Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Avatar Dalam Berbagai Agama (Hindu, Buddha, Zoroaster, Nasrani, Islam)

$
0
0

POSTED ON JUNI 9, 2015 UPDATED ON JUNI 20, 2015

diposting ulang dari:

https://oediku.wordpress.com/2015/06/09/avatar-dalam-berbagai-agama-hindu-buddha-zoroaster-nasrani-islam/

AvatarWahai saudaraku. Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Sebuah keadaan yang memang kita tidak bisa tahu pastinya, tapi atas izin-Nya kita mampu memperkirakannya meskipun sedikit. Dan karena judul tulisan ini terkait dengan sang Avatar (penegak keadilan dunia), maka tentunya berhubungan pula dengan sosok pemuda yang selama ini – dari zaman ke zaman – telah dinanti-nantikan kehadirannya.

Avatar atau Awatara berarti titisan atau sebagai salah satu manifestasi kehendak Tuhan Yang Maha Esa yang turun ke dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia material guna menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan dharma (kebenaran) dan menyelamatkan orang-orang yang melaksanakan dharma. Beberapa orang bahkan meyakini bahwa filsafat Dasa Awatara menunjukkan perkembangan kehidupan dan peradaban manusia di muka bumi. Karena setiap Awatara merupakan lambang dari setiap perkembangan zaman yang terjadi.

Awatara yang turun ke dunia juga memiliki makna-makna menurut zamannya. Misalnya pada masa para raja meraih kejayaan dengan pemerintahan Rama Awatara pada masa Treta Yuga, dan keadilan sosial dan Dharma dilindungi oleh Sri Kresna pada masa Dwapara Yuga, sedangkan keluhuran budi pekerti dan tata susila dilindungi oleh Sang Buddha pada masa Kali Yuga. Makna dari turunnya para Awatara selama masa Satya Yuga menuju Kali Yuga juga menunjukkan evolusi makhluk hidup dan perkembangan peradaban manusia.

Lalu, filsafat Catur Yuga yang merupakan masa-masa yang menjadi latar belakang turunnya suatu Awatara dideskripsikan sebagai berikut:

1. Satya Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa sebuah kendi (kamandalu)
2. Treta Yuga dilambangkan dengan seseorang yang membawa sapi dan sauh
3. Dwapara Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa busur panah dan kapak
4. Kali Yuga dilambangkan dengan seseorang yang sangat jelek, telanjang, dan melakukan tindakan yang tidak senonoh.

Jika deskripsi di atas diamati dengan seksama, maka masing-masing zaman memiliki makna tersendiri yang mewakili perkembangan peradaban masyarakat manusia. Pada masa pertama, Satya Yuga, ada peradaban mengenai tembikar, bahasa, ritual (yajna), dan sebagainya. Pada masa yang kedua, Treta Yuga, manusia memiliki kebudayaan bertani, bercocok tanam dan beternak. Pada masa yang ketiga, manusia memiliki peradaban untuk membuat senjata karena bidang pertanian dan kemakmuran perlu dijaga. Yuga yang terakhir merupakan puncak dari kekacauan, dan akhir dari peradaban manusia.

Nah, Avatar yang kita bicarakan ini ternyata telah di kabarkan oleh berbagai agama besar di dunia. Dan untuk lebih jelasnya lagi, maka kita harus memulai pembahasan ini dengan mencari sumber-sumber nubuat (ramalan) yang sudah diberikan sejak dahulu kala, khususnya yang terdapat dalam ajaran dari beberapa agama besar di dunia. Lalu dengan membuka rasa dan perasaan serta mata hati, kita akan menemukan sesuatu yang luarbiasa. Yang sesungguhnya telah di kabarkan sejak zaman dulu sebagai peringatan dan tuntunan. Dan tentang adanya sosok yang menawan ini, maka mari kita memperhatikan dengan seksama  penjelasannya sebagai berikut:

1. Agama Hindu
Sejak dulu, kaum Hindu sudah dikenal atas tindakan mereka yang mengagungkan pahlawan. Sikap mereka ini, sesungguhnyalah kemudian menjadi salah satu bentuk di dalam ajaran agama mereka. Terlebih memang di dalam kitab suci mereka terdapat penjelasan tentang beberapa sosok yang luarbiasa, yang dikenal dengan pahlawan yang disebut sebagai Avatar.

