Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Jangan Lupakan Sejarah! Konspirasi Menuju Disintegrasi Bangsa…?

$
0
0

 Jangan Lupakan Sejarah: Dari Pemberontakan PRRI/Permesta, Konflik Tolikara hingga Parade Tauhid Indonesia

Konspirasi Menuju Disintegrasi Bangsa…??

Quito Riantori

AS dan sekutunya punya kepentingan untuk mengendalikan pemerintahan Indonesia. Sejarah telah membuktikannya. Setiap kali rezim pemerintah RI tak mau tunduk terhadap kepentingan dan kemauan politik Paman Sam, maka dipastikan akan terjadi kerusuhan sosial di Indonesia. Kita bisa mengungkap kembali faktanya.

Pertama, Era 1950an. Pemberontakan PRRI/Permesta. Pemberontakan ini didalangi oleh Amerika Serikat. Bahkan tentara AS terlibat langsung di dalamnya. Terbukti dengan tertangkapnya seorang pilot AU AS, di Morotai, Maluku.

AS berkepentingan menjatuhkan rezim Soekarno. Karena pemerintahan RI berkiblat kepada poros Peking-Moskow yang berhaluan komunis/sosialis. Tragisnya pemberontakan tsb diprakarsai oleh partai Islam, Masyumi. Di dalamnya banyak terlibat tokoh-tokoh muslim modernis.

Kedua, G30S/PKI tahun 1965. Banyak catatan sejarah yang membuktikan keterlibatan intelijen AS, CIA, pada peristiwa Gerakan 30 September, G30S/PKI. CIA bekerjasama dengan segelintir perwira TNI AD. Mereka berhasil menghancurkan 3 kekuatan RI sekaligus. Yakni loyalis Perwira TNI AD, Pemimpin, kader dan anggota parpol PKI, serta Presiden Soekarno dan pendukungnya. Setelah itu AS menjadi penguasa sebenarnya atas negeri tercinta ini. Rezim Orba hanyalah boneka AS. Tak lebih dari itu. Selama 32 tahun kekayaan Indonesia disedot dan dirampas oleh AS. Tragisnya mayoritas alim ulama Indonesia dan ormas Islam tradisional tak menyadari akan hal ini. Mereka justru menjadi alat provokator CIA dan rezim Orba untuk menghancurkan komponen bangsa lainnya. Terjadilah penculikan, pembantaian, dan pembunuhan terhadap anggota PKI.

Sebenarnya secara tak langsung peristiwa di atas terjadi karena kebijakan Presiden Soekarno sendiri pada awal kemerdekaan RI. Tepatnya pada saat perundingan KMB 1949. Delegasi Indonesia bersedia menyepakati pasal yang sangat berbahaya. Yakni memasukkan mantan perwira tentara kolonial Belanda, KNIL, ke dalam tubuh perwira TRI. Sedangkan sebagian tentara TRI yang sudah terbukti loyal terhadap negara, justru mengalami proses rasionalisasi. Artinya terjadi demiliterisasi sebagian anggota TRI. Akhirnya terjadilah G30S/PKI dan Supersemar. Senjata makan tuan. Revolusi memakan anak kandungnya sendiri. Bahkan menelan korban orang tua kandungnya sendiri. Cerita Joko Tingkir menyingkirkan Sultan Trenggono kembali terjadi dalam pentas sejarah Indonesia modern.

Ketiga, Kerusuhan Mei 1998. Gerakan demonstrasi yang diprakarsai oleh para mahasiswa ini berhasil melengserkan Presiden Soeharto. Ditengarai CIA juga terlibat dalam peristiwa ini. Karena arah suksesi kepemimpinan nasional, tak sesuai dengan keinginan Paman Sam. Oleh karena itu Presiden Soeharto serta penggantinya harus merasakan akibatnya.

Awal kerusuhan Mei 1998 terjadi di universitas Trisakti, Jakarta. Aparat TNI menembak mati beberapa mahasiswa. Sesaat kemudian terjadilah penjarahan oleh massa. Provokasi anti pribumi dan anti China dihembuskan oleh mulut-mulut setan yang haus kekuasaan. Orang pintar juga tahu siapa setan yang dimaksud. Dialah dalang kerusuhan Mei 1998. Seseorang yang sangat berambisi ingin menjadi Presiden RI. Namun tak pernah tercapai hingga kini. Dia sebenarnya hanya boneka yang dikendalikan intelijen AS, CIA.

