Before it became a predominantly Muslim country sometime between the 13th and 16th centuries, Indonesia had a long and rich Hindu history. The evidence exists in the form of numerous ancient temples spread across the islands that together form the country.Among those temples is one called Sukuh, also known as Candi Sukuh.
Sebelum menjadi sebuah negara berpenduduk mayoritas Muslim, antara abad 13 dan 16, Indonesia memiliki sejarah Hindu panjang dan kaya. Bukti-bukti yang ada dalam bentuk berbagai kuil-kuil kuno yang tersebar di pulau-pulau yang bersama-sama membentuk sejarah negeri itu. Di antara kuil-kuil (candi-candi) tersebut adalah salah satu yang disebut Sukuh, juga dikenal sebagai Candi Sukuh.
The temple is located on the main island of Java – between the Central and Eastern parts of the island.
The Candi Sukuh temple.Wikimedia Commons
It was one of the last temples constructed in Indonesia before the country came under the influence of Islam. The temple is significant because of its association with Lord Shiva, Mahabharata and the architecture which resembles that of a Mayan temple.
The reliefs at Sukuh depict Bhima, Arjuna and Lord Ganesha besides numerous motifs related to Shiva worship.
Salah satu candi Itu adalah kuil yang dibangun sebelum negara Indonesia berada di bawah pengaruh Islam. Candi ini signifikan karena hubungannya dengan Dewa Siwa, Mahabharata dan arsitektur yang menyerupai sebuah kuil Maya.
Relief di Candi Sukuh menggambarkan Bhima, Arjuna dan Dewa Ganesha selain banyak motif yang berkaitan dengan pemujaan Siwa.
Sebuah relief yang menggambarkan Arjuna, Ganesha dan Bhima. (Kiri ke kanan.) Wikimedia Commons
Though partially destroyed during the medieval Islamic period of Indonesia, Candi Sukuh continues to be a prominent treasure trove of artefacts dating back to the Hindu times of the island nation.In recent years, many of those artefacts have been removed from the site and shifted to the National Museum of Indonesia. Prominent among those is a 1.82 meter Shiva Lingam.
Meskipun sebagian hancur selama periode abad pertengahan Islam Indonesia, Candi Sukuh terus menjadi harta karun yang menonjol dari artefak dating (Penanggalan usianya) kembali ke zaman Hindu dari bangsa kepulauan tersebut. Pada tahun terakhir, banyak artefak candi terrsebutr telah berpindah dari situs tersebut dan bergeser ke Museum Nasional Indonesia. Yang menonjol di antaranya adalah Shiva lingam yang tingginya 1,82 meter.
The Indonesian government recently launched a restoration exercise of the temple. It was during this drive that some amazingly new artefacts were discovered.
The artefacts include an exquisitely beautiful crystal Shiva lingam hidden inside an ancient pot.
Pemerintah Indonesia baru saja meluncurkan latihan pemulihan candi. Hal Itu didorong oleh beberapa penemuan artefak luar biasa baru-baru ini.
Artefak mencakup kristal lingam Siwa yang sangat indah yang tersembunyi di dalam sebuah pot kuno.
An archaeologist measuring the diameter of the cup in which the Crystal Shiva Lingam is encased.Tempo.co
Seorang arkeolog mengukur diameter cangkir di mana Crystal Shiva Lingam adalah encased.Tempo.co
The lingam is encased in a bronze cup. To the surprise of the archaeologists, the cup had water in it.
“It’s fascinating that the water stored in the bronze was not dry, although it has been stored for many centuries,” said Deny Wahju Hidajat, Head of the Candi Sukuh Restoration Unit.
Lingam terbungkus dalam secangkir perunggu. Yang mengejutkan para arkeolog, di cangkir terdapat air di dalamnya. “Ini sangat menarik bahwa air yang disimpan di perunggu itu tidak kering, meskipun telah disimpan selama berabad-abad,” kata Deny Wahju Hidajat, Kepala Restorasi Satuan Candi Sukuh.
The water in the cup was not dry despite it being centuries old. Here a test to see whether the water is acidic is being conducted.Tempo.co
Air di gelas itu tidak kering meskipun itu telah menjadi tua berabad-abad. Berikut tes untuk melihat apakah keasaman air sedang dilakukan. Tempo.co
The pot in which the lingam was found is one of the many jars carefully hidden beneath a monument inside the temple premises.
Pot di mana lingam itu ditemukan adalah salah satu dari banyak guci tersembunyi secara hati-hati di bawah monumen di dalam bangunan candi.
According to the archaeologists the artefacts date back to the 15th century – a period when Islam was rapidly (and violently) spreading in Java possibly explaining why the pots were hidden.
Menurut arkeolog artefak tersebut bertanggal kembali ke abad ke-15 – periode ketika Islam yang secara cepat (dan keras) tersebar di Jawa, mungkin ini menjelaskan mengapa pot itu tersembunyi.
The water in the bronze cup could be perplexing to the scientific mind but to the locals it is elixir, or Amrit. In fact, a story of the Amrit from the Adi Parwa of the Mahabharata can be found inscribed on one of the walls of Candi Sukuh.
Air di gelas perunggu bisa membingungkan bagi pikiran ilmiah tetapi untuk penduduk setempat itu obat mujarab, atau Amrit. Bahkan, cerita dari Amrit dari Adi Parwa dari Mahabharata dapat ditemukan tertulis pada salah satu dinding Candi Sukuh.
An archaeologist holds a glass antique piece in the office of Archaeological Heritage Preservation Hall at Plaosan.Tempo.co
Seorang arkeolog memegang sepotong benda kaca antik di kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala di Plaosan.
Among other artefacts are jewellery such as bangles. Deny says that the discovery is “one of the biggest from Central Java.”
Di antara artefak lainnya adalah perhiasan seperti gelang. Deny mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan “salah satu yang terbesar dari Jawa Tengah.”
The ancient jars and their contents are currently being stored in the Archaeological Heritage Preservation Hall of Central Java, Prambanan, Klaten.
Guci kuno dan isinya saat ini sedang disimpan di Hall Pelestarian Warisan Arkeologi Jawa Tengah, Prambanan, Klaten.
Source:
