Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Bagaimana Menguji Kualitas Hidup Manusia ?

$
0
0

Bagaimana Menguji Kualitas Hidup Manusia ?

by. Prof.Dr. Seyyed Movid Hoseini Kouhsari

October 7, 2013 at 5:22pm

Akal dan pemikiran merupakan sarana dan media yang paling fundamental dalam menciptakan kehidupan dan kehormatannya bagi induvidu dan masarakat

Al-Quran menilai sangat penting peran akal dan pemikiran dalam kehidupan, bahkan dikatakan bahwa manusia yang paling buruk adalah yang tidak menfungsikan anugerah Tuhan ini,

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِندَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling keji di sisi Allah ialah; orang-orang yang tuli dan bisu yaitu mereka yang tidak berakal” (Al-Anfal 22).

Sesungguhnya paling buruknya mahkluk disisi Allah adalah mereka yang tuli dan bisu yaitu yang tidak berakal, tidak memahami sesuatu, dan tidak memiliki kemampuan mencerna dan menjelaskan apa yang ada didalam benaknya,

Allah swt mediskripsikan mereka yang tidak berakal, adalah sebagai makhluk yang keji dan buruk, demikian ini adalah fenomena dari kausalitas-Nya yang tidak dapat diingkari.

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ

Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. (Yunus 100)

Al-Quran dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa tingkatan keimanan bergantung kepada akal, karenanya ia membeberkan kepada manusia agar lebih memahami pentingnya berakal dan berfikir.

Di dalam ayat yang lain manusia didiskripsikan sebagai wujud yang hilang kemanusiaannya  bahkan lebih rendah dan hina dari binatang melata

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A’raf 179)

Berfikir selama satu jam didalam hadis digambarkan keutamaannya sebagaimana ibadah selama tujuh puluh tahun

Dengan demikian bila mana manusia ingin menjadi sosok beriman, yang jauh terhindar dari sifat keji dan keluar dari kategori manusia yang lebih hina dari binatang-binatang melata, tidak ada jalan lain kecuali harus menjadi manusia yang menfungsikan akalnya, namun tanpa ilmu dan pengetahuan mustahil manusia bisa berakal

وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”. (Al-Ankabut 43)

Menguji diri harus dilakukan oleh seseorang dengan mengetahui seberapa besar ilmu pengetahuan, pemikiran dan akalnya, maka sebesar itu pula kualitas kehidupannya, begitu juga imannya dan sebatas itu juga kadar nilai taklif yang diamalkan.

Jangan lupa bahwa manusia bertangjung jawab untuk melaksanakan taklif dengan yang lebih baik bukan lebih banyak, beramal lebih baik yaitu aktif sebaik-baiknya, sesuai dengan prioritas dan berkualitas, ini semua adalah konsekwensi dari hasil berfikir dan berakal, tanpa berfikir umur manusia tidak akan terarah, akan menjadi permainan orang lain dan merugi, dengan demikian jelas bahwa manusia berada dalam kebodohan yang kwadrat.

Sumber :

https://www.facebook.com/notes/seyed-mofid-hoseini-kouhsari/bagaimana-menguji-kualitas-hidup-manusia-/1414538768774432



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300