Setahun lebih yang lalu saya posting tentang penemuan banyak tengkorak berkepala panjang lonjong (elongated skulls) di Peru oleh Brian Foerster.
Saat ini Brian tiba pada hipotesa bahwa mahluk ini bukan manusia (homo sapiens sapiens), namun adalah Homo Capensis, yang memiliki kecerdasan lebih daripada Manusia karena memiliki volume dan proporsi otak lebih tinggi daripada Manusia. Tubuh mereka juga lebih tinggi daripada Manusia, yakni sekitar 40% – 100% lebih tinggi.
Ia juga mengatakan bahwa masa kejayaan bangsa mereka adalah pada zaman es dan masih dominan secara sosial politik hingga zaman Nabi Musa.
Dalam Alkitab disebutkan bahwa bangsa mereka (bangsa “raksasa”) mengalami penurunan jumlah secara signifikan setelah banyak tenggelam pada zaman Nabi Nuh. Sedangkan dalam Al Quran disebutkan adanya kaum kaum “sebelumnya” yang dimusnahkan karena melakukan ‘kerusakan di muka bumi’.
Dalam banyak keyakinan, bangsa raksasa banyak dibahas. Bangsa raksasa dan yaksa ini bervariasi tergantung zaman. Di Jawa Barat pernah ada bangsa Badawang, bentuknya mirip ondel-ondel, namun bangsa raksasa yang berbeda dari yang disebutkan di atas. Keyakinan tradisional di Bali lebih kaya lagi akan keberadaan kaum raksasa ini.
Mereka, disebutkan peneliti di atas, karena memiliki intelegensia yang lebih tinggi daripada Manusia, selama berabad abad telah menjadi pengendali dan pengatur manusia.
—
Karen Hudes, seorang pejabat di World Bank yang masih aktif hingga saat ini, percaya bahwa sisa sisa keturunan bangsa mereka masih ada hingga saat ini yang hidup sebagai suatu “secret society” dan mengendalikan sistem perbankan dan keuangan dunia, dengan memanfaatkan manusia manusia yang mudah dipengaruhi, dan bertanggungjawab atas terjadinya korupsi yang massive di Bank Dunia saat ini, juga atas banyak tragedi kemanusiaan di dunia.
Selain itu juga terhadap upaya degradasi kualitas dan kuantitas manusia melalui penyebaran racun seperti pupuk kimia, vaksin, chemtrail, obat obatan farmasi serta propaganda dan adu domba melalui perangkat dogma.
Jumlah mereka tidak banyak karena mereka, masih menurut Karen, bukan bangsa yang fertil untuk menghasilkan keturunan, termasuk keturunan dari hasil perkawinan dengan bangsa manusia. Karen dan Brian memiliki banyak kesepakatan ide dalam hal ini.
Mereka adalah sisa sisa dari bangsa yang pernah memimpin dunia di Mesir. Firaun, yang juga berkepala lonjong, juga istrinya: Nefertiti, juga bagian dari bangsa mereka yang saat itu berusaha menjajah bangsa Bani Israil diantaranya melalui berbagai doktrin dan propaganda.
Dalam acara “sarasehan santai” di Bandung beberapa bulan yang lalu, Dr. Andang Bachtiar dan Dr. Danny Hilman Natawidjaja juga mengemukakan hipotesa bahwa, termasuk kaitannya dengan gunung Padang dan beberapa situs lain di Indonesia, pada berbagai zaman di muka bumi ini telah banyak menetap berbagai bangsa yang memiliki peradaban sangat tinggi lebih daripada peradaban zaman sekarang, yang profil fisiknya berbeda dengan manusia.
***

LINK TERKAIT:
http://www.greenenergyinvestors.com/index.php?showtopic=18891
http://humansarefree.com/2015/06/the-federal-reserve-cartel-rothschild.html?m=0
Comments







