Bung Karno our founding father mengatakan “Jasmerah”, jangan sekali- kali melupakan sejarah, bangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai sejarah dan para leluhurnya. Bung Karno mengajarkan pentingnya kita sebagai anak bangsa untuk menghargai sejarah yang ditinggalkan para pendahulu kita untuk bekal menjalani masa depan yang lebih baik. Saat ini Kondisi Situs Bersejarah Dinding Pondasi Istana Prabu Siliwangi Pakuan Pajajaran sedang dalam kondisi kritis tergerus longsor, terabaikan tidak ada yang merawat dan lahannya dimiliki oleh perseoangan/ pribadi bukan milik negara serta tidak ada tanda/ plang informasi yang menunjukan areal tersebut merupakan areal yang bersejarah.
Kerajaan-kerajaan Sunda dari mulai Tarumanagara sampai ke Pakuan Pajajaran merupakan salah satu bukti Sejarah & Arkeologi Bangsa Indonesia. Dalam buku yg ditulis oleh Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java, From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, Over 1000 years of Prosperity and Glory, Kerajaan-kerajaan Sunda mencapai masa keemasan dan kemakmuran lebih dari 1000 tahun, tentunya banyak yang dapat dipelajari dari peninggalan- peninggalan dan kearifan lokal/ nilai- nilai universal sejarah Sunda tersebut yang dapat diaplikasikan pada kehidupan saat ini.
Berawal dari email Herwig Zahorka yang menyampaikan tentang kondisi dinding pondasi Istana Prabu Siliwangi Raja Pakuan Pajajaran yang dalam kondisi kritis karena tergerus erosi padahal dinding pondasi tersebut merupakan bukti sejarah dan arkeologi bangsa ini yang sangat berharga untuk anak cucu kita. Berikut ini penggalan email Herwig Zahorka yang dikirim ke Pak Sulaiman Datuk (Pak Upu) dan Pak Upu mengirimnya ke milis: kota-bogor@yahoogroups.com , “The remaining foundation of the over 500 years old former Istana Pakuan in Bogor, Jl. Raya Batu Tulis, is totally neclected by the responsible authority. There is no sign to show that it is a archeological site. Last week the bottom of the wall at one side started to break off. Some stones are already lost. If it gets not repaired immediately, the whole wall would fell down within short time. I am very despaired. I don’t know who of the city is responsible or which office could give order to repair the wall. That’s why I ask you whether you can do anything to save this important archaeological artifact from decay. I hope you know the city’s office for kebudaya and you can convince the responsible officers to start repair work immediately.
Email tersebut kemudian disebarkan ke beberapa mailing list diantaranya Baraya_Sunda@yahoogroups.com, UrangSunda@yahoogroups.com dan Kisunda@yahoogroups.com dan mendapatkan respon yang positif diantaranya beberapa anggota Komunitas Urang Sunda pada tanggal 2 Juni 2013 hari Minggu bertemu dengan Herwig Zahorka di rumahnya untuk membahas mengenai Kondisi dan Lokasi Istana Pakuan Pajajaran. Komunitas Urang Sunda yang datang waktu itu adalah Kang Yuyun Hernawan, Mang Asep Kabayan, Kang Hendra M Astari, Kang Hadi Darajat, Kang Dudi Herlianto, Kang Narayana Indra, Kang Jeri Loeis, dll. Kami bersama- sama Herwig Zahorka kemudian mengunjungi beberapa peninggalan Arkeologi Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran dan mendapati dinding pondasi batu Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran dalam kondisi kritis batu-batunya sebagian lepas karena longsor terbawa arus air.
Kondisi Situs Lahan Istana Pakuan Pajajaran pun dalam kondisi yang terabaikan tidak ada tanda / plang yang menginformasikan bahwa disana merupakan daerah bersejarah/ arkeologi yang perlu dilindungi dan dijaga sesuai dengan Peraturan & Hukum yang berlaku di Indonesia. Beberapa Situs Sejarah Sunda disekitarnya sudah ada tanda dan plang pengenalnya seperti Situs Arca Purwa Kalih, Situs Batutulis, dan Situs Batu Congkrang namun Situs Lokasi Istana Pakuan Pajajarannya sendiri belum ada tanda informasi apa-apa.
