Mang Kaby membagikan kiriman Eko Budhi Suprasetiawan — bersama Undang A. Darsa dan 18 lainnya.
Rujukan Khalifah Bumi seharusnya Legenda Lutung Kasarung
Cara Komunikasi dan Konsep Khilafah atau Pemimpin yang diusung oleh Hijbut Tahrir ini kurang begitu berhasil karena konsepnya belum benar2 merujuk kepada konsep Khilafah dalam Al Quran. Konsep Khilafah dalam Al Quran tertuang dalam Al Baqarah 30, Al Hijr 26, 27, 28, 29, dan Ali Imron 96. Secara intinya adalah bahwa Adam adalah Lumpur Hitam yang diberi PengeTAHUan ditiupkan Ruh Allah/ Ruh Suci/ Nur Illahi sehingga menjadi Khalifah Bumi yang menjadi Wudia Bibbakata Mubarokah Wahudalilalamin, Wadah Atau Bak yang penuh berkah dan menjadi petunjuk alam semesta.
Di sini saja sudah tergambar konsep Adam Si Lumpur Hitam ini, Warna Hitam adalah merupakan Simbol Pelebur, Penyerap, Cahaya panas matahari yg menyengat bisa diserap dengan warna hitam. hitam juga tempat meleburnya aneka warna menjadi satu kembali, Hitam adalah Simbol Pemersatu, Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda2 tetapi tetap satu juga, makanya Allah menciptakan Baitullah juga untuk semua, untuk seluruh umat manusia yang mau meningstall Operating System Adam si Lumpur Hitam atau Si Panji Hitam atau si Bendera Hitam yang mampu menjadi pemimpin terutama memimpin diri sendiri agar menjadi manusia yang dapat memberikan keberkahan dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam semesta. Itulah konsep Khalifah sesungguhnya dalam Al Quran perjalanan si Budak Hideung Lutung Kasarung yang setelah berbuat kebaikan kepada manusia lainnya memberi keberkahan maka dari tadinya berparas Lutung/ Monyet kemudian berubah menjadi Ksatria Pangeran Yang Tampan Sang Guruminda yang kemudian menikahi Purba Sari dan menjadi Raja. Barangkali inilah Uga Jatigede #KadipatenKapapatenan merupakan Simbol karena Kadipaten mengalir Sungai Cilutung yang karena Panji Hitam / Boeh Larang/ Tajimalela sudah dikibarkan maka Si Lutung Kasarung akan kapapatenan alias hilang rupa dan menjelma menjadi Manusia Yang Meniliki ROH ILLAHI, Roh Adam, Operating System Adam.
Konsep Panji Hitam Sang Pemersatu atau Bahasa Uga Jatigede mah Chi Manuk Marigi Deui, adalah simbol bersatunya elemen bangsa jadi seharusnya Konsep Khalifah itu menjadi Khalifah Bumi yang sifatnya tidak Ekslusif pada satu golongan atau satu agama saja karena Simbol Panji Hitam sebagai pemersatu merupakan Simbol Universal tidak menjadi milik satu agama tertentu. Barangkali karena sesungguhnya semuanya berasal dari Sumber yang sama Tuhan Yang Maha Esa, Bhinneka Tunggal Ika. Sama seperti halnya H2O disebut dalam bahasa Sunda adalah Cai, di Inggris disebut Water dan di Indonesia disebut Air, ironisnya banyak permusuhan terjadi karena Cai tidak mau disebut Water padahal benda yang sama yang secara kimia disebutnya H2O. Kemelekatan pada Istilah kadangkala menjadi Dajal Sang Pengkabur, Mengaburkan Pandangan kita sehingga lupa akan hal pokoknya yaiu H2O = Air = Water = Cai = Tirta hanya beda2 istilah penyebutan saja.
Semoga dengan dibangunnya Bak Jatigede kedepan akan menjadi Bakkah Mubarokah Wahudallilalamin, Tempat atau Wadah atau Wahana atau Bahtera yang penuh berkah dan menjadi petunjuk bagi alam semesta, semuanya disatukan di Chi Manuk, Bak Jatigede Jatidiri, Wawacan Lutung Kasarung, agar kita bisa mentransformasikan diri kita dari sebelumnya Lutung Kasarung/ Monyet yang kesasar menjadi Pangeran Yang Tampan Yang Baik Hati dan Gagah Perkasa Menjadi Juru Selamat Bangsa .
