Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Kebangkitan Seni Budaya dan Spirit Egalitarian Pakuan Pajajaran Anyar untuk Dunia

$
0
0

12 jam ·

Asyura Keluarga Besar Pakuan Pajajaran Bogor, Malam Doa, Munajat, Fikr dan Dzikir, Olah Rasa (Intuition) dan Rahsa (Intellectual & Heart Intuition) 1 – 10 Muharram, for the sake of Humanity, Indonesia Nation and Earth Salvation (Rajah Pamunah) / or Istighosah in NU Traditions, or Ruwatan Bumi (Ngertakeun bumi lamba) in harmonize with Sunda art and cultures performance as a spiritual and intellectual media enlightenment, base on Uga Wangsit Siliwangi: Welcoming Pray for The New Golden Age of The World (Pajajaran Anyar).Doa Shalawat pembuka acara oleh Habib Fahmi Zidane ( Mehdy Zidane) Tommy Sawyer, dan Ayah (Jaro…) dari Kanekes (Baduy Dalam ? Banten) sangat menggetarkan qalbu. Syukron ya Habib… Rajah Pamunah diiringi musik Sunda Akustik Bambu (Calempung, Suling, Kacapi), dll. by Kang Gola Gzhoulla Barghawazd dan Ginanjar Akil and Team. Suporting by all Prabu Siliwangi and Pakuan Pajajaran Imperium Lovers, and khususon by Mama Haji Mukawwa Ali, dan alam syahadah wal ghaib.
Foto Ahmad Yanuana Samantho.
Grup Musik Sunda Buhun Calempung Kang Gola  Bhagarzwadz dan Kang Ginanjar Akil
Foto Ahmad Yanuana Samantho.

Ki Lengser ti Cihideung Pamoyanan Gunung Salak secara simbolik menyerahkan 500 bibit Pohon tanaman keras kepada para Pinisepuh Keluarga Besar Keturunan Pakuan Pajajaran Bogor untuk ditanam di DAS Ciliwung dan Cisadane supaya Jabodetabek tidak Banjir Bandang ke depannya.

Foto Ahmad Yanuana Samantho.

Ki Ahmad Yanuana Samanto (Budayawan-Sejarawan-Filosof/Resi?), Kang Gingin (Pandita-Seniman-Budayawan)  dan TB Syani (“Kean SanTang nu kadua?”)

Foto Ahmad Yanuana Samantho.

Mama Ki Haji Mukawwa Ali (Sesepuh Pemelihara Aset Pakuan Pajajaran)

dsc_0017Ayah…….. Jaro Baduy Kanekes Banten

dsc_0030


padepokan-pakuan-pajajaran

img_0410

copy-of-kujang1.jpg

Komentar

Ahmad SahidinAhmad SahidinMohon diceritakan sedikit Pak biar semua memahami
Senin, 03 Oktober 2016

Sambut Bulan Muharram, Mengapa Masyarakat Jawa Menyebutnya ‘Suro’?

 023089800_1414150654-tapa-bisu-20141024-johan

IslamIndonesia.id – Sambut Bulan Muharram, Mengapa Masyarakat Jawa Menyebutnya ‘Suro’?

Tadi malam (2/10), sebagian masyarakat Yogyakarta mengikuti prosesi tradisi ‘Mubeng Benteng’ yang menandakan masuknya bulan Suro atau Muharram dalam kalender Hijriah. Berbeda dengan suasana menyambut tahun baru Masehi, Mubeng Benteng yang berjalan  tanpa alas kaki itu dilakukan dengan suasana sunyi, tidak boleh bicara.  Tidak seperti Sapar (Safar), Rejeb (Rajab), Ramelan (Ramadhan), yang namanya indentik dengan nama-nama bulan Hijriah, nama bulan  ‘Suro’ (sura) tidak demikian. Mengapa bulan tahun baru disebut oleh orang Jawa dengan Suro (Sura)?

Lalu, mengapa pada tahun 1625 Masehi (1547 Saka), Sultan Agung, – pemimpin kerajaan Mataram Islam –  mengeluarkan dekrit untuk mengganti penanggalan Saka yang berbasis perputaran matahari dengan sistem kalender kamariah atau lunar (berbasis perputaran bulan)?