Maharesi Vyasa adalah sosok yang sangat dihormati oleh umat Hindu sebagai resi agung dan mendapat bimbingan langit. Beliau adalah sosok yang sangat alim, takut kepada Tuhan, dan manusia yang berhati suci. Dialah pria yang menyusun kitab Weda dibawah berbagai tajuk. Dia juga yang menulis kitab yang sangat berharga yang berhubungan dengan mistisisme. Bagawadgita dan Mahabharata adalah hasil karya penanya yang sangat luar biasa. Begitu pun karya lainnya yang luarbiasa yang terdiri dari 18 volume kitab Purana. Yang terutama di antara kitab Purana adalah sebuah kitab yang dikenal dengan “Bhavishya Puram” dimana sang Maharesi melontarkan pengamatan luarbiasa tentang berbagai kejadian pada masa depan. Kaum Hindu mengangap kitab ini sebagai firman Tuhan, sama halnya dengan Weda. Maharesi Vyasa hanyalah orang yang mengumpulkan dan menuliskan kitab ini. Pengarang sebenarnya adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dalam agama Hindu khususnya pada aliran Vaisnava (Wisnu) dikenal adanya Dasa Awatara yang sangat terkenal di antara Awatara-Awatara lainnya. Dasa Awatara adalah sepuluh Awatara yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan dunia. Dari sepuluh Awatara, sembilan di antaranya diyakini sudah pernah menyelamatkan dunia, sedangkan satu di antaranya, Awatara terakhir (Kalki Awatara), masih menunggu waktu yang tepat (konon pada akhir Kali Yuga ini) untuk turun ke dunia. Kisah-kisah Awatara tersebut terangkum dalam sebuah kitab yang disebut Purana.

Ya. Daca avatara atau dasa avatara atau ditulis juga dengan dasa awatara berarti sepuluh kali penjelmaan Sang Wisnu ke dunia. Dalam kitab Bhagawadgita (Bhagavadgita), salah satu kitab suci agama Hindu selain Weda, Kresna sebagai perantara Tuhan Yang Maha Esa bersabda (sebagaimana yang saya kutip dari Wikipedia):

“Yada yada hi dharmasya glanir bhavati bharata abhyutthanam adharmasya tadatmanam srjamy aham paritranaya sadhunam vinasaya ca duskrtam dharma samsthapanarthaya sambavami yuge yuge.” (Bhagavad-gita, 4.7-8)

Artinya: Kepala tiap-tiap Awatara pada patung Dewa Wisnu. Manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itulah Aku akan turun menjelma ke dunia, wahai keturunan Bharata (Arjuna). Untuk menyelamatkan orang-orang shaleh dan membinasakan orang jahat dan menegakkan kembali kebenaran, aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman.

Jadi, menurut ajaran Wisnu (Vaisnava), untuk memelihara dunia, Wisnu menjelma sepuluh kali. Penjelmaan yang pertama sampai yang kesembilan sudah terjadi, sedangkan yang ke sepuluh belum terjadi – atau sudah terjadi tapi belum menunjukkan perannya di dunia ini. Berikut ini adalah Dasa Awatara dari zaman ke zaman:

1. Matsya Awatara, sebagai ikan (matsya) Avatar menolong Manu (manusia pertama) untuk menghindarkan air bah yang menelan dunia. Muncul saat Satya Yuga.
2. Kurma Awatara, kura-kura atau Kurma. Avatar berdiri di atas dasar laut menjadi alas gunung Mandara yang di pakai oleh dewa laut untuk mengaduk laut dalam memperebutkan Amarta (air kehidupan). Muncul saat Satya Yuga.
3. Waraha Awatara, Avatar menjelma sebagai babi hutan atau waraha. Muncul saat Satya Yuga.
4. Narasimha Awatara, Avatar menjelma menjadi singa manusia. Muncul saat Satya Yuga.
5. Wawana Awatara, Avatar menjadi seorang kerdil atau Wawana. Muncul saat Treta Yuga.
6. Parasurama Awatara, Avatar menjelma sebagai Rama bersenjatakan kapak atau parasu. Muncul saat Treta Yuga.
7. Rama Awatara, Avatar menjelma sebagai Sri Rama. Muncul saat Treta Yuga.
8. Kresna Awatara, Avatar menjelma sebagai Sri Kresna. Muncul saat Dwapara Yuga.
9. Buddha Awatara, Avatar menjelma sebagai Buddha. Muncul saat Kali Yuga.
10. Kalki Awatara, Avatar menjelma sebagai kalki untuk menegakkan keadilan dunia. Muncul saat akhir Kali Yuga (masa sekarang). Ia sudah terlahir tapi belum menunjukkan dirinya ke depan publik.