[DEEP.PULSE]
Kegagalan Turki dan Mesir dalam HIFDZUN NAFS atau melindungi nyawa manusia, di mana di Mesir ribuan Muslim dari Ikhwanul Muslimin banyak dihukum di pengadilan, dan di Turki juga sebaliknya Ikhwanul Muslimin dalam satu arah untuk menyeret ribuan Muslim dari jaringan Fethulah Gulen ke pengadilan, mendorong saya untuk membuka satu pertanyaan :
Bagaimana jika NU dan Muhammadiyah menjadi suatu MODEL bagi dunia Islam ? Dengan jaringan pendidikan yang sangat tersebar dan banyak di Indonesia, tidak ada satu organisasipun yang setara NU dan Muhammadiyah ini di dunia Islam, tetapi tetap damai, lemah lembut, manusiawi …
Again despite bahwa NU dan Muhammadiyah adalah SOCIAL ENTERPRISE terbesar di dunia saat ini! Dan jelas berusia lebih tua dari Ikhwanul Muslimin maupun kelompok Islam lain termasuk Hizbu Tahrir.
apakah ini Islam yang sebaliknya mendasarkan pada MAQASHID SYARIAH ?
Komentar
Gerakan yang gülen, Muhammadiyah Dan Nahdlatul ‘ ulama: Pemikiran Islam progresif, filantropi agama dan masyarakat sipil di Turki dan IndonesiaDOI:10.1080/09596410.2014.916124
Greg Barton
pages 287-301
Abstract
Artikel ini terlihat di tiga gerakan Islam, dua (Nahdlatul ‘ ulama (nu) Dan Muhammadiyah) hampir secara eksklusif berisi di dalam indonesia dan ketiga (gülen gerakan, yang dikenal di antara orang-orang yang terkait dengannya sebagai hizmet atau “layanan”) Konsultasi di Turki tapi sekarang global dalam taraf. Gerakan ini adalah islamically terinspirasi dan umumnya digambarkan sebagai gerakan sosial Islam, tapi banyak aktivitas mereka adalah peduli dengan penyediaan layanan sosial, terutama pendidikan, dan semua tiga menjalankan sistem sekolah yang luas. Itu sering insufficiently dipahami bahwa sekolah ini sistem berkomitmen untuk mengajar kurikulum modern di fashion sekuler. Meskipun gerakan ini sangat peduli dengan perkembangan karakter dan promosi, moralitas dan dapat digambarkan sebagai sosial konservatif, mereka pada dasarnya progresif gerakan sosial, mencari untuk masa depan dengan keyakinan dan plural di masyarakat di sekitar mereka dengan sebuah optimisme bahwa pemahaman mereka Islam dapat berkembang dalam masyarakat modern. The Hizmet dan nu bisa berbagi pendekatan sunni tradisional, kuat jiwa dengan sufi sensibility, padahal muhammadiyah adalah terinspirasi oleh modernisme Islam. The Hizmet, dilihat dari Perspektif Indonesia, menggabungkan organisasi modern kompetensi dari muhammadiyah dan spiritualitas dari nu. Semua tiga gerakan berbagi kesamaan dengan gerakan keagamaan filantropis barat berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi.
http://www.tandfonline.com/…/…/10.1080/09596410.2014.916124…
Utjok Buat yang penasaran, ini kajian akademisnya.
Abstract
Ini adalah buku tentang fethullah gülen, sarjana Turki dan pengkhotbah, dan civic gerakan yang dia terinspirasi di Turki dan akhirnya di seluruh dunia. Selama beberapa dekade dari 1960 s, 1970 s dan 1980 s, ia berkhotbah kepada kerumunan besar di masjid dan tempat-tempat umum di seluruh Turki dan menulis ratusan surat kabar kolom, artikel dan buku nilai ide-nya. Secara bertahap, banyak turks dari semua jalan kehidupan menanggapi ide-nya pendidikan, modernisasi, positif hubungan dengan barat dan dialog antar dengan mendirikan Universitas, dormitories preparatory kursus dan sekolah di mana kualitas pendidikan, terutama dalam sains dan teknologi, adalah dengan menopangnya Komitmen untuk cita-cita Islam. Dengan Jatuhnya Uni Soviet, ide dan pelayanan nya proyek menyebar ke mantan Turki-Soviet dan akhirnya kepada negara eropa barat, Amerika Utara, Asia, Afrika, Australia dan negara timur tengah. Hari ini, gülen-terinspirasi gerakan telah lebih dari 1,000 sekolah di 100 negara di 5 benua. Ini adalah gerakan civic berakar dalam islam moderat dan berkomitmen untuk mendidik pemuda, mendorong dan dialog antar international, bahu membahu dalam masyarakat miskin dan berkontribusi untuk perdamaian global. Wawancara berdasarkan data dan kunjungan ke gülen-terinspirasi di Turki dan lembaga di Amerika Serikat, buku ini menjelaskan gerakan dengan penekanan pada struktur dan mekanisme komitmen yang kedua menunjukkan komitmen untuk gerakan serta secara bersamaan membuat komitmen dari gerakan Peserta.




















