Berikut ini adalah nota tentang tasawuf Rumi, yang dibuat oleh mahasiswa saya Muhammad Mubarak, sebagai bahan diskusi kita. semoga bermanfaat! wassalam MK:
Bab 4: Tasawuf Rumi
Pak Mul telah banyak mendapat bimbingan langsung dari Mawlana Rumi. Diantara bimbingan-bimbingan yang diperolehi, empat konsep adalah merupakan asas yang telah membawa Pak Mul kembali kebada kesedarannya akan keterbatasan akal dan agumen-argmen yang substansial bagi mengembalikan keyakinan beliau kepada keberadaan Tuhan. Konsep-konsepnya adalah, (i) ma‘rifah, (ii) daya-daya universal dan tatacara kerja alam, (iii) evolusi alam dan (iv) kebebasan memilih manusia dan sifat tawakkal.
1. Apakah itu ma‘rifah menurut Mawlana Rumi dari kaca mata Pak Mul?
• Ma‘rifah adalah sebuah modus pengetahuan yang tidak sama seperti modus pengetahuan empiris. Perbezaan ini ketara dari segi isi dan metode.
• Mawlana Rumi menerangkan bahawa ma‘rifah adalah seperti sebuah mutiara yang terletak di dasar lautan yang dalam. Ia tidak dapat dilihat ataupun diperolehi oleh sesiapa yang hanya bermain-main ditepi pantai atau dipermukaan laut. Ia perlu kepada penyelaman yang dalam dengan bantuan seorang ahli penyelam. Walaupun seseorang yang menyelam bersama dengan ahli penyelam belum tentu dapat memperolehi mutiara sebab mutiara disimpan didalam kerang dan tidak semua kerang didalamnya ada mutiara. Maka untuk mencapai ma‘rifah tidaklah bergantung kepada usaha manusia semata-mata tetapi bergantung juga kepada rahmat Allah didalam perjalanannya.
• Disebabkan ma‘rifah adalah sesuatu yang bersifat batiniyyah, maka ilmunya tidak boleh diperolehi hanya dari dunia fizikal atau dari buku-buku, ia adalah ilmu yang diperolehi menerusi pengamalan yang fokus alatnya adalah jiwa yang suci.
2. Bagaimanakah Mawlana Rumi, sebagai seorang sufi yang berpegang kepada teologis Asy’ariyyah menerangkan daya-daya alam yang universal dan tatacara kerja alam?
• Mawlana Rumi menolak kepastian hubungan sebab-akibat yang tidak boleh berubah dengan menggunakan argumen kiasan. Menurut Rumi, berhubunagn sebab-akibat yang kelihatan pasti dan tepat itu hanya satu ilusi yang terletak didalam fikiran manusia akibat dari kecepatan tindakan Allah yang mencipta setiap saat.
• Ini bukan beerti alam ini tidak teratur. Malah, menurut Rumi, keteraturan dan keseinambungan alam ini adalah berpunca dari Kebijaksanaan Allah yang mendidik manusia untuk melihat alam ini sebagai satu petunjuk kepada Sang Pencipta.
3. Bagaimanakah Mawlana Rumi mengemukakan teori evolusinya? Apakah perbezaan didantara teori Mawlani Rumi dengan Charles Darwin?
• Bagi Mawlana Rumi, dunia ini bergerak diatas dasar cinta kepada Tuhan. Setiap bergerakan yang berlaku adalah manifestasi cinta alam yang ini terus ingin mendekati Sang Pencipta.
•
Mawlana Rumi memberi tafsiran proses pendekaan alam kepada Sang Pencipta menerusi hiraki alam dan isinya. Mawlana Rumi berkata “Aku mati sebagai mineral dan menjadi tumbuhan; aku mati sebagai tumbuhan dan bangkit sebagai haiwan. Aku mati sebagai haiwan dan menjadi manusia” Proses evolusi terhadap manusia akan berlaku juga dengan matinya manusia untuk jiwanya hidup dialam yang lebih tinggi lagi seperti di alam malaikat.
• Perbezaan yang utama diantara teori evolusi Mawlana Rumi dengan Darwin adalah evolusi Darwin adalah gerakan alam sendiri yang tidak ada dorongan melainkan ‘survival of the fittest’ dorongan yang berupa fizikal. Tetapi, evolusi Mawlana Rumi bersifat transenden yang muncul dari cinta alam kepada objek yang dicintai yaitu Tuhan
4. Bagaimana pandangan Mawlana Rumi mengenai konsep kebebasan memilih dan tawakkal dapat menyatukan berdebatan mengenai dua konsep ini didalam tradisi ilmu Islam?
• Menurut Mawlana Rumi, kebebasan memilih yang diberikan kepada manusia adalah hadiah yang terunggul diberikan Tuhan kepada manusia yang membolehkan manusia menjadi makhluk terbaik ciptaanNya.
• Tawakkal diertikan oleh Mawlana Rumi sebagai penyerah kepada Tuhan selepas manusia sudah berusaha dengan sedaya upaya.
