. Kanada: Bank of Canada – Banque du Canada
  30. Kepulauan Cayman: Cayman Islands Otoritas Moneter
  31. Republik Afrika Tengah: Bank Negara Afrika Tengah
  32. Chad: Bank Negara Afrika Tengah
  33. Chile: Bank Sentral Chili
  34. Cina: The People`s Bank of China
  35. Kolombia: Bank Republik
  36. Komoro: Bank Sentral Comoros
  37. Kongo: Bank Negara Afrika Tengah
  38. Kosta Rika: Bank Sentral Kosta Rika
  39. Côte d’Ivoire: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  40. Kroasia: Croatian National Bank
  41. Cuba: Bank Sentral Kuba
  42. Siprus: Bank sentral Siprus
  43. Republik Ceko: Czech National Bank
  44. Denmark: National Bank of Denmark
  45. Republik Dominika: Bank Sentral Republik Dominika
  46. wilayah Karibia Timur: Karibia Bank Central Timur
  47. Ekuador: Bank Sentral Ekuador
  48. Mesir: Bank Sentral Mesir
  49. El Salvador: Central Reserve Bank of El Salvador
  50. Guinea Ekuatorial: Bank Negara Afrika Tengah
  51. Estonia: Bank of Estonia
  52. Ethiopia: National Bank of Ethiopia
  53. Uni Eropa: Bank Sentral Eropa
  54. Fiji: Reserve Bank of Fiji
  55. Finlandia: Bank of Finland
  56. Prancis: Bank of France
  57. Gabon: Bank Negara Afrika Tengah
  58. Gambia: Bank Sentral Gambia
  59. Georgia: National Bank of Georgia
  60. Jerman: Deutsche Bundesbank
  61. Ghana: Bank Ghana
  62. Yunani: Bank of Greece
  63. Guatemala: Bank of Guatemala
  64. Guinea Bissau: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  65. Guyana: Bank of Guyana
  66. Haiti: Bank Sentral Haiti
  67. Honduras: Bank Sentral Honduras
  68. Hong Kong: Hong Kong Monetary Authority
  69. Hongaria: Magyar Nemzeti Bank
  70. Islandia: Bank Sentral Islandia
  71. India: Reserve Bank of India
  72. Indonesia: Bank Indonesia
  73. Iran: Bank Sentral Republik Islam Iran
  74. Irak: Bank Sentral Irak
  75. Irlandia: Bank Sentral dan Otoritas Jasa Keuangan Irlandia
  76. Israel: Bank of Israel
  77. Italia: Bank of Italy
  78. Jamaika: Bank of Jamaica
  79. Jepang: Bank of Japan
  80. Jordan: Bank Sentral Jordan
  81. Kazakhstan: National Bank of Kazakhstan
  82. Kenya: Bank Sentral Kenya
  83. Korea: Bank of Korea
  84. Kuwait: Bank Sentral Kuwait
  85. Kyrgyzstan: National Bank Republik Kyrgyz
  86. Latvia: Bank of Latvia
  87. Lebanon: Bank Sentral Lebanon
  88. Lesotho: Bank Sentral Lesotho
  89. Libya: Bank Sentral Libya (penaklukan terbaru mereka)
  90. Uruguay: Bank Sentral Uruguay
  91. Lithuania: Bank of Lithuania
  92. Luksemburg: Bank Sentral Luksemburg
  93. Macao: Otoritas Moneter Makao
  94. Macedonia: National Bank Republik Makedonia
  95. Madagaskar: Bank Sentral Madagaskar
  96. Malawi: Reserve Bank of Malawi
  97. Malaysia: Bank Sentral Malaysia
  98. Mali: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  99. Malta: Bank Sentral Malta
  100. Mauritius: Bank of Mauritius
  101. Meksiko: Bank of Mexico
  102. Moldova: National Bank of Moldova
  103. Mongolia: Bank of Mongolia
  104. Montenegro: Bank Sentral Montenegro
  105. Maroko: Bank Maroko
  106. Mozambik: Bank of Mozambik
  107. Namibia: Bank of Namibia
  108. Nepal: Bank Sentral Nepal
  109. Belanda: Belanda Bank
  110. Antillen Belanda: Bank dari Antillen Belanda
  111. Selandia Baru: Reserve Bank of New Zealand
  112. Nikaragua: Bank Sentral Nikaragua
  113. Niger: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  114. Nigeria: Bank Sentral Nigeria
  115. Norwegia: Bank Sentral Norwegia
  116. Oman: Bank Sentral Oman
  117. Pakistan: State Bank of Pakistan
  118. Papua New Guinea: Bank Papua Nugini
  119. Paraguay: Bank Sentral Paraguay
  120. Peru: Central Reserve Bank of Peru
  121. Philip Pines: Bangko Sentral ng Pilipinas
  122. Polandia: National Bank of Poland
  123. Portugal: Bank of Portugal
  124. Qatar: Bank Sentral Qatar
  125. Rumania: National Bank of Rumania
  126. Rusia: Bank Sentral Rusia
  127. Rwanda: National Bank of Rwanda
  128. San Marino: Bank Sentral Republik San Marino
  129. Samoa: Bank Sentral Samoa
  130. Arab Saudi: Arab Badan Moneter Arab
  131. Senegal: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  132. Serbia: National Bank of Serbia
  133. Seychelles: Bank Sentral Seychelles
  134. Sierra Leone: Bank of Sierra Leone
  135. Singapura: Monetary Authority of Singapore
  136. Slovakia: National Bank of Slovakia
  137. Slovenia: Bank of Slovenia
  138. Kepulauan Solomon: Bank Sentral Kepulauan Solomon
  139. Afrika Selatan: Afrika Selatan Reserve Bank
  140. Spanyol: Bank of Spain
  141. Sri Lanka: Bank Sentral Sri Lanka
  142. Sudan: Bank of Sudan
  143. Surinam: Bank Sentral Suriname
  144. Swaziland: Bank Sentral Swaziland
  145. Swedia: Sveriges Riksbank
  146. Swiss: Swiss National Bank
  147. Tajikistan: National Bank of Tajikistan
  148. Tanzania: Bank of Tanzania
  149. Thailand: Bank of Thailand
  150. Togo: Bank Sentral Negara Afrika Barat (BCEAO)
  151. Tonga: National Reserve Bank of Tonga
  152. Bank Sentral Trinidad dan Tobago: Trinidad dan Tobago
  153. Tunisia: Bank Sentral Tunisia
  154. Turki: Bank Sentral Republik Turki
  155. Uganda: Bank of Uganda
  156. Ukraina: Bank Nasional Ukraina
  157. Uni Emirat Arab: Bank Sentral Uni Emirat Arab
  158. Inggris Raya: Bank of England
  159. Amerika Serikat: Federal Reserve, Federal Reserve Bank of New York
  160. Vanuatu: Reserve Bank of Vanuatu
  161. Venezuela: Bank Sentral Venezuela
  162. Vietnam: The State Bank of Vietnam
  163. Yaman: Bank Sentral Yaman
  164. Zambia: Bank of Zambia
  165. Zimbabwe: Reserve Bank of Zimbabwe

 

The FED dan IRS

Hampir  tidak dikenali oleh masyarakat umum adalah kenyataan bahwa Federal Reserve AS adalah sebuah perusahaan swasta, yang berdiri di tanah  Negara Amerika sendiri, tapi kebal terhadap hukum AS.

Perusahaan swasta Ini (yang dikendalikan oleh Rothschild, Rockefeller dan Morgans) mencetak uang bagi  Pemerintah AS, yang membayar kepada mereka bunga untuk “mendukung.” Ini berarti bahwa jika kita akan me-reset utang negara saat ini dan akan mulai mencetak ulang uang, kita akan berada dalam utang ke FED dari dolar pertama yang dipinjamkan kepada Pemerintah AS.

Kebanyakan orang yang tinggal di Amerika Serikat  juga  tidak memiliki petunjuk bahwa Internal Revenue Service (IRS) adalah lembaga asing. Untuk lebih akurat, IRS adalah sebuah perusahaan swasta asing dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan merupakan “pasukan tentara” swasta dari Federal Reserve (Fed). Tujuan utamanya adalah untuk memastikan orang-orang Amerika membayar pajak mereka dan menjadi budak kecil yang baik.

Anda dapat membaca lebih lanjut tentang subjek di sini.

Pada tahun 1835, Presiden AS Andrew Jackson menyatakan penghinaan bagi para bankir internasional:

“Kamu adalah sarang ular beludak. Saya berniat untuk mengusir Anda keluar, dan oleh Tuhan  Allah Yang Kekal Aku akan mengusir Anda keluar. Jika orang-orang hanya memahami ketidakadilan dari peringkat uang dan sistem perbankan kami, akan ada revolusi sebelum pagi.”

Lalu menyusul Ada upaya pembunuhan (yang gagal) pada kehidupan Presiden Jackson. Jackson mengatakan kepada wakil presidennya, Martin Van Buren:

“Bank, Mr. Van Buren, sedang mencoba untuk membunuh saya.”

Ini adalah awal dari pola intrik yang akan mengganggu Gedung Putih sendiri selama beberapa dekade mendatang. Kedua Lincoln dan JFK dibunuh karena mencoba menyingkirkan negara dari banksters.

Megabanks dunia

Ada dua megabanks yang menawarkan pinjaman kepada semua negara di seluruh planet, Bank Dunia dan IMF. Yang pertama dimiliki bersama oleh keluarga perbankan top dunia, dengan Rothschild di bagian paling atas, sedangkan yang kedua adalah milik pribadi oleh Rothschild sendiri.

Kedua megabanks menawarkan pinjaman ke “negara-negara berkembang” dan menggunakan bunga yang hampir mustahil-untuk- membayar kembali hutang mereka, untuk mendapatkan pada kekayaan riil tangan mereka: tanah dan logam mulia (emas).

Tapi itu belum semua! Merupakan bagian penting dari rencana mereka untuk juga mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam suatu negara (seperti minyak bumi atau gas) melalui perusahaan milik mereka secara terselubung, menyuling minyaknya, dan menjualnya kembali ke negara yang sama, yang membuat keuntungan besar.

Tapi agar perusahaan-perusahaan dapat  beroperasi secara optimal, mereka membutuhkan infrastruktur yang kokoh, yang biasanya sangatr kurang  di Negara yang mereka sebut “negara-negara berkembang.” Jadi sebelum banksters bahkan menawarkan pinjaman yang  hampir mustahil-untuk-bayar kembali, mereka memastikan bahwa sebagian besar uang akan diinvestasikan di – Anda sudah dapat menebaknya – infrastruktur.

Ini “negosiasi” yang dilakukan oleh apa yang disebut “Penembak gelap Ekonomi (Economic Hitmen)”, yang berhasil dengan penghargaan mahal (yaitu penyuapan) atau mengancam dengan kematian orang-orang yang berada dalam posisi untuk menjual diri negara mereka.

Untuk informasi lebih lanjut tentang topik ini, saya sarankan membaca Confessions of an Ecomic  Hitman.

Satu bank yang memerintah mereka semua,  adalah “Bank untuk Penyelesaian Internasional”( Bank for International Settlement),”  adalah – jelas – dikendalikan oleh Rothschild dan ia dijuluki “Menara Basel.”

Kekuatan sebenarnya dari Rothschild jauh melampaui di luar Empirium Perbankan

Jika Anda belum kagum dengan kekuatan Rothschild (Saya tahu Anda), ketahuilah bahwa mereka juga berada di balik semua pembiayaan  perang sejak Perang  Napoleon. Saat itulah mereka telah menemukan betapa menguntungkan itu adalah untuk membiayai kedua pihak yang ber perang dan mereka sudah melakukannya sejak itu.

Pada tahun 1849, Guttle Schnapper, istri dari Mayer Amschel menyatakan:

“Jika anak-anak saya tidak ingin perang, tidak akan ada.”

Jadi, dunia masih berperang karena sangat, sangat menguntungkan untuk Rothschild dan garis keturunan Bankster parasit mereka. Dan selama kami akan terus menggunakan uang, dunia tidak akan pernah tahu perdamaian.

Hal ini mengejutkan bagi banyak orang mengetahui bahwa Amerika Serikat adalah sebuah perusahaan yang diperintah dari luar negeri. Nama aslinya adalah Virginia Company dan itu dimiliki oleh British Crown (jangan salah menanggap ini untuk Ratu, yang berfungsi terutama dalam kapasitas seremonial saja).

British  Crown  telah menyumbangkan perusahaan untuk Vatikan, yang memberikan hak eksploitasi kembali ke Crown. Presiden AS diangkat CEO dan bisnis mereka adalah untuk membuat uang untuk Kerajaan Inggris dan Vatikan, yang mengambil bagian dari keuntungan mereka ietiap tahun.

Kerajaan Inggris diam-diam menguasai dunia dari negara berdaulat yang independen 677-acre, yang dikenal sebagai The City of London. Crown lain ini terdiri dari sebuah komite dari 12 bank yang dipimpin oleh Bank of England. Tebak siapa yang mengendalikan Bank of England? Yup, Rothschild!

Pada tahun 1815, Nathan Mayer membuat pernyataan berikut:

“Aku tidak perduli boneka apa yang  ditempatkan di atas takhta Inggris untuk memerintah Kekaisaran di mana matahari tidak pernah terbenam. Orang yang mengontrol suplai uang Inggris mengendalikan Kerajaan Inggris, dan saya mengendalikan pasokan uang Inggris.”

The House of Rothschild adalah benar-benar  berada di puncak piramida kekuasaan. Mereka berada di belakang New World Order dan dominasi lengkap dari agenda dunia. Mereka berada di belakang Uni Eropa dan Euro dan mereka berada di belakang ide dari Uni Amerika Utara dan Amero. Mereka mengendalikan semua layanan rahasia dunia dan tentara pribadi mereka adalah NATO.

Sangat, sangat mengesankan!

Sekarang, apa yang akan Anda katakan jika saya mengatakan kepada Anda bahwa kami dapat runtuh kerajaan mereka menjadi debu semalam, tanpa apapun kekerasan?

Oleh Alexander , HumansAreFree.com | Sumber: Mendidik Diri

Sumber:

http://humansarefree.com/2013/11/complete-list-of-banks-ownedcontrolled.html

 


Perang tanah: Wajah baru neoliberalisme di sektor pangan dan energi

$
0
0

Perang tanah: Wajah baru neoliberalisme di sektor pangan dan energi

Published: 22 Feb 2016
Posted in:  Indonesia
 3  3  2

Comments (0) Print Email this

IndoProgress| 22 Februari 2016

Perang tanah: Wajah baru neoliberalisme di sektor pangan dan energi

oleh Andre Baharamin

Tahun 2015 lalu, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat ada 5 orang yang tewas, 39 orang menjadi korban penembakan, 124 orang dianiaya dan 278 orang lain ditahan.1 Semua jumlah tersebut terkait dengan konflik agraria di Indonesia yang semakin menunjukkan gejala peningkatan. Setahun kemarin juga mencatat peningkatan jumlah kasus sengketa tanah sejak lima tahun terakhir.

Selanjutnya, laporan KPA tersebut menyebutkan bahwa pelaku kekerasan dalam berbagai konflik agraria di Indonesia, didominasi oleh perusahaan (35 kasus), polisi (21 kasus) dan TNI (16 kasus). Dari total tersebut, 30 persen kasus terjadi di dua daerah, yaitu Riau (14,40 persen ) dan Jawa Timur (13,60 persen). Sementara daerah lain seperti Sumatera Selatan (13,60 persen) dan Sulawesi Tenggara (6,40 persen) juga menjadi titik panas konflik agraria.

Dari jumlah kasus agraria di atas, 50 persen merupakan konflik di bidang perkebunan. Sisanya, 28 persen terjadi di konflik terkait pembangunan infrastruktur (28 persen) dan sektor kehutanan (9 persen). Konflik lain juga terjadi di sektor pertambangan dan pesisir.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi?

Krisis Ekonomi 2008 dan Perubahan Tren Pasar Global

Sejak krisis finansial 2008 mereda, kita menyaksikan fenomena global baru yang disebut dengan perampasan tanah secara luar biasa (massive land grabbing). Yaitu sebuah model pengambilalihan kepemilikan tanah di negara-negara miskin atau negara berkembang oleh perusahaan-perusahaan multinasional. The Economist dalam laporannya di tahun 2009 mencatat bahwa total ada sekitar 37-49 juta hektar yang telah berhasil dirampok sejak tahun 2006.2Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya paska krisis 2008.

Sebuah laporan di awal November 2014 dari Lund University, Swedia, membenarkan prediksi di atas.3Laporan tersebut memberikan gambaran mengerikan tentang ekpansi perampasan tanah. Dari total 195 negara yang diakui PBB, 126 di antaranya terlibat transaksi perdagangan tanah di mana Cina (bertransaksi dengan 33 negara), Inggris (30 negara) dan AS (28 negara) muncul sebagai pemain utama yang rajin membeli tanah dengan negara-negara di Afrika dan Asia sebagai destinasi. Negara-negara seperti Ethiopia sebagai contoh, telah menggadaikan tanahnya kepada 21 negara. Filipina dan Madagascar telah membuka dirinya untuk 18 negara berbeda. Sementara Brazil, Sudan, Mozambique dan Tanzania laris manis menjual tanah kepada investor dari 17 negara berbeda.

Model transaksi macam inilah yang disebut sebagai “perdagangan virtual baru” yang mana membuat sebuah perusahaan dapat mengimpor hal yang seharusnya tidak diperdagangkan. Berbeda dengan bentuk perdagangan virtual lama yang hanya mendefinisikan proses transaksi jual beli di bursa saham, perdagangan bentuk baru ini mengambil langkah maju yang lebih radikal. Hari ini produk-produk seperti sumber air, tanah hingga polusi diperjualbelikan melewati batas-batas negara.

Dalam kacamata ekonomi neoliberal, perdagangan virtual memiliki beberapa keunggulan.

Misalnya, negara-negara yang memiliki empat musim dan tanahnya tidak memungkinkan untuk ditanami buah-buahan tropis, dapat membeli tanah di negara-negara tropis untuk kemudian diubah menjadi perkebunan skala besar yang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga dapat memenuhi ambisi ekspor ke negara lain. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan mengubah negara-negara yang masih memiliki lahan yang cukup menjadi lumbung pangan dunia, seperti yang sedang terjadi di Merauke, Papua, melalui program sejuta hektar sawah baru yang terintegrasi dalam skema Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE).[4] Sebagai gantinya, negara-negara yang telah merelakan tanah mereka kemudian diberikan kemudahan dalam skema pengajuan hutang dan garansi keterlibatan yang lebih luas dalam kancah politik luar negeri berbentuk aliansi-aliansi regional atau internasional.

Jenis perdagangan virtual seperti ini juga memiliki tujuan untuk mencegah monopoli sebuah negara terhadap kekayaan sumber daya alam yang mereka miliki. Monopoli oleh negara dipandang buruk karena tidak sejalan dengan skema liberalisme total di mana pasar akan diberikan kekuasaan sepenuhnya dan korporasi adalah pengendali utamanya. Jenis ‘perdagangan virtual baru’ membuat negara-negara kaya mampu memiliki akses legal untuk melakukan penggerukan sumber daya alam yang dimiliki negara-negara miskin atau negara-negara berkembang untuk meningkatkan kapasitas konsumsi domestiknya.

Sebagai contoh kita dapat melihat soal ekstraksi mineral Cobalt (Co) yang menjadi salah satu bahan baku untuk baterai ponsel pintar (smartphone). Material ini paling banyak terdapat di Kongo yang menjadi pemasok 40 persen kebutuhan pasar global,[5] selain juga cadangan di Zambia dan Republik Afrika Tengah. Di Kongo sendiri, ekstraksi Cobalt dijalankan oleh Central African Mining and Extraction Company (CAMEC), yang berkantor pusat di London, Inggris. CAMEC sendiri terkenal sebagai pelaku perdagangan kotor (Blood Cobalt) dan perbudakan anak-anak di bawah umur.[6]

Pasar Pangan dan Energi

Merebaknya jenis perdagangan baru ini, juga disebabkan oleh meningkatnya harga minyak bumi dan batu bara dalam beberapa tahun terakhir: biaya produksi yang dianggap semakin mahal sementara cadangan sumber daya yang semakin menipis. Oleh karenanya, tuntutan untuk menemukan sumber-sumber energi baru semakin menguat. Ini adalah salah satu poin pendorong lahirnya tren ‘energi alternatif’ yang mulai ramai sejak awal 2009 kemarin. Isu pemanasan global sejak satu dekade lalu telah direkuperasi sekaligus menjadi momentum yang tepat untuk ekonomi neoliberalisme bergerak merevitalisasi dirinya setelah dihantam krisis. Ditambah lagi dengan meningkatnya laju populasi di seluruh dunia, sehingga isu mengenai kebutuhan akan ketersediaan pangan menjadi hal mutlak yang tidak bisa diacuhkan.

Meski penting untuk dipahami bahwa perampasan tanah bukanlah fenomena yang baru terjadi belakangan ini. Brutalitas yang sama telah terjadi sejak beratus-ratus tahun lalu. Contohnya adalah kedatangan para kolonial Eropa untuk mencari dunia baru yang akhirnya membuka jalan terhadap perampasan tanah dan penyingkiran masyarakat asli. Contoh-contoh kasusnya membentang dari pedalaman Amazon, gurun Sahara hingga apa yang sedang berlangsung di Papua saat ini. Proses kekerasan yang secara esensi dan formasi serupa dan masih terus terjadi. Jauh sebelum tren global berubah, di Indonesia kita menyaksikan bagaimana isu konservasi lingkungan justru berbalik digunakan sebagai alasan bagi negara dan perusahaan untuk mengusir masyarakat asli dari tanah ulayat mereka. Kasus kawasan konservasi Kerinci yang mengusir Orang Rimba, penyingkiran masyarakat dari dalam Hutan Lindung Lore Lindu, hingga Malind-Anim yang harus merelakan tanah ulayat untuk pembangunan Hutan Lindung Wasior, adalah beberapa contoh di antaranya.