Sehingga awatara-awatara dalam daftar di atas merupakan manifestasi dari kehendak Yang Kuasa, yang mana dalam suatu filsafat merupakan lambang dari takaran dari nilai-nilai kemasyarakatan. Pada masa yang ke sepuluh, sosok Avatar ini akan berupa Kalki Avatara (Kalki Awatara), yaitu orang yang mengendarai kuda putih dan membawa pedang yang akan memerangi kejahatan dan membawa kebaikan pada semua orang yang berbuat kebaikan. Penjelmaan Sang Wisnu tersebut terjadi pada zaman yang disebut Kali Yuga – masa kini, sebagaimana yang dituturkan dalam kitab Wisnupurana (dikutip dari Wikipedia) berikut ini:

“Pada masa Kali Yuga, ada banyak aturan yang saling bersaing satu sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat. Kekerasan, kepalsuan, dan tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari. Kesucian dan tabiat baik perlahan-lahan akan merosot…. Gairah dan nafsu menjadi pemuas hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang memikat nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah. Orang-orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang akan berkuasa”

Bandingkan dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani yang terjemahannya sebagai berikut: Telah bersabda Rasulullah saW: “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah STW. akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun. “ (HR. ath-Thabrani).

Lalu bagaimana dengan kepribadian dan apa yang akan di lakukan oleh sang Avatar ini saat ia mulai menjalankan tugasnya di dunia ini? Itu telah dijelaskan pada ayat-ayat berikut ini:

“Arthava meneguhkan dirinya, dan kealiman tampak di raut mukanya”  (Arthava Weda, V: 2-26)

“Dia pergi di dataran yang luas. Itihasa dan Purana dan Gathas dan Narashansis mengikutinya” (Ibid, XV: 6, 12)

“Kami nyanyikan pujaan bagi pahlawan agung dan dengan sebuah lagu yang menyenangkannya. Terimalah pujaan ini dengan gembira wahai pahlawan, sehingga kejahatan tidak akan menguasai kita” (Arthava Weda, Kuntap Sukt, Bab 20)

“Inilah para pembebas kita, musim kering yang memberi kekuatan, bahagiakanlah hatimu ketika berjuang di samping Vritra, pahlawan Tuhan. Masa mana yang Kau lambatkan untuk sang biduan yang menyisir sepuluh ribu Vritras, engkau pantang menyerah” (Arthava Weda, Kuntap Sukt, Bab 20)

“Kau terus berperang dengan berani menghancurkan berbagai benteng dengan keberanianmu, bersama temanmu yang memuja Tuhan, telah menghancurkan dari jauh Namiuchi yang licik dan pengkhianat” (Arthava Weda XX: 21, 7). Weda menyebut bangsa ini sebagai Namiuchi. Yang dalam tata bahasa Panini berarti “orang yang berusaha menggenggam hujan”. Arti lain dari kata ini adalah “patut dihukum”.

“Lantunkan pujian bagi raja dunia yang serupa cahaya semesta, laksana dewata dan terbaik di antara manusia. Dialah penuntun bagi semua manusia dan memberi perlindungan kepada manusia” (Arthava Weda, Kuntap Sukt, Bab 20)

“Gandum ranum muncul dari rekahan tanah dan menjulang ke angkasa. Penduduknya hidup makmur semasa kekuasaan sang raja yang melindungi semua” (Arthava Weda, Kuntap Sukt, Bab 20)

“Sapi, kuda, dan manusia berkembang biak disini, karena disini berkuasa dia yang sangat dermawan yang mendermakan dan mengorbankan ribuan” (Arthava Weda, Kuntap Sukt, Bab 20)

“Kulihat bulan bergerak di kejauhan, di tepian sungai Ansumati, laksana awan hitam yang tenggelam ke dalam air, pahlawan, ku utus kalian. Berjuanglah” (Arthava Weda, Kuntap Sukt, Bab 20)

Menurut sudut pandang Hindu, seperti yang disebut oleh Syna Charya, seorang penafsir Weda, bulan menjadi hitam kelam di akhir siklusnya dan setelah tenggelam ke dalam sungai antah berantah bernama Ansumati, bulan bangkit kembali dengan rupa yang baru. Namun, mantra ini berarti ketika agama dan dunia terjerat kemaksiatan dan kerusakan, Krishna Chandra datang ke dunia dalamm wujud manusia dan memberi cahaya yang baru pada dunia.