Keempat, Kerusuhan SARA di Maluku dan Palu. Peristiwa ini terjadi pada tahun 2004. Sesaat setelah SBY dan MJK menjabat sebagai presiden dan wapres RI. Konflik SARA ini juga buatan CIA. Guna menekan rezim SBY agar tunduk terhadap kemauan pemerintah Paman Sam dan Zionisme internasional. Faktanya konflik pun berhenti setelah rezim SBY melakukan MOU dengan perusahaan multinasional asal AS yang menanamkan modalnya dan mengeruk kekayaan alam Indonesia. Leluasalah mereka kembali merampas emas, minyak bumi, dan SDA lainnya. Kita semua tahu akan hal ini.

Kelima, konflik Tolikara. Kerusuhan ini juga rekayasa CIA. Demi menekan rezim Jokowi agar mau tunduk kepada kepentingan Barat dan AS. Untuk menegur pemerintahan Jokowi yang mulai bermesraan dengan RRC, Rusia dan Iran. Ini peringatan pertama. Peringatan kedua, segera menyusul.

Apa skenarionya..? Parade Tauhid Indonesia banyak disusupi agen takfiri. Sudah jelas arahnya. Yakni ingin menciptakan kebencian etnis dan agama. Memfitnah kaum nasrani yang cinta damai. Memfitnah Syiah yang berhaluan madzab cinta dan rahmatan lil alamin. Tampaknya skenario ini juga akan gagal. Jokowi cukup cerdas. Dan tetap tak mau bergeming. Tak mau tunduk kepada arogansi Paman Sam. Benar-benar si kerempeng yang bermental jenderal.

Inikah yang namanya merdeka…? Inikah yang namanya negara yang bermartabat dan berdaulat…? Salah siapakah ini…?

Ini jelaslah salah para penguasa, calon penguasa yang haus kekuasaan dan ingin menumpuk kekayaan pribadinya. Kedzaliman dan penjajahan terjadi di negeri muslim karena ulamanya takut mati dan cinta dunia. Namun ini juga kesalahan seluruh rakyat Indonesia. Mengapa demikian…?

Karena kita hanya pandai berkoar-koar. Hanya lantang meneriakkan yel merdeka, reformasi, bermartabat, berdaulat atau berdikari. Namun tak siap menanggung konsekuensinya. Kita tak siap diembargo. Kita tak siap dikucilkan oleh dunia internasional. Tak siap menjalani hidup susah sepanjang tahun. Tak siap hidup miskin dan sederhana selama puluhan tahun. Kita benar-benar lemah dan cengeng…! Tak setegar rakyat Iran dan Korea Utara…!

Mana mungkin bisa tahan lapar, jika badannya tambah tambun. Para pimpinan politisi oposan sebagian berusia muda, namun perutnya tambah buncit saja. Si kerempeng yang menerapkan pola hidup sederhana malah di caci maki. Pelakunya justru para habaib, ustadz, dan kiyai yang cinta dunia saat ini. Apakah aksi ini jujur bertolak dari hati nurani kalian…?? Lantas, dimana kejujuran dan keberanian kalian terhadap kedzaliman rezim Orba selama 32 tahun?

Apakah dosa dan kedzaliman si Kerempeng yang baru berkuasa setahun ini lebih besar dari Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun…?? Mana tulisan kritis kalian terhadap rezim Soeharto…? Mana aksi people power kalian pada tahun 1998…? Dimana jutaan massa kalian…? Mengapa tak berdemo di Senayan bergabung dengan mahasiswa pada tahun 1998..? Di mana kalian saat itu…? Kalian tak berani menunjukkan batang hidungnya. Tak ada orasi dari kalian untuk menentang thagut di gedung DPR/MPR. Inikah namanya laskar mujahidin…?? Hanya teman-teman mahasiswa yang turun berdemonstrasi ke jalan hingga mengepung gedung DPR/MPR. Kalian tak ada disana saat itu. Justru kalian mencemooh kalangan demonstran saat itu. Padahal kini kalian yang menikmati hasil reformasi. Kami hanya menjadi tulang berserakan yang tak berarti.

Antar komponen bangsa saling sikut. Saling tendang. Saling melaknat dan mengumpat. Saling memfitnah. Dan akhirnya menghalalkan pembantaian dan pembunuhan.