Namun hari ini, sesuatu yang lebih brutal sedang berlangsung. Dua krisis global yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari dua tahun (yaitu krisis finansial 2008 dan krisis pangan di periode 2007-2008)[7] telah berhasil membuka penemuan jalan baru bagi neoliberalisme. Dua agenda yang awalnya tampak berjalan paralel kini telah menemukan titik temu dan berjalan bergandeng tangan.

Pertama adalah masalah ketahanan pangan. Banyak negara maju yang selama ini menggantungkan dirinya pada impor pangan dan selalu khawatir mengenai pengetatan pasar, akhirnya menemukan saluran baru untuk menginvestasikan keberlimpahan uang dari dalam negerinya. Investasi yang dipandang jauh lebih aman dan memberi garansi keuntungan jangka panjang dan konsisten berbentuk sistem ‘outsourcing’ dalam produksi pangan. Caranya adalah dengan membeli kontrol terhadap produksi sumber-sumber makanan di negara-negara miskin dan negara-negara berkembang melalui perusahaan-perusahaan multi-nasional. Kekhawatiran akan ketidakmampuan sebuah negara yang maju dalam ekonomi dan teknologi untuk menyediakan pangan berkualitas dan terjangkau bagi penduduk negaranya, berhasil dijawab melalui model ‘perdagangan virtual’ yang murah.

Pemerintah di negara-negara yang menjadi sasaran tembak, ditawarkan untuk mendapatkan sejumlah kecil keuntungan dari pasar pangan berupa kucuran dana segar untuk pembangunan infrastruktur dan sokongan untuk pembangunan bisnis properti yang telah terbukti dahulu gagal dan memicu krisis ekonomi global. Alasan ini mendorong Cina, US dan Inggris begitu aktif mencari ‘tanah-tanah baru’ di Afrika dan Asia sebagai cadangan pangan. Agar tampak lebih humanis, negara-negara koloni itu disebut sebagai ‘lumbung pangan dunia’. Ilusi yang sebenarnya digunakan untuk menutupi liberalisasi pangan guna kepentingan daya tahan sekaligus perluasan pasar.

Ini adalah strategi jangka panjang yang cerdas karena berhasil menjawab dua kebutuhan dalam satu sapuan. Pertama, untuk menepis keraguan mengenai krisis pangan (persoalan cadangan dan akses harga) di masa depan yang mungkin terjadi di negara-negara maju, sekaligus memberikan keuntungan karena tersedianya jumlah konsumen yang terus membesar dan jumlah permintaan yang terus meningkat.

Sebagai contoh, sejak Maret 2008 pemerintah Arab Saudi, Jepang, China, India, Korea, Libya dan Mesir telah mengutus para pejabat tingginya untuk bernegosiasi dan mencari lahan pertanian subur di berbagai tempat seperti Uganda, Brasil, Kamboja, Sudan, Pakistan, India, Indonesia dan Filipina. Proses ini dilakukan melalui sebuah praktik diplomatik bilateral maupun regional. Ironisnya negara-negara yang menjadi sasaran kerjasama tersebut justru termasuk rentan dan sedang mengalami krisis pangan domestik. Di Darfur, Sudan, misalnya terdapat sekitar 5,6 juta pengungsi yang membutuhkan makanan.[8] Di Kamboja, sekitar 100 ribu unit keluarga mengalami kekurangan pangan.[9] Di Indonesia sendiri, harga beras terus menerus melambung sejak tahun 2008 bersamaan dengan kemiskinan yang semakin meluas hingga membuat akses terhadap pangan bertambah sulit. Ironisnya untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah di negara-negara tersebut justru mengandalkan impor secara berkala dan masif. Di saat yang bersamaan membuka dirinya untuk praktek jual-beli lahan untuk industri berskala besar di bidang pertanian.

Jalur kedua adalah keuntungan finansial. Mengingat krisis keuangan saat ini, segala macam pemain di industri keuangan dan pangan – melalui rumah investasi yang mengelola dana pensiun pekerja, dana ekuitas swasta – telah bergerak aktif mencari formulasi-formulasi baru yang dapat memberikan keuntungan secara cepat, konsisten dan terus membesar. Dana-dana jaminan secara berkala dalam jumlah besar terus dialihkan dari pasar derivatif yang sekarang runtuh. Pedagang gabah mencari strategi baru dengan beralih ke tanah, sebagai sumber untuk makanan dan bahan bakar produksi

Tanah itu sendiri awalnya bukanlah investasi yang familiar untuk banyak perusahaan-perusahaan transnasional. Sebabnya, tanah dipandang sarat dengan konflik politik di mana, dalam banyak kasus, selalu mengalami problem mengenai kepemilikan dan beberapa peraturan pembatasan yang mengatur soal pelarangan pihak asing untuk tidak dapat membeli lahan. Mengalihkan model dagang dengan menyasar tanah juga bukan pekerjaan yang murah dan singkat. Untuk mendapatkan keuntungan, investor harus meningkatkan kapasitas produksi tanah yang tentu saja memakan waktu dan biaya. Hal ini juga berarti beban kerja yang lebih berat jika dibandingkan dengan bisnis finansial atau tambang mineral. Tapi krisis gabungan antara kelangkaan sumber makanan dan problem di sektor keuangan telah mengubah nilai lahan pertanian di mata investasi. Fakta lain yang mendukung adalah murahnya harga tanah di negara-negara miskin dan negara berkembang. Kondisi yang turut dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar mata uang dan ketergantungan ekonomi negara-negara selatan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Negara-negara maju yang telah sejak lama menyerahkan kendali pengelolaan kepentingan publik kepada korporasi dengan mudah memberikan mandat bagi badan-badan multinasional ini untuk ikut terlibat. Sebab lainnya adalah ketidakberdayaan negara pasca krisis finansial yang membuat banyak pemerintahan tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan invetasi baru berbiaya tinggi. Oleh karenanya, menyerahkan kerja-kerja tersebut kepada perusahaan transnasional menjadi opsi yang paling masuk akal.

Itu mengapa, Anda tidak perlu kaget jika melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa produksi pangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional ini sama sekali tidak ditujukan untuk menjawab kebutuhan pangan masyarakat sekitar. Infografis di atas, yang menggambarkan jumlah transaksi tanah di berbagai negara, mesti dipahami sebagai bagaimana ekspansi perusahaan multinasional yang terkadang mengatasi isu-isu kepentingan domestik sebuah negara. Namun, tentu ada perbedaan mendasar yang penting digarisbawahi dari ragam investasi sektor pangan yang dimotori negara-negara maju.

Cina, misalnya, meski memiliki wilayah yang cukup luas, namun jumlah populasi yang tidak berhasil dikontrol membuat ketersediaan pangan adalah isu serius di negeri ini. Ditambah lagi dengan berkurangnya secara drastis luas lahan pertanian produktif yang berlangsung sejak dua dekade terakhir. Penyusutan tersebut tidak lepas dari masifnya industrialisasi. Ketimpangan itu jelas terlihat. Jumlah petani di Cina berkisar 40 persen dari total petani di dunia, namun lahan yang tersedia hanya 9 persen dari keseluruhan luas lahan produktif di dunia. Karenanya tidak mengejutkan jika Partai Komunis Cina menjadikan persoalan pangan dan energi sebagai prioritas. Dengan cadangan devisa yang mencapai 1,8 trilyun dolar, Cina memiliki kelimpahan finansial untuk digunakan dalam investasi.

Para pemimpin serikat tani di negara-negara Asia Tenggara telah mengetahui dengan jelas bahwa Negeri Tirai Bambu telah memulai ‘outsourcing pangan’ sejak awal 2007, jauh sebelum krisis terjadi.[10] Dengan politik luar negeri yang agresif, Cina berhasil memaksakan lebih dari 30 perjanjian investasi di bidang pertanian di kawasan Asia Tenggara. Sebagai gantinya, Beijing menyediakan teknologi, pelatihan dan kucuran uang untuk pembangunan infrastruktur pendukung, seperti dam-dam raksasa dan jalur transportasi yang nantinya akan mendukung mata rantai distribusi. Pelebaran sayap ini juga bahkan sampai ke Asia Selatan dan Afrika. Hasilnya, sekitar 12 negara telah resmi dijadikan mitra kerjasama dalam pengembangan mega-bisnis di bidang agrikultur.

Secara umum dapat dikatakan bahwa model perampasan tanah oleh Cina tergolong yang paling konservatif. Selain mengacuhkan ‘pedoman-pedoman etis’ dalam investasi, Cina sangat protektif terhadap investasinya dan di saat bersamaan berupaya dengan segala cara memaksimalkan segala peluang yang dapat menggaransikan pasokan pangan berkelanjutan untuk negara itu di masa depan. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa di dalam negeri, Cina mengalami kekurangan lahan pertanian dan sumber air yang dapat dipasok untuk menghidupi lahan-lahan agar produktif. Negeri ini ‘tidak memiliki pilihan lain’ selain menggalakkan investasi pangan di luar negeri.[11]

Selain Cina, ekspansi gila-gilaan juga dilakukan oleh negara-negara Teluk seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Meski patut dipahami bahwa negara-negara di kawasan Teluk ini menghadapi realitas yang sama sekali berbeda dengan Cina. Dibangun di padang gurun, negara-negara ini memiliki persoalan kelangkaan tanah dan air sebagai prasyarat untuk melakukan produksi pertanian. Tapi sejumlah besar kekayaan yang didapatkan dari minyak memberikan kekuatan untuk membayar ketergantungan mereka terhadap negara-negara penghasil pangan. Namun strategi ini bukan tanpa masalah. Ketika krisis pangan terjadi, ketergantungan terhadap nilai tukar mata uang terhadap dolar yang ikut dipengaruhi oleh krisis finansial membuat negara-negara ini kemudian mesti menanggung beban inflasi yang membengkak.[12] Apalagi ketika terjadi krisis 2008, para pekerja migran berupah rendah yang merupakan populasi mayoritas di negara-negara ini mengalami kesulitan untuk mengakses pangan sehingga mengharuskan subsidi dari negara untuk menyediakan makanan dengan harga terjangkau demi mencegah kerusuhan sosial.[13] Selain fakta bahwa industri penyewaan dan jual beli properti di kawasan ini juga ikut terpukul dengan kolapsnya ekonomi global. Ini adalah dorongan-dorongan utama yang menjadi alasan bagi negara-negara di kawasan Teluk untuk mengambil jalan lain dan mengalihkan investasi ke sektor pangan.

Melalui Gulf Cooperation Council (GCC) yang menjadi badan kerjasama negara-negara di kawasan Teluk, mereka kemudian merumuskan strategi bersama ‘outsourcing pangan’ di negara-negara produsen beras seperti Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ide utamanya adalah melakukan penawaran (khususnya kepada negara-negara di mana Muslim adalah mayoritas, seperti Indonesia dan Malaysia) untuk memberikan pinjaman berbunga rendah, minyak dengan ‘harga khusus’ sebagai alat tukar untuk mendapatkan akses ke lahan-lahan pertanian. GCC menawarkan pembukaan anak perusahaan di negeri-negeri seperti Burma, Kamboja, Indonesia, Laos, Filipina, Vietnam, dan Pakistan yang secara spesifik menjadi kontraktor ekspor pangan ke negara-negara di kawasan tersebut.

Strategi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya, antara Maret hingga Agustus 2008, negara-negara GCC melalui konsorsium atau perusahaan tunggal telah berhasil mengamankan sewa terhadap jutaan hektar lahan pertanian yang memulai panen di pertengahan tahun 2009. Setelah sebelumnya di Januari 2009, GCC melakukan pertemuan yang didedikasikan untuk merumuskan poin-poin kritis terkait kerjasama regional ini sebelum kemudian disepakati sebagai kebijakan bersama yang resmi.[14]

Pemain lain dalam zona investasi ini adalah Jepang dan Korea Selatan. Pemerintah dua negara kaya dari Asia Timur ini bahkan sejak lama telah sepenuhnya bersandar kepada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri masing-masing. Kebutuhan pangan dalam negeri Jepang sebesar 60 persen merupakan impor. Sementara Korea, sekitar 90 persen beras dari keseluruhan konsumsi domestik ditebus dari negara lain.

Di permulaan tahun 2008, pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka telah merumuskan sebuah rencana nasional untuk memfasilitasi akuisisi lahan di luar negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan produksi makanan Korea. Rencana ini tentu saja akan diserahkan kepada pihak swasta sebagai pemain utama. Langkah awalnya adalah dengan membeli tanah di Mongolia dan Rusia Timur, untuk memproduksi makanan yang akan diekspor kembali ke Korea Selatan. Di saat yang bersamaan penjajakan kerjasama serupa juga tengah menyasar Sudan, Argentina dan Asia Tenggara.

Jepang, di sisi lain tampaknya bergantung sepenuhnya kepada sektor swasta untuk mengatur impor pangan. Sementara pemerintah bertugas memberikan bingkai politik melalui perjanjian perdagangan bebas, perjanjian investasi bilateral dan pakta kerja sama pembangunan. Ini adalah peran pasif yang diemban negara. Itu sebabnya di dalam negeri, Jepang memiliki kebijakan administratif yang menghalangi segala bentuk upaya untuk melakukan restrukturisasi dan reformasi sektor pertanian dalam negeri. Di negeri ini ada larangan yang tidak memperbolehkan keluarga atau perusahaan untuk memiliki tanah yang akan digunakan untuk bisnis pertanian. Kepemilikan tanah luas yang dipusatkan di tangan negara membuat penduduknya tidak memiliki pilihan lain kecuali menggantungkan diri pada impor.

Di tempat lain, tren investasi ini juga ikut merambah India. Sektor pertanian dalam negeri dianggap telah sangat berantakan dan membutuhkan biaya yang besar untuk memperbaikinya. Berbanding terbalik dengan tawaran yang jauh lebih murah dan lebih menjanjikan jika menggelontorkan dana untuk mengambil alih lahan-lahan pertanian di negeri asing. Perlawanan terus menerus dari serikat-serikat tani India dan gerilyawan pemberontak Naxalite terkait perampasan tanah, membuat alasan di atas semakin masuk akal. Upaya untuk meliberalisasikan tanah dalam kawasan-kawasan ekonomi khusus menghadapi masalah serius terutama di bidang keamanan. Belum lagi menyoal persoalan kelangkaan air dalam jangka panjang untuk mendukung industri pertanian. Ditambah dengan kekhawatiran soal bakal tertinggalnya India dalam percaturan bisnis pangan membuat banyak perusahaan negara kemudian mengalihkan sasaran untuk menghasilkan produk makanan di luar negeri. Jenis yang diincar adalah tanaman biji berminyak (oilseed crops), kacang-kacangan dan kapas. Strategi ini, misalnya, berjalan sukses di Burma yang di akhir 2009, berhasil memasok 1 juta ton dari total kebutuhan impor kacang-kacangan yang mencapai angka 4 juta ton per tahun untuk menutupi kekurangan produksi dalam negeri yang hanya mencapai 15 juta ton dari kebutuhan konsumsi domestik yang mencapai hampir 20 juta ton per tahun. Dengan dukungan aktif pemerintah, perusahaan-perusahaan asal India berhasil mendapatkan ijin pengelolaan lahan di Burma, dengan harga sewa dan upah buruh yang lebih murah ketimbang melakukan produksi di dalam negeri. Junta militer di Burma begitu kooperatif terhadap investasi asing. Hal yang menjadi alasan di balik dukungan finansial pemerintah India untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan dan dorongan aktif untuk terlibat dalam perdagangan bebas.

Selain Burma, India juga melebarkan sayapnya dengan berinvestasi di Indonesia, Paraguay, Brazil dan Uruguay. Di Indonesia, India melakukan investasi serius di sektor perkebunan kelapa sawit yang menjadi sumber biofuel. Di Amerika Latin, target mereka adalah mencari tanah untuk ditanami kacang-kacangan agar bisa memutus ketergantungan terhadap produksi dalam negeri. Untuk mendukung itu semua, India melakukan deregulasi terkait ijin bagi perusahaan-perusahaan multinasional dalam melakukan kerjasama lintas negara, pembelian properti di luar negeri dan dukungan modal untuk investasi skala raksasa di bidang pertanian.

Dukungan untuk perluasan perkebunan-perkebunan yang akan menjadi sumber energi biofuel juga dilakukan oleh Inggris dan AS. Mensponsori pembukaan ladang-ladang sawit dan perkebunan tebu skala raksasa menjadi tren baru. Untuk itu, ekspansi kemudian diarahkan ke wilayah Asia Tenggara yang hangat dan masih memiliki banyak lahan yang tersedia. Filipina, Malaysia dan, tentu saja, Indonesia menjadi sasaran empuk. Inggris dan AS bahkan ikut mendukung terbentuknya pakta perdagangan sawit regional antara Indonesia dan Malaysia.[15] Pakta kerjasama ini diharapkan dapat mengurangi kompetisi antar kedua negara penghasil sawit terbesar di dunia untuk kemudian dapat saling membantu dalam ekstensifikasi industri minyak sawit mentah (crude palm oil).

Industri biofuel dengan bahan baku sawit, jagung dan tebu memang menjadi isu strategis lima tahun terakhir. Peralihan tendensi negara-negara maju dan perusahaan-perusahaan trans-nasional untuk mulai secara perlahan meninggalkan energi fosil yang tidak terbarukan menuju sumber energi yang lebih murah bukan diakibatkan kepedulian akan krisis iklim atau ketakutan soal degradasi lingkungan.

Biofuel dianggap sebagai solusi pasar yang lebih rasional. Ia sama sekali telah mengacuhkan dan akan tetap tidak peduli dengan seruan-seruan mengenai penyelamatan lingkungan yang dikampanyekan oleh aktivis lingkungan. Argumentasi paling telanjang dapat ditemukan melalui Robert J. Samuelson, yang mengatakan[16] bahwa peralihan tersebut sebenarnya sangat sederhana. Bahwa industri tidak menyukai harga bahan bakar yang tinggi. Mendapatkan sumber bahan bakar dengan harga yang lebih murah jelas menjadi tawaran menggiurkan untuk menekan biaya produksi dan memperbesar keuntungan. Untuk itu, berbagai pembenaran gila disodorkan kepada publik mengenai betapa pentingnya peralihan dari energi fosil menuju biofuel. Bahwa semua orang akan diuntungkan dari peralihan ini, mulai dari petani, kalangan konsumen dan tentu saja para pelaku industri. Bahwa biofuel akan membuka lapangan pekerjaan di desa-desa dan membuat negara mampu menghemat anggaran yang biasanya dibelanjakan untuk membeli minyak dari negara-negara asing.

Oleh sebab itu menjadi kewajaran, misalnya, jika dalam pertemuan konferensi internasional mengenai perubahan iklim beberapa tahun belakangan ini,[17] para pelaku industri dan pemegang kebijakan begitu ramah terhadap tuntutan untuk mulai mengurangi penggunaan energi tidak terbarukan yang bersumber dari batu bara dan minyak bumi. Mereka tampak berada di satu jalur yang sama dengan para aktivis lingkungan dalam upaya penyelamatan lingkungan dan pencegahan krisis iklim menjadi lebih buruk. Meskipun jika dilihat secara radikal, tidak ada perubahan komitmen yang lebih serius mengenai langkah-langkah praktis dan detil yang harus diambil untuk mencegah degradasi lingkungan semakin parah.

Itulah alasan yang ikut mendorong perluasan besar yang akhirnya menjadi industri perkebunan sawit sebagai emas baru di Asia Tenggara. Kenyataan ini tidak lepas dari fakta bahwa sawit merupakan bahan baku paling murah untuk biofuel jika dibanding dengan jagung dan kedelai. Bersamaan dengan itu, konsumsi minyak sawit di dunia terus menunjukkan gejala peningkatan dari tahun ke tahun.

Indonesia sendiri merupakan kekuatan paling besar di sektor ini dengan luas lahan mencapai 15 juta hektar (per tahun 2014) yang tersebar dari Sumatra, Kalimantan, Papua dan sebagian kecil di Sulawesi. Malaysia berada di posisi kedua dengan luas lahan mencapai hampir 5 juta hektar. Kedua negara ini menyuplai 85% kebutuhan sawit dunia.[18] Menyusul di belakangnya adalah Thailand yang memiliki sekitar 650 ribu hektar sawit.

Mega-agribisnis tentu saja memiliki masalah serius. Friends of the Earth mencatat bahwa 87 persen deforestasi yang berlangsung di Malaysia sejak tahun 1987 hingga tahun 2000 disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan sawit skala besar. Di Indonesia, WALHI dan Green Peace telah berkali-kali menyebutkan dalam berbagai laporan mereka sejak lima tahun terakhir bahwa laju deras penebangan hutan tropis dan pengeringan lahan-lahan gambut disebabkan sebagian besarnya oleh ekspansi industri kelapa sawit. Indonesia dan Malaysia masing-masing tercatat memproduksi sekitar 25 juta dan 19 juta ton sawit mentah di tahun 2012. Thailand menyumbang kontribusi sebesar 2 juta di tahun yang sama.

