Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Kehidupan Setelah Kehidupan

$
0
0

Kehidupan setelah kehidupan, itu yang lebih tepat untuk menggambarkan kematian, yakni bahwa setelah kematian adalah kehidupan lain yang dijalani.
Near death experience atau mati suri banyak terjadi namun orang jarang mau menceritakannya karena sering dianggap tidak masuk akal. Pengalaman mati suri menegaskan bahwa kesadaran manusia bukanlah pada tubuh fisiknya, bukan tubuh yang bernyawa, melainkan sebaliknya, nyawa/jiwa/soul yang memiliki suatu tubuh fisik.

Satu catatan menarik adalah dalam banyak kasus mati suri jiwa diminta untuk kembali ke tubuh fisiknya untuk melanjutkan misi hidupnya, dengan kata lain setiap orang memiliki misi unik dalam kehidupan fisiknya yang mesti diselesaikan.

Berikut ini sebuah pengalaman mati suri yang bisa disimak untuk menggambarkan kehidupan yang terus berkesinambungan, hidup abadi setiap jiwa. —

Kehidupan Setelah Kehidupan
Oleh : Alan Bryson

Fenomena NDE baru-baru ini telah mendapat perhatian publik yang sangat luas. Ini adalah dampak langsung dari penerbitan buku karangan Dr Raymond Moody yang telah menjadi international best-seller, “LIFE AFTER LIFE”. Ketika menjadi mahasiswa pascasarjana, Moody mendengarkan pengalaman tentang seorang dokter yang telah dinyatakan meninggal akibat pneumonia dan kemudian hidup kembali. Dokter tersebut menceritakan tentang dirinya yang keluar dari tubuh pada saat kematian tersebut, dan berada di suatu alam cahaya yang memancarkan kasih, dan menyaksikan review kehidupannya. Beberapa waktu kemudian salah satu siswa Moody sendiri menyebutkan bahwa ia telah hidup kembali setelah pengalaman mati surinya. Moody memintanya untuk menggambarkan pengalaman tersebut dan terkejut bahwa cerita pemuda itu sangat mirip dengan pengalaman yang terjadi pada dokter sebelumnya. Ini adalah percikan yang memicu minat Moody pada penenlitian NDE, sebuah istilah yang dipakai pada buku “LIFE AFTER LIFE”. Setelah itu ia mulai menyusun studi kasus orang-orang yang telah mati secara klinis dan kemudian “hidup kembali”.

“LIFE AFTER LIFE” ditulis setelah Moody mewawancarai lebih dari seratus orang-orang yang mengalami NDE. Meskipun tidak ada dua orang melaporkan pengalaman di mana sepenuhnya identik, ada unsur-unsur tertentu yang umum terjadi. Moody mengidentifikasi elemen-elemen ini yang merupakan “inti” dari pengalaman NDE. Uraian NDE berikut ini didasarkan pada “inti” pengalaman yang diidentifikasi oleh Moody dan dikonfirmasi oleh beberapa peneliti di bidang ini.

Seorang korban kecelakaan diantarkan ke ruang gawat darurat setelah terjadinya kecelakaan mobil. Dia telah kehilangan banyak darah dan mengalami sakit yang parah. Pada suatu titik ia telah kehilangan kesadaran. Tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya. Dia mulai menyaksikan dokter dan perawat yang bekerja dengan panik pada tubuh seseorang di meja operasi. Kemudian terjadi kebingungan saat dia menyadari bahwa dia melihat sendiri tubuhnya yang tampaknya tak bernyawa. Dia berada di luar tubuh fisiknya di suatu tempat dekat langit-langit di atas kamar gawat darurat. Dia mencoba berteriak, tapi tidak ada yang yang mendengarkannya. Dia kemudian mengamati seorang dokter berteriak pada seorang perawat yang telah memberikan obat yang salah padanya. Dokter itu kemudian menjadi sangat marah ketika perawat tersebut menjatuhkan sebuah wadah steril ke lantai.

Pada titik ini ia mendengar suara dering keras dan dibawa melalui sebuah terowongan yang gelap. Di kejauhan ia melihat sebuah sumber cahaya yang dengan cepat mendekat pada dirinya. Dia kemudian menemukan dirinya berada dalam suatu dunia cahaya. Yang indah tak terlukiskan. Rasa cinta dan sukacita yang meliputi segala sesuatu. Dia tidak lagi merasakan sakit. Dia berusaha untuk menemukan sumber cahaya tersebut, tapi tidak bisa. Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang. Dia berada di hadapan seorang Makhluk Cahaya.