Bhagavata Purana (12.2.28) memperjelas sosok Kalki Avatara sebagai keturunan Brahmana yang terkemuka, mempunyai nama Vishnuyasha yang akan muncul di sebuah tempat bernama Shambhala: “Cambhala-gräma-mukhyasya brähmaëasya mahätmanaù bhavane viñëuyaça-saù  kalkiù prädurbhaviñyati.”
Artinya: “Sang Kalki akan muncul dalam keluarga seorang brahmana terkemuka, roh yang mulia bernama Vishnuyasha, di desa Shambhala”

Sehingga beliau akan terlahir dalam keluarga brahmana yang berkualifikasi. Hal ini berarti bahwa meskipun jaman kali sedemikian merosotnya, masih akan ada keluarga keturunan brahmana yang mampu bertahan dengan sifat-sifat kebrahmanaan sejati, yang akan menjadi leluhur atau garis keturunan Kalki. Dan meskipun saat ini kita belum tahu pasti dimana keberadaan keluarga brahmana ini, tapi jelaslah bahwa dari keturunan brahmana sejati inilah nantinya Kalki akan dilahirkan. Saat ini, tak seorangpun yang tahu pasti dimana desa bernama Shambhala ini berada. Ada yang berpendapat bahwa tempat itu belum ada, ada pula yang beranggapan bahwa desa itu telah ada, namun keberadaannya masih terselubung misteri.

Bandingkan lagi dengan hadits Nabi berikut ini, yang terjemahannya berbunyi:
Telah bersabda Rasulullah SAW, “Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)

Artinya, dalam ramalan agama Hindu tersebut sosok Sang Wisnu sebagai Kalki Avatar dengan sosok Imam al-Mahdi sama-sama digambarkan sebagai anak keturunan orang shaleh yang memiliki derajat dan martabat yang tinggi. Kepercayaan yang ada dalam agama Hindu tersebut kalau kita sambungkan dengan kabar kedatangan Imam al-Mahdi di akhir zaman, kiranya dapat dianggap sebagai kabar yang sebanding, kalau tidak disebut sebagai kabar yang paralel. Berdasarkan semua kesebandingan kabar penyingkapan (apocalypse) tersebut, bisakah kita menganggap dua kabar penyingkapan yang sebanding ini sebuah kebetulan ataukah ada makna yang lebih mendalam yang belum diungkap?

image_t6

2. Agama Buddha
Dalam sumber-sumber yang terdapat di Burma/Myanmar, maka tertulis sabda dari Sang Buddha, yaitu: “Akulah sang Buddha Agung. Tetapi setelah aku, Metteyya tiba. Sementara hidup bahagia ini terus bergulir, menyonsong bertahun-tahun kisahnya yang kan berlalu. Buddha ini yang kemudian disebut Metteyya, begitu agung dan menjadi teladan umat manusia” (Buddhism in Translation oleh Warren, hh. 482)

Lalu di dalam The Gospel of Buddha oleh Carus, hh. 481-484, tertulis bahwa Ananda berkata kepada yang diberkati:“Siapa yang akan menuntun kami setelah kau tiada?”

Dan yang diberkati menjawab: “Bukanlah aku Buddha pertama yang dikirimkan ke atas dunia, dan bukanlah aku yang terakhir. Pada saatnya, seorang Buddha lain akan datang ke atas dunia ini, Buddha yang suci, yang sangat diberkati, diberi kebijaksanaan tindakan, keberhasilan, memahami jagat raya, pemimpin yang tiada tara, pemimpin para malaikat dan umat manusia. Dia akan memberimu kebenaran abadi yang sama seperti telah aku ajarkan kepadamu. Dia akan menyebarkan pesan-pesannya, mulia asalnya, gemerlap puncaknya, dan penuh kemenangan tujuannya. Dia akan mencanangkan kehidupan yang religius, sepenuhnya sempurna dan suci, seperti yang sekarang aku canangkan”

Ananda bertanya lagi: “Bagaimana kami akan mengenalinya?”