Di Indonesia, dari luasan bentang lahan perkebunan sawit tersebut, sebagian besarnya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Riset yang dilakukan oleh TuK Indonesia[19] menemukan bahwa 62 persen lahan sawit di Kalimantan dikuasai oleh lima perusahaan besar, yaitu Sinar Mas, Salim, Jardine Matheson, Wilmar dan Surya Dumai. Perusahaan-perusahaan ini juga dominan di Sumatra dengan penguasaan yang mencapai 32 persen dari total seluruh perkebunan.

pemilik sawit

Peralihan bentuk energi ini sebenarnya telah terjadi jauh sebelum kolapsnya ekonomi dunia di tahun 2008. Krisis finansial pada akhirnya hanyalah memperkuat basis argumentasi mengapa migrasi energi menjadi mendesak untuk dilakukan. Royal Dutch Shell misalnya, hingga tahun 2007 telah mengucurkan dana lebih dari 1 milyar US dollar selama lima tahun ke belakang untuk penelitian, pengembangan dan proyek-proyek percobaan biofuel, pembangkit listrik tenaga matahari dan atau tenaga angin, dan hidrogen. Meski di tahun yang sama, bersama Chevron, Shell menginvestasikan 10 milyar dolar US untuk proyek pertambangan pasir di Kanada dan Afrika.

Perusahaan otomotif seperti Ford dan BMW, juga kemudian mulai menganggarkan biaya riset untuk kemudian menciptakan mobil yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan energi biofuel atau sumber energi lain seperti matahari sebagai bahan bakar. Ujicoba-ujicoba ini diharapkan akan membuka ruang yang lebih luas untuk penemuan-penemuan dalam skala yang lebih luas dan tentu saja masif. Targetnya adalah untuk mengalihkan tren penggunaan bahan bakar fosil yang dianggap kotor dan merusak lingkungan menuju mode baru yang lebih murah, tanpa harus mengorbankan diri dengan kehilangan pasar konsumen yang telah terbentuk selama berdekade.

Bersamaan dengan itu, perusahaan-perusahaan yang kini mengalihkan perhatiannya ke sektor perkebunan kemudian menganggarkan dana pertanggungjawaban sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk mendukung program-program pengalih perhatian. Aksi-aksi tanam pohon, bersih lingkungan-alam dan sejenisnya yang disponsori oleh dana CSR tidak lain merupakan bentuk investasi tidak langsung sekaligus untuk menyuap pemerintah dan “pekerja sosial kerah putih” untuk mendukung atau minimal tidak mengganggu jalannya investasi di sektor industri pangan dan energi.

Penjelasan di atas mungkin terdengar seperti sebuah permainan raksasa di mana hanya para presiden, perdana menteri dan CEO perusahaan yang memiliki hak untuk bicara dan menentukan arah ke mana masyarakat hari ini akan melangkah. Tapi faktanya, negara-negara Asia dan Afrika menjadi target empuk perampasan tanah, sejak 2008 justru tampak begitu sumringah menerima banyaknya proposal-proposal proyek yang disertai kucuran dana hutang. Bagi pemerintah di Asia dan Afrika, investasi di sektor apapun selalu wajib diterima hangat. Sebab ini berarti akan terbukanya kesempatan dan sumber pembiayaan untuk melakukan modernisasi di daerah-daerah pedesaan (rural areas), pembangunan infrastruktur yang semakin cepat, konsolidasi kegiatan industri pertanian serta peluang untuk kemudian dilibatkan lebih sering dalam percaturan politik luar negeri. Menyewakan lahan-lahan produktif di negaranya untuk kepentingan industri pangan dengan label menjadi “lumbung pangan nasional” merupakan kehormatan bagi negara-negara di Asia dan Afrika. Yang menjadi paling penting adalah bagaimana kemudian negara-negara maju akhirnya menunjukkan ketergantungannya yang baru terhadap negeri-negeri miskin dan berkembang, selain buruh murah dan industri pariwisata seperti dekade-dekade yang lampau.

Blok-blok perdagangan regional di Asia dan Afrika didorong untuk terus membuka diri agar investasi sektor agribisnis dapat dengan mudah melakukan penetrasi. Penandatanganan perjanjian dagang antara ASEAN dengan negara-negara kayak seperti Australia, Selandia Baru, Cina dan Uni Eropa sebagai contohnya. Di saat yang bersamaan, para pemimpin negara-negara ini berlomba-lomba untuk mempromosikan dirinya sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk dunia investasi pangan dan energi.

Sayangnya, rincian yang detil mengenai berapa banyak perampasan tanah ini telah dan akan berlangsung untuk kepentingan produksi pangan di luar negeri – di mana lokasinya, berapa hektar yang akan dirampas, siapa investornya, model pendanaan yang dilakukan, siapa mitra pengusaha lokal yang diajak bekerja sama – tidak mudah didapat. Sangat jelas bahwa pemerintah begitu ketakutan jika kemudahan akses akan data-data tersebut dapat memicu kerusuhan sosial atau protes berkepanjangan.

Indonesia: Zona Perang Tanah

Memandang kondisi di atas, kita perlu menengok warisan penting dari Amartya Sen, mengenai bencana kelaparan sebagai sebuah produk dari monopoli pangan. Pemenang Nobel Ekonomi asal India ini dahulu telah melakukan kritik terhadap pendekatan Malthusian yang menyederhanakan masalah dengan memandang bahwa bencana kelaparan timbul akibat berkurangnya ketersediaan pangan.[20] Sen justru melihat bahwa bencana kelaparan justru tidak disebabkan oleh macetnya mata rantai suplai pangan. Sebaliknya, yang terjadi adalah runtuhnya kemampuan dan hak seseorang untuk mengakses sumber pangan secara legal – termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan peluang produktif, kesempatan perdagangan, hak-hak kelayakan ketika berhadapan dengan negara, dan metode lain yang biasanya digunakan seseorang untuk mengakses pangan.[21] Untuk menjawab persoalan itu, Sen mengajukan demokrasi sebagai sebuah cara yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan ketimpangan distribusi dan akses akan makanan.

Namun persoalannya adalah instrumen demokrasi hari ini justru semakin tampak tidak efektif untuk mencegah bencana kelaparan di sebuah region yang justru mengalami keberlimpahan pangan.[22] Perangkat demokrasi, justru makin efektif digunakan untuk perluasan monopoli dalam sektor industri pangan. Demokrasi sebaliknya tampak begitu masuk akal dan logis untuk mengajukan upaya liberalisasi penuh sektor pangan dan energi. Demokrasi dan sistem ekonomi neoliberalisme kemudian mengorganisir dirinya ke dalam bentuk lembaga-lembaga donor yang anggotanya adalah negara-negara maju pemberi hutang dan negara-negara miskin atau negara berkembang yang akan menjadi target pasar.

Di Indonesia, sebagai contoh. Dalam “Buku Biru” BAPPENAS,[23] terdapat 29 kategori program yang akan melibatkan dana hutang dalam proyek-proyeknya. Misalnya pembiayaan Dam Jatigede di Jawa Barat yang akan menggunakan dana pinjaman sebesar 52.200.000 US dolar. Pembiayaan Program Pengembangan Air Minum (Drinking Water Development Program), pemerintah akan menganggarkan pinjaman sebesar 1.197.680.000 US dolar yang tidak termasuk suntikan uang swasta sebesar 59.434.000 US dolar. Sementara untuk infrastuktur transportasi, semisal pembangunan jalan tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara, pemerintah akan menggunakan dana hutang sebesar 80.000.000 USD ditambah dengan pembiayaan dari belanja kas negara sebesar 8.000.000 USD. Lalu akan ada hutang sebesar 201.000.000 US dolar yang nanti dibelanjakan dalam program yang disebut sebagai Rural Settlement Infrastructure Development (RSID). Program ini akan juga menyedot kas pemerintah sebesar 10.050.000 US dolar untuk kemudian memperbaiki jalan, membuka jalan baru, drainase dan sanitasi di daerah-daerah pedesaan. Targetnya tentu saja adalah daerah-daerah yang nanti akan termasuk dalam mata rantai distribusi pasar.

Daftar di atas bisa diurutkan lebih panjang lagi. Dokumen setebal 246 halaman ini, memang secara rinci mengurutkan berapa banyak biaya yang akan dibebankan dari hutang, kementerian mana saja yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek dan tentu saja menyebutkan lokasi proyek.

Inilah alasan di balik terbentuknya lembaga-lembaga keuangan dan kerjasama regional baru yang tidak lain merupakan cara untuk mendukung mekanisme pembiayaan tersebut. Bentuk kekuatan-kekuatan ekonomi ini yang kemudian mengorganisir dirinya hari ini, misalnya dipelopori oleh Cina dan AS. Kita dapat melihat bagaimana Cina dan satelit kekuatan ekonominya berkumpul membentuk Asian Infrastructure and Investment Bank (AIIB)[24], sementara US mengumpulkan aliansinya ke dalam satu payung bernama Trans Pacific Partnership (TPP). AIIB akan terdiri dari 57 negara, sedangkan TPP untuk saat ini telah disepakati oleh 11 negara. Seperti yang juga diketahui bersama bahwa Indonesia termasuk salah satu dari negara-negara pendiri AIIB dan juga sedang mengajukan diri untuk terlibat di dalam TPP.

Dua badan tersebut memiliki skenario yang sama. Yaitu bertugas untuk memastikan mengalirnya uang pinjaman untuk pembangunan infrastruktur di negara-negara koloni, dan juga menjadi “uang muka” untuk paket-paket deregulasi domestik terkait kepemilikan lahan dan urusan sewa menyewa dalam mata rantai global.

Paket deregulasi tidak hanya ditujukan ke negara-negara target perdagangan tanah, tapi juga deregulasi domestik di negara-negara maju dari mana investasi tersebut berasal sebagai cara melapangkan jalan investasi. Semisal aturan yang melarang penggunaan dana jaminan sosial oleh negara untuk digunakan dalam investasi dan regulasi yang melarang kepemilikan properti (tanah) di luar teritori sebuah negara.

Sementara di negara-negara tujuan pasar, deregulasi tidak hanya dipahami sekadar urusan administratif yang menyangkut persoalan pembebasan tanah. Lebih jauh dari itu, negara-negara miskin dan berkembang diharuskan untuk segera mendorong kebijakan upah buruh murah lengkap dengan sistem perburuhan yang tidak adil. Tersedianya buruh murah adalah pelicin penting dalam mengundang investasi luar negeri. Selain itu di sektor agraria, negara-negara tujuan investasi diharuskan melakukan legalisasi tanah dalam bentuk sertifikasi hak individu. Sertifikasi tanah sebagai milik perseorangan tidak lain dimaksudkan sebagai tahapan menuju konsolidasi alat-alat produksi agar semakin mudah diambil alih.[25] Itu mengapa, investor di bidang pangan dan energi mendorong penuh semangat pendataan-pendataan wilayah komunal untuk kemudian segera diberikan pengakuan hak milik individu. Kepemilikan tanah secara kolektif dengan basis argumentasi mengenai tapal batas dan kepemilikan yang dilandaskan pada sejarah atau sistem tenurial tradisional, dianggap menghambat perluasan investasi di sektor pangan dan energi.

Untuk mendukung hal tersebut, melalui campur tangan badan-badan pertanahan, negara menggalakkan kampanye agar setiap tanah yang selama ini belum terdata segera dipetakan, didata sebelum kemudian didistribusikan dalam pecahan-pecahan yang lebih kecil.[26]

Selain industri pangan dan energi yang merupakan ‘perampasan tanah dari luar’ (external land grabbing), negara-negara miskin dan negara berkembang juga akan mendorong dirinya untuk melakukan ‘perampasan tanah ke dalam’ (internal land grabbing). Jika ‘perampasan dari luar’ berarti tanah akan digunakan sebagai alat tawar hutang dan oleh karenanya harus diagunkan ke investor asing, dalam mekanisme ‘perampasan tanah ke dalam’ negara adalah aktor yang akan melakukan perampasan tanah terhadap warganya. Tanah-tanah yang akan dirampas ini kemudian akan dialihfungsikan untuk pembangunan infrastruktur (mis. sarana transportasi) dan pengembangan jenis-jenis bisnis satelit seperti properti dan waralaba.

Jika ‘perampasan tanah dari luar’ akan marak terjadi di daerah-daerah pedesaan, maka ‘perampasan tanah ke dalam’ justru akan mengambil lokasi di daerah perkotaa dan atau sub-urban. Kita menyebutnya, penggusuran.

Sebagai contoh, pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung. Proyek yang disponsori Cina ini tidak hanya menyingkirkan rakyat yang tanahnya diambil untuk pembangunan rel kereta api dan stasiun antara. Namun, mereka yang berada di sepanjang lintasan kereta tersebut (terutama yang berlokasi di sekitar stasiun) secara otomatis menjadi kelompok paling rentan dan sasaran tembak paling mudah dari pembebasan lahan untuk bisnis properti dan waralaba. Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan menyaksikan tumbuhnya apartemen-apartemen yang disediakan bagi kelompok berpendapatan menengah ke atas, dan toko-toko sejenis Alfa Mart, Indo Maret dan 7-11 akan bertebaran.

Kasus lain, seperti proyek reklamasi Teluk Jakarta yang diperkirakan akan menelan biaya 400 trilyun rupiah. Selain menyingkirkan kelompok nelayan dan mengganggu tatanan ekosistem pantai dan laut, reklamasi ini ditujukan sebagai sarana pendukung investasi dengan menyediakan pusat industri jasa dan lahan baru untuk berkembangnya bisnis properti. Kita bisa menengok sejarah beberapa kasus reklamasi di Jakarta. Reklamasi pantai Pluit sepanjang 400 meter di awal dekade 80-an kemudian menjadi pemukiman mewah bernama Pantai Mutiara. Tahun 1981, sisi utara Ancol direklamasi untuk menjadi pusat rekreasi bernama Taman Ancol. Tahun 1991, kawasan hutan bakau Kapuk direklamasi dan akhirnya menjadi perumahan mewah Pantai Indah Kapuk. Tahun 1995, dilakukan kembali reklamasi untuk dijadikan zona industri yang disebut Kawasan Berikat Marunda.[27]

Daftar tersebut harusnya dapat menjawab pertanyaan mengapa reklamasi getol dilakukan. Setelah teluk Manado, lalu bergeser ke selatan dengan menimbun pantai Losari di Makassar dan kini teluk Benoa.

Persoalan yang kemudian menggelitik adalah masih banyak di antara kita yang tampak tidak mampu untuk melihat ikatan antar persoalan-persoalan ini sebagai sebuah kesatuan. Paket upah buruh murah yang diluncurkan Jokowi dipandang terpisah dengan deregulasi mekanisme pemberian ijin alih fungsi hutan dan tata cara pembebasan lahan. Terbitnya rencana ekonomi untuk membangun 24 pelabuhan yang akan mendukung tol laut, 15 bandara baru untuk menggantikan bandara lama yang dianggap tidak layak,[28] rencana pembangunan 9 bandara kargo baru, terbitnya rencana untuk membangun jalur kereta api di Kalimantan, Sumatra, Papua dan Sulawesi serta berbagai penggusuran yang marak terjadi di Jakarta dan kota-kota besar lain dalam beberapa tahun terakhir, mestinya harus dilihat sebagai hal-hal yang terkait dan terikat dengan rencana investasi perkebunan skala raksasa untuk sumber energi dan pangan.

Kesadaran akan pentingnya melihat sebuah persoalan secara totalitas inilah, yang mendesak dilakukan oleh seluruh gerakan progresif saat ini. Jika kita terus terjebak dalam advokasi dan perjuangan berdasarkan pada isu-isu tertentu yang terisolasi satu sama lain, sebagaimana yang kita lakukan sepanjang15 tahun lebih pasca tumbangnya Soeharto, maka selama itu pula advokasi dan perjuangan kita akan selalu berujung pada kebuntuan, untuk tidak mengatakan kegagalan.***

Penulis adalah Peneliti di Yayasan PUSAKA: Pusat Studi, Advokasi dan Dokumentasi Hak-hak Masyarakat Adat


[1] Laporan akhir tahun Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) 2015. Laporan dapat diunduh di tautan berikut: http://www.kpa.or.id/news/publikasi/

[2] The Economist, Buying Farmlands Abroad, The Economist (21 Mei 2009), diakses 5 Februari 2016. http://www.economist.com/node/13692889

[3] J. W. Seaquist, Emma Li Johansson, Kimberley Nicholas, Architecture of the global land acquisition system: applying the tools of network science to identify key vulnerabilities. (Lund University, November 2014)

[4] Andre Barahamin, “Hikayat Beras Pemangsa Sagu: Etnosida Terhadap Malind-Anim Melalui Mega Proyek MIFEE”, Harian IndoPROGRESS, (21 Oktober 2015) diakses 5 Februari 2016. http://indoprogress.com/2015/10/hikayat-beras-pemangsa-sagu-etnosida-terhadap-malind-anim-melalui-mega-proyek-mifee/

[5] British Geological Survey, African Mineral Production, (BGS, Juni 2009)

[6] Sara Nordbrand dan Petter Bolme, Powering the Mobile World: Cobalt Production for Batteries in DR Kongo and Zambia, (Swed Watch, November 2007)

[7] Lebih lanjut sila baca: https://en.wikipedia.org/wiki/2007%E2%80%9308_world_food_price_crisis

[8] Edmund Sanders dan Tracy Wilkinson, “A Perfect Storm of Hunger”, Los Angeles Times, 1 April 2008, diakses 5 Februari 2016. https://www.globalpolicy.org/component/content/article/217/46255.html

[9] Di tahun 2008, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, mengumumkan penyewaan sawah orang-orang Khmer kepada Qatar dan Kuwait. Tujuannya agar supaya kedua negara tersebut dapat memproduksi beras mereka sendiri. Hun Sen memang tidak menyebutkan berapa luas sawah yang akan dipinjamkan. Namun yang jelas, industri agribisnis tergolong rakus dalam penguasaan tanah. Pada saat yang bersamaan, Food and Agricultural Organization (FAO), mengucurkan bantuan sebesar 35 milyar dolar untuk membantu bencana kelaparan yang menimpa desa-desa di bagian selatan dan barat negeri itu.

[10] Ujjaini Halim (ed), Neoliberal Subversion of Agrarian Reform 2nd Edition, (I3D Foundation, 2014)

[11] Li Ping, “Hopes and Strains in China’s Oversea Farming Plan”, The Economic Observer, 3 Juli 2008, diakses 5 Februari 2016. http://www.eeo.com.cn/ens/Industry/2008/07/03/105213.html

[12] Di tahun 2008, negara-negara Teluk mesti menanggung gelembung inflasi atas impor bahan makanan yang membengkak dari 8 milyar USD hingga menyentuh 20 milyar USD (kenaikan 150%). Ketika Merauke Integrated Rice Estate (MIRE) pertama kali diluncurkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2006, Bin Laden Group yang berasal dari kawasan ini telah menyanggupi untuk pembiayaan investasi. Mereka kemudian menarik diri akibat krisis finansial yang terjadi tahun 2008 karena melemahnya mata uang lokal di hadapan dolar Amerika.

[13] Di Uni Emirat Arab misalnya, 80% populasinya merupakan pekerja migran yang datang dari Asia yang merupakan pemakan beras dan bukan gandum (makanan utama di negeri tersebut).

[14] Pertemuan ini dilangsungkan 19-20 Januari di Kuwait. Pertemuan ini disebut “The Arab Economy Summit” lebih lanjut lihat http://www.da.gov.kw/eng/articles/arab_economic_summit_2009.php?from=archive

[15] Indonesia dan Malaysia akhirnya bersepakat untuk menjalin kerjasama di sektor sawit dengan membentuk Council of Palm Oil Production Countries. Lihat: http://bisnis.liputan6.com/read/2353156/akhirnya-indonesia-dan-malaysia-akur-dalam-bisnis-minyak-sawit

[16] Robert J. Samuelson, “Blindness on Biofuels”, The Washington Post, 24 Januari 2007, diakses 6 Februari 2016. http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/01/23/AR2007012301562.html

[17] Biasa dikenal dengan nama COP (Conference of the Parties). COP terakhir, untuk ke 21 kalinya diselenggarakan di akhir tahun 2015 kemarin di Paris.

[18] Sime Darby Plantation, Palm Oil Facts and Figures in Malaysia, (SDP, April 2014)

[19] Tuk Indonesia, Kuasa Taipan: Kelapa Sawit di Indonesia, (TuK Indonesia, 2015)

[20] Amartya Sen, Poverty and Famine: An Essay Entitlement and Deprivation, (Oxford, 1981)

[21] Ibid (hal. 45)

[22] Kasus kematian 5 orang anak di dusun Zanegi, Merauke, Papua, dapat menjadi contoh. Lihat: http://www.forestpeoples.org/node/4638

[23] Ministry of National Development Planning/National Planning Development Agency, “List of Medium-Term Planned External Loans 2015-2019”, (Bappenas, 2015)

[24] Lebih lanjut sila baca: http://www.aiib.org/

[25] Kasus konsolidasi tanah ini misalnya terjadi di Cina dan India dalam lima tahun terakhir. Negara mengambil inisiatif untuk melakukan sertifikasi atas lahan-lahan kolektif untuk kemudian didistribusikan menjadi kepemilikan individual. Tanah-tanah yang telah terdivisi atas nama perseorangan ini kemudian dapat dengan mudah diambil alih karena melemahnya ikatan tenurial yang dahulu eksis ketika pengelolaan dan pengakuan atas tanah didasarkan pada komunalisme.

[26] Lembaga-lembaga pemetaan yang mayoritas adalah gerakan masyarakat sipil (non-government organizations) banyak yang abai soal ini. Imajinasi mengenai pengakuan negara dan dorongan agar tanah dapat segera didata dalam bentuk apapun, luput melihat bahwa strategi perampasan tanah justru akan jauh lebih mudah dilakukan ketika urusan jual-beli dibebankan kepada tiap-tiap orang.

