Arif Harsana membagikan album Joss Wibisono: Pers soal kesimpulan IPT65.
Berkat adanya pemberitaan tentang Keputusan Majelis Hakim IPT 65, yang tersebar luas lewat berbagai media nasional dan internasional, yang kemudian diteruskan berlipat ganda lewat media online dikalangan publik,
maka fakta-fakta kebenaran sejarah tentang Genosida 1965-66, yang merupakan kejahatan besar terhadap Kemanusiaan, yang selama ini sengaja ditutup-tutupi, dimanipulasi dan juga banyak yang malah diputarbalikkan oleh penguasa rezim Orde Baru /Suharto dan pendukungnya, menjadi semakin terbongkar dan diketahui oleh lapisan luas dalam masyarakat nasional maupun internasional.
Sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia harus berani dan mampu menanggulangi beban sejarah gelap berdarah masa lalu, mengatasi citra bangsa yang masih sedang terpuruk, untuk menjadi bangsa yang lebih beradab ditengah pergaulan diantara bangsa-bangsa diseluruh dunia.

Halaman depan «Koran Tempo» edisi 21 djuli 2016 — di Vondelpark.

Halaman empat »Koran Tempo« edisi 21 djuli 2016 — di Vondelpark.


Keberanian tiada henti, Koran Tempo kembali memasang headline soal IPT65, pada edisi djum’at 22 djuli. — di Vondelpark.

Bilang lelutjon tapi Mahfud (ketua timses tjapres 1) kok enggak terpingkal jach? Ada jang mendjulukinja sebagai marmut, itu baru lutju, kan? — di Vondelpark.


Masih dilengkapi dengen editorial jang berisikan usul duwa langkah. Bravissimo Koran Tempo! Siapa pernah lupa, kalian adalah korban pembredelan orde bau! — di Vondelpark.

Koran Tribun Djateng, edisi 22 djuli 2016. Trims buat Yunantyo Adi. — di Vondelpark.

Editorial The Jakarta Post, edisi 22 djuli 2016 Klow mau batja silahken ngeklik ini azha: http://www.thejakartapost.com/news/2016/07/22/our-own-genocide.html — di Vondelpark.

Untuk edisi achir pekan 23-25 djuli masih ada djuga berita tentang keputusan IPT65 — di Vondelpark.


Agus Widjojo (putra Soetojo jang gugur akibat G30S), gubernur Lemhanas, tidak setudju dengan genosida. — di Vondelpark.