Yang diberkati berkata: “Dia akan  dikenal sebagai Metteyya, namanya berarti kebaikan”

Di dalam Cakkavati-Sihanada Suttanta, The Mahaboddhi Society, Sang Buddha berkata: “Pada masa itu, wahai saudaraku, akan datang ke atas dunia dia yang di agungkan yang bernama Metteyya, Arahat, yang terbangkitkan secara sempurna, dipenuhi kebijaksanaan dan kebaikan, gembira (murah tersenyum), memahami dunia, pemimpin manusia tiada tanding, guru bagi semua dewa dan manusia, yang memahami banyak hal seakan-akan dia berhadapan dengan semesta raya, dunia ini, Brahmana yang ada di atasnya, dan para Mara, tempat-tempat yang tersembunyi dan para Brahmin, tentang para pengeran dan rakyat biasa, sebagaimana aku sendiri yang mengenal mereka sekarang. Kebenaran (norma) indah asalnya, indah perkembangannya, indah kesempurnaannya, dia akan wujudkan, baik dalam jiwa maupun dalam perkataan: kehidupan yang lebih tinggi akan dia kumandangkan, dengan segala kesempurnaannya dan kesuciannya, seperti yang aku lakukan sekarang. Dia akan ditemani ribuan sahabatnya seperti aku sekarang ditemani beberapa ratus orang sahabatku”

Ya. Pada masa lalu ketika Tathagata (sang Buddha) hidup di Rajagriha (Weng-she), di pegunungan Grindhra-kuta (atau Benares), dia berkata demikian kepada para bhikshu: “Pada masa depan, ketika negara Jambudvipa (daratan India) ini hidup aman dan tenteram, dan umur manusia mencapai 80.000 tahun, akan ada seorang Brahman yang disebut Maitreya (Sse-che). Tubuhnya akan semurni emas, terang dan benderang suci. Dia akan menjadi Buddha sempurna setelah meninggalkan rumahnya, dan menyiarkan hukum tiga lapis (di ulang tiga kali) demi kebaikan semua makhluk. Mereka yang diselamatkan adalah mereka yang hidup, di tempat akar kebaikan telah tertanam melalui hukum amalku. Semua ini bisa dicerna oleh akal mereka berdasarkan tiga objek ibadah yang sangat berharga. baik mereka yang mengakuinya maupun tidak, baik yang patuh maupun tidak, akan dipimpin oleh kekuatan ajarannya yang mengubah untuk menjangkau buah (Bodhi) dan keselamatan sejati. Ketika mendeklarasikan hukum tiga lapis untuk mengubah mereka yang terpengaruh oleh hukum amalku, ini juga berarti bahwa orang-orang lain pada masa depan juga akan diubah” (Si-Yu-Ki. Vol. 2, hh. 46-47)

“Matahari bersinar pada siang hari, bulan bersinar pada malam hari, batu besi sang kesatria bersinar; para pemikir bersinar dalam pemikiran mereka. Namun dari semuanya, yang paling bersinar adalah sang Buddha yang dibangkitkan, yang suci, yang dirahmati” (M. Vol. II, h, 35)

Dari nubuat/ramalan di atas jelas sudah, bahwa nanti – tidak lama lagi – akan hadir seorang pemuda yang bisa menegakkan kembali aturan kuno yang berasal dari Tuhan di dunia ini. Dia adalah sosok pribadi yang sempurna dan penuh kebijaksanaan dalam mengajak manusia pada jalan kebenaran yang diberkati. Dengan begitu, maka kehidupan di atas dunia ini akan kembali sesuai dengan apa yang diinginak oleh setiap orang, yaitu kedamaian, keadilan dan kesejahteraan.

Wisata-Pantai-di-Indonesia-yang-Menyuguhkan-Keindahan-Alam

3. Agama Zoroaster
Zoroastrianisme yang secara umum dikenal sebagai Parsi-isme adalah agama kuno bangsa Persia. Ini adalah agama yang dianut bangsa Iran jauh sebelum kemunculan Islam di tanah Arab. Agama ini juga disebut sebagai agama para “penyembah api” atau Magianisme. Berbagai kita suci mereka bisa ditemukan dalam dua bahasa, Zendi dan Pahlawi. Selain kedua bahasa itu, terdapat juga beberapa kitab yang menggunakan aksara Cuneiform. Kitab berbahasaPahlawi menyerupai literatur Persia masa sekarang, tetapi Zendi dan Cuneiform sangat jauh berbeda. Dua bagian kitab Iran kuno ini sangatlah penting – satu dikenal sebagai Dasatir dan yang lainnya sebagai Vesta atau Zend Avesta. Setiap bagian kitab itu terbagi dua yaitu  Khurada Dasatir dan Kalan Dasatir. Khurda Avesta dan Kalan Avesta juga dikenal sebagai Zend atau Maha Zend.