[27] M. Putri Rosalina, “Dilema Reklamasi Pantai Jakarta”, Kompas, 11 November 2015, diakses 6 Februari 2016. http://print.kompas.com/baca/2015/11/11/Dilema-Reklamasi-Pantai-Jakarta

[28] Bandara-bandara lama ini kemudian diserahkan pengelolaannya kepada TNI Angkatan Udara.

Sumber:

http://www.farmlandgrab.org/post/view/25793

– See more at: http://www.farmlandgrab.org/post/view/25793#sthash.ti2hTkqm.dpuf


Kumpulan Kuliah Pencerahan Kang Jalaluddin Rakhmat

Spesies Homo Capensis (?) yang masih menguasai dunia kini?

$
0
0

Aldy Birawan's photo.Setahun lebih yang lalu saya posting tentang penemuan banyak tengkorak berkepala panjang lonjong (elongated skulls) di Peru oleh Brian Foerster.

Saat ini Brian tiba pada hipotesa bahwa mahluk ini bukan manusia (homo sapiens sapiens), namun adalah Homo Capensis, yang memiliki kecerdasan lebih daripada Manusia karena memiliki volume dan proporsi otak lebih tinggi daripada Manusia. Tubuh mereka juga lebih tinggi daripada Manusia, yakni sekitar 40% – 100% lebih tinggi.

Ia juga mengatakan bahwa masa kejayaan bangsa mereka adalah pada zaman es dan masih dominan secara sosial politik hingga zaman Nabi Musa.

Hendra Hendarin's photo.

Dalam Alkitab disebutkan bahwa bangsa mereka (bangsa “raksasa”) mengalami penurunan jumlah secara signifikan setelah banyak tenggelam pada zaman Nabi Nuh. Sedangkan dalam Al Quran disebutkan adanya kaum kaum “sebelumnya” yang dimusnahkan karena melakukan ‘kerusakan di muka bumi’.

ica_museum_conehead_skulls.jpgDalam banyak keyakinan, bangsa raksasa banyak dibahas. Bangsa raksasa dan yaksa ini bervariasi tergantung zaman. Di Jawa Barat pernah ada bangsa Badawang, bentuknya mirip ondel-ondel, namun bangsa raksasa yang berbeda dari yang disebutkan di atas. Keyakinan tradisional di Bali lebih kaya lagi akan keberadaan kaum raksasa ini.

Mereka, disebutkan peneliti di atas, karena memiliki intelegensia yang lebih tinggi daripada Manusia, selama berabad abad telah menjadi pengendali dan pengatur manusia.

Karen Hudes, seorang pejabat di World Bank yang masih aktif hingga saat ini, percaya bahwa sisa sisa keturunan bangsa mereka masih ada hingga saat ini yang hidup sebagai suatu “secret society” dan mengendalikan sistem perbankan dan keuangan dunia, dengan memanfaatkan manusia manusia yang mudah dipengaruhi, dan bertanggungjawab atas terjadinya korupsi yang massive di Bank Dunia saat ini, juga atas banyak tragedi kemanusiaan di dunia.

Selain itu juga terhadap upaya degradasi kualitas dan kuantitas manusia melalui penyebaran racun seperti pupuk kimia, vaksin, chemtrail, obat obatan farmasi serta propaganda dan adu domba melalui perangkat dogma.

Jumlah mereka tidak banyak karena mereka, masih menurut Karen, bukan bangsa yang fertil untuk menghasilkan keturunan, termasuk keturunan dari hasil perkawinan dengan bangsa manusia. Karen dan Brian memiliki banyak kesepakatan ide dalam hal ini.

Mereka adalah sisa sisa dari bangsa yang pernah memimpin dunia di Mesir. Firaun, yang juga berkepala lonjong, juga istrinya: Nefertiti, juga bagian dari bangsa mereka yang saat itu berusaha menjajah bangsa Bani Israil diantaranya melalui berbagai doktrin dan propaganda.

Dalam acara “sarasehan santai” di Bandung beberapa bulan yang lalu, Dr. Andang Bachtiar dan Dr. Danny Hilman Natawidjaja juga mengemukakan hipotesa bahwa, termasuk kaitannya dengan gunung Padang dan beberapa situs lain di Indonesia, pada berbagai zaman di muka bumi ini telah banyak menetap berbagai bangsa yang memiliki peradaban sangat tinggi lebih daripada peradaban zaman sekarang, yang profil fisiknya berbeda dengan manusia.

***

Hendra Hendarin's photo.

 

LINK TERKAIT:

http://www.greenenergyinvestors.com/index.php?showtopic=18891

http://humansarefree.com/2015/06/the-federal-reserve-cartel-rothschild.html?m=0

 

11 comments
Comments
Devita DeviDevita Devi betul mas, perlu dihighlight sedikit agar jelas rasnya.. Homo capensis berbeda dengan nefilim meskipun sama2 gede. Kelihatannya nefilim agak low intelejensinya, mungkin mirip troll. Capensis ini berperadaban canggih dan sedikit banyak juga ikut berperan dlm teknologi manusia. kalau tentang secret society, aku agak ragu, kupikir mereka itu bukan capensis tapi reptilian..
Unlike · Reply · 4 · 12 hrs
Hendra Hendarin replied · 4 Replies · 11 hrs
Like · Reply · 1 · 12 hrs
Ai ZharaAi Zhara “It’s very true. I know this because someone at the Vatican actually found the heads and bones of [Homo Capensis’] dead buried in the basement at the Vatican, and the Vatican was built in 540 AD so the bones couldn’t have gotten in the basement until aSee More
Like · Reply · 1 · 11 hrs
Ahmad Yanuana Samantho
Write a reply…
Nunu OmiNunu Omi Suku mosram yg kepala lonjong, suku brodella yg raksasa
Like · Reply · 3 · 12 hrs
Hendra HendarinHendra Hendarin Nah, betul, kang Dicky juga sepakat, meski beda penyebutan
Like · Reply · 1 · 12 hrs
Nunu OmiNunu Omi Hendra Hendarin kadang bahasa saja yg berbeda… Ya kang. Tp menarik ttg analisa yg akang sampaikan…. Krn mereka biasanya krn kecerdasannya tinggi juga umurnya jg panjang sehingga mungkin saja mereka yg memanipulasi kondisi dunia ini.
Unlike · Reply · 3 · 12 hrs
Hendra HendarinHendra Hendarin Sama seperti teori kang dicky, mereka sustaining keturunan dengan cara mengawini manusia, namun hasil keturunannya fertilitasnya rendah
Like · Reply · 1 · 12 hrs
Aldy BirawanAldy Birawan Kepalanya Mirip bankir Jacob Rothschild…
Aldy Birawan's photo.
Embok Mien SaniEmbok Mien Sani kekuasaan..
Like · Reply · 1 · 5 hrs
Harry UpHarry Up share ya mas..
Like · Reply · 1 · 4 hrs
Hendra Hendarin replied · 1 Reply
Julie YangJulie Yang bangsa sumeria ?
Like · Reply · 1 · 2 hrs
Hendra Hendarin replied · 1 Reply
Like · Reply · 1 · 1 hr
Chay ShenChay Shen menurut Master spiritual yg mumpuni,di zaman Mahabharata ukuran manusia rata2 3 meteran tinggi nya,dan dizaman Ramayana setinggi Tiang Listrik. berarti di zaman Atlantic pasti manusianya bisa2 separo tinggi tiang laistrik.
Eka MardikaEka Mardika nyimak…


The Federal Reserve Cartel: The Rothschild, Rockefeller and Morgan Families

$
0
0

Bagian Satu:

Rumah Perbankan  Morgan dan Rockefeller

The Four Horsemen of Banking (Bank of America, JP Morgan Chase, Citigroup dan Wells Fargo) memiliki Empat Penunggang Kuda perusahaan minyak bumi (Exxon Mobil, Royal Dutch / Shell, BP dan Chevron Texaco); bersama-sama dengan Deutsche Bank, BNP, Barclays dan raksasa uang Eropa  lama lainnya.

Tapi monopoli mereka atas perekonomian global tidak berakhir di usaha minyak bumi saja.

Menurut perusahaan 10K pengajuan ke SEC, Empat Penunggang Kuda Perbankan berada di antara hampir sepuluh pemegang saham  setiap perusahaan Fortune 500. [1]

Jadi yang kemudian adalah pemegang saham di bank-bank pusat uang tersebut?

Informasi ini dijaga lebih erat. pertanyaan saya ke badan pengatur bank mengenai kepemilikan saham di atas 25 holding bank perusahaan-perusahaan AS diberi Freedom status Information Act, sebelum ditolak atas alasan “keamanan nasional” . Ini agak ironis, karena banyak dari pemegang saham bank berada di Eropa.

Satu repositori penting bagi kekayaan oligarki global yang memiliki perusahaan induk Bank ini adalah US Trust Corporation – didirikan pada tahun 1853 dan sekarang dimiliki oleh Bank of America.

Seorang  Direktur Korporasi Kepercayaan US baru-baru ini dan Dewan Kehormatan adalah Walter Rothschild. direksi lain termasuk Daniel Davison dari JP Morgan Chase, Richard Tucker dari Exxon Mobil, Daniel Roberts dari Citigroup dan Marshall Schwartz dari Morgan Stanley. [2]

JW McCallister, orang dalam industri minyak dengan  koneksi istana Raja Saudi Arabia, menulis dalam The Grim Reaper bahwa informasi yang ia peroleh dari bankir Saudi dikutip bahwa 80% kepemilikan dari New York Federal Reserve Bank – cabang jauh – Fed yang paling kuat dengan hanya delapan keluarga, empat diantaranya berada di Amerika Serikat.

Mereka adalah: Goldman Sachs, Rockefeller, Lehmans dan Kuhn Loebs dari New York; Rothschild Paris dan London; Warburg dari Hamburg; yang Lazards dari Paris; dan Israel Musa Seifs Roma.

CPA Thomas D. Schauf menguatkan klaim McCallister, menambahkan bahwa sepuluh bank mengontrol semua dua belas cabang Federal Reserve Bank.

Namanya: NM Rothschild dari London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam, Lehman Brothers dari New York, Lazard Brothers of Paris, Kuhn Loeb Bank of New York, Israel Moses Seif Bank of Italy, Goldman Sachs dari New York dan JP Morgan Chase Bank of New York. Schauf berisi William Rockefeller, Paul Warburg, Jacob Schiff dan James Stillman sebagai individu yang memiliki saham besar dari Fed. [3]

The Schiffs adalah orang dalam di Kuhn Loeb. The Stillmans adalah Citigroup orang dalam, yang menikah dengan klan Rockefeller pada pergantian abad ini.

Eustace Mullins datang ke kesimpulan yang sama dalam bukunya The Secrets of the Federal Reserve, di mana ia menampilkan grafik yang menghubungkan Fed dan bank anggotanya untuk keluarga Rothschild, Warburg, Rockefeller dan lain-lain. [4]

Ini 13 Keluarga Penguasa Dunia: Pasukan Kekuasaan Bayangan di balik NWO (New World Order)

Kontrol keluarga perbankan yang mengarahkan  perekonomian global tidak dapat dilebih-lebihkan dan  sengaja diselimuti cukup  kerahasiaan.

Tangan media korporasi mereka cepat mendiskreditkan informasi yang mengekspos  kartel  bank sentral swasta ini sebagai “teori konspirasi”. Namun faktanya tetap begitu.

The House of Morgan

Federal Reserve Bank lahir pada tahun 1913, tahun yang sama keturunan perbankan AS J. Pierpont Morgan meninggal dan Rockefeller Foundation dibentuk.

Mega-bankir J. P. Morgan

The House of Morgan memimpin keuangan Amerika dari  pojok Wall Street dan secara luas bertindak sebagai semi bank sentral-AS sejak 1838, ketika George Peabody mendirikannya di London.

Peabody adalah rekan bisnis dari Rothschild. Pada tahun 1952 peneliti Fed Eustace Mullins mengemukakan anggapan bahwa Morgans tidak lebih dari agen Rothschild. Mullins menulis bahwa Rothschild, “… lebih suka untuk beroperasi secara anonim di AS di balik topeng J.P. Morgan & Company”. [5]

Penulis Gabriel Kolko menyatakan:
“Kegiatan Morgan di 1895-1896 dalam menjual obligasi emas di Eropa US didasarkan pada aliansi dengan House of Rothschild.” [6]  Gurita keuangan Morgan dibungkus tentakel cepat di seluruh dunia. Morgan Grenfell dioperasikan di London. Morgan et Ce memerintah Paris. Lambert sepupu Rothschild mendirikan Drexel & Company di Philadelphia.

The House of Morgan melayani ke Astors, DuPonts, Guggenheim, Vanderbilts dan Rockefeller. Ini dibiayai peluncuran AT & T, General Motors, General Electric dan DuPont. Seperti Rothschild dan Barings bank yang berbasis di London, Morgan menjadi bagian dari struktur kekuasaan di banyak negara.

Pada tahun 1890 pinjaman  Dewan Morgan  kepada bank sentral Mesir, pembiayaan kereta api Rusia, obligasi mengambang pemerintah provinsi Brasil dan pendanaan proyek-proyek pekerjaan umum Argentina.

Resesi pada tahun 1893 telah meningkatkan kekuatan Morgan. Tahun itu Morgan disimpan pemerintah AS dari kepanikan Bank, membentuk sindikasi untuk menopang cadangan pemerintah dengan pengiriman Rothschild emas senilai $ 62.000.000. [7]

Morgan adalah kekuatan pendorong di belakang ekspansi Barat di AS, pembiayaan dan mengendalikan kereta api Barat-terikat melalui trust voting. Pada tahun 1879 Cornelius Vanderbilt Morgan dibiayai New York Central Railroad memberi tarif pengiriman preferensial untuk pemula monopoli Standard Oil John D. Rockefeller, penyemenan hubungan Rockefeller / Morgan.

The House of Morgan sekarang jatuh di bawah Rothschild dan Rockefeller kontrol keluarga. Sebuah New York Herald judul membaca, “Railroad Kings Form Gigantic Trust”. J. Pierpont Morgan, yang pernah menyatakan, “Kompetisi adalah dosa”, sekarang berpendapat gembira,
“Anggap saja. Semua bersaing lalu lintas kereta api barat dari St. Louis ditempatkan di kontrol dari sekitar tiga puluh orang. “[8]
Morgan dan bankir Edward Harriman Kuhn Loeb mengadakan monopoli atas rel kereta api, sedangkan dinasti perbankan Lehman, Goldman Sachs dan Lazard bergabung dengan Rockefeller dalam mengendalikan basis industri AS. [9]

Pada tahun 1903 Banker Trust didirikan oleh Delapan Keluarga. Benjamin Kuat Banker Trust adalah Gubernur pertama dari New York Federal Reserve Bank. 1913 penciptaan Fed menyatu kekuatan Delapan Keluarga dengan kekuatan militer dan diplomatik dari pemerintah AS.

Jika pinjaman luar negeri mereka pergi belum dibayar, oligarki sekarang bisa menyebarkan Marinir AS untuk mengumpulkan utang. Morgan, Chase dan Citibank membentuk sindikat pinjaman internasional.

The House of Morgan adalah nyaman dengan British House of Windsor dan Italia House of Savoy. The Kuhn Loebs, Warburg, Lehmans, Lazards, Israel Moses Seifs dan Goldman Sachs juga memiliki hubungan dekat dengan bangsawan Eropa.

Dengan 1.895 Morgan dikontrol aliran emas dan keluar dari AS. Gelombang Amerika pertama merger adalah dalam masa pertumbuhan dan sedang dipromosikan oleh para bankir.

Pada tahun 1897 ada enam puluh sembilan merger industri. Dengan 1899 ada dua ratus. Pada tahun 1904 John Moody – pendiri Moody Investor Services – mengatakan itu tidak mungkin untuk berbicara dari Rockefeller dan Morgan kepentingan yang terpisah. [10]

ketidakpercayaan publik dari menggabungkan menyebar. Banyak pengkhianat menganggap mereka bekerja untuk uang tua Eropa. Rockefeller Standard Oil, Andrew Carnegie US Steel dan rel kereta api Edward Harriman semua dibiayai oleh bankir Jacob Schiff di Kuhn Loeb, yang bekerja sama dengan Rothschild Eropa.

Beberapa negara Barat dilarang para bankir. Populis pendeta William Jennings Bryan adalah tiga kali calon Demokrat untuk Presiden dari 1896 -1908. Tema sentral dari kampanye anti-imperialis-nya adalah bahwa Amerika jatuh ke dalam perangkap “perbudakan keuangan untuk ibukota Inggris”.

Teddy Roosevelt mengalahkan Bryan pada tahun 1908, tetapi dipaksa oleh ini menyebarkan api populis untuk memberlakukan Sherman Anti-Trust Act. Dia kemudian pergi setelah Standard Oil Trust.

Pada tahun 1912 sidang Pujo diadakan, menangani konsentrasi kekuasaan di Wall Street. Pada tahun yang sama Mrs. Edward Harriman menjual saham substansial di New York Guaranty Trust Bank untuk J.P. Morgan, menciptakan Morgan Guaranty Trust.

Hakim Louis Brandeis meyakinkan Presiden Woodrow Wilson untuk menyerukan diakhirinya saling direktorat papan. Pada tahun 1914 Clayton Anti-Trust Act disahkan.

Jack Morgan – anak dan penggantinya J. Pierpont ini – menanggapi dengan meminta Morgan klien Remington dan Winchester untuk meningkatkan produksi senjata. Ia berpendapat bahwa AS diperlukan untuk memasuki Perang Dunia I. Terpancing oleh Carnegie Foundation dan front oligarki lainnya, Wilson ditampung.

Seperti Charles Tansill menulis di Amerika Goes to War, “Bahkan sebelum bentrokan senjata, perusahaan Perancis Rothschild Freres kabel ke Morgan & Company di New York menyarankan flotasi dari pinjaman sebesar $ 100 juta, sebagian besar dari yang menjadi meninggalkan di AS untuk membayar pembelian Prancis barang Amerika. ”

The House of Morgan dibiayai setengah upaya perang AS, saat menerima komisi untuk berbaris kontraktor seperti GE, Du Pont, US Steel, Kennecott dan ASARCO. Semua itu Morgan klien.

Morgan juga membiayai Perang Boer Inggris di Afrika Selatan dan Perang Perancis-Prusia. 1919 Konferensi Perdamaian Paris dipimpin oleh Morgan, yang menyebabkan kedua upaya rekonstruksi Jerman dan Sekutu. [11]

Pada tahun 1930-an populisme muncul kembali di Amerika setelah Goldman Sachs, Lehman Bank dan lain-lain keuntungan dari Crash tahun 1929. [12]

Ketua Komite Perbankan rumah Louis McFadden (D-NY) mengatakan dari Depresi Besar:
“Itu kebetulan. Ini adalah kejadian hati-hati buat … Para bankir internasional berusaha untuk membawa tentang kondisi putus asa di sini sehingga mereka mungkin muncul sebagai penguasa kita semua “.
Senator Gerald Nye (D-ND) yang diketuai investigasi amunisi di 1936. Nye menyimpulkan bahwa House of Morgan telah menjerumuskan AS ke Perang Dunia I untuk melindungi pinjaman dan menciptakan industri senjata booming.

Nye kemudian menghasilkan dokumen berjudul The Next War, yang sinis disebut “dewi lama trik demokrasi”, di mana Jepang bisa digunakan untuk memikat AS ke Perang Dunia II.

Pada tahun 1937 Menteri Dalam Negeri Harold Ickes memperingatkan pengaruh “Amerika 60 Keluarga”.

Sejarawan Ferdinand Lundberg kemudian menulis sebuah buku dengan judul yang sama persis. Hakim Agung William O. Douglas mencela:
“Morgan pengaruh … yang paling merusak dalam industri dan keuangan saat ini.”
Jack Morgan menanggapi dengan menyenggol AS terhadap Perang Dunia II. Morgan memiliki hubungan dekat dengan keluarga Iwasaki dan Dan – dua klan terkaya Jepang – yang telah dimiliki Mitsubishi dan Mitsui, masing-masing, karena perusahaan muncul dari shogunates Century 17.

Ketika Jepang menginvasi Manchuria, membantai petani Cina di Nanking, Morgan meremehkan insiden itu.

Morgan juga memiliki hubungan dekat dengan Italia fasis Benito Mussolini, sementara Jerman Nazi Dr. Hjalmer Schacht adalah penghubung Morgan Bank selama Perang Dunia II. Setelah perang perwakilan Morgan bertemu dengan Schacht di Bank of International Settlements (BIS) di Basel, Swiss. [13]

The House of Rockefeller
Lima bersaudara Rockefeller

BIS adalah bank yang paling kuat di dunia, bank sentral global untuk Delapan Keluarga yang mengendalikan bank sentral swasta negara hampir semua Barat dan berkembang. Presiden pertama BIS adalah Rockefeller bankir Gates McGarrah- seorang pejabat di Chase Manhattan dan Federal Reserve.

McGarrah adalah kakek dari mantan direktur CIA Richard Helms. The Rockefellers- seperti Morgans- memiliki hubungan dekat dengan London. David Icke menulis di Children of the Matrix, bahwa Rockefeller dan Morgans hanya “pesuruh” untuk Rothschild Eropa. [14]

BIS dimiliki oleh Federal Reserve, Bank of England, Bank of Italy, Bank of Canada, Swiss National Bank, Nederlandsche Bank, Bundesbank dan Bank of France.

