Budayawan dan cendekiawan saat jumpa pers usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, 22 Desember 2015.

Budayawan dan cendekiawan saat jumpa pers usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, 22 Desember 2015. (Suara Pembaruan/Carlos Paath)

Jakarta – Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bebas dari kepentingan kelompok mana pun, diapresiasi oleh cendekiawan dan budayawan yang mendapat kesempatan makan siang bersama Presiden di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/12). “Satu hal yang membahagiakan saya, Presiden menyampaikan begini ‘saya (Presiden) bebas dari kepentingan’. Itu modal utama menurut saya,” kata musisi sekaligus pencipta lagu Jockie Suryoprayogo saat jumpa pers seusai pertemuan, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/12).

Menurut Jockie, Presiden mengetahui masalah yang dihadapi bangsa ini. “Dia (Presiden) katakan, dia harus berhati-hati membuat kebijakan. Dia sudah melakukan analisa, dia tahu problem. Dia analisa persoalan, dia harap kita bisa bertemu lagi,” ujarnya.

Adapun para cendekiawan dan budayawan lain ikut pertemuan di antaranya Radhar Panca Dahana, Franz Magnis-Suseno, Butet Kartaredjasa, Mohammad Sobary, Haidar Bagir, dan Sys NS.

“Tadi kita diskusikan ada upaya kelompok masyarakat yang tidak toleran untuk bersikap antibudaya, mengembangkan ketakutan dalam hal budaya kita. Persoalan ini harus ditangani pemerintah. Jangan sampai pengembangan budaya disandera,” kata Haidar.

Sementara itu, Sobary menyoroti gagasan revolusi mental yang digagas Presiden. “Revolusi mental merupakan program unggulan, itu program kebudayan. Kalau pertama-tama revolusi mental mengubah tingkah laku birokrasi, di sana jelas begitu banyak aturan, sikap, cara bertingkah laku dalam birokrasi yang tidak mengutamakan pelayanan sebaik-baiknya kepada publik. Birokrasi jadi tempat meyalani birokrat itu sendiri,” katanya.

Suara Pembaruan

http://www.beritasatu.com/nasional/334674-cendekiawan-dan-budayawan-senang-presiden-jokowi-bebas-kepentingan.html

Carlos KY Paath/ALD

Suara Pembaruan