Uniknya lagi, angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan, tidak menggunakan perhitungan dari tahun Hijriyah (saat itu 1035 H). Hal ini menguatkan fakta sejarah bahwa Islam yang menyebar pertama kalinya di Jawa ialah Islam yang tidak anti-budaya, toleran dan terbuka.

Memasuki bulan Muharram atau Suro dalam kalender Jawa, di Yogyakarta misalnya, sejumlah tradisi atau ritual mulai digelar. Seperti tapa brata atau tapa bisu mubeng beteng  yang berarti berjalan mengelilingi beteng keraton di malam atau 1 Suro. Tidak hanya itu, beberapa hari setelahnya diikuti oleh sejumlah ritual seperti sajian bubur suro,siraman pusaka, labuhan dst.

“Tradisi menyambut Muharram atau “bulan Suro” merupakan hal yang menjadi salah satu budaya penting bagi masyarakat Muslim Jawa, baik yang berdomisili di Jawa maupun yang sudah hijrah (transmigrasi dan bermukim di pulau lain),” kata KH. Muhammad Sholikhin, tokoh Nahdlatul Ulama asal Boyolali.

Seperti diketahui, sebagian masyarakat masih meyakini ‘efek mistis’ bulan ini seperti larangan atau pantangan melakukan pernikahan, apalagi kegiatan yang bersifat ‘pesta’. Sedemikian sehingga bulan yang dianggap sakral ini, nyaris diisi dengan ritual-ritual keprihatinan.

“Namun mengenai kekeramatan bulan Suro bagi masyakat Islam-Jawa, lebih disebabkan oleh faktor atau pengaruh budaya kraton, bukan karena “kesangaran” bulan itu sendiri” kata Kiyai Solikhin

[Baca: Benarkah Dimensi Mistis Islam Jawa dari Hindu?]

Karena itu, asal usul tradisi ini pun, menarik dikaji lebih mendalam. Dari mana dan bagaimana bisa sampai diperingati secara khas dan turun-temurun oleh masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta, meskipun kini terlihat tenggelam oleh zaman yang dikatakan modern ini.

Menurut Kiyai Solikhin, kata “Suro” sebenarnya berasal dari kata “Asyuro” dalam bahasa Arab yang berarti “sepuluh”, yakni tanggal 10 bulan Muharram. Ditetapkannya 10 Muharram atau Asyuro sebagai nama awal bulan dalam kalender Jawa memiliki arti yang sangat penting. Dari keseluruhan peribadatan dalam Muharram, yang paling populer adalah ritual pada hari Asyuro, atau hari kesepuluh bulan Muharram. Terkadang juga, kata Kiyai Solikhin, ditambah dengan satu atau dua hari sebelumnya (tarwiyah = 8, hari kedelapan dan tasu’a = 9 ), dan juga ditambah pula satu hari sesudahnya (tanggal 11).

Di sisi lain, menurut Budayawan Ki Herman Sinung Janutama, peristiwa 10 Muharram memiliki banyak peristiwa besar sejak ribuan tahun sebelumnya. Dari Nabi Adam sampai Nabi Isa, dan hijrah Nabi  Muhammad lalu akhirnya sampai peristiwa yang memprihatinkan, yaitu wafatnya cucu kanjeng Nabi dengan kesatria, Sayyidina Husain, di padang Karbala itu. Dalam lidah orang-orang Jawa dahulu, kedua cucu Nabi itu juga populer dengan sebutan Kasan (Hasan) dan Kusain (Husain).

Begitu pentingya pesan Asyuro sehingga, oleh Sultan Agung, bulan pertama dalam kalender Jawa dinamakan Suro. Disamping Suro sendiri, dalam bahasa Kawi, artinya “keramat” atau “sakti”, kata Ki Herman.

Ritual di bulan Suro bagi masyarakat Jawa terbilang cukup padat. Dari malam pertama bulan Suro hingga hari ke sepuluh termasuk setelahnya memiliki hari-hari yang memiliki nilai kesakralan. Di hari yang diyakini sakral itulah, masyarakat Islam Jawa, termasuk di Yogyakarta menyikapinya dengan berbagai ritual yang merupakan tradisi turun temurun. Dan salah satu yang paling populer adalah, tradisi bubur Suro.