Yang kemudian terjadi adalah lebih seperti pertukaran pikiran daripada kata-kata, ia diberitahu oleh makhluk cahaya tersebut bahwa hidupnya adalah sangat bernilai. Berbagai tahapan dalam hidupnya dengan jelas digambarkan dihadapannya untuk direview. Dia mengevaluasi hidupnya sendiri, tidak dihakimi oleh Makhluk Cahaya tersebut, namun semua emosi dan tujuannya sangat jelas bagi Makhluk Cahaya – tidak ada rahasia apapun di hadapan-Nya.

Ia kemudian menyadari kehadiran makhluk-makhluk lain dan mengenali orang-orang yang dicintainya dan sahabat-sahabatnya yang sebelumnya telah meninggal. Meskipun ia tidak lagi memiliki tubuh fisik, ia memiliki identitas rohani yang unik dan mampu untuk melihat pemandangan, pikiran, suara, dll. Sebuah warna khusus yang bersinar terang muncul di lingkungan barunya. Meskipun terdapat intensitas cahaya yang kuat, namun cahaya ini tidak sedikitpun menyakitkan matanya.

Pada suatu titik Makhluk Cahaya atau orang yang dicintai tersebut menginformasikan kepadanya bahwa waktunya di Bumi masih belum selesai dan dia harus kembali ke dunia fisik. Dia mengungkapkan keinginan untuk tetap berada dalam keberadaan cahaya ini, tapi dalam sekejap ia menemukan dirinya kembali dalam badan jasmani.

Kemudian dia mencoba berbicara dengan seorang perawat mengenai pengalaman tersebut. Perawat itu mengatakan padanya bahwa itu mungkin karena obat-obatan yang telah dia berikan. Dia juga mencoba berbicara dengan dokter, yang mengatakan bahwa mungkin dia hanya mengalami halusinasi. Ketika ia membicarakan pengalamannya kepada para keluarga dia bisa merasakan bahwa mereka merasa tidak nyaman. Mereka malah merasa prihatin tentang kewarasannya. Setelah itu ia memutuskan untuk tidak berbicara lagi tentang pengalamannya tersebut.

Pengalaman tersebut, bagaimanapun, telah memiliki dampak yang mendalam pada dirinya. Sekarang ia telah berubah secara spiritual. Sebelumnya dia aktif di gereja dan telah memegang kepercayaan terhadap denominasi yang dianggap menjadi satu-satunya jalan yang benar. Sekarang dia tidak lagi menjalani “agama” dalam arti dogmatis, melainkan ia telah menjadi spiritual. Dia menyadari bahwa banyak aspek dari agama yang dulunya dianggap penting adalah lebih banyak yang dibesar besarkan. Walaupun ia menikmati lingkungan fisiknya, ia menempatkan nilai yang kecil pada kemelekatan harta benda. Cinta dan kasih sayangnya terhadap sesama manusia adalah harta yang sekarang ia perhatikan. Dari review hidupnya dia menyadari bahwa ini adalah inti agama yang benar. Ia juga mengakui pentingnya arti belajar dan membawa kegembiraan. Dan yang terakhir, dia tidak lagi takut pada kematian, ia memandang tubuh seperti baju yang ia kenakan. Dia tahu bahwa setelah kematian fisik-Nya dia akan berpindah ke alam lain yang jauh lebih indah.

Selama dua puluh tahun lebih Dr. Moody telah mewawancarai ribuan orang yang telah memiliki pengalaman serupa dengan uraian di atas. Ia telah menulis tiga buku sukses dan sangat menghibur tentang subjek ini: “LIFE AFTER LIFE”, “REFLECTION ON LIFE AFTER LIFE”, dan “THE LIGHT BEYOND”.

Pada tahun 1980 Dr Kenneth Ring menerbitkan “LIFE AT DEATH: Sebuah Investigasi Ilmiah tentang Near-Death Experience”. Dr Ring menemukan metode pertanyaan bagi orang-orang yang mengalami NDE dan menyusun analisis statistik dari 102 wawancara terhadap orang-orang tersebut. Dia, seperti halnya Raymond Moody, menemukan proses NDE secara alamiah adalah sangat positif , selain itu, ia menemukan bahwa NDE tidak tergantung pada keyakinan keagamaan. Dr Ring mengakui bahwa penelitiannya dengan ribuan orang yang telah mengalami NDE telah mengubah hidupnya. Seperti dikatakan :