• Menurut Mawlana Rumi, takdir Allah adalah kepada konsekuensi-konsekuensi kepada pilihan manusia yang telah ditentukan oleh Tuhan.
-
Anda, Mi’raj Dodi Kurniawan, Tidore Rere, Rahman Omen, dan3 orang lainnya menyukai ini.
-
Tidore Rere Pertanyaan prof. 1. Apa maksud perkataan rumi “seluruh ayat alqur’an memotong semua akar dari sebab-sebab sekunder” (M.B.W hal 26). Di satu sisi, Tuhan sebagai realitas sejati ia yang bekerja sendirian, di satu sisi cinta sebagai daya tsb yang bekerja di alam ini. Jadi Tuhan atau cinta yang bekerja di alam ini? Tuhan langsung atau memang ada sebab sekunder padahal diatas disebutkan ”memotong semua akar sebab sekunder”. Afwan prof agar diberi penjelasan. Pertanyaan lainnya menyusul prof.
-
Tidore Rere Penjelasan pertanyaan diatas seperti ini, ketika kita membakar kertas, menurut materialis api lah yang membakar (sebab sekunder), menurut asya’irah (mungkin diamini oleh rumi), Tuhan lah yang membuat terbakar ketika api menempel pada kertas (memotong s…Lihat Selengkapnya
-
Mi’raj Dodi Kurniawan Mohon penjelasannya Pak Mul dengan maksud kalimat “Pak Mul telah banyak mendapat bimbingan langsung dari Mawlana Rumi.” Padahal, Pak Mul tidak bertemu langsung dan hanya membaca tulisan-tulisan Rumi. Terima kasih.
-
Tidore Rere ke 2. Teori evolusi rumi, “Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran; Dan dari sayuran aku mati dan menjadi binatang. Aku mati dari kebinatangan dan menjadi manusia. Maka mengapa takut hilang melalui kematian? kelak aku akan mati Membawa sayap dan bulu seperti Malaikat. Kemudian melambung lebih tinggi dari Malaikat Apa yang tidak dapat kau bayangkan Aku akan menjadi itu.” jika dalam teori evolusi darwin, kita ini benar2 dari kera, apakah evolusi rumi manusia berasal dari hewan dalam arti sebenarnya seperti puisi diatas. Atau ada makna lain? Intinya evolusi rumi itu jelasnya apa?
-
Tidore Rere Ketiga, teologi dan filsafat seakan tak berarti di tangan tasawuf rumi ini. Apakah masihkan diperlukan belajar teologi dan filsafat? Karena akal tak mampu menemukan realitas sejati. Setiap argumen yang disuguhkan akal akan keberadaan Tuhan, sebanyak itulah argumen penolakan keberadaan-Nya. Menurut rumi, paya filosof menemukan realitas akan sia-sia. Masihkan teologi dan filsafat berguna?
-
Tidore Rere Ke 4. Adakah pendirian prof yang berbeda dari rumi. Misal dalam hal tertentu prof tak setuju dengan rumi. Dalam hal apa saja itu?
-
Tidore Rere Sebenarnya, apa yang dipaparkan prof di buku dan status sudah jelas dan tak ada pertanyaan. Hanya hal-hal detil seperti inilah yang bisa saya tanyakan. Semoga salahsatunya dijawab oleh prof Mulyadhi Kartanegara
-
Mulyadhi Kartanegara Tidore: dalam buku saya yang terbaru, Taman Hakikat, saya menjelaskan relativitas pemahaman pencipta. misalnya: pada level mikro, manusia isa dipandang sebagai pencipta hasil haryanya. misalnya saya bisa disebut pencipta dari buku saya. tetapi kalau ki…Lihat Selengkapnya
-
Mulyadhi Kartanegara kalau kita membaca al-Qur’an, maka kita akan mendapat kesan bahwa Tuhanlah pelaku langsung dari eristiwa alam, misalnya dikatakan Dialah yang menurunkan hujan dan menghidupkan kembali bumi setelah matinya, demikian juga Dialah yang mengeluarkan benih dsri bumi yang mati dan memancarkan mata air-mata air dari dalam bumi.. dsb. di sini al-qur’an memotong atau menafikan segala sebab sekunder (termasuk malaikat) untukmenekankan kekuasaan Allah. tetapi dalam perspektif yang lain kita juga tahu bahwa Ia menugaskan para malaikat misalnya untuk menurunkan hujan, sehingga malaikat tersebut bertindak sebagai secondary cause. di sinilah apa yang dikatakan sebagai paradox, yang memang sering mewarnai literatur mystisisme, baik Islam, Taosime dll.