Warga masyarakat di sekitar membantu memasak dan penyajian bubur Suran di Pura Pakualaman

Dalam karyanya, ‘Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa’ (2010), Kiyai Solikhin menjelaskan dua tafsir bubur Suro yang umumnya terdiri dari dua warna ini. “(Pertama) untuk mengenang kesyahidan, maka dibuatlah sedekah dalam bentuk bubur merah dan putih sebagai simbol keberanian Husain membela kebenaran. Ada juga yang menafsirkan bubur merah dan putih sebagai simbol dari Hasan-Husain sebagai cucu kesayangan Rasulullah sehingga dalam kenduri yang berhubungan dengan kelahiran anak, umumnya kedua macam bubur ini disajikan.”

Di sisi lain, peristiwa hijrahnya Kanjeng Nabi Muhammad yang lolos dari kejaran musuh merupakan peristiwa yang paling berpengaruh dalam tradisi Suro di Yogyakarta, sedemikian sehingga menurut Ki Herman Sinung Janutama, inti bulan Suro adalah keperithatinan atau ikut merasakan keperihatinan kanjeng nabi dan keluarganya.

Kembali pada “Mubeng Benteng” menyambut bulan Suro. Tradisi ini dilakukan berjalan kali dari dalam kraton ke pojok beteng wetan – pojok beteng kulon – kemudian kembali lagi ke dalam kraton. Saat melaksanakan Mubeng beteng, tidak boleh berbicara selama tradisi berlangsung sehingga tradisi ini disebut juga tapa brata atau tapa bisu. Menurut beberapa pendapat, masyarakat yang ikut dalam kegiatan ini percaya, jika berhasil (ritualnya) maka apa yang diharapkan terkabul.

Tembang Macapat yang merupakan lagu bahasa Jawa diambil dari ayat kitab suci menjadi pendahuluan prosesi baku Mubeng Benteng memperingati Tahun Baru Jawa, 1 Suro. Tembang macapat ini dilantunkan oleh dua orang prajurit pilihan Kraton Yogyakarta. Tembang ini untuk  memantapkan niat masyakarat yang ingin dan akan melakukan ritual  Mubeng. Ada beberapa surat Al Qur’an  yang ditembang khusus dalam bahasa Jawa. Prosesi laku Mubeng Benteng biasanya dimulai pukul 21.30 waktu setempat dengan prosesi pertama; melantunkan tembang.  Tepat pukul 00.00, para peserta prosesi Mubeng benteng mulai melangkahkan kakinya yang tanpa alas kaki itu bertepatan dengan pergantian tahun baru Jawa. []

[Baca: Jawa Sejati Muslim Sejati (Telaah 7 Tapa Ki Ageng Suryomentaram)]

Foto Profil Antonio Roberto
Antonio Roberto,   27 September pukul 18:52

THE AGE OF PARTNERSHIP MAY END COMPETITION

A-Salaam Alaikum – (Peace be upon you)
Wa-Alaikum-Salaam (and unto you, peace)

Shalom // Salaam // Peace

MAY PEACE BE UPON ALL OF EARTH>> Which, in Bond and purity, in JOY and UNION, shall receive this New Era in harmony.

It is, after all, the ERA of integration, and so shall be the ERA OF PEACE among the Nations //. among all mankind. Reunited into one common quest. SUSTAINABILITY.

It will be, even according to prophecies, one era of PEACE and of LIGHT – Wisdom.
Mankind will be, again, holding dear the true values. Those are sustainability, resources, sharing, peace.

And all Abrahamic (monotheistic) religions and all Multiple gods religion will again live togethre with their essence, Paganism.

This ultimate peace in this war that extends for millennia will be accomplished without fear and without prejudice, what undermines any relation, and communication.

In the past, it had destroyed this wold. And it continued inhabiting the darkness for ages… We are now REASCENDING into light, into Golden Age, back again!!

WHAT THE WORLD SEEKS IS SAME – CONSCIENCE

.. and the WORLD IS GAINING CONSICIENCE – even the animals and the machines are… Funny, this. Even we, ourselves, everyday, gaining conscience, awareness. And so, peace and resolution results, compromise. And the environment is saved.

as are all the other religions.. the othe languages of this DIVERSE world. Be it in peace under one // or many gods. – or even unfder ONE GOD WHO IS ALSO MANY...

As in PANCASILA teaches.. different views they are .. MAy they coexist for the COMPLETION — DIVERSITY – our major value…

Now, HEAR THIS all seekers of light. truth..wisdom..
The wise has no prejudice. We shall JUDGE in the end. after being in the know.