“Mempelajari NDE telah membuat saya percaya. Jika Anda meneliti pengalaman mereka, pengalaman tersebut mendasari hakikat dari banyak ajaran agama-agama besar di dunia. Apa pesan dasar yang diberikan oleh orang-orang yang telah mengalami NDE? Pengetahuan dan cinta adalah hal paling penting. Dalam hal ini agama formal telah menambahkannya dengan semua dogma dan doktrin. “Mempelajari NDE juga telah merubah pandangan saya tentang kehidupan setelah kematian. Pada kenyataannya, saya tidak pernah menggunakan frase lagi. Sebaliknya, saya berpikir bahwa yang ada hanyalah kehidupan. Ketika tubuh tidak berfungsi lagi, roh akan pergi dan terus hidup . “

Sebuah organisasi survey yang sangat dihormati Gallup Poll telah melakukan survei selama delapan belas bulan tentang kehidupan setelah kematian yang menggunakan metode sampling ketat dan statistik prosedur. Hasil tersebut diterbitkan oleh George Gallup, Jr pada tahun 1980 di bawah judul, “Perjalanan menuju Kekekalan”. Gallup menemukan bahwa lebih dari 8 juta orang di Amerika serikat memiliki pengalaman NDE. Tanpa diragukan lagi temuannya ini telah membentuk NDE sebagai sebuah fenomena yang telah diverifikasi, layak dipelajari dan dipertimbangan.

Tabel berikut ini adalah didasarkan pada analisis statistik Gallup terhadap orang-orang yang melaporkan telah memiliki NDE:

ELEMEN-ELEMEN :

Keluar dari tubuh 26%

Persepsi visual yang jelas dan akurat 23%

Terdengar bunyi atau suara 17%

Perasaan damai, tidak menyakitkan 32%

Fenomena cahaya 14%

Review kehidupan 32%

Berada di dunia lain 32%

Bertemu makhluk lain 23%

Pengalaman terowongan 9%

Memperoleh pengetahuan 6%

Apakah NDE ini membuktikan adanya akhirat? Itu jelas tidak dalam arti subjektif, yaitu jika seseorang secara pribadi memiliki pengalaman seperti itu, ia mungkin cenderung untuk menerima NDE sebagai bukti kehidupan setelah kematian. Bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman seperti itu, keberadaan kehidupan setelah kematian pada akhirnya tetap menjadi pertanyaan terhadap iman. Itulah yang dikatakan, jika Anda memiliki kesempatan untuk mendengarkan dari tangan pertama dari seseorang yang telah memiliki NDE, itu adalah pengalaman yang sangat mencekam. Contohnya, bayangkan bahwa Anda tidak yakin tentang keberadaan cinta, karena belum dibuktikan secara ilmiah. Kemudian Anda diberi kesempatan untuk melihat secara mendalam ke dalam mata seorang ibu saat menggendong anaknya yang baru lahir untuk pertama kalinya. Ini mungkin bukti yang tidak konklusif bagi Anda, tetapi Anda mungkin cenderung percaya pada cinta. Saya berpikir tentang NDE seperti itu, itu bukan bukti, tapi saya cenderung untuk menerimanya sebagai isyarat dari hal-hal yang akan datang.

Kemudian ada banyak kasus-kasus individu dikonfirmasi yang telah secara akurat melaporkan kejadian-kejadian yang terjadi di ruang perawatan selama waktu “kematian” mereka, yaitu tanpa tanda-tanda vital. Bahkan seorang pasien yang buta sejak lahir telah menjelaskan kepada mereka tentang warna dasi yang dikenakan oleh seorang dokter yang menanganinya. Ini agak sulit untuk menyangkalnya. Namun, tak seorang pun boleh menyalahkan orang-orang yang memiliki tingkat skeptis yang sehat. Itu hanya menjadi suatu masalah ketika seseorang berpikir bias.

Tidak mengherankan bahwa NDE tampaknya mengancam orang-orang yang memiliki sistem kepercayaan yang tidak dapat menerima fenomena seperti ini. Elisabeth Kubler-Ross, MD menulisnya dalam kata pengantar untuk “LIFE AFTER LIFE” bahwa Dr. Moody harus memperhitungkan adanya kritik dari dua kelompok: kelompok agama dan komunitas ilmiah .

Jelas, bagi seseorang yang hidupnya bergantung pada bimbingan pada umat untuk selalu berada dalam ketaatan dan melakukan berbagai upacara dan ritual yang hanya menjanjikan keselamatan kepada mereka yang yang mempraktikannya, mungkin juga akan merasa terancam oleh penelitian yang menunjukkan bahwa Tuhan adalah jauh lebih murah hati dan penuh kasih sayang daripada yang mereka telah khotbahkan. Namun, saya akan meminta mereka untuk mempertimbangkan cinta yang hampir tak terbatas dari seorang ibu pada anaknya. Bukankah Tuhan memiliki kemampuan untuk mengasihi jauh lebih besar daripada makhluk-makhluk-Nya?