Perlu diketahui bahwa Zoroastrianisme adalah sebuah agama dan ajaran filosofi yang didasari oleh ajaran Zarathustra yang dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster. Di Iran, Zoroastrianisme dikenal dengan sebutan Mazdayasna yaitu kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau “Tuhan yang bijaksana”. Jadi para penganut Zoroaster menyebut diri mereka sebagai pemeluk agama monoteistis, tetapi orang lain meyakini kalau mereka percaya kepada dua tuhan.

Zarathustra atau Zoroaster adalah pelopor berdirinya Zoroastrianisme di Iran (Persia). Ia hidup sekitar abad ke-6 SM. Zarathustra berasal dari keturunan suku Media. Ia adalah seorang imam yang dididik dalam tradisi Indo-Iran. Sebelumnya, agama yang ada di Iran (Persia) bersumber pada macam-macam ajaran seperti politeisme, paganisme, dan animisme. Zarathustra yang merasa tidak puas dengan ajaran-ajaran yang berkembang di Iran pada waktu itu berusaha membawa pembaruan. Oleh sebab itu, oleh para ahli ia kemudian dianggap sebagai salah satu tokoh pembaru agama tradisional. Dan Zarathustra dikenal sebagai nabi yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan dan sanggup melakukan berbagai mujizat. Selama bertahun-tahun ia juga berusaha menemukan penyingkapan-penyingkapan dari kebenaran spiritual.

Sama seperti Isa Al-Masih dan nabi-nabi lainnya yang mengabarkan berita akan tibanya “orang yang dijanjikan”, Zoroaster pun bernubuat tentang datangnya orang seperti itu. Nama orang  itu dikenal sebagai “Soeshyant” yang berarti yang menang atau sang penolong dunia. Ciri dari orang ini adalah ia akan menjadi “Asvat-ereta” atau penyangga dan pengumpul semua bangsa manusia. Dia akan diturunkan untuk membimbing dan mereformasi manusia. Nubuat ini tidak hanya ditemukan di dalam Zend Avesta tetapi juga disebut oleh berbagai cendikiawan dari banyak agama dalam berbagai riset mereka. Contohnya H.P. Blavatsky mengungkapkan hal ini dalam bukunya “Isis Univeiled” Vol. II, h. 236.

Berikut ini ayat-ayat yang terkait dengan sosok pemimpin agung dunia:

“Namanya bermakna yang menang, Soeshyant dan yang namanya akan berarti Asvat-ereta. Dia akan menjadi Soeshyant (sang penolong) karena dia akan bermanfaat bagi seluruh dunia. Dia akan menjadi Asvat-ereta (dia yang membantu umat bangkit) karena sebagai makhluk, dia akan berdiri menentang penghancuran yang dilancarkan mereka yang menyembah berhala dan kelompoknya dan kesalahan orang-orang Mazdaynians” (Farvadin Yasht, XXVIII: 129)

“Dan sahabatnya akan maju di hadapannya, para sahabat Asvat-ereta, yang sanggup menghantam kebatilan, berpikir jernih, berbicara jelas, berlaku jujur, taat hukum dan yang lidahnya tidak pernah berdusta” (Zamyad Yasht: 95)

“Yang paling perkasa di antara umat manusia, wahai Zaratushtra, adalah mereka-mereka yang memegang teguh hukum kuno, atau mereka-mereka yang Soeshyant (belum dilahirkan), yang akan memulihkan dunia” (Farvadin Yasht, XIII: 17)

Nubuat berikut ini juga sangat mengusik dan patut dipikirkan oleh setiap pembelajar yang serius. Zarathustra berkata:“Semoga kau terbakar di dalam rumah ini! Semga kau pernah terbakar di dalam rumah ini! Semoga kau terbakar dalam terang di dalam rumah ini! Semoga kau berkembang di dalam rumah ini! Bahkan dalam waktu yang sangat lama, sampai masa pemulihan dunia, sampai masa pemulihan dunia yang efektif dan baik” (Atash Nyayish: 9)

Ayat di atas (Atash Nyayish: 9) sangatlah jelas dan tidak membutuhkan komentar panjang lebar. Ayat tersebut meramalkan bahwa api (pertikaian dan peperangan) akan berhenti menjilat ketika restorasi dunia mulai terjadi. Nabi agama Zoroastrianisme telah mengambil janji dari para pengikutnya untuk menyalakan api di dalam Rumah Tuhan sebagai sebuah simbol adanya cahaya langit dan mereka harus tetap menjaga nyala api itu sampai sang pemimpin yang dijanjikan, yang akan membawa restorasi penuh di dunia ini muncul. Dan dunia menjadi saksi bahwa ketika sang pemimpin agung itu (Avatar) muncul di atas dunia ini, maka api (amarah dan kerusakan akhlak) di berbagai tempat akan padam.