Menurut informasi warga sekitar lahan lokasi tempat Istana Pakuan Pajajaran tersebut dimiliki oleh perseorangan/ warga masyarakat Kota Bogor sehingga perlu kiranya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan & Kebudayaan dan atau Pemerintah Kota Bogor membeli lahan tersebut dari warga masyarakat pemilik lahan tersebut dan menjadikannya Cagar Budaya / Sejarah yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
500 tahun lalu tepatnya 1513 Masehi, Tom Pires seorang saudagar dan ahli farmasi dari Portugis datang ke Bogor melalui Sunda Kalapa dan mendeskripsikan/ menuliskan tentang Istana Pakuan Pajajaran sebagai berikut, “the king’s house has three hundreds and thirty pillars as thick as a wine cask, and five fathoms high, and beautiful timberwork on the top of the pillars, and a very welll built house. The city is two day’s journey from the chief port , which is called Calapa”. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta Pemerintah Kota Bogor dapat membuat miniatur Istana Pakuan Pajajaran dengan merekonstruksinya dari berbagai informasi yang ada saat ini sehingga generasi yang akan datang anak & cucu kita nanti dapat mengenal secara lebih baik peninggalan bersejarah Istana Siliwangi Pakuan Pajajaran.
Melalui PETISI DUKUNGAN ini, kami mengajak Bapak, Ibu, Saudara, Kawan, dan Rekan semua untuk memberikan dukungan untuk meminta kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta Pemerintah Kota Bogor untuk menyelamatan Bukti Sejarah/ Arkeolog yaitu Lahan / Lokasi Situs Istana Prabu Siliwangi Sribaduga Maharaja Jaya Dewata Raja Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran yang Istananya diberi nama Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati dengan cara menandatangani PETISI ini.
Demi pelestarian sejarah dan budaya Bangsa Indonesia dan demi kemakmuran dan kejayaan Indonesia mari kita bersatu dalam petisi untuk Menyelamatkan Situs Bersejarah Istana Pakuan Pajajaran.
Atas perhatian dan dukungannya menyelamatkan Situs Bersejarah Istana Pakuan Pajajaran kami ucapkan terima kasih.
Pun sapun kaluluhuran, salam sejahtera untuk seluruh Bangsa Indonesia.
![]()
Foto Kang Herwig di lokasi Situs Istana Pakuan Kang Herwig sedang menerangkan kondisi batuan pondasi yang mulai tergerus longsor.
![]()
Foto Kang Herwig dirumahnya bersama Komunitas Urang Sunda sedang menerangkan peta lokasi Istana Pakuan
![]()
Foto bersama Kang Herwig di Situs Prasasti Batutulis dari Kiri ke Kanan Kang Dudi, Kang Hendra, Kang Herwig, Mamang, Kang Yuyun, dan Kang Indra
![]()
Foto Kang Herwig sedang menerangkan berdasarkan bukunya dan referensi dari Sejarawan Saleh Danasasmita di mana Lokasi Istana Pakuan
![]()
Foto Kang Herwig sedang menerangkan lokasi dan pondasi Istana Pakuan kepada Komunitas Urang Sunda dan perwakilan masyarakat sekitar
![]()
Foto Kang Herwig sedang menerangkan Peta Lokasi Istana dan Benteng Pakuan ke Kang Yuyun
![]()
Foto Kang Herwig sedang menunjukan dimana lokasi persisnya Istana Pakuan kepada Kang Yuyun dan Mamang
![]()
Foto Kang Herwig sedang menunjukan koleksi Etnobotanist-nya dari berbagai wilayah di Indonesia, sebagian besar dari Suku Dayak
![]()
Kang Herwig sedang menunjukan lokasi dinding pondasi batas- batas benteng Pakuan
![]()
Salah satu foto lokasi benteng pakuan
![]()
Situs Arca Purwakalih menurut Kang Herwig Arca Purwakalih merupakan Simbol Batara Tunggal dan Batara Cikal, secara konsep Batara Tunggal merupakan Tuhan Semesta Alam dan Batara Cikal adalah manusia pertama di muka bumi. Ketika Mamang tanya mengapa konsepnya mirip dengan konsep dalam Agama Islam yaitu Batara Tunggal ~ Alloh SWT dan Batara Cikal ~ Nabi Adam AS menurut Kang Herwig karena “it came from the same source”, berawal dari sumber yang sama.