Di ujung lain dari spektrum ini adalah para ilmuwan yang tidak dapat menerima bahwa Yang Mahatinggi menciptakan dan memelihara alam semesta. Mungkin gambaran Tuhan yang mereka temui di masa muda mereka telah mencegah mereka dari menerima gagasan tentang adanya Yang Mahatinggi. Terlepas, keberadaan dari jiwa tidak mempunyai tempat dalam pola pikir mereka. Karena adanya jiwa atau NDE masih sulit dimengerti, mungkin bahkan mustahil, untuk diukur, ilmu Barat menganggapnya tidak layak untuk menjadi pertimbangan serius.

Viktor E. Frankl, MD, pengarang terkenal, psikoanalis dan korban kamp konsentrasi Nazi, mempelajari dalam cara yang dramatis bahwa manusia memang memiliki jiwa. Dalam bukunya luar biasa, “The Doctor & The Soul” kita membaca:

“Freud pernah mengatakan:” Coba kumpulkan sejumlah manusia yang sangat kuat perbedaaannya untuk mengalami kelaparan yang sama. Dengan meningkatnya kebutuhan pangan yang imperatif, semua perbedaan individu akan dihapuskan, dan, di tempat mereka, kita akan melihat ekspresi yang seragam dari satu naluri ketidakpuasan. ” Tapi di kamp-kamp konsentrasi kita menyaksikan sebaliknya, kita melihat bagaimana, kita dihadapkan pada situasi yang sama, tetapi di satu pihak orang menjadi putus asa sementara yang lainnya mencapai kesucian secara virtual. “2

Hal ini mendorong pertanyaan lama, “Jika ada Tuhan yang maha kuasa, bagaimana mungkin ia membiarkan penderitaan semacam itu?” Meskipun ini pertanyaan yang sangat menarik, jawaban yang sesuai akan berada di luar tema buku ini. Namun demikian, adalah menarik untuk membaca apa kata Frankl, seseorang yang menderita melalui mimpi buruk tertinggi, yang menulis tentang pengalamannya:

“… Ia sendiri tidak mengerti bagaimana ia mampu bertahan di penjara. Selanjutnya ia menikmati perasaan berharga bahwa setelah semua yang telah dialami dan dideritanya, tidak ada lagi yang tersisa di dunia yang dia takuti … banyak kebaikan yang orang pelajari di kamp konsentrasi, dan sebagai hasil dari kamp konsentrasi, untuk percaya kepada Tuhan lagi. “

Dengan demikian kita melihat bahwa banyak dari mereka yang telah benar-benar menderita tidak menyalahkan Tuhan atas penderitaan mereka. Mereka menyadari batas-batas tubuh fisik mereka dan kekuatan jiwa yang abadi. Dalam masa-masa sulit jiwa menemukan jalan kembali kepada Tuhan. Bagaimana bisa hal seperti itu muncul di kamp konsentrasi? Menurut Frankl:

“Saya menjadi terbiasa dengan tahap terakhir di kamp konsentrasi kedua, Auschwitz. Kamar-kamar gas di Auschwitz adalah konsekuensi akhir dari teori bahwa manusia tidak lain adalah hasil dari keturunan dan lingkungan – atau, seperti tentara Nazi lebih suka mengatakan dari “Darah dan Tanah.” Saya benar-benar yakin bahwa kamar gas di Auschwitz, Treblinka, dan Maidanek itu bukan disiapkan oleh beberapa Departemen atau lainnya di Berlin, melainkan disiapkan di meja dan di ruang kuliah dari para ilmuwan nihilistik dan para filsuf. “

Ini tidak boleh diartikan sebagai kecaman kepada ilmuwan, yang menyatakan, bahwa pengetahuan adalah metode sistematis tentang alam dan lingkungan fisik. Sejarah telah menunjukkan, bagaimanapun, bahwa ilmu pengetahuan tanpa moral dan etika yang sama berbahayanya seperti agama yang menentang pengetahuan dan setiap alasan. Saya mempertahankan bahwa kedua kelompok ini, agamawan dan ilmuwan, bisa mendapatkan banyak hal dengan merenungkan pesan yang ditawarkan kepada kita oleh mereka yang telah memiliki NDE.

[https://henkykuntarto.wordpress.com/…/kehidupan-setelah-ke…/]

“Ini film tentang Near Death Eksperience (NDE). Silahkan disimak dan ambil hikmahnya” (AYS)

 

Silahkan untuk share …((( heart emotikon )))…

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300