ALL RELIGIONS ARE GOOD> All superstitions are valid. All good intentions produce good deeds.

RELIGION _ REUNITES _ RECONNECTS

Through RELIGION /.we all are RECONNECTING ..(Religion – from Latin “religare”. = “reconnect”

and we all are gaining conscience.. evolving in this Process. in exchange, connection..>
we all benefit from COMPASSION, company, communication, communion, >> Community “Like one Unity”.. So be it.

the purpose of every religion is to REUNITE us in peace>>
to REUNITE us and integrate us to the DIVINE >

and they were made NOT to divide us., but to divinize us.. inspire. co-inspire.
not to “conspire”. Religion is good. some man are evil and may distort even the good things. our ignorance lets us see not . the THE WORLD IS GOOD> essentially. most of it ( 90%) religious, faithful…

PROPHETS AND SAVIOURS

Together we are in the QUEST FOR TRUTH THAT SHALL SETS US FREE like Jesus Christ said.

The Prophets of all times have always helped in returning the pack to the path….

Long Live the Prophet.

 ONE COMMON SOURCE

the most important thing is to know SOURCE> SOURCE is TRUTH .,. .
and truth is SOURCE IS SUNDA>>
and THE WORLD HAD ONE SINGLE SOURCE>>> which now lie sfragmented, waiting for RECONNECTION . of its particles into ONE body.

the common cradle / source of Humanity.. of all races and religions

as we know SOURCE .. we realize we ALL CAME FROM A SINGLE SPOT —SUNDA>> and SUNDA come sto free us all .. with INSTRUCTION and to avoid DESTRUCTION .

Sunda is the COMMON CRADLE of all races.. it is the true set of the Bible..
it is the cause of current disrupture in the world .
it is the source of current loss of memory.. ( ORIGIN = ORIENT )
So in need of ORIENTATION>. ( Orient – Origin – is what Orients us ..)

WE NEED HOME LAND . to orient us back again . we eneed ancestral wisdom., we need the FATHER / MOTHER LAND

the true cradle of all Abrahamic races.. .the true cradle of Abraham.. of Atlantis and of science SUNDA is the true model for the world and for the Muslims.. to REUNITE them into ONE PEOPLE >. and to reunite them further to the world ..

THE WORLD NEEDS ORIENTATION AND MODERATION

INDONESIA shall come forward as a MODEL of MODERATION>>>

as it is the ONE and TRUE source of our heritae, our wisdom, it should RECOMPOSE itself.. SHOW its true value. and DIRECTION ..
for the sake of the world .. yes.

Come on . INDONESIA> come forward. REUNITE / TEACH US HOW .

The MUSLIMS need an immediate orientation in the whole world ,. they need to learn ACCEPTANCE and value DIVERSITY and PEACE as Abraham intended – Long Live the Prophet.

Indonesia is a model of Republic, of politics, dfiplomacy and laws… as it created in the dawn of times… when it createed the profound concepts of SANGHYANG and of UNITY IN DIVERSITY>> of PANCASILA .. the many “Faces of Brahama”. and a concept so advanced tht can make for the whole world to recover / integrate /harmonyze…

One “MODEL” (PARADIGM) that allows for the ultimate PEACE> one WORLD PEACE> that MUST come from the Muslims and Jews together, in order to AVOID A NUCLEAR WAR that could take place in this world, again.

In the last nuclear war that decimated the world, divided and made it lose its memory, the one war that created the Great Flood and the separartion of INDONESIA a great CONTINENT into miryad of islands… .. was due to the wickedness of man the past… the wrath of the gods (Volcanoes) have caused a Mega Tsunami of World proportions and the end of the Ice Age…

and to KNOW THIS .. that the world has been destroyed in a Nuclear War, will save us from happening again… This knowl;edge of the past only will prevent this in our future.

such is the importance of knowing this story..
THE STORY OF SUNDA / ATLANTIS

WE ALL AIM FOR PEACE AND TRUTH

Now .. PEACE is what the Christians, Muslims and Jews claim in their preach..
PEACE BE UPON YOU = (Wa-Alaikum-Salaam) = (Shalom) = Pax

all these three religions, Muslims, Jews, Christians, desire essentiallty “PEACE” = ( PAX , SHALOM , SALAAM, etc…)

Now . this saying of millennary origin is the compliment that binds people ..
PEACE> YOU … YOU + PEACE>> it has been like this for many millennia.

