Ini Pakeun Urang Ngertakeun Bumi Lamba

Image may be NSFW.
Clik here to view.

“Ini Pakeun Urang Ngertakeun Bumi Lamba” ( Tugas Manusia ialah harus Ngertakeun Bumi Lamba / Mensejahterakan Alam Semesta )
Rakean Darmasiksa (Sanghyang Siksa Kanda’ang Karesian)

Pesan ini bukanlah anjuran untuk menyenggarakan sebuah upacara, ini adalah kewajiban setiap manusia dalam hidupnya dilahirkan di dunia

Tentu saja setiap upacara bukanlah kehidupan keseharian, tapi ritual apapun ditujukan untuk mengarahkan setiap kita fokus terhadap “pembangkitan rasa” dalam sebuah ritual, melangkahkan hidupnya dari vibrasi pesan yang termuat di dalamnya

Pun bukan untuk diperdebatkan, tapi dijewantahkan dalam kesadaran, dan keteguhan kepribadian kita

Upacara adalah sebuah konsolidasi spiritual, dalam bentuk tekad dan rasa, mengharmoniskan antar sesama dan mengorganisir semangat dalam kebersamaan ruhani dan emosi yang esensial. Atau “Patarema rasa”, tidak memperdebatkan pikiran yang sangat subjektif (keakuan) atau juga sebaiknya tidak dalam perbedaan metodologi

Upacara adalah fondasi strategis bangunan sosial budaya. dimana perjamuan kasih sayang didalamnya akan mempertemukan para pihak yang kemudian diantaranya melahirkan kerja bersama, “Patarema Pancen”

Tidak mudah, bahkan bisa tidak mungkin “Ngertakeun Bumi Lamba”, bila tidak ada keharmonisan spiritualitas, dengan cara pandang yang masih memandang sebelah mata pihak lain, terseret persaingan irrasional dan saling merasa paling hebat

Jadi, penting kita semua saling mendukung dan saling menyempurnakan apa yang berangkat dari dan didasari begitu besar niat dan cita cita mulia didalamnya

Bukan pertanyaan semacam gaya dogmatis yang harus diungkapkan: “apakah dulu yang seperti itu ada?” Tapi lebih penting, mari kita bawa pesan indah masa lalu, untuk menjadi terwujud dimasa kita dan terus lebih baik menuju masa depan

Itulah prinsip dasar “Upacara Ngertakeun Bumi Lamba”, membangun ikatan Kasih Sayang diantara kita, untuk bersama mewujudkan Ngertakeun Bumi Lamba dalam keseharian

Tahun ini: Gunung Tangkuban Parahu, 26 Juni 2016, Pk.08.30 Wib-selesai

SAWELAS ASIH
SUNDA
Siliwangi, Pajajaran

Suncana Diana Purbasari Gidigindi Sunda Kanta Purwadinata RoyRoy Kang Inonk’z Thea A Ruli Bahtiarudin Rakean Radite Rakean Pitara Lalam Wiranatakusumah LQ Hendrawan Rudian Jerman Rudi Rudiana Monoss Pallon Maman Suparman Alfa Ujang Lennon Sudjana Agus Edy Santoso Made Sujana Djapa I Made Wiragunarsa Made Dwija Nurjaya IB Susena Panida Putra Putra Irawan Galih Rakasiwi Dewi Kanti Putu Rahma Dewi Putu Wandi Wiguna Teryl Putu Wawan Sharifin Akil Egii Herdiansafutra M Engkos Engkus Ruswana Ir Sukmadji Indro Tjahyono Eko Sulistyo Elan Biantoro Eka Satari Tesa Eka Maulana Yusuf Giri Tresna Wangi Ketut Giriana Saputra BaktinEndra Kisenda Wiranatakusumah Langkir Manik Wangi Jero Melati Raja Langit Ratu Bumi GusMaha Putra Mahendra Indra Udayana Puskor Hindunesia Bir Kock Sundafa Diningrat Ahmad Yanuana Samantho Rd Dyna Ahmad Sn Per Madhi Ayi Sutedja Friyadi Atmaja Adolf Tapilatu Chinam Marley P Astono Chandra Dana Chaedar Saleh KalenderSunda Mira Yarra Miranda Halimah Wihardja Dudung Rahayat Bamboo Ridwan Fajri Skp Wenda Hermawan Yana Tonggoh Yana Tonggoh Otong Petir Kit Sanada Rasa Awi Retno Surabaya Dani Rusman Daniel Krishnavy Rizal Husein Alvin Baskoro Alphada Satriansa Randi Sinatria Rais Meiguna Subiata Rifky Winbastian Kenz Jordionson Usep Spb Herlambang Widjaja De Jati Amatory Radawana Faisal Decky Iswara Roxane Wiranatakusumah Roedy Wiranatakusumah Jro Gede Tindih Diky Pamanahrasa Arayata Nu Maha Susi Fanny Sofyanda Tanuwidjaja Rida Pranata Sandi Mahendra Uttunggadewa Tavip S Ginting Lentera Nusantara Rusli Keleeng Keleeng Ipank Julyanobathory Yon Suparman Dadan Sasakala Okky Satrio Djati Web Warouw Pius Lustrilanang Asep Kurniawan Asep Shalahudin Al-ayubi Al Item Deni K Sunjaya Gusti Aji Aji Darmaji I Gusti Ketut Puriartha Kadek Agus Ekanata