Sejarawan Carroll Quigley menulis dalam buku Tragedi epik dan Harapan yang BIS adalah bagian dari rencana:
“Untuk menciptakan sistem dunia kontrol keuangan di tangan swasta mampu mendominasi sistem politik masing-masing negara dan ekonomi dunia secara keseluruhan … dikontrol secara feodalistik oleh bank sentral dunia bertindak dalam konser oleh rahasia perjanjian. ”
Pemerintah AS memiliki ketidakpercayaan sejarah BIS, melobi berhasil kehancurannya di 1944 pasca-Perang Dunia II Bretton Woods Conference.

Sebaliknya kekuatan Delapan Keluarga ‘diperburuk, dengan penciptaan Bretton Woods dari IMF dan Bank Dunia. Federal Reserve AS hanya mengambil saham di BIS pada bulan September 1994. [15]

BIS memegang setidaknya 10% dari cadangan moneter untuk setidaknya 80 bank sentral dunia, IMF dan lembaga-lembaga multilateral lainnya. Ini berfungsi sebagai agen keuangan untuk perjanjian internasional, mengumpulkan informasi tentang ekonomi global dan berfungsi sebagai lender of last resort untuk mencegah keruntuhan keuangan global.

BIS mempromosikan agenda fasisme kapitalis monopoli. Ini memberi pinjaman jembatan ke Hongaria pada tahun 1990 untuk memastikan privatisasi ekonomi negara itu.

Ini menjabat sebagai saluran untuk Delapan Keluarga pendanaan dari Adolf Hitler- dipimpin oleh Warburg J. Henry Schroeder dan Mendelsohn Bank of Amsterdam. Banyak peneliti menegaskan bahwa BIS adalah pada titik nadir global pencucian uang narkoba. [16]

Bukan suatu kebetulan bahwa BIS berkantor pusat di Swiss, tempat persembunyian favorit bagi kekayaan aristokrasi global dan markas untuk P-2 Italia Freemason ini Alpina Lodge dan Nazi Internasional.

Lembaga lain yang mengendalikan Delapan Keluarga meliputi Ekonomi Forum Dunia, Konferensi Moneter Internasional dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Bretton Woods adalah anugerah bagi Delapan Keluarga. IMF dan Bank Dunia sangat sentral ini “tatanan dunia baru”. Pada tahun 1944 obligasi Bank Dunia pertama melayang oleh Morgan Stanley dan First Boston. Keluarga Lazard Prancis menjadi lebih terlibat dalam House of kepentingan Morgan.

bank- investasi terbesar Lazard Freres- Perancis dimiliki oleh Lazard dan David-Weill keluarga-lama batang atas perbankan Genoa diwakili oleh Michelle Davive. Sebuah Chairman dan CEO Citigroup baru-baru ini adalah Sanford Weill.

Pada tahun 1968 Morgan Guaranty diluncurkan Euro-Clear, bank sistem kliring yang berbasis di Brussels untuk sekuritas Eurodollar. Itu adalah usaha otomatis yang pertama. Beberapa mengambil untuk memanggil Euro-Clear “The Beast”.

Brussels berfungsi sebagai markas untuk Bank Sentral Eropa yang baru dan untuk NATO. Pada tahun 1973 pejabat Morgan bertemu secara diam-diam di Bermuda untuk secara ilegal membangkitkan Gedung lama Morgan, dua puluh tahun sebelum Kaca Steagal UU dicabut.

Morgan dan Rockefeller menyediakan dukungan keuangan untuk Merrill Lynch, meningkatkan ke dalam 5 besar dari perbankan investasi AS. Merrill sekarang merupakan bagian dari Bank of America.

John D. Rockefeller menggunakan kekayaan minyaknya untuk memperoleh Pemerataan Trust, yang telah menelan beberapa bank besar dan perusahaan dengan tahun 1920-an. Depresi Besar membantu mengkonsolidasikan kekuasaan Rockefeller.

Chase Bank nya bergabung dengan Kuhn Loeb Manhattan Bank untuk membentuk Chase Manhattan, penyemenan hubungan keluarga lama. The Kuhn-Loeb telah dibiayai – bersama dengan Rothschild – quest Rockefeller untuk menjadi raja patch minyak.

National City Bank of Cleveland tersedia John D. dengan uang yang dibutuhkan untuk memulai pada monopoli nya dari industri minyak AS.

Bank diidentifikasi pada sidang Kongres sebagai salah satu dari tiga bank Rothschild milik di AS selama tahun 1870, ketika Rockefeller pertama kali didirikan sebagai Standard Oil of Ohio. [17]

Salah satu mitra Rockefeller Standard Oil adalah Edward Harkness, yang keluarganya datang untuk mengontrol Chemical Bank. Lain adalah James Stillman, yang keluarganya dikendalikan Produsen Hanover Trust.

Kedua bank telah bergabung di bawah payung JP Morgan Chase. Dua anak perempuan James Stillman menikahi dua anak William Rockefeller. Kedua keluarga mengontrol sebagian besar dari Citigroup juga. [18]

Dalam bisnis asuransi, Rockefeller mengendalikan Metropolitan Life, Adil Hidup, Prudential dan New York Life. Rockefeller bank mengontrol 25% dari seluruh aset dari 50 bank terbesar komersial AS dan 30% dari seluruh aset dari 50 perusahaan asuransi terbesar. [19]

Asuransi Companies pertama di AS diluncurkan oleh Freemason melalui mereka Woodman untuk Amerika-memainkan peran kunci dalam Bermuda uang obat shuffle.

Perusahaan di bawah kendali Rockefeller termasuk Exxon Mobil, Chevron Texaco, BP Amoco, Marathon Oil, Freeport McMoran, Quaker Oats, ASARCO, Inggris, Delta, Northwest, ITT, International Harvester, Xerox, Boeing, Westinghouse, Hewlett-Packard, Honeywell, International Paper , Pfizer, Motorola, Monsanto, Union Carbide dan General Foods.

The Rockefeller Foundation memiliki hubungan keuangan dekat dengan Ford dan Carnegie Yayasan. Keluarga upaya filantropis lainnya termasuk Rockefeller Bersaudara Fund, Rockefeller Institute for Medical Research, Dewan Pendidikan Umum, Rockefeller University dan University of Chicago- yang bergolak keluar aliran ekonom paling kanan sebagai pembela modal internasional, termasuk Milton Friedman.

Keluarga memiliki 30 Rockefeller Plaza, di mana pohon Natal nasional dinyalakan setiap tahun, dan Rockefeller Center. David Rockefeller berperan penting dalam pembangunan menara World Trade Center.

Rumah keluarga Rockefeller utama adalah kompleks raksasa di New York yang dikenal sebagai Pocantico Hills. Mereka juga memiliki 32 kamar 5th Avenue duplex di Manhattan, sebuah rumah di Washington, DC, Monte Sacro Ranch di Venezuela, perkebunan kopi di Ekuador, beberapa peternakan di Brazil, perkebunan di Seal Harbor, Maine dan resort di Karibia, Hawaii dan Puerto Rico. [20]

Dulles dan Rockefeller keluarga adalah sepupu. Allen Dulles menciptakan CIA, dibantu Nazi, menutupi Kennedy hit dari tempat Komisi Warren dan membuat kesepakatan dengan Ikhwanul Muslimin untuk menciptakan pembunuh pikiran-dikendalikan. [21]

Adik John Foster Dulles memimpin palsu trust Goldman Sachs sebelum 1929 crash pasar saham dan membantu saudaranya menggulingkan pemerintah di Iran dan Guatemala. Keduanya Skull & Bones, Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR) dalam dan 33 gelar Mason. [22]

Rockefeller berperan dalam membentuk depopulasi berorientasi Club of Rome di real keluarga mereka di Bellagio, Italia.

Mereka Pocantico Hills real melahirkan Komisi Trilateral. Keluarga adalah penyandang dana utama dari gerakan eugenika yang melahirkan Hitler, kloning manusia dan obsesi DNA saat ini di kalangan ilmiah US.

John Rockefeller Jr memimpin Population Council sampai kematiannya. [23] Nya anak senama adalah Senator dari Virginia Barat. Saudara Winthrop Rockefeller adalah Letnan Gubernur Arkansas dan tetap orang yang paling berkuasa di negara itu.

Dalam sebuah wawancara Oktober 1975 dengan majalah Playboy, Wakil Presiden Nelson Rockefeller – yang juga Gubernur New York – diartikulasikan pandangan merendahkan keluarganya:
“Saya sangat percaya pada perencanaan -. Ekonomi, sosial, politik, militer, perencanaan total dunia”
Namun dari semua saudara Rockefeller, itu adalah Trilateral Commission (TC) pendiri dan Ketua Chase Manhattan David yang telah mempelopori agenda fasis keluarga pada skala global. Dia membela Shah Iran, rezim apartheid Afrika Selatan dan junta Chili Pinochet.

Dia adalah dana terbesar dari CFR, TC dan (selama Perang Vietnam) Komite untuk Perdamaian Efektif dan Tahan Lama di Asia- bonanza kontrak bagi mereka yang membuat hidup mereka dari konflik.

Nixon memintanya untuk menjadi Menteri Keuangan, tapi Rockefeller menolak pekerjaan, mengetahui kekuatannya jauh lebih besar di pucuk pimpinan dari Chase. Penulis Gary Allen menulis di The Rockefeller Berkas yang pada tahun 1973:
“David Rockefeller bertemu dengan dua puluh tujuh kepala negara, termasuk para penguasa Rusia dan Cina Merah.”
Setelah tahun 1975 kudeta Nugan Tangan Bank / CIA terhadap Perdana Menteri Australia Gough Whitlam, penggantinya British Crown ditunjuk Malcolm Fraser melesat ke AS, di mana ia bertemu dengan Presiden Gerald Ford Setelah berunding dengan David Rockefeller. [24]

Bagian Dua: The Freemason dan House of Rothschild

Pada tahun 1789 Alexander Hamilton menjadi Menteri Keuangan yang pertama dari Amerika Serikat. Hamilton adalah salah satu dari banyak Founding Fathers yang Freemason. Dia memiliki hubungan dekat dengan keluarga Rothschild yang memiliki Bank of England dan memimpin gerakan Eropa Freemason.

George Washington, Benjamin Franklin, John Jay, Ethan Allen, Samuel Adams, Patrick Henry, John Brown dan Roger Sherman semua Mason.

Andrew Hamilton

Roger Livingston membantu Sherman dan Franklin menulis Deklarasi Kemerdekaan. Dia memberi George Washington sumpah jabatannya saat dia Grand Master dari New York Grand Lodge Freemason.

Washington sendiri Grand Master dari Virginia Lodge. Dari Petugas Umum di Angkatan Darat Revolusioner, tiga puluh tiga adalah Mason. Ini adalah sangat simbolis karena 33 Gelar Mason menjadi Illuminated. [1]

ayah berdirinya populis yang dipimpin oleh John Adams, Thomas Jefferson, James Madison dan Thomas Paine- tidak satupun dari mereka Masons- ingin hubungan benar-benar parah dengan British Crown, tetapi ditolak oleh fraksi Masonik dipimpin oleh Washington, Hamilton dan Grand Master St. Andrews Lodge di Boston General Joseph Warren, yang ingin “menentang Parlemen namun tetap setia pada Crown”.

St. Andrews Lodge adalah pusat dari New World Masonry dan mulai mengeluarkan Gelar Ksatria Templar pada tahun 1769. [2]

General Joseph Warren

Semua pondok-pondok US Masonik yang sampai hari ini dijamin oleh Inggris Crown, yang mereka berfungsi sebagai intelijen global dan jaringan subversi kontra. inisiatif terbaru mereka adalah Program Identifikasi Anak Masonik (CHIP).

Menurut Wikipedia, program CHIP memungkinkan orang tua kesempatan untuk membuat kit mengidentifikasi bahan untuk anak mereka, gratis. Kit berisi kartu sidik jari, deskripsi fisik, video, disket komputer, atau DVD anak, jejak gigi, dan sampel DNA.

Kongres Kontinental Pertama diselenggarakan di Philadelphia pada 1774 di bawah Presidensi Peyton Randolph, yang berhasil Washington sebagai Grand Master dari Virginia Lodge. Kedua Kongres Kontinental diselenggarakan pada 1775 di bawah Presidensi Freemason John Hancock.

saudara Peyton William menggantikannya sebagai Virginia Lodge Grand Master dan menjadi pendukung utama sentralisasi dan federalisme di Konvensi Pertama Konstitusi pada tahun 1787. The federalisme di jantung Konstitusi AS identik dengan federalisme diletakkan di Freemason ini Anderson Konstitusi 1723 .

William Randolph menjadi bangsa pertama Jaksa Agung dan Menteri Luar Negeri di bawah George Washington. keluarganya kembali ke Inggris loyal kepada Crown. John Marshall, bangsa pertama Hakim Agung, juga Mason. [3]

Ketika Benjamin Franklin berangkat ke Prancis untuk mencari bantuan keuangan bagi kaum revolusioner Amerika, pertemuan itu berlangsung di bank Rothschild.

Dia ditengahi penjualan senjata via Jerman Mason Baron von Steuben. Komite Nya Correspondence dioperasikan melalui saluran Freemason dan sejajar jaringan mata-mata Inggris. Pada tahun 1776 Franklin menjadi facto Duta de ke Prancis.

Pada tahun 1779 ia menjadi Grand Master dari Perancis Neuf Soeurs (Sembilan suster) Lodge, yang John Paul Jones dan Voltaire milik. Franklin juga anggota dari lebih rahasia Royal Lodge dari Komandan West Temple of Carcasonne, yang anggotanya termasuk Frederick Prince of Whales.

Sementara Franklin diberitakan kesederhanaan di AS, ia cavorted liar dengan saudara Lodge di Eropa. Franklin menjabat sebagai Postmaster General dari 1750 untuk 1775 – peran tradisional diturunkan ke mata-mata Inggris. [4]

Dengan pembiayaan Rothschild Alexander Hamilton didirikan dua bank New York, termasuk Bank of New York. [5] Dia meninggal dalam baku tembak dengan Aaron Burr, yang mendirikan Bank of Manhattan dengan pembiayaan Kuhn Loeb.

Hamilton dicontohkan penghinaan yang Delapan Keluarga tahan terhadap rakyat biasa, setelah menyatakan:
“Semua masyarakat membagi diri ke dalam sedikit dan banyak. Pertama adalah kaya dan lahir dengan baik, yang lain massa rakyat … Orang-orang bergolak dan berubah; mereka jarang menilai dan menentukan tepat. Oleh karena itu berikan kepada kelas pertama yang berbeda, berbagi permanen pemerintah. Mereka akan memeriksa kegoyangan kedua. “[6]
Hamilton hanya yang pertama dalam serangkaian Delapan Keluarga kroni untuk memegang posisi kunci dari Menteri Keuangan.

Dalam beberapa kali Menteri Keuangan Kennedy Douglas Dillon berasal dari Dillon Baca (sekarang bagian dari UBS Warburg). Nixon Treasury Sekretaris David Kennedy dan William Simon datang dari Continental Illinois Bank (sekarang bagian dari Bank of America) dan Salomon Brothers (sekarang bagian dari Citigroup), masing-masing.

Menteri Keuangan Carter Michael Blumenthal datang dari Goldman Sachs, Menteri Keuangan Reagan Donald Regan datang dari Merrill Lynch (sekarang bagian dari Bank of America), Bush Sr. Menteri Keuangan Nicholas Brady berasal dari Dillon Baca (UBS Warburg) dan kedua Clinton Menteri Keuangan Robert Rubin dan Menteri Keuangan Bush Jr Henry Paulson datang dari Goldman Sachs.

Menteri Keuangan Obama Tim Geithner bekerja di Kissinger Associates dan New York Fed.

Thomas Jefferson berpendapat bahwa Amerika Serikat membutuhkan bank sentral milik publik sehingga raja Eropa dan bangsawan tidak bisa menggunakan pencetakan uang untuk mengendalikan urusan negara baru.

Jefferson memuji:
“Sebuah negara yang mengharapkan untuk tetap bodoh dan gratis … mengharapkan bahwa yang belum pernah dan yang tidak akan pernah. Ada hampir Raja dalam seratus yang tidak akan, jika ia bisa, mencontoh Firaun – mendapatkan uang pertama semua orang, maka semua tanah mereka dan kemudian membuat mereka dan anak-anak mereka hamba selamanya … pendirian perbankan lebih berbahaya daripada berdiri tentara. Sudah mereka telah dibangkitkan uang aristokrasi. ”
Jefferson menyaksikan konspirasi Euro-banking untuk mengontrol Amerika Serikat berlangsung, berat di:
“Tindakan tunggal tirani dapat berasal opini disengaja hari, tetapi serangkaian penindasan dimulai pada periode dibedakan, tak dapat diubah melalui setiap pergantian menteri, terlalu jelas membuktikan, rencana sistematis sengaja mengurangi kita untuk perbudakan”. [7]
Tapi argumen Rothschild yang disponsori Hamilton untuk sebuah bank sentral AS swasta dilakukan hari. Di 1791 Bank of Amerika Serikat (BUS) didirikan, dengan Rothschild sebagai pemilik utama. piagam bank adalah habis pada tahun 1811.

opini publik berlari mendukung pencabutan piagam dan menggantinya dengan bank sentral publik Jefferson. Perdebatan itu ditunda sebagai bangsa itu jatuh dengan Euro-bankir dalam Perang 1812. Di tengah iklim ketakutan dan kesulitan ekonomi, Bank Hamilton mendapat piagam baru pada tahun 1816.

Old Hickory, Jujur Abe & Camelot

Pada tahun 1828 Andrew Jackson mengambil lari di Kepresidenan AS. Sepanjang kampanye, ia mencerca terhadap para bankir internasional yang dikendalikan BUS. Jackson gembar-gembor, “Kamu adalah sarang ular beludak. Saya berniat untuk mengekspos Anda dan Allah Abadi Aku akan mengusir Anda keluar.

Jika orang-orang memahami ketidakadilan peringkat dari uang dan perbankan sistem kami akan ada revolusi sebelum pagi. ”

Jackson memenangkan pemilu dan dicabut piagam bank yang menyatakan:
“Undang-undang tampaknya didasarkan pada ide yang salah bahwa pemegang saham yang hadir memiliki hak preskriptif untuk tidak hanya mendukung, tapi karunia dari pemerintah … untuk keuntungan mereka tidak UU ini mengecualikan seluruh rakyat Amerika dari kompetisi dalam pembelian monopoli ini.

“Hadir pemegang saham dan mereka mewarisi hak-hak mereka sebagai penerus dibentuk tatanan istimewa, berpakaian baik dengan kekuatan politik yang besar dan menikmati keuntungan berupa uang besar dari hubungan mereka dengan pemerintah.

“Harus pengaruhnya terkonsentrasi di bawah operasi UU tersebut seperti ini, di tangan direktori diri terpilih yang kepentingannya diidentifikasi dengan orang-orang dari pemegang saham asing, akan ada tidak menjadi penyebabnya gemetar untuk kemerdekaan negara kita di perang … mengendalikan mata uang kami, menerima uang publik dan memegang ribuan kemerdekaan warga negara kita, itu akan menjadi lebih tangguh dan berbahaya daripada kekuatan angkatan laut dan militer dari musuh.

“Hal ini harus menyesal bahwa orang kaya dan berkuasa terlalu sering menekuk tindakan pemerintah untuk tujuan egois … untuk membuat kaya lebih kaya dan lebih kuat. Banyak dari orang-orang kaya kami belum puas dengan perlindungan yang sama dan manfaat yang sama, namun telah memohon kami untuk membuat mereka lebih kaya dengan tindakan Kongres. Saya telah melakukan tugas saya untuk negara ini. “[8]
Populisme menang dan Jackson terpilih kembali. Pada tahun 1835 ia menjadi sasaran upaya pembunuhan. pria bersenjata itu adalah Richard Lawrence, yang mengaku bahwa ia, “berhubungan dengan kekuasaan di Eropa”. [9]

Namun, pada tahun 1836 Jackson menolak untuk memperbaharui piagam BUS. Di bawah arlojinya utang nasional AS pergi ke nol untuk pertama dan terakhir kalinya dalam sejarah bangsa kita.

Hal ini membuat marah para bankir internasional, yang pendapatan utama berasal dari pembayaran bunga utang. Presiden BUS Nicholas Biddle memotong dana kepada pemerintah AS pada tahun 1842, terjun AS menjadi depresi. Biddle adalah seorang agen untuk Jacob Rothschild yang berbasis di Paris. [10]

Meksiko Perang serentak bermunculan di Jackson.

Beberapa tahun kemudian Perang Saudara dilepaskan, dengan London bankir dukungan Uni dan bankir Prancis backing Selatan. Keluarga Lehman membuat keberuntungan penyelundupan senjata ke selatan dan kapas ke utara.

Dengan 1861 AS adalah $ 100 juta dalam utang. Presiden baru Abraham Lincoln dilecehkan Euro-bankir lagi, mengeluarkan Lincoln Greenbacks untuk membayar tagihan Union Army.

The Times Rothschild-dikendalikan dari London menulis:
“Jika kebijakan nakal, yang memiliki asal-usul dalam Republik Amerika Utara, harus menjadi indurated ke fixture, maka pemerintah yang akan memberikan uang sendiri tanpa biaya. Ini akan membayar hutangnya dan tanpa utang. Ini akan memiliki semua uang yang diperlukan untuk melanjutkan perdagangannya. Ini akan menjadi makmur di luar preseden dalam sejarah pemerintah beradab dunia. Otak dan kekayaan semua negara akan pergi ke Amerika Utara. pemerintah yang harus dimusnahkan, atau akan menghancurkan setiap monarki di dunia. “[11]
Euro-bankir-ditulis Hazard Edaran terkena dan beredar di seluruh negeri oleh marah populis.