4. Agama Nasrani
“Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan dibawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Maha Tinggi; pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka” (Kitab Daniel vii: 22 dan 27)

Nubuat di atas mengabarkan bahwa nanti – tidak lama lagi – akan ada satu tatanan pemerintahan yang teratur dan sesuai dengan kebutuhan semua manusia. Keadilan bukan lagi sesuatu yang semu, begitu pula kesejahteraan dan kedamaian bukan lagi sesuatu yang menjadi khayalan belaka. Tapi semua itu akan nyata dan dirasakan langsung oleh setiap pribadi, entah ia beriman kepada Tuhan atau tidak. Yang semuanya akan digagas dan diwujudkan bersama sang Avatar pilihan Tuhan di zaman Kali Yuga ini.

5. Agama Islam
Tentang hal ini, maka terdapat beberapa hadits (sabda Nabi Muhammad SAW) yang menjelaskannya, yaitu:

“Pada akhir zaman (Kali Yuga) akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya” (HR. Muslim dan Ahmad)

“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun” (HR. ath-Thabrani).

Bersabda Rasulullah Muhammad SAW, “Akan muncul seorang lelaki dari ahlulbaitku (keturunanku), namanya seperti namaku, karakter wajahnya seperti aku, dia akan memenuhi bumi dengan kebenaran dan keadilan” (Sunan al-Muqri: Aqd ad-Durar, Bab 2)

Atau tentang kekhalifahan:
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Kemudian Ia akan mengangkatnya jika Ia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim, ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan, ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian beliau diam. (HR. Ahmad dan al-Bazar)

Telah mengeluarkan Tabrani dalam Al-Ausat, dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW telah mengambil tangan Ali dan bersabda:
“Akan keluar dari sulbi ini pemuda yag memenuhi dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari Pemuda dari Bani Tamim, dia datang dari sebelah Timur dan dia adalah pemegang panji-panji Al Mahdi”. (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti)

Dari Tsauban R.A, dia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW,; “akan datang Panji Panji Hitam dari sebelah Timur, seolah olah hati mereka kepingan kepingan besi. Barangsiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka sekalipun merangkak diatas salju”. (dikeluarkan dari Al Hasan bin Sofyan dari Al hafiz Abu Nuaim) (dari kitab Al Hawi lil fatawa oleh Imam Sayuti)

“Dan diantara orang-orang yang Kami ciptakan, terdapat umat yang memimpin dengan kebenaran dan dengan itu mereka berlaku adil” (QS. Al A’raaf [07] :181)

Apa yang dikabarkan oleh hadits dan Al-Qur`an di atas menjelaskan bahwa nanti – tidak lama lagi – akan datang seorang pemuda yang nantinya bisa membawa pada keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi dunia. Dialah sosok yang sama dengan yang disebutkan dalam agama lainnya sebagai Avatar, Asvat-erata, dan Metteyya. Dia akan menyampaikan petunjuk Tuhan bagi kehidupan dunia yang sebelumnya telah carut marut dalam kesesatan. Dia juga akan mengajar manusia untuk memasuki kehidupan yang lebih tinggi dan mulia, yang tentunya akan membawa pada kebahagiaan yang sejati. Tidak semua seperti yang terjadi sekarang ini.

*****

Wahai saudaraku. Setelah memperhatikan uraian di atas, maka dengan melihat apa yang sudah terjadi di dunia saat ini, yaitu berbagai bencana alam (gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan, badai, gunung meletus, dll), pertikaian (peperangan dan pembantaian massa), kerusakan moral dan akhlak, hilangnya jati diri manusia sebagai hamba Tuhan, penistaan agama dan sikap yang penuh dengan kemunafikan dan keserakahan, maka tidak salah bila apa yang telah dikabarkan dalam berbagai nubuat di atas sudah sangat dekat terjadinya. Dimana akan ada waktunya – dalam waktu dekat – seorang tokoh pemimpin yang bisa mengubah tatanan dunia dengan mengambalikan aturan kuno yang pernah ada. Ia adalah sosok pemuda yang beriman dan mengikuti petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Ia adalah sosok yang akan berjuang dengan gigih demi meninggikan kembali derajat manusia.