![]()
![]()
Kang Herwig sedang menunjukan lokasi Situs Arca Purwakalih
![]()
![]()
Beberapa Batu di Situs Batutulis Lokasi dahulu yang pernah digali oleh Menteri Agama dianggap memiliki harta karun, padahal Harta Karun yang sesungguhnya menurut Kang Herwig adalah Sejarah & Kearifan Lokal dan nilai- nilai Universal yang terkandung dari Situs Bersejarah tersebut.
![]()
Masyarakat yang sedang mengunjungi Situs Batutulis, Situs Batutulis ini dibuat oleh Prabu Surawisesa Upacara 12 tahun meninggalnya Ayahnya yaitu Prabu Siliwangi Sribaduga Maharaja Jaya Dewata.
![]()
Foto Bersama Kang Herwig di Situs Batutulis
![]()
Foto Kang Herwig sedang jalan kaki dari Situs Batutulis menuju Situs Istana Pakuan sambil membawa daun Hanjuang, menurut Kang Herwig daun Hanjuang digunakan oleh Shaman/ Dukun di Dayak sebagai Pedang untuk mengusir Roh- roh Jahat. Ada kesamaan prinsip di Tatar Sunda masyarakat percaya menanam pohon hanjuang sebagai pagar untuk melindungi tanah/ rumah sekitarnya. Di Situs Batutulis masih tertanam pohon Hanjuang.
![]()
Kondisi Pondasi Situs Istana Pakuan Pajajaran dimana batu- batu-nya sebagian sudah disemen dan sebagian sudah terkelupas tergerus air. Perlu segera diselamatkan oleh Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk memberi tanda dan membenahi kondisi batu-batu yang sudah lepas tersebut.
![]()
Pondasi dinding Istana Pakuan yang sudah mulai tergerus air, perlu penyelamatan segera.
![]()
Kang Herwig menunjukan buku bahwa hari ini bulan Juni tahun 2013 tepat 500 tahun yang lalu dimana pada tahun 1513 Tom Pires orang Portugis datang ke Istana Pakuan dan melihat langsung kondisi Istana yang saat itu masih berdiri. Tom Pires menuliskan tentang kondisi Istana Pakuan dalam Bukunya Suma Oriental.
![]()
Kang Herwig menunjukan lokasi tangga & gerbang menuju Istana Pakuan Pajajaran
![]()
Kondisi Lahan Istana Pakuan Pajajaran berupa lahan kosong yang tidak terawat dan dimiliki oleh Masyarakat Kota Bogor, Perlu kiranya Pemerintah Kota Bogor atau Kabupaten Bogor membeli tanah tersebut dan menjadikannya Cagar Budaya.
![]()
Masyarakat sekitar yang merupakan rekan Kang Hendra menerangkan kepada Kang Herwig mengenai kondisi tanah kosong yang merupakan Situs Istana Pakuan Pajajaran
![]()
Kang Herwig dan Kang Yuyun sedang melihat Situs Batu Congkrang yang lokasinya tidak jauh dari Lokasi Istana Pakuan Pajajaran
![]()
Plang/ Tanda Informasi dari Pemkot Bogor yang menerangkan Situs Batu Congkrang, Perlu Kiranya Pemkot Bogor juga membuat plang yang sama untuk Situs Istana Pakuan Pajajaran.
![]()
Kang Herwig sedang menunjukan lokasi Istan Pakuan Pajajaran dirumahnya
SUMBER : http://www.kasundaan.org/id/index.php?option=com_content&view=article&id=222:istana-pakuan&catid=1:berita&Itemid=85