AYODHYA
Prof. Dr. Peter Carey dalam jurnal ilmiah berbahasa Perancis yang berisi kajian tentang Jawa dan Indonesia, Archipel
Berpendapat bahwa toponimi Yogyakarta berasal dari kata ‘Ayodhya’ dalam bahasa Sansekerta ,bahasa Jawa baru : ‘Ngayodya’ yang mengacu pada ibukota Rama dalam epos Ramayana.
Gagasan ini diperkuat oleh buku Thomas Raffles yang sangat terkenal, History of Java, terbit tahun 1871, yang menegaskan bahwa kota ini “Diberi nama oleh pendirinya menurut nama Ayudhya, ibukota Rama yang terkenal”,
Yang kemungkinan hanya didengar Raffles dari tradisi tutur orang Jawa yang ditemuinya,menjadi kata yang tertulis dan terdengar “Yogya” kemudian di tambah akhiran “Karta”
Deskripsi dari Kakawin Ramayana
Hana rājya tulya kèndran, kakwèhan sang mahārddhika suçila, ringayodhyā subbhagêng rāt, yeka kadhatwannirang nṛpati
Ada sebuah istana bagaikan surga, dipenuhi oleh orang-orang bijak serta luhur perbuatan, di Ayodhya-lah yang cukup terkenal di dunia, itulah istana Sri Baginda Prabu Dasarata
Sakwèhning mūlya kabèh, kanaka rajata lèn maṇik hanangkāna, yāngkēn untunya maputih, gumuyu-guyung swarga sor dénya
Berbagai batu-batuan mulia, emas perak beserta permata terdapat di sana, itu laksana gigi keraton Ayodhya yang putih, seolah-olah tersenyum, surga dapat dikalahkannya
Hana ta umah kanaka maṇik, kinulilinganikang taman rāmya, wara kanyakā mamēngamēng, surāpsari tulya ring meru
Ada sebuah balai yang bertahtakan permata, dikelilingi oleh taman yang sangat menakjubkan, tempat para gadis-gadis bercengkerama, bagai bidadari di gunung Mahameru
Sejati nya kisah nyata Ramayana adalah terjadi pada tahun 5.000 SM,ber pusat di Nusantara pada masa Adlantis oleh Plato di sebut Atlantis,ditandai adanya gunung “Meru”.
Di mana pada masa ini,masa kedua peradaban maju terdahulu mengalami kemunduran akibat peperangan dan pertumpahan darah,Dilanjutkan dengam masa Bharata sekitar 3000 SM
Versi india
Susastra Hindu seperti Purana dan Itihasa Ramayana dan Mahabharata menyebutkan berbagai nama kerajaan, Bharatakhanda atau Bharatawarsha.
Kapan berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut tidak diketahui dengan jelas dan tepat, kadangkala disebut “era mitologi”.
Ini bukti kejadian tempat dan kota yang tertulis di Ramayana tidak di india,para peneliti hanya menyebut “era mitologi”,yang sebenar nya pusat kerajaan itu ada di Nusantara Indonesia
Zaman keemasan India kuno menurut data klasik terentang selama millenium pertama.
Pada zaman prasejarah India, ilmu politik dipercaya muncul bersamaan dengan ditulisnya Weda yang pertama, yaitu Regweda sekitar tahun 1500 SM.
Maksud nya,Veda baru di bukukan pada tahun 1500 SM,sejati nyasumber ajaran itu ada lah di Nusantara terdahulu jauh sebelum 5000 SM
Berdasar penelitian,kerajaan di india dengan nama mirip dalam Ramayana muncul sekitar tahun 500 SM dan mirip Mahabharata sekitar tahun 400 SM.
Artinya :
Penamaan Kerajaan India bèdasar nama pada Ramayana muncul sekitar tahun 500 SM
Penamaan kerajaan berdasar Mahabharata sekitar tahun 400 SM Kerajaan tersebut berakhir ketika munculnya Kerajaan Maurya tahun 321 SM
Beberapa kerajaan mendirikan pusat pemerintahan di suatu kota tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu ibukota contoh :
Kerajaan para Pandawa adalah Indraprastha dan kerajaan para Korawa adalah Hastinapura
Ahichatra adalah ibukota Panchala Utara sementara Kampilya adalah ibukota Panchala,di anggap ada di daratan india
Nama kota kota itu di namakan seperti pada cerita Ramayana baru pada tahun 500 SM di mana saat itu lahir ajaran baru Buddhism,di mungkinkan sebagai kontra penguat terhadap kemunculan nya
Kesimpulan :
Nusantara Indonesia pada masa lalu adalah tempat terjadi nya kisah nyata Ramayana dan Bharata,ajaran nya menyebar ke penjuru dunia,di sebarkan oleh leluhur kita Nusantara terdahulu orang sebut “Arya” nama asli “Aryawinata”
Kemajuan nya terekam dalam relief Bhawana Sakha Phala yang berlokasi di pusat kota “Ayodya” yang saat ini bernama “Yogyakarta” di Indonesia.
KAJIAN NUSANTARA
Oleh : santosabasalomo
santosaba234@gmail.com
Komentar
Djoko Prih Siswanto Kalau kisah2 itu berada di nusantara, apakah ada kajiannya dan bukti empiris. Tidak berdasarkan mitos.