Sungguh, ketika sang Avatar ini telah muncul ke hadapan publik, maka di saat itulah dunia – khususnya Nusantara – akan beranjak sejahtera, hilang segala penyakit dunia, karena datangnya maharaja yang gaib (misterius), yaitu keturunan utama (sebagai) Ratu Tedak Amisan (karena asalnya sangat hina dan miskin menurut pandangan masyarakat umum). Berdirinya tanpa syarat sedikitpun, bijaksanalah sang pemimpin. Kratonnya Sunyaruri (kosong tapi ada, hanya dapat dijumpai oleh mereka yang telah mengosongkan keegoannya). Waktunya memang masih dirahasiakan tapi sudah sangat dekat, karena beliau sudah hadir di tengah-tengah kita namun belum dikenali dengan jelas. Beliau selalu tersembunyi dan menyembunyikan dirinya tapi bisa dirasakan, namun hanya dengan batin yang hening dan telah melepaskan beban materi duniawi. Tuhan pun akan membuat kebalikan keadaan dan beliau bisa menjadi raja bagaikan Wali atau Resi, adil, menjauhi harta kekayaan, sehingga disebut juga dengan Sultan Herucakra.

Avatar 1

Ya. Datangnya sang pemimpin agung ini tanpa asal (yang jelas) tapi ia berasal dari keturunan raja-raja yang agung di masa lalu. Ia tidak suka mengadu bala manusia (peperangan yang menumpahkan darah) tapi jika diperlukan maka ia tidak akan segan-segan untuk mengibarkan perang, karena ia adalah sosok kesatria dan panglima yang sangat sakti juga perkasa. Keagungannya dengan terus berdzikir, namun musuhnya akan ketakutan, karena pasukannya bahkan tidak hanya yang berasal dari alam nyata dunia ini, tetapi juga yang berasal dari alam gaib (malaikat, jin, peri, naga, dll). Yang memusuhi pun dapat dikalahkan, sebab sang pemimpin selalu menghendaki kesejahteraan rakyat dan keselamatan dunia seluruhnya. Ia pun tidak berjuang hanya untuk satu agama atau bangsa, tetapi untuk semua umat manusia yang ada di dunia.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. ‘An Nuur’ [24] :55)

Jadi, Kanjeng Ratu Adil, Satrio Piningit atau Imam Mahdi/Khalifah utama atau Avatar/Awatara atau Soeshyant dan Asvat-ereta atau Metteyya, yang disebutkan pada semua nubuat di atas berkemungkinan besar adalah satu sosok yang sama, tidak berbeda dalam hal dimensi fisik dan waktu, karena merupakan sosok utusan Tuhan dengan tugas besar yaitu sebagai pemimpin umat manusia pada akhir zaman ini (Kali Yuga). Dan pada masanya nanti, semua aturan keadilan dan ketertiban dunia yang telah lama ditinggalkan akan kembali ditegakkan. Semua orang, khususnya yang mengikutinya, akan selamat dan menikmati hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan.

Untuk itu saudaraku, sosok pemuda pilihan ini – entah apa gelar dan istilahnya – adalah penghulu di atas penghulu para aulia, panglima di atas panglima, raja di atas para raja, karena ia adalah pemimpin tertinggi yang welas asih namun tegas dalam menegakkan hukum Tuhan. Pada saatnya, beliau akan hadir dengan Trisula Weda (bukan merajuk secara harfiah sebagai suatu senjata atau agama, karena hanya dipahami oleh beliau beserta para sahabat terdekatnya) dan mengenakan pakaian takwa untuk memimpin dengan adil, bijaksana dan mengayomi alam semesta sesuai dengan petunjuk dan kehendak dari Sang Maha Pencipta. Sehingga persiapkan dirimu dan jangan pernah meninggalkan budi pekerti yang luhur, yang diwariskan oleh leluhur kita sejak dulu kala. Semoga kita bisa menyaksikannya dan mengikutinya nanti.

Yogyakarta, 09 Juni 2016
Mashudi Antoro (Oedi`)

Baca tulisan yang terkait dengan tulisan Avatar di atas:
* Sang Avatar Nusantara
* Ramalan Jayabaya tentang Nusantara
* Pesan bijak leluhur untuk kita sekarang; kehancuran NKRI



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300