Mayoritas justru menindas minoritas. Memfitnah PKI. Memfitnah non pribumi. memfitnah etnis China. Memfitnah Syiah sesat dan halal darahnya…! Memfitnah kaum Nasrani. Memfitnah kaum minoritas lainnya. Demi tegaknya Tauhid…?! Demi ukhuwah Islamiyah…? Demi silaturahim dan halal-bihalal….? Demi memperingati kemerdekaan Republik…? Namun penuh fitnah dan provokasi di dalamnya. Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun…

Kalian justru melupakan musuh sejatimu. Yakni setan besar Amerika Serikat dan Zionis Yahudi. Batang hidung kalian tak tampak pada hari al Quds. Kemana massa kalian yang anti Zionis, pada hari pembebasan Palestina….? Kalian tak sudi bergandengan tangan dan merapatkan barisan demi menghancurkan musuh. Ketidakpedulian kalian terhadap ketertindasan rakyat Palestina adalah kemenangan propaganda Israel dan setan besar Amerika.

Menuju Skenario Ketiga

Kita sebagai umat dan komponen bangsa harus cerdas membaca strategi musuh. Tetap menjaga persatuan nasional. Menghilangkan sentimen perbedaan suku, ras, dan agama. Meredam perbedaan madzab. Pihak minoritas Takfiri jelas tak sudi akan hal ini. Tapi, ingatlah..! Mayoritas umat dan bangsa ini cinta damai dan persatuan. Bangsa kita memanglah multi kultur. Namun bukan berarti mudah untuk dipecah-belah. Sangat berbeda dengan kondisi bangsa Timur Tengah yang mono kultur. Namun mereka mudah terprovokasi oleh isu perbedaan madzab. Seruan fitnah dan perpecahan yang dihembuskan oleh kaum Takfiri saat ini di Indonesia tak akan berhasil.

Intelijen Amerika tentunya segera merancang skenario ketiga. Yakni menciptakan krisis moneter dan krisis ekonomi. Dimulai dari menekan rupiah sehingga mata uang dollar Amerika terus naik meroket. Kemudian mereka menciptakan demonstrasi mahasiswa, dan menciptakan kerusuhan sosial. Jika skenario ini juga gagal, maka CIA menerapkan senjata pamungkasnya. Yakni memprovokasi segelintir elit perwira TNI yang haus kekuasaan agar mau melakukan kudeta militer.

CIA ingin mengulang kesuksesannya di Mesir melalui strategi kudeta militer. Yakni menyetir Jenderal Abdel Fattah as Sisi untuk melakukan kudeta terhadap Presiden Mohammed Morsi yang berhaluan Islam fundamentalis. Rupanya CIA belum menemukan bahan bakar bonekanya di dalam tubuh TNI. Kalaupun ada, namun wayang tersebut sudah lama pensiun dari TNI.

Inilah medan tempur dan jalan peperangannya. Kita benar-benar bertaruh dan berharap banyak dengan kecerdasan dan ketangguhan rezim Jokowi untuk mematahkan skenario busuk tersebut. Ada secercah harapan. Rupiah masih kokoh bertahan dari gempuran kenaikan dollar. Mutasi, promosi dan penguatan doktrin kebangsaan di jajaran perwira tinggi TNI yang sangat loyal terhadap negara juga wajib ditingkatkan. Bila perlu mengarah kepada terbentuknya jiwa perwira TNI yang ultra nasionalis…! Rezim Jokowi benar-benar bekerja keras menahan serangan dari 2 arah yang mematikan ini.

Doa kami, rakyat yang cinta damai dan anti kekerasan, semoga Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahannya berhasil menghantarkan negara Indonesia yang bermartabat, berdikari, dan berdaulat penuh. Hingga menjadi macan Asia. Bisa mensejajarkan diri dengan Iran dan RRC.

Dirgahayu Republik Indonesia ke 70. Jayalah Indonesia tercinta.

Tangerang, 17 Agustus 2015

Arya Penangsang 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Lampiran: (Link Terkait: para “Kyai dan Ustadz” Provokator Agen Amerika binaan Jendral Kivlan Zein?)

http://www.suara-islam.com/read/index/16272/KH-Husni-Thamrin–Habib-Rizieq-Benar–tidak-Perlu-Minta-Maaf

http://www.suara-islam.com/read/index/8558/Ulama-Kharismatik—Hati-hati-ada-118-Orang-PKI-di-DPR-

 

 

http://www.posmetro.info/2016/02/hanya-di-era-jokowi-milisi-cina-po-tui.html

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300