Itu menyatakan:
“Utang besar yang kapitalis akan melihat terbuat dari perang dan harus digunakan untuk mengontrol katup uang. Untuk mencapai obligasi pemerintah ini harus digunakan sebagai dasar perbankan. Kita sekarang menunggu Menteri Keuangan Salmon Chase untuk membuat rekomendasi. Tidak akan mengizinkan Greenbacks beredar sebagai uang karena kita tidak bisa mengendalikan itu. Kami mengontrol obligasi dan melalui mereka perbankan masalah “.
1863 Undang-Undang Perbankan Nasional dipulihkan bank sentral AS swasta dan obligasi perang Chase diterbitkan. Lincoln terpilih kembali tahun depan, bersumpah untuk mencabut undang-undang tersebut setelah ia mengambil nya Januari 1865 sumpah jabatan.

Sebelum dia bisa bertindak, dia dibunuh di Teater Ford oleh John Wilkes Booth. Booth memiliki koneksi besar untuk para bankir internasional. cucunya menulis ini Satu Mad Act, yang detail kontak Booth dengan “Eropa misterius” sebelum pembunuhan Lincoln.

Setelah Lincoln hit, Booth dibawa pergi oleh anggota masyarakat rahasia yang dikenal sebagai Knights of the Golden Circle (KGC). KGC memiliki hubungan dekat dengan Perancis Society of Seasons, yang diproduksi Karl Marx.

[12]

[13]
[14]
[15]

[17]

[18]

[19]

[20]

[22]

[23]

[25]

[26]

Referensi:

Bagian satu

New York.

New York.

Boston.

2000

New York.

Penguin Books. New York. 1981

1977

Washington DC. 1992

Bagian kedua

New York.

New York.

New York.

UK.

New York.

1994

November 22, 2010

Part One: The Banking Houses of Morgan and Rockefeller

The Four Horsemen of Banking (Bank of America, JP Morgan Chase, Citigroup and Wells Fargo) own the Four Horsemen of Oil (Exxon Mobil, Royal Dutch/Shell, BP and Chevron Texaco); in tandem with Deutsche Bank, BNP, Barclays and other European old money behemoths.

But their monopoly over the global economy does not end at the edge of the oil patch.

According to company 10K filings to the SEC, the Four Horsemen of Banking are among the top ten stock holders of virtually every Fortune 500 corporation.[1]

So who then are the stockholders in these money center banks?

This information is guarded much more closely. My queries to bank regulatory agencies regarding stock ownership in the top 25 US bank holding companies were given Freedom of Information Act status, before being denied on “national security” grounds. This is rather ironic, since many of the bank’s stockholders reside in Europe.

One important repository for the wealth of the global oligarchy that owns these bank holding companies is US Trust Corporation – founded in 1853 and now owned by Bank of America.

A recent US Trust Corporate Director and Honorary Trustee was Walter Rothschild. Other directors included Daniel Davison of JP Morgan Chase, Richard Tucker of Exxon Mobil, Daniel Roberts of Citigroup and Marshall Schwartz of Morgan Stanley. [2]

J. W. McCallister, an oil industry insider with House of Saud connections, wrote in The Grim Reaper that information he acquired from Saudi bankers cited 80% ownership of the New York Federal Reserve Bank- by far the most powerful Fed branch- by just eight families, four of which reside in the US.

They are the Goldman Sachs, Rockefellers, Lehmans and Kuhn Loebs of New York; the Rothschilds of Paris and London; the Warburgs of Hamburg; the Lazards of Paris; and the Israel Moses Seifs of Rome.

CPA Thomas D. Schauf corroborates McCallister’s claims, adding that ten banks control all twelve Federal Reserve Bank branches.

He names N.M. Rothschild of London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam, Lehman Brothers of New York, Lazard Brothers of Paris, Kuhn Loeb Bank of New York, Israel Moses Seif Bank of Italy, Goldman Sachs of New York and JP Morgan Chase Bank of New York. Schauf lists William Rockefeller, Paul Warburg, Jacob Schiff and James Stillman as individuals who own large shares of the Fed. [3]

The Schiffs are insiders at Kuhn Loeb. The Stillmans are Citigroup insiders, who married into the Rockefeller clan at the turn of the century.

Eustace Mullins came to the same conclusions in his book The Secrets of the Federal Reserve, in which he displays charts connecting the Fed and its member banks to the families of Rothschild, Warburg, Rockefeller and the others. [4]

These 13 Families Rule the World: The Shadow Forces Behind the NWO

The control that these banking families exert over the global economy cannot be overstated and is quite intentionally shrouded in secrecy.

Their corporate media arm is quick to discredit any information exposing this private central banking cartel as “conspiracy theory”. Yet the facts remain.

The House of Morgan

The Federal Reserve Bank was born in 1913, the same year US banking scion J. Pierpont Morgan died and the Rockefeller Foundation was formed.

Mega-banker J. P. Morgan

The House of Morgan presided over American finance from the corner of Wall Street and Broad, acting as quasi-US central bank since 1838, when George Peabody founded it in London.

Peabody was a business associate of the Rothschilds. In 1952 Fed researcher Eustace Mullins put forth the supposition that the Morgans were nothing more than Rothschild agents. Mullins wrote that the Rothschilds, “…preferred to operate anonymously in the US behind the facade of J.P. Morgan & Company”. [5]

Author Gabriel Kolko stated:

“Morgan’s activities in 1895-1896 in selling US gold bonds in Europe were based on an alliance with the House of Rothschild.” [6]

The Morgan financial octopus wrapped its tentacles quickly around the globe. Morgan Grenfell operated in London. Morgan et Ce ruled Paris. The Rothschild’s Lambert cousins set up Drexel & Company in Philadelphia.

The House of Morgan catered to the Astors, DuPonts, Guggenheims, Vanderbilts and Rockefellers. It financed the launch of AT&T, General Motors, General Electric and DuPont. Like the London-based Rothschild and Barings banks, Morgan became part of the power structure in many countries.

By 1890 the House of Morgan was lending to Egypt’s central bank, financing Russian railroads, floating Brazilian provincial government bonds and funding Argentine public works projects.

A recession in 1893 enhanced Morgan’s power. That year Morgan saved the US government from a bank panic, forming a syndicate to prop up government reserves with a shipment of $62 million worth of Rothschild gold. [7]

Morgan was the driving force behind Western expansion in the US, financing and controlling West-bound railroads through voting trusts. In 1879 Cornelius Vanderbilt’s Morgan-financed New York Central Railroad gave preferential shipping rates to John D. Rockefeller’s budding Standard Oil monopoly, cementing the Rockefeller/Morgan relationship.

The House of Morgan now fell under Rothschild and Rockefeller family control. A New York Herald headline read, “Railroad Kings Form Gigantic Trust”. J. Pierpont Morgan, who once stated, “Competition is a sin”, now opined gleefully,

“Think of it. All competing railroad traffic west of St. Louis placed in the control of about thirty men.”[8]

Morgan and Edward Harriman’s banker Kuhn Loeb held a monopoly over the railroads, while banking dynasties Lehman, Goldman Sachs and Lazard joined the Rockefellers in controlling the US industrial base. [9]

In 1903 Banker’s Trust was set up by the Eight Families. Benjamin Strong of Banker’s Trust was the first Governor of the New York Federal Reserve Bank. The 1913 creation of the Fed fused the power of the Eight Families to the military and diplomatic might of the US government.

If their overseas loans went unpaid, the oligarchs could now deploy US Marines to collect the debts. Morgan, Chase and Citibank formed an international lending syndicate.

The House of Morgan was cozy with the British House of Windsor and the Italian House of Savoy. The Kuhn Loebs, Warburgs, Lehmans, Lazards, Israel Moses Seifs and Goldman Sachs also had close ties to European royalty.

By 1895 Morgan controlled the flow of gold in and out of the US. The first American wave of mergers was in its infancy and was being promoted by the bankers.

In 1897 there were sixty-nine industrial mergers. By 1899 there were twelve-hundred. In 1904 John Moody – founder of Moody’s Investor Services – said it was impossible to talk of Rockefeller and Morgan interests as separate. [10]

Public distrust of the combine spread. Many considered them traitors working for European old money. Rockefeller’s Standard Oil, Andrew Carnegie’s US Steel and Edward Harriman’s railroads were all financed by banker Jacob Schiff at Kuhn Loeb, who worked closely with the European Rothschilds.

Several Western states banned the bankers. Populist preacher William Jennings Bryan was thrice the Democratic nominee for President from 1896 -1908. The central theme of his anti-imperialist campaign was that America was falling into a trap of “financial servitude to British capital”.

Teddy Roosevelt defeated Bryan in 1908, but was forced by this spreading populist wildfire to enact the Sherman Anti-Trust Act. He then went after the Standard Oil Trust.

In 1912 the Pujo hearings were held, addressing concentration of power on Wall Street. That same year Mrs. Edward Harriman sold her substantial shares in New York’s Guaranty Trust Bank to J.P. Morgan, creating Morgan Guaranty Trust.

Judge Louis Brandeis convinced President Woodrow Wilson to call for an end to interlocking board directorates. In 1914 the Clayton Anti-Trust Act was passed.

Jack Morgan – J. Pierpont’s son and successor – responded by calling on Morgan clients Remington and Winchester to increase arms production. He argued that the US needed to enter WWI. Goaded by the Carnegie Foundation and other oligarchy fronts, Wilson accommodated.

As Charles Tansill wrote in America Goes to War, “Even before the clash of arms, the French firm of Rothschild Freres cabled to Morgan & Company in New York suggesting the flotation of a loan of $100 million, a substantial part of which was to be left in the US to pay for French purchases of American goods.”

The House of Morgan financed half the US war effort, while receiving commissions for lining up contractors like GE, Du Pont, US Steel, Kennecott and ASARCO. All were Morgan clients.

Morgan also financed the British Boer War in South Africa and the Franco-Prussian War. The 1919 Paris Peace Conference was presided over by Morgan, which led both German and Allied reconstruction efforts. [11]

In the 1930’s populism resurfaced in America after Goldman Sachs, Lehman Bank and others profited from the Crash of 1929. [12]

House Banking Committee Chairman Louis McFadden (D-NY) said of the Great Depression:

“It was no accident. It was a carefully contrived occurrence…The international bankers sought to bring about a condition of despair here so they might emerge as rulers of us all”.

Sen. Gerald Nye (D-ND) chaired a munitions investigation in 1936. Nye concluded that the House of Morgan had plunged the US into WWI to protect loans and create a booming arms industry.

Nye later produced a document titled The Next War, which cynically referred to “the old goddess of democracy trick”, through which Japan could be used to lure the US into WWII.

In 1937 Interior Secretary Harold Ickes warned of the influence of “America’s 60 Families”.

Historian Ferdinand Lundberg later penned a book of the exact same title. Supreme Court Justice William O. Douglas decried:

“Morgan influence…the most pernicious one in industry and finance today.”

Jack Morgan responded by nudging the US towards WWII. Morgan had close relations with the Iwasaki and Dan families – Japan’s two wealthiest clans – who have owned Mitsubishi and Mitsui, respectively, since the companies emerged from 17th Century shogunates.

When Japan invaded Manchuria, slaughtering Chinese peasants at Nanking, Morgan downplayed the incident.

Morgan also had close relations with Italian fascist Benito Mussolini, while German Nazi Dr. Hjalmer Schacht was a Morgan Bank liaison during WWII. After the war Morgan representatives met with Schacht at the Bank of International Settlements (BIS) in Basel, Switzerland. [13]

The House of Rockefeller

The five Rockefeller brothers

BIS is the most powerful bank in the world, a global central bank for the Eight Families who control the private central banks of almost all Western and developing nations. The first President of BIS was Rockefeller banker Gates McGarrah- an official at Chase Manhattan and the Federal Reserve.

McGarrah was the grandfather of former CIA director Richard Helms. The Rockefellers- like the Morgans- had close ties to London. David Icke writes in Children of the Matrix, that the Rockefellers and Morgans were just “gofers” for the European Rothschilds. [14]

BIS is owned by the Federal Reserve, Bank of England, Bank of Italy, Bank of Canada, Swiss National Bank, Nederlandsche Bank, Bundesbank and Bank of France.

Historian Carroll Quigley wrote in his epic book Tragedy and Hope that BIS was part of a plan:

“to create a world system of financial control in private hands able to dominate the political system of each country and the economy of the world as a whole…to be controlled in a feudalistic fashion by the central banks of the world acting in concert by secret agreements.”

The US government had a historical distrust of BIS, lobbying unsuccessfully for its demise at the 1944 post-WWII Bretton Woods Conference.

Instead the Eight Families’ power was exacerbated, with the Bretton Woods creation of the IMF and the World Bank. The US Federal Reserve only took shares in BIS in September 1994. [15]

BIS holds at least 10% of monetary reserves for at least 80 of the world’s central banks, the IMF and other multilateral institutions. It serves as financial agent for international agreements, collects information on the global economy and serves as lender of last resort to prevent global financial collapse.

BIS promotes an agenda of monopoly capitalist fascism. It gave a bridge loan to Hungary in the 1990’s to ensure privatization of that country’s economy.

It served as conduit for Eight Families funding of Adolf Hitler- led by the Warburg’s J. Henry Schroeder and Mendelsohn Bank of Amsterdam. Many researchers assert that BIS is at the nadir of global drug money laundering. [16]

It is no coincidence that BIS is headquartered in Switzerland, favorite hiding place for the wealth of the global aristocracy and headquarters for the P-2 Italian Freemason’s Alpina Lodge and Nazi International.

Other institutions which the Eight Families control include the World Economic Forum, the International Monetary Conference and the World Trade Organization.

Bretton Woods was a boon to the Eight Families. The IMF and World Bank were central to this “new world order”. In 1944 the first World Bank bonds were floated by Morgan Stanley and First Boston. The French Lazard family became more involved in House of Morgan interests.

Lazard Freres- France’s biggest investment bank- is owned by the Lazard and David-Weill families- old Genoese banking scions represented by Michelle Davive. A recent Chairman and CEO of Citigroup was Sanford Weill.

In 1968 Morgan Guaranty launched Euro-Clear, a Brussels-based bank clearing system for Eurodollar securities. It was the first such automated endeavor. Some took to calling Euro-Clear “The Beast”.

Brussels serves as headquarters for the new European Central Bank and for NATO. In 1973 Morgan officials met secretly in Bermuda to illegally resurrect the old House of Morgan, twenty years before Glass Steagal Act was repealed.

Morgan and the Rockefellers provided the financial backing for Merrill Lynch, boosting it into the Big 5 of US investment banking. Merrill is now part of Bank of America.

John D. Rockefeller used his oil wealth to acquire Equitable Trust, which had gobbled up several large banks and corporations by the 1920’s. The Great Depression helped consolidate Rockefeller’s power.

His Chase Bank merged with Kuhn Loeb’s Manhattan Bank to form Chase Manhattan, cementing a long-time family relationship. The Kuhn-Loeb’s had financed – along with Rothschilds – Rockefeller’s quest to become king of the oil patch.

National City Bank of Cleveland provided John D. with the money needed to embark upon his monopolization of the US oil industry.

The bank was identified in Congressional hearings as being one of three Rothschild-owned banks in the US during the 1870’s, when Rockefeller first incorporated as Standard Oil of Ohio. [17]

One Rockefeller Standard Oil partner was Edward Harkness, whose family came to control Chemical Bank. Another was James Stillman, whose family controlled Manufacturers Hanover Trust.

Both banks have merged under the JP Morgan Chase umbrella. Two of James Stillman’s daughters married two of William Rockefeller’s sons. The two families control a big chunk of Citigroup as well. [18]

In the insurance business, the Rockefellers control Metropolitan Life, Equitable Life, Prudential and New York Life. Rockefeller banks control 25% of all assets of the 50 largest US commercial banks and 30% of all assets of the 50 largest insurance companies. [19]

Insurance companies- the first in the US was launched by Freemasons through their Woodman’s of America- play a key role in the Bermuda drug money shuffle.

Companies under Rockefeller control include Exxon Mobil, Chevron Texaco, BP Amoco, Marathon Oil, Freeport McMoran, Quaker Oats, ASARCO, United, Delta, Northwest, ITT, International Harvester, Xerox, Boeing, Westinghouse, Hewlett-Packard, Honeywell, International Paper, Pfizer, Motorola, Monsanto, Union Carbide and General Foods.

The Rockefeller Foundation has close financial ties to both Ford and Carnegie Foundations. Other family philanthropic endeavors include Rockefeller Brothers Fund, Rockefeller Institute for Medical Research, General Education Board, Rockefeller University and the University of Chicago- which churns out a steady stream of far right economists as apologists for international capital, including Milton Friedman.

The family owns 30 Rockefeller Plaza, where the national Christmas tree is lighted every year, and Rockefeller Center. David Rockefeller was instrumental in the construction of the World Trade Center towers.

The main Rockefeller family home is a hulking complex in upstate New York known as Pocantico Hills. They also own a 32-room 5th Avenue duplex in Manhattan, a mansion in Washington, DC, Monte Sacro Ranch in Venezuela, coffee plantations in Ecuador, several farms in Brazil, an estate at Seal Harbor, Maine and resorts in the Caribbean, Hawaii and Puerto Rico. [20]

The Dulles and Rockefeller families are cousins. Allen Dulles created the CIA, assisted the Nazis, covered up the Kennedy hit from his Warren Commission perch and struck a deal with the Muslim Brotherhood to create mind-controlled assassins. [21]

Brother John Foster Dulles presided over the phony Goldman Sachs trusts before the 1929 stock market crash and helped his brother overthrow governments in Iran and Guatemala. Both were Skull & Bones, Council on Foreign Relations (CFR) insiders and 33rd Degree Masons. [22]

The Rockefellers were instrumental in forming the depopulation-oriented Club of Rome at their family estate in Bellagio, Italy.

Their Pocantico Hills estate gave birth to the Trilateral Commission. The family is a major funder of the eugenics movement which spawned Hitler, human cloning and the current DNA obsession in US scientific circles.

John Rockefeller Jr. headed the Population Council until his death. [23] His namesake son is a Senator from West Virginia. Brother Winthrop Rockefeller was Lieutenant Governor of Arkansas and remains the most powerful man in that state.

In an October 1975 interview with Playboy magazine, Vice-President Nelson Rockefeller – who was also Governor of New York – articulated his family’s patronizing worldview:

“I am a great believer in planning – economic, social, political, military, total world planning.”

But of all the Rockefeller brothers, it is Trilateral Commission (TC) founder and Chase Manhattan Chairman David who has spearheaded the family’s fascist agenda on a global scale. He defended the Shah of Iran, the South African apartheid regime and the Chilean Pinochet junta.

He was the biggest financier of the CFR, the TC and (during the Vietnam War) the Committee for an Effective and Durable Peace in Asia- a contract bonanza for those who made their living off the conflict.

Nixon asked him to be Secretary of Treasury, but Rockefeller declined the job, knowing his power was much greater at the helm of the Chase. Author Gary Allen writes in The Rockefeller File that in 1973:

“David Rockefeller met with twenty-seven heads of state, including the rulers of Russia and Red China.”

Following the 1975 Nugan Hand Bank/CIA coup against Australian Prime Minister Gough Whitlam, his British Crown-appointed successor Malcolm Fraser sped to the US, where he met with President Gerald Ford after conferring with David Rockefeller. [24]

Part Two: The Freemasons and the House of Rothschild

In 1789 Alexander Hamilton became the first Treasury Secretary of the United States. Hamilton was one of many Founding Fathers who were Freemasons. He had close relations with the Rothschild family which owns the Bank of England and leads the European Freemason movement.

George Washington, Benjamin Franklin, John Jay, Ethan Allen, Samuel Adams, Patrick Henry, John Brown and Roger Sherman were all Masons.

Andrew Hamilton

Roger Livingston helped Sherman and Franklin write the Declaration of Independence.  He gave George Washington his oaths of office while he was Grand Master of the New York Grand Lodge of Freemasons.

Washington himself was Grand Master of the Virginia Lodge. Of the General Officers in the Revolutionary Army, thirty-three were Masons. This was highly symbolic since 33rd Degree Masons become Illuminated. [1]

Populist founding fathers led by John Adams, Thomas Jefferson, James Madison and Thomas Paine- none of whom were Masons- wanted to completely severe ties with the British Crown, but were overruled by the Masonic faction led by Washington, Hamilton and Grand Master of the St. Andrews Lodge in Boston General Joseph Warren, who wanted to “defy Parliament but remain loyal to the Crown”.

St. Andrews Lodge was the hub of New World Masonry and began issuing Knights Templar Degrees in 1769. [2]

General Joseph Warren

All US Masonic lodges are to this day warranted by the British Crown, whom they serve as a global intelligence and counterrevolutionary subversion network. Their most recent initiative is the Masonic Child Identification Program (CHIP).

According to Wikipedia, the CHIP programs allow parents the opportunity to create a kit of identifying materials for their child, free of charge. The kit contains a fingerprint card, a physical description, a video, computer disk, or DVD of the child, a dental imprint, and a DNA sample.

The First Continental Congress convened in Philadelphia in 1774 under the Presidency of Peyton Randolph, who succeeded Washington as Grand Master of the Virginia Lodge.  The Second Continental Congress convened in 1775 under the Presidency of Freemason John Hancock.