PEACE BE UPON YOU… the raising of the White flag…

since early times .. there were only two options for man, or for Nations:
PEACE or WAR>>>> a matter of choice, of times.. of wisdom >
a matter of choice.. .partnership or competition… that went throgh the ages

And there were the two possible FLAGS to be raised> a WHITE FLAG of peace (water) and a red flag of war (fire) .

Only SUNDA is FIRE / WATER … .RED //WHITE >. SANGHYANG .. having COMPLETE diversity yet UNITED> REUNITED>

Only Indonesia has its Flag, esesntially superior Half Red (Fire) and inferior half White (water)… That is the same as the symbol of the Jews, the star composed of two inverted triangules, the portrait of God, jut like the Yin Yang, showing a dual essence…

 DUALITY AND RELIGION

now >..Where there is . FIRE and WATER .. we have the DRAGON and the TIGER >. or we have SANGHYANG >. the true marrying principles… of OPPOSITE FORCES >> (WAR and PEACE)

this is the very essnce of ALCHEMY .. the marrying of oppposite complementary principles..

times of war alternate with time of peace,..

ERAS

the ERA OF COMPETITION is over. We now enter the AGE OF PARTNERSHIP .. the Age of Share.. WE WIN!!!

and races bond..(for a RACE is a RUN while HUMANITY is “ONE UNITY” ).. and in time we converge to see. ALL OF US QUEST THE SAME and BOND is sure to happen
than when our intelligence integrates all again .. reintegrates ourselves. integrates the New Era.. the Planet evolves..

in time .. we ENCOUNTER ..PEACE .. and live together in harmony.. war ceases top be mandatory . we profit from PARTNERSHIPS> more than from WARS>>

Just as promissed by the Prophets.. a New Dawn to humanity.. a time of peace and consideration .. a time of truth and much learning ..

in the end.. .All gods are good. As they come and go .. in time.. Only the Supreme truth lasts ..and that is . .certainly. LOVE> and truth is source is one .. source is Sundfa..
Only thee we can find the lost love and end this quest for our common Paradise..

May Allah Blesss your ways enormously.

OBARAKATO – THANK YOU

 

Nurjanah LailaNurjanah Lailaasyura nusantara
Ginanjar AkilGinanjar Akilwish you there with me, Ahung, Rahayu suasti astu nirmala seda malilang ❤️🌹
Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana Samantho, Doa Shalawat pembuka acara oleh Habib Fahmi Zidane ( Mehdy Zidane) Tommy Sawyer, dan Ayah (Jaro…) dari Kanekes (Baduy Dalam ? Banten) sangat menggetarkan qalbu. Syukron ya Habib… Rajah Pamunah diiringi musik Sunda Akustik Bambu (Calempung, Suling, Kacapi), dll by Kang Gola Gzhoulla Barghawazd dan Ginanjar Akil and Team. Suporting by all Prabu Siliwangi and Pakuan Pajajaran Imperium Lovers, and khususon by Mama Haji Mukawwa Ali, dan alam syahadah wal ghaib.
Foto Ahmad Yanuana Samantho.
 Lambang kerajaan Pakuan Pajajaran Anyar (?)
Foto Ahmad Yanuana Samantho.
Nurjanah Lailaasyura nusantara

 

Ginanjar AkilGinanjar Akilwish you there with me, Ahung, Rahayu suasti astu nirmala seda malilang ❤️🌹

 

Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana SamanthoDoa Shalawat pembuka acara oleh Habib Fahmi Zidane ( Mehdy Zidane) Tommy Sawyer, dan Ayah (Jaro…) dari Kanekes (Baduy Dalam ? Banten) sangat menggetarkan qalbu. Syukron ya Habib… Dan Du’a (dunga) Rajah Pamunah diiringi musik  Akustik Bambu Sundadsc_0017(Calempung, Suling, Kacapi), dll by Kang Gola Gzhoulla Barghawazd danGinanjar Akil and Team. Suporting by all Prabu Siliwangi and Pakuan Pajajaran Imperium Lovers, and khususon by Mama Haji Mukawwa Ali, dan alam syahadah wal ghaib.
Mehdy ZidaneMehdy Zidane: ” Sesungguhnya makna tawasul itu mengundang nama2 orang yg disebutkan di dalamnya. Saya sendiri tidak punya arti apa-apa kang, maka itu supaya saya punya arti apa-apa maka selayaknya saya tawasul (mengundang) kehadiran para manusia pembebas kemanusiaan dari kemunafikan dan penindasan. Saya berharap semoga paguyuban urang sunda menjadi wadah yg diridhoi mereka alaihissolatu wassalam. Terutama wa bil khusus untuk Mama, Kang Ahsa, Kang Wawan, dan Kang Syany. Semoga pemikiran mereka yang akan mengembalikan kejayaan negeri pasundan. Amin”
Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana SamanthoAhuung,,, Allahu Akbar, Subhanallah wa hamdulillah.
Suncana Diana PurbasariSuncana Diana PurbasariVery nice overview on Sacred Sunda Music Culture Kang Ahmad Yanuana Samantho Rahayu Sagung Dhumadi _/|\_ Hatur Nuhun
Mehdy ZidaneMehdy ZidaneSemoga Allah menjadi saksi, tadi malam ane seperti menemukan keluarga baru. Dengan semua corak warna penampilan tapi satu spirit yaitu kembali kepada hakikat kemanusiaan, kemanusiaan yg ane maksud bukan humanisme loh, tp lebih dari itu… karena humanisme belum bisa menjawab apapun pada akhirnya, humanisme masih meninggalkan PR besar, tapi kemanusiaan yg ane maksud adalah obat instat sejwnis penisilin bahkan lebih dahsyat, untuk mencegah manusia berubah menjadi setan (illuminati)
Suncana Diana PurbasariSuncana Diana PurbasariBeautiful Kang Mehdy Zidane#ALLHUMANUNITY Ahuung Tatya Ahuung 🙏🏼
Pontjo WidodoPontjo Widodo Pntn wengi teu tiasa ngiringan…Mugi acarana berjalan lancar sesuai target demi Kamaslahatan Umat. Aamiin YRA.
Pontjo WidodoSukses acaranya ya Toy …!?.
Herman W LennonHerman W Lennonnaon sih ieu? kegiatan Alumni nya? teu kabar2 ka sy euy…hehehe
Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana SamanthoAlumni smpn2 1980 yg udah tersedot alam ghaib ruhiyah
Herman W LennonHerman W Lennonhahahaha…di alam dzohir geus teu diaku meureun Toy..jadi lumpat ka alam ghoib.
Ginanjar AkilGinanjar Akilhatur nuhun kang Ahmad Yanuana Samantho, urang tiasa tepung lawung, mugia teras urang ditangtayungan ku nu rahayu, Ahung tatya ahung 🙏
Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana SamanthoPan alam ghaib (spiritual) yg menggeraknya dan menghidupkan alam dzahir kang Herman W Lennon, masa dikau lupa?
Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana SamanthoPontjo Widodoo, insya Allah akan rutin
Pontjo WidodoPontjo WidodoInsha Alloh lain wkt ikutan Toy …

WilmurianWilmurianHeuheuheu sae pisan kang Ahmad Yanuana Samantho, mugia tradisi Sunda tiasa janten nafas kahuripan sadayana….

Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana SamanthoAhuung,,, Allahu Akbar, Subhanallah wa hamdulillah.
Suncana Diana PurbasariSuncana Diana PurbasariVery nice overview on Sacred Sunda Music Culture Kang Ahmad Yanuana Samantho Rahayu Sagung Dhumadi _/|\_ Hatur Nuhun
Suncana Diana PurbasariSuncana Diana PurbasariBeautiful Kang Mehdy Zidane#ALLHUMANUNITY Ahuung Tatya Ahuung 🙏🏼
Pontjo WidodoPontjo WidodoPntn wengi teu tiasa ngiringan…Mugi acarana berjalan lancar sesuai target demi Kamaslahatan Umat. Aamiin YRA.

Pontjo WidodoPontjo WidodoSukses acaranya ya Toy …!?.

Ahmad Yanuana SamanthoAhmad Yanuana SamanthoAlhamdulillah. Pada saat yang sdama siang hari 1 Muharam tahun 1950 Caka Sunda di Masyarakat Adat Sunda Wiuwitan di Cigugur Kuningan, ini laporan Kiriman Kang Tharyana Sastranegara



dan di Suklabumi di Padepokan Giri Tresna Wangi

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300