Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Sejarah Sunda

$
0
0

SEJARAH SUNDA

By Aan Merdeka Permana
Part 6

islamnusantara
Di sekitar kota Bogor banyak “nama-nama lama” peninggalan bekas kerajaan Pajajaran pada saat masih berdiri, misalnya Lawang Gintung, Lawang Saketeng, Pamoyanan, Pasirkuda, Cibalagung, Pagentongan, Balekambang, Panaragan, Pagelaran dan lain-lain


Peninggalan kerajaan Pajajaran yang terkenal adalah prasasti Batutulis, isi prasasti ini kira-kira berarti: “Semoga selamat, ini adalah tanda peringatan untuk Prabu Ratu almarhum. Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana dinobatkan dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran. Sri sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit pertahanan Pakuan, dia putra Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusalarang. Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, undakan untuk hutan Samida dan Sahiyang Talaga Rena Mahawijaya. Dibuat dalam saka 1455.” Selain prasasti banyak pula peninggalan-peninggalan kerajaan Pajajaran yang ditemukan di sekitar komplek ini, salah satunya adalah bangunan sisa kerajaan Pajajaran (ditemukan oleh Scipio, seorang ekspedisi Belanda pada tahun 1687) pada saat sesudah dibumihanguskan pada tahun 1579 oleh Kerajaan Banten (Maulana Yusuf) yang berkoalisi dengan Kesultanan Cirebon (Syarief Hidayatullah).
Kerajaan Pajajaran dibumihanguskan oleh Kerajaan Banten dan Cirebon karena Raja Pajajaran pada saat itu menolak untuk di-Islamkan, agama “resmi” kerajaan yang dianut saat itu adalah agama Sunda (Sunda Wiwitan). Konon agama Sunda memang tidak mensyaratkan untuk membangun tempat peribadatan khusus, oleh karena itu maka sisa-sisa peninggalan yang berupa bangunan mirip candi hampir tidak ditemukan di Jawa Barat.
Pada saat pembumihangusan, raja terakhir kerajaan Pajajaran yang bernama Raga Mulya (1567 – 1579) ikut tewas terbunuh dan sebagian dari para pangeran yang tidak terbunuh lari menuju pakidulan, Selatan Bogor (desa Sirnaresmi di sekitar Pelabuanratu) untuk kemudian menuju ke arah pakulonan, menuju ke Barat (sekarang propinsi Banten), menurut cerita ada anggapan bahwa kemungkinan mereka inilah yang menjadi cikal bakal dari masyarakat Badui yang kita kenal sekarang.
Prasasti Batutulis dibuat oleh Prabu Surawisesa pada tahun 1533 M dengan maksud memperingati jasa-jasa ayahandanya Sri Baduga Maharaja atau yang lebih dikenal dengan nama Prabu Siliwangi yang sakti. Selain itu di Batutulis tersebut adalah tempat upacara dilantiknya raja-raja Pajajaran yang disebut dengan upacara Kuwerabhakti.
Sri Baduga Maharaja adalah raja Pajajaran terbesar yang memerintah dari tahun 1482 sampai 1521 M. Pelantikan Sri Baduga Maharaja sebagai raja Pajajaran itu sendiri dilakukan pada saat Sri Baduga Maharaja memindahkan ibukota kerajaan dari Galuh ke Pajajaran (Bogor) pada tanggal 3 Juni 1482. Maka tanggal itulah yang kemudian secara resmi oleh pemerintah ditetapkan sebagai hari jadi kota Bogor, walapun ada juga yang mengganggap bahwa tanggal tersebut terlalu “muda” untuk dijadikan penetapan hari jadi sebuah kota sesusia kota Bogor.
Konon kehancuran kerajaan Pajajaran disebabkan pula oleh adanya penghianatan dari “orang dalam” yang merasa tidak puas dengan kepemimpinan Raga Mulya (Suryakancana). Setelah kehancuran kerajaan Pajajaran pada tahun 1579 dan larinya para pangeran kerajaan maka terputuslah sejarah kerajaan ini. Sesuai tradisi, kursi singgasana milik kerajaan Pajajaran oleh Maulana Yusuf ikut diboyong menuju Banten yang secara simbolis menyatakan bahwa kerajaan Pajajaran tidak akan berdiri lagi. Inipun menandakan bahwa kekuasaan kerajaan Pajajaran sebenarnya telah beralih ke Maulana Yusuf dari Banten. Terlebih dengan berdirinya VOC beberapa tahun kemudian yaitu tahun 1602 yang memanfaatkan perbedaan pendapat dan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia, maka berakhirlah sudah masa kerajaan Pajajaran.
Pada tahun 1681 Belanda menandatangani kesepakatan dengan kesultanan Cirebon dan tahun 1684 Belanda menandatangani kesepakatan dengan kesultanan Banten. Maka ditetapkanlah batas wilayahnya yaitu sungai Cisadane, untuk itu dilakukan sebuah ekspedisi untuk mencari sisa-sisa kerajaan Pajajaran pada tahun 1687 seperti diceritakan di atas.
Cerita ini sebagian bersumber dari catatan dan fakta sejarah dan sebagian lagi dari sebuah cerita yang diceritakan dan diceritakan lagi serta diceritakan lagi secara turun temurun oleh para pangeran kerajaan yang berhasil melarikan diri hingga kemudian cerita ini berubah menjadi sebuah cerita rakyat dan kemudian ada yang berkembang menjadi sebuah mitos.
Tidak seperti kisah sejarah “versi pemerintah” yang terdapat dalam buku-buku sejarah SD, SMP dan SMA bahwa yang selama ini selalu disebut-sebut sebagai awal mula peradaban di Indonesia (pulau Jawa) adalah Kerajaan Mataram kuno. Dalam buku sejarah “versi pemerintah” tersebut sedikit sekali tulisan tentang kerajaan Tarumanagara bahkan kerajaan Pajajaran tidak disebutkan samasekali. Maka dalam uraian singkat ini kami mencoba menggali lebih dalam lagi ke masa sebelum adanya Kerajaan Mataram agar tidak ada fakta sejarah yang diputarbalikan hanya demi sebuah kepentingan segelintir orang.
Demikian sejarah singkat kota tua Bogor. Tulisan ini memang hanya menceritakan dari awal sejarah dapat terungkap sampai dengan hari jadi kota Bogor. Kesalahan serta kurang lengkapnya nama, tahun dan lokasi kejadian sejarah bukanlah sebuah kesengajaan tapi semata-mata karena kurang lengkapnya referensi kami.
#sejarah #sunda


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300