Peyton’s brother William succeeded him as Virginia Lodge Grand Master and became the leading proponent of centralization and federalism at the First Constitutional Convention in 1787. The federalism at the heart of the US Constitution is identical to the federalism laid out in the Freemason’s Anderson’s Constitutions of 1723.

William Randolph became the nation’s first Attorney General and Secretary of State under George Washington.  His family returned to England loyal to the Crown.  John Marshall, the nation’s first Supreme Court Justice, was also a Mason. [3]

When Benjamin Franklin journeyed to France to seek financial help for American revolutionaries, his meetings took place at Rothschild banks.

He brokered arms sales via German Mason Baron von Steuben. His Committees of Correspondence operated through Freemason channels and paralleled a British spy network. In 1776 Franklin became de facto Ambassador to France.

In 1779 he became Grand Master of the French Neuf Soeurs (Nine Sisters) Lodge, to which John Paul Jones and Voltaire belonged. Franklin was also a member of the more secretive Royal Lodge of Commanders of the Temple West of Carcasonne, whose members included Frederick Prince of Whales.

While Franklin preached temperance in the US, he cavorted wildly with his Lodge brothers in Europe. Franklin served as Postmaster General from the 1750’s to 1775 – a role traditionally relegated to British spies. [4]

With Rothschild financing Alexander Hamilton founded two New York banks, including Bank of New York. [5]  He died in a gun battle with Aaron Burr, who founded Bank of Manhattan with Kuhn Loeb financing.

Hamilton exemplified the contempt which the Eight Families hold towards common people, once stating:

“All communities divide themselves into the few and the many. The first are the rich and the well born, the others the mass of the people…The people are turbulent and changing; they seldom judge and determine right. Give therefore to the first class a distinct, permanent share of government.  They will check the unsteadiness of the second.”[6]

Hamilton was only the first in a series of Eight Families cronies to hold the key position of Treasury Secretary.

In recent times Kennedy Treasury Secretary Douglas Dillon came from Dillon Read (now part of UBS Warburg). Nixon Treasury Secretaries David Kennedy and William Simon came from Continental Illinois Bank (now part of Bank of America) and Salomon Brothers (now part of Citigroup), respectively.

Carter Treasury Secretary Michael Blumenthal came from Goldman Sachs, Reagan Treasury Secretary Donald Regan came from Merrill Lynch (now part of Bank of America), Bush Sr. Treasury Secretary Nicholas Brady came from Dillon Read (UBS Warburg) and both Clinton Treasury Secretary Robert Rubin and Bush Jr. Treasury Secretary Henry Paulson came from Goldman Sachs.

Obama Treasury Secretary Tim Geithner worked at Kissinger Associates and the New York Fed.

Thomas Jefferson argued that the United States needed a publicly-owned central bank so that European monarchs and aristocrats could not use the printing of money to control the affairs of the new nation.

Jefferson extolled:

“A country which expects to remain ignorant and free…expects that which has never been and that which will never be. There is scarcely a King in a hundred who would not, if he could, follow the example of Pharaoh – get first all the people’s money, then all their lands and then make them and their children servants forever…banking establishments are more dangerous than standing armies.  Already they have raised up a money aristocracy.”

Jefferson watched as the Euro-banking conspiracy to control the United States unfolded, weighing in:

“Single acts of tyranny may be ascribed to the accidental opinion of the day, but a series of oppressions begun at a distinguished period, unalterable through every change of ministers, too plainly prove a deliberate, systematic plan of reducing us to slavery”. [7]

But the Rothschild-sponsored Hamilton’s arguments for a private US central bank carried the day.  In 1791 the Bank of the United States (BUS) was founded, with the Rothschilds as main owners. The bank’s charter was to run out in 1811.

Public opinion ran in favor of revoking the charter and replacing it with a Jeffersonian public central bank. The debate was postponed as the nation was plunged by the Euro-bankers into the War of 1812.  Amidst a climate of fear and economic hardship, Hamilton’s bank got its charter renewed in 1816.

Old Hickory, Honest Abe & Camelot

In 1828 Andrew Jackson took a run at the US Presidency.  Throughout his campaign he railed against the international bankers who controlled the BUS.  Jackson ranted, “You are a den of vipers. I intend to expose you and by Eternal God I will rout you out.

If the people understood the rank injustices of our money and banking system there would be a revolution before morning.”

Jackson won the election and revoked the bank’s charter stating:

“The Act seems to be predicated on an erroneous idea that the present shareholders have a prescriptive right to not only the favor, but the bounty of the government…for their benefit does this Act exclude the whole American people from competition in the purchase of this monopoly.

“Present stockholders and those inheriting their rights as successors be established a privileged order, clothed both with great political power and enjoying immense pecuniary advantages from their connection with government.

“Should its influence be concentrated under the operation of such an Act as this, in the hands of a self-elected directory whose interests are identified with those of the foreign stockholders, will there not be cause to tremble for the independence of our country in war… controlling our currency, receiving our public monies and holding thousands of our citizens independence, it would be more formidable and dangerous than the naval and military power of the enemy.

“It is to be regretted that the rich and powerful too often bend the acts of government for selfish purposes… to make the rich richer and more powerful. Many of our rich men have not been content with equal protection and equal benefits, but have besought us to make them richer by acts of Congress. I have done my duty to this country.”[8]

Populism prevailed and Jackson was re-elected.  In 1835 he was the target of an assassination attempt.  The gunman was Richard Lawrence, who confessed that he was, “in touch with the powers in Europe”. [9]

Still, in 1836 Jackson refused to renew the BUS charter.  Under his watch the US national debt went to zero for the first and last time in our nation’s history.

This angered the international bankers, whose primary income is derived from interest payments on debt. BUS President Nicholas Biddle cut off funding to the US government in 1842, plunging the US into a depression. Biddle was an agent for the Paris-based Jacob Rothschild. [10]

The Mexican War was simultaneously sprung on Jackson.

A few years later the Civil War was unleashed, with London bankers backing the Union and French bankers backing the South. The Lehman family made a fortune smuggling arms to the south and cotton to the north.

By 1861 the US was $100 million in debt.  New President Abraham Lincoln snubbed the Euro-bankers again, issuing Lincoln Greenbacks to pay Union Army bills.

The Rothschild-controlled Times of London wrote:

“If that mischievous policy, which had its origins in the North American Republic, should become indurated down to a fixture, then that Government will furnish its own money without cost. It will pay off its debts and be without debt. It will have all the money necessary to carry on its commerce. It will become prosperous beyond precedent in the history of the civilized governments of the world. The brains and the wealth of all countries will go to North America. That government must be destroyed, or it will destroy every monarchy on the globe.” [11]

The Euro-banker-written Hazard Circular was exposed and circulated throughout the country by angry populists.

It stated:

“The great debt that capitalists will see is made out of the war and must be used to control the valve of money. To accomplish this government bonds must be used as a banking basis. We are now awaiting Secretary of Treasury Salmon Chase to make that recommendation. It will not allow Greenbacks to circulate as money as we cannot control that. We control bonds and through them banking issues”.

The 1863 National Banking Act reinstated a private US central bank and Chase’s war bonds were issued.  Lincoln was re-elected the next year, vowing to repeal the act after he took his January 1865 oaths of office.

Before he could act, he was assassinated at the Ford Theatre by John Wilkes Booth. Booth had major connections to the international bankers. His granddaughter wrote This One Mad Act, which details Booth’s contact with “mysterious Europeans” just before the Lincoln assassination.

Following the Lincoln hit, Booth was whisked away by members of a secret society known as Knights of the Golden Circle (KGC).  KGC had close ties to the French Society of Seasons, which produced Karl Marx.

KGC had fomented much of the tension that caused the Civil War and President Lincoln had specifically targeted the group.

Booth was a KGC member and was connected through Confederate Secretary of State Judah Benjamin to the House of Rothschild.  Benjamin fled to England after the Civil War. [12]

Nearly a century after Lincoln was assassinated for issuing Greenbacks, President John F. Kennedy found himself in the Eight Families’ crosshairs. Kennedy had announced a crackdown on off-shore tax havens and proposed increases in tax rates on large oil and mining companies.

He supported eliminating tax loopholes which benefit the super-rich.  His economic policies were publicly attacked by Fortune magazine, the Wall Street Journal and both David and Nelson Rockefeller.

Even Kennedy’s own Treasury Secretary Douglas Dillon, who came from the UBS Warburg-controlled Dillon Read investment bank, voiced opposition to the JFK proposals. [13]

Kennedy’s fate was sealed in June 1963 when he authorized the issuance of more than $4 billion in United States Notes by his Treasury Department in an attempt to circumvent the high interest rate usury of the private Federal Reserve international banker crowd.

The wife of Lee Harvey Oswald, who was conveniently gunned down by Jack Ruby before Ruby himself was shot, told author A. J. Weberman in 1994:

“The answer to the Kennedy assassination is with the Federal Reserve Bank.  Don’t underestimate that. It’s wrong to blame it on Angleton and the CIA per se only. This is only one finger on the same hand. The people who supply the money are above the CIA”. [14]

Fueled by incoming President Lyndon Johnson’s immediate escalation of the Vietnam War, the US sank further into debt.  Its citizens were terrorized into silence.  If they could kill the President they could kill anyone.

The House of Rothschild

The Dutch House of Orange founded the Bank of Amsterdam in 1609 as the world’s first central bank.  Prince William of Orange married into the English House of Windsor, taking King James II’s daughter Mary as his bride.

The Orange Order Brotherhood, which recently fomented Northern Ireland Protestant violence, put William III on the English throne where he ruled both Holland and Britain. In 1694 William III teamed up with the UK aristocracy to launch the private Bank of England.

The Old Lady of Threadneedle Street- as the Bank of England is known- is surrounded by thirty foot walls. Three floors beneath it the third largest stock of gold bullion in the world is stored. [15]

The Rothschilds and their inbred Eight Families partners gradually came to control the Bank of England. The daily London gold “fixing” occurred at the N. M. Rothschild Bank until 2004.

As Bank of England Deputy Governor George Blunden put it:

“Fear is what makes the bank’s powers so acceptable. The bank is able to exert its influence when people are dependent on us and fear losing their privileges or when they are frightened.”[16]

Mayer Amschel Rothschild sold the British government German Hessian mercenaries to fight against American Revolutionaries, diverting the proceeds to his brother Nathan in London, where N.M. (Nathan and Mayer) Rothschild & Sons was established.

Mayer was a serious student of Cabala and launched his fortune on money embezzled from William IX- royal administrator of the Hesse-Kassel region and a prominent Freemason.

Rothschild-controlled Barings bankrolled the Chinese opium and African slave trades.  It financed the Louisiana Purchase.

When several states defaulted on its loans, Barings bribed Daniel Webster to make speeches stressing the virtues of loan repayment.

The states held their ground, so the House of Rothschild cut off the money spigot in 1842, plunging the US into a deep depression. It was often said that the wealth of the Rothschilds depended on the bankruptcy of nations.

Mayer Amschel Rothschild once said:

“I care not who controls a nation’s political affairs, so long as I control its currency”.

War didn’t hurt the family fortune either.  The House of Rothschild financed the Prussian War, the Crimean War and the British attempt to seize the Suez Canal from the French.

Nathan Rothschild made a huge financial bet on Napoleon at the Battle of Waterloo, while also funding the Duke of Wellington’s peninsular campaign against Napoleon.  Both the Mexican War and the Civil War were goldmines for the family.

Nathan Rothschild

One Rothschild family biography mentions a London meeting where an “International Banking Syndicate” decided to pit the American North against the South as part of a “divide and conquer” strategy.

German Chancellor Otto von Bismarck once stated:

“The division of the United States into federations of equal force was decided long before the Civil War. These bankers were afraid that the United States… would upset their financial domination over the world. The voice of the Rothschilds prevailed.”

Rothschild biographer Derek Wilson says the family was the official European banker to the US government and strong supporters of the Bank of the United States. [17]

Family biographer Niall Ferguson notes a “substantial and unexplained gap” in private Rothschild correspondence between 1854-1860.  He says all copies of outgoing letters written by the London Rothschilds during this Civil War period “were destroyed at the orders of successive partners”. [18]

French and British troops had, at the height of the Civil War, encircled the US.  The British sent 11,000 troops to Crown-controlled Canada, which gave safe harbor to Confederate agents.

France’s Napoleon III installed Austrian Hapsburg family member Archduke Maximilian as his puppet emperor in Mexico, where French troops massed on the Texas border.

Only an 11th-hour deployment of two Russian warship fleets by US ally Czar Alexander II in 1863 saved the United States from re-colonization. [19]

That same year the Chicago Tribune blasted:

“Belmont (August Belmont was a US Rothschild agent and had a Triple Crown horse race named in his honor) and the Rothschilds…who have been buying up Confederate war bonds.”

Salmon Rothschild said of a deceased President Lincoln:

“He rejects all forms of compromise.  He has the appearance of a peasant and can only tell barroom stories.”

Baron Jacob Rothschild was equally flattering towards the US citizenry.

He once commented to US Minister to Belgium Henry Sanford on the over half a million Americans who died during the Civil War:

“When your patient is desperately sick, you try desperate measures, even to bloodletting.”

Salmon and Jacob were merely carrying forth a family tradition.

A few generations earlier Mayer Amschel Rothschild bragged of his investment strategy, “When the streets of Paris are running in blood, I buy”. [20]

Mayer Rothschild’s sons were known as the Frankfurt Five.  The eldest – Amschel – ran the family’s Frankfurt bank with his father, while Nathan ran London operations.

Youngest son Jacob set up shop in Paris, while Salomon ran the Vienna branch and Karl was off to Naples.  Author Frederick Morton estimates that by 1850 the Rothschilds were worth over $10 billion. [21]  Some researchers believe that their fortune today exceeds $100 trillion.

The Warburgs, Kuhn Loebs, Goldman Sachs, Schiffs and Rothschilds have intermarried into one big happy banking family.  The Warburg family- which controls Deutsche Bank and BNP- tied up with the Rothschilds in 1814 in Hamburg, while Kuhn Loeb powerhouse Jacob Schiff shared quarters with Rothschilds in 1785.

Schiff immigrated to America in 1865.  He joined forces with Abraham Kuhn and married Solomon Loeb’s daughter.  Loeb and Kuhn married each others sisters and the Kuhn Loeb dynasty was consummated.  Felix Warburg married Jacob Schiff’s daughter.

Two Goldman daughters married two sons of the Sachs family, creating Goldman Sachs.  In 1806 Nathan Rothschild married the oldest daughter of Levi Barent Cohen, a leading financier in London. [22]

Thus, Merrill Lynch super-bull Abby Joseph Cohen and Clinton Secretary of Defense William Cohen are likely descended from Rothschilds.

Today the Rothschild’s control a far-flung financial empire, which includes majority stakes in most world central banks.  The Edmond de Rothschild clan owns the Banque Privee SA in Lugano, Switzerland and the Rothschild Bank AG of Zurich.

The family of Jacob Lord Rothschild owns the powerful Rothschild Italia in Milan.

They are founding members of the exclusive $10 trillion Club of the Isles – which controls corporate giants Royal Dutch Shell, Imperial Chemical Industries, Lloyds of London, Unilever, Barclays, Lonrho, Rio Tinto Zinc, BHP Billiton and Anglo American DeBeers.

It dominates the world supply of petroleum, gold, diamonds, and many other vital raw materials. [23]

The Club of the Isles provides capital for George Soros’ Quantum Fund NV – which made substantial financial gains in 1998-99 following the collapse of currencies of Thailand, Indonesia and Russia.  Soros was a major shareholder at George W. Bush’s Harken Energy.

The Club of Isles is led by the Rothschilds and includes Queen Elizabeth II and other wealthy European aristocrats and Nobility.[24]

Perhaps the largest repository for Rothschild wealth today is Rothschilds Continuation Holdings AG – a secretive Swiss-based bank holding company. By the late 1990s scions of the Rothschild global empire were Barons Guy and Elie de Rothschild in France and Lord Jacob and Sir Evelyn Rothschild in Britain. [25]

Evelyn was chairman of the Economist and a director at DeBeers and IBM UK.

Jacob backed Arnold Schwarzenegger’s California gubernatorial campaign.  He took control of Khodorkovsky’s YUKOS oil shares just before the Russian government arrested him.

In 2010 Jacob joined Rupert Murdoch in a shale oil extraction partnership in Israel through Genie Energy – a subsidiary of IDT Corporation. [26]

Related: Complete List of BANKS Owned or Controlled by the Rothschild Family

By Dean Henderson, Global Research (I) and Global Research (II) | References:

Part One

[1] 10K Filings of Fortune 500 Corporations to SEC. 3-91

[2] 10K Filing of US Trust Corporation to SEC. 6-28-95

[3] The Federal Reserve ‘Fed Up’. Thomas Schauf. http://www.davidicke.com 1-02

[4] The Secrets of the Federal Reserve. Eustace Mullins. Bankers Research Institute. Staunton, VA. 1983. p.179

[5] Ibid. p.53

[6] The Triumph of Conservatism. Gabriel Kolko. MacMillan and Company New York. 1963. p.142

[7] Rule by Secrecy: The Hidden History that Connects the Trilateral Commission, the Freemasons and the Great Pyramids. Jim Marrs. HarperCollins Publishers. New York. 2000. p.57

[8] The House of Morgan. Ron Chernow. Atlantic Monthly Press NewYork 1990

[9] Marrs. p.57

[10] Democracy for the Few. Michael Parenti. St. Martin’s Press. New York. 1977. p.178

[11] Chernow

[12] The Great Crash of 1929. John Kenneth Galbraith. Houghton, Mifflin Company. Boston. 1979. p.148

[13] Chernow

[14] Children of the Matrix. David Icke. Bridge of Love. Scottsdale, AZ. 2000

[15] The Confidence Game: How Un-Elected Central Bankers are Governing the Changed World Economy. Steven Solomon. Simon & Schuster. New York. 1995. p.112

[16] Marrs. p.180

[17] Ibid. p.45

[18] The Money Lenders: The People and Politics of the World Banking Crisis. Anthony Sampson. Penguin Books. New York. 1981

[19] The Rockefeller File. Gary Allen. ’76 Press. Seal Beach, CA. 1977

[20] Ibid

[21] Dope Inc.: The Book That Drove Kissinger Crazy. Editors of Executive Intelligence Review. Washington, DC. 1992

[22] Marrs.

[23] The Rockefeller Syndrome. Ferdinand Lundberg. Lyle Stuart Inc. Secaucus, NJ. 1975. p.296

[24] Marrs. p.53

Part Two

[1] The Temple & the Lodge. Michael Bagent & Richard Leigh. Arcade Publishing. New York. 1989. p.259

[2] Ibid. p.219

[3] Ibid. p.253

[4] Ibid. p.233

[5] The Robot’s Rebellion: The Story of the Spiritual Renaissance. David Icke. Gateway Books. Bath, UK. 1994. p.156

[6] Democracy for the Few. Michael Parenti. St. Martin’s Press. New York. 1977. p.51

[7] Fourth Reich of the Rich. Des Griffin. Emissary Publications. Pasadena, CA. 1978. p.171

[8] Ibid. p.173

[9] Rule by Secrecy: The Hidden History that Connects the Trilateral Commission, the Freemasons and the Great Pyramids. Jim Marrs. HarperCollins Publishers. New York. 2000. p.68

[10] The Secrets of the Federal Reserve. Eustace Mullins. Bankers Research Institute. Staunton, VA. 1983. p.179

[11] Human Race Get Off Your Knees: The Lion Sleeps No More. David Icke. David Icke Books Ltd. Isle of Wight. UK. 2010. p.92

[12] Marrs. p.212

[13] Idid. p.139

[14] Ibid p.141

[15] David Icke. The Robot’s Rebellion.  p.114

[16] Ibid. p.181

[17] Rothschild: The Wealth and Power of a Dynasty. Derek Wilson. Charles Schribner’s Sons. New York. 1988. p.178

[18] The House of Rothschild. Niall Ferguson. Viking Press New York 1998 p.28

[19] Marrs. p.215

[20] Ibid

[21] “What You Didn’t Know about Taxes and the Crown”. Mark Owen. Paranoia. #41. Spring 2006. p.66

[22] Marrs. p.63

[23] “The Coming Fall of the House of Windsor”. The New Federalist. 1994

[24] “The Secret Financial Network Behind ‘Wizard’ George Soros”. William Engdahl. Executive Intelligence Review. 11-1-96

[25] Marrs. p.86

[26] “Murdoch, Rothschild Invest in Israeli Oil Shale”. Jerusalem Post. November 22, 2010

About the author: Dean Henderson is the author of Big Oil & Their Bankers in the Persian Gulf: Four Horsemen, Eight Families & Their Global Intelligence, Narcotics & Terror Network andThe Grateful Unrich: Revolution in 50 Countries.  His Left Hook blog is atwww.deanhenderson.wordpress.com

 
Source:

 

 


Tangga Awal Ziarah Pendakian Spiritual di Lantai Dasar Karmawibhangga Candi/Sandi Borobudur

$
0
0

 

Sepanjang teks Karmawibhangga, dan sepanjang seluruh rangkaian panel pahatan, imbalan (pahala) berulang kali ditentukan, bahwa para pelaku  perbuatan baik akan menikmati kebahagiaan besar, dan setelah kematian akan mencapai surga dan akhirnya akan masuk nirwana.

Penggambaran grafis dan visual imbalan materi, menjadi Happiness (Bhoga / atibhoga) dan Surga (svarga / swargga), berulang kali ditampilkan dalam rangkaian relief, tapi bagaimana seseorang dapat menggambarkan nirwana?

