DEKLARASI RAJA RAJA
Wangsa Syailendra adalah penerus leluhur yang merawat Borobudur,Merawat bukan Membangun,angka thn adalah saat Deklarasi Raja,pada angka tahun tertulis. Dan angka tahun tertulis bukan tahun saka yang di mulai 78 Masehi versi kalender india
Mari kita cermati…
Prasasti Ligor adalah prasasti yang berisi puji pujian untuk dirinya sebagai penjelmaan WISNU
Kata kunci adalah WISNU ,kata yang selalu akarab dengan SIWA & BRAHMA ini adalah ciri ajaran asli Nusantara,tidak di temukan dalam Mahayana
Raja Dharanindra, Raja dari Wangsa Sailendra di tanah Jawa yang memerintah Menganut ajaran asli Nusantara,sejarawan menulis dengan agama “Siwa”
Jadi Dharanindra penganut ajaran “Siwa” bersumber dari nusantara bukan agama yg lahir pada abad 9 M di india juga bukan agama yang lahir abad 5 SM.
Jika terdapat kesamaan penyebutan nama Dewa,ini bukti ajaran leluhur nusantara terdahulu menyebar sampai ke sana,jika tidak lalu kapankah misionaris india menyebarkan itu ke sini
Baru pada masa sebelum orba agama itu menjadi pilihan alternatif agama resmi negara
Ketahuilah,Ajaran asli Nusantara lah yang tumbuh di India menjadi 3 ajaran besar salah satunya “Jaina” dgn Tokoh “Mahavira” pada abad 5 SM
Borobudur, bernama BHWANA SAKHA PHALA sudah ada terlebih dahulu sebelum Wangsa Sailendra merawat bangunan peninggalan Leluhur nya
Samaragrawira,Jawa Dalam Prasasti Kelurak ,di sebutkan bahwa Samaragrawira indentik dengan Rakai Warak,Putra Dhararindra dalam prasasti Nalanda Samaragrawira mempunyai putra Balaputradewa
BerdasarkanPrasasti Kayumwungan,Samaragrawira mempunyai putra Samaratungga dan ia mempunyai putri Pramowardhani
Pramowardhani dan yang lain nya berkeyakinan sama dengan pendahulunya menganut ajaran “Siwa” dan tokoh inilah yang mendeklarasikan diri merawat Bororbudur
Samaratungga ,Jawa Sri Maharaja Samarottungga adalah Raja Kerajaan Medang dari wangsa Syailendra
Menikahi Dewi Tara putri Dharmasetu penguasa Sriwijaya terdahulu dan mempunyai putra Balaputradewa dan Pramodhawardhani
Pramodhawardhani menikah dengan Rakai Pikatan putra Sri Maharaja Rakai Garung atau Mpu Palar,Raja kelima Kerajaan Medang tertuang dalam Prasasti Kayumwungan
Prasasti adalah catatan saat Raja men Deklarasikan perawatan bangunan suci,oleh karena nya tercatat angka thn yg berbeda di setiap prasasti,bukan berarti melanjutkan membangun
Dalam Prasasti Kayumwungan tertuliskan dalam Dua Bahasa,bahasa Sansekerta & Jawa Kuno
Pada Bagian Kedua yang berbahasa Jawa Kuno Di keluarkan oleh Rakai Patapan Mpu Palar
Tertulis “Sima Swatantra” yaitu menghadiahkan beberapa Desa untuk merawat bangunan suci,Juga “Jinalaya” adalah cara merawat bangunan suci
Jadi isi prasasti ini adalah sebuah deklarasi Raja untuk merawat bangunan suci,dengan konpensasi masyarakat yg melakukan perawatan di bebas kan dari membayar pajak
Tiga tahapan Borobudur adalah :
Gambaran yg menjelaskan “BAWANA TRAYA”
BAWANA/BHWANA berarti jagad atau alam kehidupan.”Bhwanatraya” adalah tiga alam kehidupan yang ada di dalam semesta ini.
3 alam kehidupan tercermin dlm 3 tahapan BHWANA SAKHA PHALA
Bawana Langgeng
Bawana Driyo
Bawana Triya
“BHWANA SAKHA PHALA” (Borobududur) Monumen kiblat dunia pada saat terdahulu
Borobudur bukan berpalsafah dari luar nusantara,Borobudur ini monumen catatan sejarah yang berpalsafah kan ajaran asli Nusantara
Terbukti dari teks yang tertulis di relief paling dasar yang kini tidak dapat di lihat umum diantaranya 12 kata “Svargga”,Kusaladharmabajana,Maheçhakya dll
Pengertian hakiki kata Svargga sangat berbeda dengan Nibana
Wangsa Sailendra bukan beragama dari luar nusantara semua Raja dan keturunan nya menganut ajaran asli Nusantara ajaran menyembah kepada satu Tuhan,Hyang Widhi Tunggal
Ajaran inilah menyebar ke 3/4 dunia mendasari ajaran yg tumbuh subur di tanah luar Nusantara,Indonesia
Kita tidak dari india menuju arab,tapi keduanya dari sini.
KAJIANUSANTA RA
Oleh : santosaba
santosaba234@gmail.com