KAMPAR TANAH AL HIND EQUATOR,
PUSAT KOTA PERADABAN TIMUR
——————————————————
by Indra Zoeniyadi Piliang
Tak diragukan lagi bahwa Solon mengunjungi Mesir. Alasan kepergiannya dari Athena, selama 10 tahun, dijelaskan lengkap oleh Plutarch. Dia menetap, kata Plutarch.
“Di pantai Canopian, dekat muara Nil yang dalam.”
Di sana dia bertentangan pada poin filsafat dan sejarah dengan sebagian besar pendeta terpelajar Mesir. Dia adalah pria dengan kekuatan dan penetrasi pikiran luar biasa, begitu pula hukum dan perkataannya, yang telah dipertahankan untuk kita, menjadi saksi. Tidak ada improbabilitas dalam pernyataan yang dia mulai dalam sejarah dan deskripsi puitik Atlantis, yang belum rampung di saat kematiannya; dan tak perlu imajinasi luas untuk percaya bahwa manuskrip ini sampai ke tangan suksesor dan keturunannya, Plato; seorang terpelajar, pemikir, dan sejarawan sebagaimana dirinya, dan, sebagaimana dirinya, merupakan salah satu pemikir terbesar di dunia kuno.
Pendeta Mesir berkata kepada Solon, “Kau tak punya kekunoan sejarah, begitu pun sejarah kuno”; dan Solon pasti menyadari penuh pentingnya catatan yang memuat kembali sejarah manusia, tak hanya ribuan tahun sebelum era peradaban Yunani, tapi bahkan beribu-ribu tahun sebelum pendirian kerajaan Mesir; dan dia ingin sekali mempertahankan rekaman masa lalu tak ternilai ini untuk kawan sebangsanya yang masih setengah beradab. Tak ada cara lebih baik untuk memulai sebuah buku tentang Atlantis dibanding memberikan catatan lengkap yang diabadikan oleh Plato.
.
Dulu cerita tentang pengiriman ekspedisi oleh Fir’aun Necho untuk mengelilingi Afrika sangat diragukan, karena para penjelajahnya menyatakan bahwa setelah mereka mencapai jarak tertentu, matahari berada di utara dari mereka; posisi tersebut, yang pada saat itu diragukan, kini membuktikan pada kita bahwa para navigator Mesir benar-benar telah melewati khatulistiwa, dan—setelah 2.100 tahun—telah diantisipasi oleh Vasco da Gama.
.
Seandainya saya berhasil menunjukkan kebenaran proposisi menakjubkan yang saya kemukakan, maka itu hanya akan terjadi jika saya dapat mempertemukan petunjuk-petunjuk mengenai Atlantis dari berbagai penelitian para ilmuwan di berbagai bidang pemikiran modern. Saya yakin, investigasi dan penemuan lebih jauh akan bisa memperkuat kebenaran kesimpulan yang telah saya ambil.
.
Kepulauan Hindia (Indonesia) merupakan sebuah bangsa besar dan pernah memimpin peradaban dunia. Bangsa ini pernah menjadi pemimpin bagi dunia dagang dunia, di mana para pedagang Cina misalnya sangat tergantung pada pelaut-pelaut dari Kepulauan Hindia (Indonesia). Bahkan sebuah literatur klasik Yunani era 70 M, telah menulis suatu daerah bernama Chryse sebuah nama Yunani untuk “Pulau Emas” atau dalam bahasa Sanskrit bernama “Swarna Dwipa”nama lain bagi Pulau Sumatera.
.
Dick Read meyakini bahwa sistem pelayaran, termasuk perahu-perahu, dari para pelaut dari kepulauan Hindia (Indonesia) lah yang menjadi acuan bagi sistem dan bentuk perahu banyak negeri-negeri lain di dunia. Keyakinan ini diamini oleh sejumlah arkeolog dan sejarawan senior seperti Dr. Roland Oliver.
.
Kepulauan Hindia (Indonesia) merupakan gugusan belasan ribu pulau yang terletak di lokasi paling strategis di dunia dipandang dari sudut manapun.
.
Ats-Tsa’labi mengatakan, Kemudian Allah mewahyukan kepada Adam, Pindahlah dari negeri Hind ke Mekkah; thawaf-lah di sekitar tempat Baitullah dan mintalah pengampunan dari-Ku, tentu Aku akan mengampuni kesalahanmu.
.
Diriwayatkan,…Adam berjalan dan bumi dilipatkan untuknya. Setiap tempat yang terinjak oleh kakinya menjadi sebuah kampung. Dan setelah Adam memasuki Mekkah, Allah mewahyukan kepadanya untuk thawaf di tempat yang akan menjadi Baitullah tersebut. Dia mengerjakan thawaf sebanyak 7 kali…. Setelah Adam mengerjakan itu, Allah mengampuni kesalahannya dan menerima tobatnya. Thawafnya menjadi pelebur dosa….Setelah Adam bertobat, dia disuruh Allah untuk pergi ke Arafah. Adam pun pergi ke Arafah dan berdiam di sana. Tiba-tiba Hawa berjalan ke arah Adam. Mereka berkumpul di gunung tersebut. Sejak saat itu, diam (wuquf) di gunung tersebut dijadikan salah satu bagian dari ritus ibadah. Tempat tersebut diberi nama Arafah karena Adam dan Hawa saling kenal di tempat itu. Kemudian Adam tinggal sebentar di Mekkah, dan kemudian pergi ke tanah Hind bersama Hawa…


Komentar
-
Ronny Astar Lah bisa di editor buku cu?Sembunyikan atau laporkan ini
-
Santiago Al Qarni Ahmad Map nya salah… seharusnya 2 amerika itu di sebelah kanan..
dan setelah itu kita harus melihat dari posisi terbalik… amerika dikiri sebagai barat dan afrika di kanan sebagai timur.Sembunyikan atau laporkan ini