“Aksi damai (Demo) 4-11 dan 2-12” untuk kepentingan siapa?
Bermula dari statement politik Presiden Joko Widodo pada konperensi Asia Afrika di Bandung yang menyatakan Palestina harus Merdeka”, dan berbagai kebijakan Jokowi soal Freeport, dll. telah membuat Amerika dan Isrel berang. Jokowi dianggap telah berani melawan dan membangkang terhadap kepentingan Amerika sehingga dianggap sebagai musuh besar Amerika yang harus segera dilengserkan. Maka dirancanglah berbagai skenario operasi intelejent dengan target maksimal Jokowi jatuh pada tahun ketiga pemerintahannya, atau minimal tidak akan terpilih lagi pada pilpres di masa keduanya.
Amerika yang bersekutu dengan NATO dan negara-negara persemakmuran (bekas negara jajahan Inggris) seperti Australia, Malaysia, Singapura yg bertetangga langsung dgn Indonesia, telah merancang gerakan militer untuk menekan untuk menekan Jokowi. Agen-agen asing, bertebaran melakukan rekrutmen kepada golongan barisan sakit hati dari kalangan bumi putra untuk melakukan perlawanan dari berbagai sektor: buruh tani, nelayan, santri, rakyat daerah sebagai bais wong cilik yang dijadikan alat demo menentang kebijakan Jokowi. Sistem perbankan, hukum, perdagangan, pemerintahan diacak-acak melalui antek mereka yg terdiri dari oknum-oknum bangsa kita sendiri. Boikot, penghadangan, penggagalan, demo, isue-isue, cemoohan, ledekan, cibiran dan fitnah dilakukan secara sistemik, bahkan oleh lembaga DPR RI.
http://www.beritaislam24h.net/2016/11/kivlan-zen-inikah-aktor-makar-yang.html
Kini isue SARA telah diledakkan yg berdampak besar kepada banyak “ulama dan agamawan tertentu” terprovokasi untuk menyatakan “Jihad”, padahal faktanya yg kita dapatkan bahwa pada tanggal 4 November 2016 lalu, armada kapal induk Amerika berikut 26.000 marinirnya telah terkonsentrasi di perairan lepas Australia (Samudra Hindia: Pulau Christmas) dengan moncong senjata dan rudal diarahkan ke istana negara yang hanya berjarak tempuh rudal 1 jam ke Jakarta. Maka secara taktis hari itu Presiden memang harus tidak berada di Istana dgn tetap menjaga oipini tetap tenang-aman-terkendali-kondusif dan biasa saja tidak ada yg istimewa, tidak membuat kepanikan masyarakat.
Langkah brilian Jokowi berikutnya adalah mendatangi markas-markas komando Kopassus, Marinir, Angkatan Udara, Brimob, Kostrad, merupakan untuk kekuatan dan jawaban bagi ancaman Amerika, bahwasanya kita sangat siap menghadapi mereka dengan kekuatan militer yg utuh, kompak, solid dan kuat dgn semangat bela negara yg tinggi. Jadi bukan untuk menjawab aksi damai tersebut.
Dengan indikasi kuat inilah Kapolri telah menyatakan adanya rencana MAKAR-Subversif (gerakan pengkhiatanan) dari dalam negeri terhadap pemerintahan yg sah. Maka Panglima TNI menyatakan kita siap berjihad membela kedaulatan bangsa dan negara. Jadi sangatlah kecil dan dangkal jika ada tuduhan bahwa Jokowi melarikan diri untuk sekedar menghindar dari aksi damai 4-11 tersebut. Akan sangat disanyangkan dan patut disesalkan ketika kedangkalan hati dan pikiran sebagian kecil umat terprovokasi untuk iku melakukan perlawanan bersama Amerika dan Israel terhadap NKRI tercinta.
Mari kita kembali renungkan siapa sebenarnya jati diri bangsa kita? Siapa lawan atau kawan kita yang sebenarnya? Patriot atau pengkhiat NKRI dan Pancasila-Bhineka Tunggal Ika?? MERDEKA !!! (KI Sunda dan Ki Ageng Selo)
http://idnnkri.com/sisa-harapan-jokowi-atas-ahok-dan-mimpi-makar-kubu-biru-hijau/
http://www.beritakita.id/22579/news/mengejutkan-panglima-tni-sebut-penyebar-berita-provokasi/
http://idnnkri.com/sisa-harapan-jokowi-atas-ahok-dan-mimpi-makar-kubu-biru-hijau/
http://www.beritakita.id/22579/news/mengejutkan-panglima-tni-sebut-penyebar-berita-provokasi/