Relief no. 1

Panel Relief no. 1

Melalui adegan yang tampaknya berulang-ulang, kita melihat kejadian biasa dari detail tertentu, yang seharusnya telah sengaja dimasukkan oleh pandhita desainernya.  Sebagian besar karakter kepala adegan pahala  baik di dunia manusiawi dan di surga, memakai yogapatta, suatu sabuk dan elemen India konvensional yang biasanya dan secara khusus dipakai oleh tokoh agama, atau orang-orang terserap dalam perenungan religius. dalam beberapa relief dari seri ini, kita melihat rumah tangga kaya [1], raja [2] dan bahkan dewa nimbate [3] memakai aksesori meditasi ini  di gelang  kaki atau pinggul, ketika mereka ditampilkan di tengah-tengah kegembiraan, kekayaan yang besar dan kesenangan sensual. Ini bisa menjadi pesan  yang ditanamkan oleh pandhita desainer untuk mensugesti pikiran yang melekat pada pembebasan spiritual yang harus menjadi tujuan dari semua kehidupan kita, untuk menerangi pikiran kita pada setiap saat dan dalam segala situasi.

Relief no. 2

Panel Relief no.2

Relief no. 3

Panel Relief no.3

Untuk mendukung anggapan ini, kita juga dapat memperhatian sikap tubuh banyak tokoh manusia, pangeran, raja, dan  dewa, ketika duduk bertahta di tengah-tengah kekayaan yang mewah, dihibur, dihormati dan dipuja oleh orang lain – mereka sengaja memalingkan wajah mereka dari semua ini [4].

Relief no. 4

Panel Relief  no.4

Tampaknya ada lebih banyak gambaran sindiran untuk nirwana. Bangunan unik  yang meniru gaya kuil Shailendras muncul dalam banyak hal sebagai bagian dari adegan kehidupan sehari-hari di kehidupan manusia, serta kehidupan di surga [5]. Mereka tentu dimaksudkan untuk mewakili kuil Buddha, yang berfungsi secara konseptual sebagai kedudukan dari pendaftaran spiritual dan dari tujuan akhir nirwana. Kita percaya bahwa mereka ada mewakili pemikiran bahwa nirwana harus menjadi tujuan akhir dari kehidupan, bukan untuk melupakannya bahkan ketika menikmati kebahagiaan duniawi yang ekstrim atau kebahagiaan surgawi. Banyak para pemimpin dalam adegan dari kesenangan di dunia manusia dan di surga sengaja memalingkan wajah mereka jauh dari fenomena kelezatan sensual, menuju kuil, yang berdiri di dekatnya [5bis]. pesan dari nirwana ini, berulang kali ditekankan oleh Karmavibhanga dan ditampakkan secara  visual oleh para desainer dan pematung dari Borobudur, yang menjadi lebih jelas dalam penyisipan meditasi tokoh biarawan dan pertapa di antara adegan surga. Satu panel tertentu muncul di antara adegan yang umumnya diyakini menggambarkan lingkup langit Rupadhatu di mana roh manusia telah membebaskan diri dari keinginan tetapi belum melampaui dunia fenomenal [6]. Ini sangat mungkin mewakili empat tahap meditasi yang akan membawa seseorang  sampai kepada lingkup yang lebih tinggi yang  tak berbentuk (Arupadhatu) sebagaimana disarankan oleh Karmavibhanga.

Relief no. 6

Panel Relief no.6

Yang terakhir dari 160 panel menunjukkan empat tokoh yang lebih banyak bermeditasi, semuanya berpakaian seperti petapa, duduk di keheningan yang jernih  di surga, yang juga berisi  pohon harapan  yang luar biasa dan tahta Tuhan di tengah-tengah kesenangan sensual [7]. Relief ini menandai akhir dari serial. Jika kita mengikuti urutan searah jarum jam dari panel 1-160, kita mesti  datang kembali ke tangga di sisi timur, yang jelas dimaksudkan sebagai pendakian utama atas monumen. Dari dasar terendah ini, yang sekarang tertutup tapi tidak dilenyapkan, Seseorang diharapkan untuk memanjat tangga untuk apa yang sekarang telah menjadi galeri pertama, untuk mencapai dunia dari Bodhisattva – makhluk yang pikirannya telah dimurnikan dan sekarang membungkuk sepenuhnya pada bodhi (pencerahan). Setelah tertinggal atau berada di bawah semua kebingungan dan kekacauan kehidupan manusia biasa, para peziarah diajak naik ke dunia lebih murni visual membuka pada tingkat atas Borobudur.

Relief no. 10

Panel Relief no.10

Gambar selanjutnya dapat dilihat di link sumber berikut:

http://masterpieces.asemus.museum/borobudur/map-theme9.html#1

http://masterpieces.asemus.museum/borobudur/map-theme9.html#10

Sumber :

http://masterpieces.asemus.museum/borobudur/story5.html


Penyebaran dan Evolusi Homo erectus di Asia Tenggara

$
0
0

Terakhir Diperbaharui pada Selasa, 12 Apr 2016 | Homo erectus


Karena manusia awal (purba) tidak memiliki perahu atau kemampuan untuk melintasi perairan laut yang luas, mereka harus bergantung pada lahan kering atau air dangkal untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sebuah permukaan laut global yang menurun disebabkan oleh sejumlah besar air dikurung membeku di gletser telah membuat koridor yang diperlukan untuk penyebaran manusia. Kepulauan di Asia Tenggara terbuka hingga Homo erectus awal berrjalan di landas kontinen dangkal yang membentang dari daratan Asia Tenggara. Paparan benua yang disebut Paparan Sunda akan membentuk “Sundaland,” yang menjadi perpanjangan besar Semenanjung Melayu yang menghubungkan pulau-pulau dari kepulauan Indonesia hari ini (termasuk pulau Jawa dan Kalimantan) dengan daratan Asia Tenggara. Dengan kondisi dasar laut ini, penurunan 30 meter di permukaan laut akan dihubungkan Jawa dengan daratan Asia Tenggara.

Area Pendudukan Homo Erectus

Areas Occupied Homo Erectus

Koneksi geografis  Jawa kuno dan daratan Asia.

Kiri: “Sundaland” atau Sunda adalah dasar laut dangkal di lepas pantai daratan Asia Tenggara yang akan lahan kering ketika permukaan laut menurunkan terkena itu sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Panah menunjukkan rute migrasi kemungkinan Homo erectus dan hewan darat lainnya.

Kanan: Asia Tenggara di zaman modern. Banyak dari Sunda saat ini terletak di bawah laut dangkal dari pulau Asia Tenggara.

Java/Jawa adalah bagian dari semenanjung Asia Tenggara diperpanjang yang memiliki catatan fosil yang kaya Homo erectus. Homo erectus daerah Sunda Asia  berbeda dari rekan-rekan Afrika dan Eurasia mereka dalam tiga hal yang signifikan. Alat-alat batu, salah satu keunggulan dari Homo erectus di Afrika dan Eurasia yang langka di Sundaland. Hal ini menunjukkan bahwa kumpulan alat yang digunakan oleh Homo erectus Tatar Sunda mungkin berpusat pada bahan yang tahan lama dan berbeda dari yang digunakan di Afrika dan Eurasia. Kedua, fauna mamalia besar Sundaland yang dimangsa atau dimulung Homo erectus  memiliki keragaman yang terbatas, kontras dengan berbagai macam mamalia besar diketahui telah hidup dengan Homo erectus di Afrika Timur. Akhirnya,  medan dari laut ke laut Sundaland yang luas dan garis pantai berlumpur, menyajikan habitat yang sangat berbeda dan sumber daya dari daerah pedalaman ditempati oleh Homo erectus di Afrika dan Eurasia.

Daerah Jateng  seperti Sangiran Dome, Trinil, Kendungbrubus, dan Perning (Mojokerto ) melestarikan berbagai muara dataran rendah, delta, dan lingkungan sungai. Terjadinya batuan vulkanik juga menunjukkan kehadiran dataran tinggi vulkanik di dekatnya. Sangat mungkin bahwa jika Homo erectus tiba di wilayah ketika permukaan laut adalah 75 meter atau lebih rendah dari saat ini, sistem sungai timur-mengalir besar, Sistem East Sunda River, akan memberikan koridor yang kaya sumber daya dari Sundaland Barat ke wilayah pesisir selatan. Seperti fisiografi bervariasi akan dipertahankan tambal sulam beragam komunitas tumbuhan dan hewan kecil yang disajikan Homo erectus di Jawa dengan berbagai peluang ekologi.

Sebagai makhluk yang berkembang pada era Pleistosen ada indikasi bahwa Homo erectus Asia Tenggara menjadi lebih berbeda dan terisolasi dari populasi yang pergi ke barat dan utara. Mereka mungkin telah sebentar-sebentar terputus dari aliran gen hominid global dengan perubahan permukaan laut selama sekitar satu juta tahun. Isolasi ini mungkin telah membantu kelangsungan hidup Homo erectus atau populasi keturunan pada Java  sedikit berubah lebih lama daripada di daratan Asia atau dunia lainnya.26

Dalam populasi yang lebih besar, Hominid Afrika barat ,spesies baru hominid Eurasia (Homo heidelbergensis) berkembang, dan spesies ini bergerak di seluruh daratan Asia, menggantikan Homo erectus sekitar setengah juta tahun yang lalu. Ini adalah hipotesis dari “Out of Africa” teori 27 pengganti sebagaimana diterapkan pada Homo erectus. Di Jawa, Homo erectus mungkin telah ada lebih lama lagi, sampai akhir lima puluh ribu tahun yang lalu, ketika hominid Ngandong hidup.28

Sumber:

http://www.fossilhunters.xyz/homo-erectus/dispersal-and-evolution-of-homo-erectus-in-southeastern-asia.html

 


Bupati Purwakarta Dedi Mulyadhi: “Pembangunan Tak Boleh Merusak Alam”

$
0
0

41SHNet, Purwakarta – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berpendapat, pembangunan yang tidak merusak alam akan dikenang dalam waktu yang panjang. Sementara pembangunan yang merusak alam tidak akan menorehkan catatan di masa mendatang. Karena itu, ia berambisi untuk menorehkan prestasi besar.

42“Dulu orang tidak percaya apa yang dilakukan di Purwakarta menghasilkan sesuatu yang besar. Sekarang percaya karena kami memakai paradigma nilai, memakai energi besar, kekuatan mikrokosmos dan makrokosmos yang menyatu dan tidak sekadar percaya pada standar juklak-juknis APBD,” katanya kepada SHNet di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Minggu (10/4).

Pria yang akrab dipangil Kang Dedi itu mengingatkan pentingnya sejarah masa lalu. Banyak cerita-cerita besar yang sampai sekarang masih menjadi cerita karena saat itu pelaku sejarahnya, terutama raja-raja atau pemerintahannya memiliki kemampuan merawat kehidupan, alam secara baik, dan tidak mengeruk keuntungan sampai timbul kerusakan.

4“Mengapa sejarah memberikan catatan penting bagi peradaban di zaman lalu? Karena dulu pembangunannya memang patut dicatat. Dari sekian banyak sejarah yang tercatat adalah pembangunan yang baik. Apa itu yang baik? Ialah pembangunan yang tidak mengeruk kekayaan alam. Ini pertanda hikmah sejarah bahwa pembangunan kita yang kebanyakan berlangsung selama ini akan digulung oleh sejarah karena hanya bisa mengeruk alam, artinya merusak alam. Malu kita ini sebagai makhluk peradaban,” katanya.

Kang Dedi menyatakan, selama ini pembangunan di Indonesia masih mengeruk alam ketimbang memeliharanya. Akibatnya, banyak alam yang rusak. Pengerukan isi perut bumi itu menandakan manusia tidak memiliki kemampuan menggarap potensi alam.

“Padahal saya yakin kalau kita serius memanunggalkan akalbudi dan hati kita bisa hidup berkecukupan dengan potensi alam yang ada. Untuk itu, saya memilih jalan lain di luar kebiasaan dalam membawa birokrasi dengan menekankan nilai spiritual, memanfaatkan kearifan lokal ,” katanya.

31Kang Dedi mencontohkan beberapa contoh kearifan lokal yang berguna dalam kerja pemerintahan. Misalnya metode puasa. Puasa dalam pengertian tidak makan dan minum sebagai pengendali hawa nafsu manusia. Leluhur zaman dahulu menekankan pentingnya puasa sebagai alat kontemplasi supaya orang bisa berpikir mendalam.

Dengan begitu, orang bisa meraih kebijaksanaan, salah satunya tidak serakah. Kedua, dengan menyadari hak milik. Kearifan lokal para leluhur punya pandangan bahwa seluruh alam semesta termasuk manusia itu milik “Yang Tunggal”.

3“Boleh menikmati hasil alam, tapi dikerjakan bersama untuk kemakmuran bersama, tapi tidak boleh kelewat batas, tidak boleh eksploitatif. Cukup untuk makan, cukup untuk minum. Selesai,” katanya.

Sistem-sistem berbasis kearifan lokal itu, menurut Kang Dedi, sudah ada dalam setiap suku bangsa masyarakat Indonesia, tetapi dilupakan banyak orang. Ini karena simbol-simbol sejarah hilang. Oleh karena itu, Kang Dedi terus menerus menggali dan merumuskan gagasan imajinatif dan konstruktif sebagai modal kerja pemerintahan.

40“Membumikan gagasan seperti itu untuk Pemerintahan Daerah lain mungkin susah karena dalam mengurus negara akan berkaitan dengan urusan rencana-rencana kerja birokrasi. Tetapi di Purwakarta berhasil. Ini bukan saya yang jago. Tapi kepala dinas, kepala bagian yang mampu menerjemahkan imajinasi dan konstruksi pemikiran saya,” katanya. (Ahadi)

Sumber:  http://sinarharapan.net/2016/04/6782/


Apakah Asal Manusia Bukan dari Planet Bumi ?

$
0
0

Dr Ellis SilverOleh Ellis Silver, Ph.D

(Editor dan penerjemah: Ahmad Y. Samantho)

Seorang ekologist Amerika telah menyatakan bahwa manusia bukan berasal dari bumi, tetapi ditempatkan di planet ini oleh alien puluhan ribu tahun yang lalu.

Dr Ellis Silver, dalam buku barunya, menunjukkan sejumlah fitur fisiologis untuk menjelaskan kasusnya mengapa manusia tidak berevolusi bersama kehidupan lain di Bumi, .

Mulai dari manusia menderita sakit punggung buruk – yang ia duga adalah karena kita berkembang di dunia (planet bumi) dengan gravitasi yang lebih rendah – dan terlalu mudah terbakar sinar matahari dan mengalami kesulitan melahirkan.

Dr Ellis mengatakan bahwa sementara planet dapat memenuhi untuk sebagian besar kebutuhan manusia, itu tidak mungkin melayani kepentingan spesies sebagaimana alien yang menurunkan kita, di luar yang kita bayangkan.


Dalam bukunya, MANUSIA BUKAN DARI BUMI: SEBUAH EVALUASI ILMIAH TERHADAP BUKTI-BUKTI, yang ditulis ekologist bahwa umat manusia memiliki cacat yang menandainya sebagai makhluk ‘bukan dari dunia (planet bumi) ini’.

“Manusia diduga spesies paling sangat berkembang di planet ini, namun sangat mengejutkan tidak cocok dan menderita sakit oleh lingkungan Bumi: dirugikan oleh sinar matahari, ketidaksukaan yang kuat untuk makan makanan alami, tak masuk akal tingkat tinggi terhadap penyakit kronis, dan banyak lagi,” kata dia.

Dr Ellis mengatakan bahwa manusia mungkin menderita sakit tualang punggung karena mereka berevolusi di dunia dengan gravitasi yang lebih rendah.

Dia juga mengatakan bahwa itu adalah aneh bahwa kepala bayi begitu besar dan membuat sulit bagi wanita untuk melahirkan, yang dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi.

Dr Ellis mengatakan bahwa manusia mungkin menderita punggung buruk

Dr Ellis says that humans might suffer from bad backs

Dr Ellis mengatakan bahwa manusia mungkin menderita sakit punggung yang buruk (sebagaimana gambar) karena mereka berevolusi di dunia dengan gravitasi yang lebih rendah. Dia juga mengatakan bahwa itu adalah aneh bahwa kepala bayi begitu besar dan membuat sulit bagi wanita untuk melahirkan, yang mengakibatkan korban jiwa pada jaman dulu.

Tidak ada spesies asli lainnya di planet ini memiliki masalah ini, katanya.

sunburnDia juga percaya manusia tidak dirancang untuk menjadi seperti terkena sinar matahari karena mereka berada di Bumi, karena mereka tidak dapat berjemur selama lebih dari satu atau dua minggu – tidak seperti kadal – dan tidak dapat terkena sinar matahari setiap hari tanpa masalah.

Dr Ellis juga mengklaim manusia selalu sakit dan ini mungkin karena jam biologis tubuh kita telah berevolusi untuk mengharapkan 25 jam sehari, sebagaimana dibuktikan oleh para peneliti tidur.

‘BUKTI’ bahwa Manusia Berasal dari Luar Angkasa

  1. punggung buruk menyarankan manusia berevolusi di dunia dengan gravitasi yang lebih rendah
  2. Sunburn (Mudah terbakar sinar matahari) adalah petunjuk manusia tidak dirancang untuk terkena sinar matahari terus-menerus.
  3. Ukuran kepala bayi  dalam kandsungan menjadi masalah bagi perempuan ketika melahirkan – kesulitan yang tidak dimiliki oleh spesies lain di planet ini.
  4. Manusia selalu sakit, mungkin karena jam tubuh mereka telah berevolusi untuk mengharapkan 25 jam sehari – tidak seperti Bumi.
  5. Orang-orang merasa seperti mereka tidak berada di rumah sendiri di planet kita
    Dr Ellis mengatakan, banyak orang merasa bahwa mereka tidak termasuk dan merasa di rumah sendiri di planet Bumi ini.

https://www.youtube.com/watch?v=oiCnrn6LkUo

“Ini bukan kondisi yang modern; faktor yang sama dapat ditelusuri sepanjang jalan kembali melalui sejarah umat manusia di Bumi, “katanya.

Dia menduga bahwa Neanderthal seperti juga homo erectus yang merupakan blasteran dengan spesies lain, mungkin dengan makhluk dari galaksi Alpha Centauri, yang merupakan sistem bintang terdekat dengan tata surya kita, beberapa 4,37 tahun cahaya dari matahari.

sunburnDia juga percaya manusia tidak dirancang untuk menjadi begitu terkena sinar matahari karena mereka di Bumi, karena mereka tidak dapat berjemur selama lebih dari satu atau dua minggu seperti kadal dan tidak dapat terkena sinar matahari setiap hari.

‘Hal ini menunjukkan (untuk saya setidaknya) bahwa makhluk manusia yang mungkin telah berevolusi di planet yang berbeda, dan kita mungkin telah dibawa ke sini sebagai spesies yang sangat maju. “

‘Salah satu alasan untuk ini … adalah bahwa Bumi mungkin planet penjara, karena kita tampaknya menjadi spesies yang alami kekerasan dan kita di sini sampai kita belajar untuk berperilaku baik bagi diri kita sendiri, “katanya.

Dr Ellis mengatakan buku ini dimaksudkan bukan untuk menciptakan debat, tapi sebuah penelitian ilmiah dan berharap hal ini akan menyebabkan orang lain untuk berhubungan dengan dia dengan saran lebih lanjut dari ‘bukti’.

Sementara ilmuwan lain telah mengatakan bahwa beberapa bakteri tiba di Bumi dari ruang angkasa, Chris McKay, seorang astrobiologis di NASA, mengatakan bahwa untuk melompat ke kesimpulan bahwa itu adalah kehidupan asing adalah ‘lompatan besar’.

Alpha Centauri

Apakah di sini asal rumah kita? Dr Ellis menunjukkan Neanderthal seperti homo erectus yang blasteran dengan spesies lain, mungkin dari galaksi Alpha Centauri. Bintang Proxima Centauri digambarkan dalam sistem bintang, yang paling dekat dengan tata surya kita beberapa 4,37 tahun cahaya dari matahari.

Galaksi Bintang Alpha Centauri

Profesor Wainwright dari Universitas Sheffield berencana untuk menyelidiki lebih lanjut, dan percaya bahwa kehidupan terus berlanjut tiba dari luar angkasa yang tidak berasal di Bumi.

Dr Ellis mengatakan bahwa sementara idenya merupakan evolusi ekstrim ide itu, dimaksudkan untuk pemikiran dan ia mengklaim telah memiliki respon yang sangat positif untuk itu.

Dia tertarik apakah manusia datang ke bumi secara terpisah, mungkin dengan tiba pada meteor dan komet, sebelum berkembang menjadi spesies yang kita kenal sekarang.

‘Tesis saya mengusulkan bahwa manusia tidak berevolusi dari yang strain (mata rantai genetik) tertentu dari kehidupan, tetapi berkembang di tempat lain dan diangkut ke Bumi (sebagai sepenuhnya  Homo sapiens yang telah berevolusi/berkembang) antara 60.000 dan 200.000 tahun yang lalu, “katanya.

Baca lebih banyak:
Manusia berasal dari planet lain, bukan Bumi, klaim sebuah buku baru.

https://www.yahoo.com/news/human-beings-came-from-another-planet–not-earth–new-book-claims-134335110.html

http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2507377/Humans-NOT-come-Earth–sunburn-bad-backs-pain-labour-prove-expert-claims.html

http://www.bibliotecapleyades.net/ciencia/ciencia_adn08.htm

http://metro.co.uk/2015/11/02/hang-on-are-human-beings-actually-aliens-and-not-from-earth-5475385/

 


Viewing all 1300 articles
Browse latest View live