-
Mulyadhi Kartanegara pertanyaan kedua: Tidore: saya kira teori evolusi Rumi harus dipahami tidak secara harfiah. Bahwa manusia mengandung seluruh unsur alam, dari mineral, tumbuhan, hewan dan bahkan malaikat, dan itu bisa dibuktikan secara ilmiah ada dalam diri kita manusia. unsur-unsur itu telah diwariskan melalu proses panjang evolusi dari makhluk-makhluk sebelumnya. unsur mineral jelas masih ada dalam tubuh kita, seperti tulang, bahkan air sendiri yang merupakan komponen terbesar tubuh manusia adalah unsur mineral. unsur tumbuhan dalam diri kita bisa dilahat dari kecakapan untuk menyerap makanan, untuk tumbuh dan berreproduksi atau berkembang biak. demikian juga unsur hewan, seperti mengindera dan bergerak, bahkan unsur maiakat berupa akal ada dalam diri manusia. Itu semua dijadikan bukti oleh Rumi bahwa manusia telah melalui tahap-tahap tersbut sehinga unsur-unsur kosmik ini secara genetik diwariskan kepada manusia.
-
Mulyadhi Kartanegara Teologi dan filsafat, menueurt saya tetapi diperlukan, sebagai tangga yang harus dilalui sebelum kita mencapai tingkat yang lebih tinggi. tetapi di sini Rumi berbicara tentang fikih dan teologi serta filsafat dalam kaitannya dengan transformasi jiwa. fikih dan teologi dengan kecenderungannya pada formalisme, menurut Rumi, adalah ilmu-ilmu formal, yang dalam prakteknya bisa mengubah jiwa dan akhlak seseorang. demikian juga filsafat. Adapun tasawuf dengan penekanan pada kesucian jiwa dan akhlak, memeiliki mekanismenya sendiri yang memestikan dilakukannya transformasi jiwa. misalnya untuk mencapai maqam tertentu, tidak mungkin terlaksana tanpa pembersihan diri dari sifat-sifat tercela ataupun menghiasan diri dengan akhlak terpuji. dengan mekanisme seperti itu maka, tasawuf akan mengarahkan manusia pada sebuah transformasi jiwa, yang menurut pengamatan Malana tidak terjadi pada disisplin-disiplin ilmu yang .terseut di atas.
-
Mulyadhi Kartanegara soal ke 4: ” Tugas seorang sarjana adalah meluruskan yang bengkok, tapi bukan membengkokkan yang sudah lurus. karena itu saya akan sangat kritis terhadap pandangan yang keliru, tetapi saya akan menerima ajaran yang saya sudah anggap benar. terhadap semua ajaran Rumi, atau siapaun yang saya anggap sudah benar, saya akan menerimanya, tetapi pada jaran yang keliru saya akan berusaha meluruskannya. komitmen saya pasa kebenaran, dan untuk itu saya tidak keberatan tibilang tidak kritis, karena bagi saya kritis berarti meluruskan apa yang masih bengkok, dan tidak termasuk kritis kalau saya membengkokkan yang sudah lurus. meskipun begitu ada yang saya tidak setujui juga dari apa yang dikatakan oleh Rumi, misalnya berkenaan dengan kritikya terhadap akal. bahkan saya juga saya tidak setuju ketika beliau mengeritik para filosof bersalah ketika melepaskan anak panah pemikirannya keluar dari bidang sasarannya yaitu dirinya. karena menurut saya, bukan saja kebenaran itu ada di hati manusia, tetapi juga ada di luar diri manusia, karena Tuha bersifat bukan hanya immanen tetapi juga transenden.
-
Tidore Rere Alhamdulillah, syukron prof atas penjelasannya. Bermanfaat sekali..
-
Tidore Rere Selanjutnya, ada beberapa pertanyaan lagi.
1. Apakah dengan teori intelek dan intuisinya bergson, ia ingin menegaskan bahwa semesta ini ada kreatornya, atau hanya ketidaksetuannya pada materialis semata?
2. Apa perbedaan mendasar elan vitalnya bergson dengan Cinta rumi?
3. Khusus mengenai sosok rumi prof (mungkin sedikit agak menyimpang), dalam puisinya ia berkata :
“Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah.”
Dalam bait ini, seolah rumi memposisikan diri tidak beragama dan menganggap semua agama benar. Mungkin hal ini bisa saja menjadi pembenaran kaum pluralis modern bahwa semua agama benar, dan surga diperuntukan bagi semua pemeluk agama apapun asal berperilaku baik. Toh rumi juga berpendapat demikian. Padahal kita tahu, rumi itu muslim dan (insyaallah) telah menemukan mutiara makrifat. Jadi, apa sebenarnya maksud puisi rumi diatas..?
-
Tidore Rere Oh, ya prof. Ke 4. Tentang takdir, ada yang sedikit mengganjal. Menurut rumi, takdir bukanlah penentuan sebelumnya, melainkan konsekunsi dari pilihan-pilihan tertentu.
Tetapi dalam kehidupan, sering ditemukan kasus-kasus seperti ini :
Seseorang sudah bekerja ekstra keras siang malam, tetapi hidupnya tetep aja miskin. Ia berkata, “ah, mungkin sudah takdirnya rejeki kita minim seperti ini. Dari ajalinya rijkinya mungkin harus seret.”
Atau, petani yang sudah menanam dengan baik menurut ketentuan ilmu pertanian. Hasilnya pun bagus. Ketika mau panen, ada bencana yang menghancurkan impiannya. Apakah ini juga takdir yang ditentukan sebelumnya?
Atau, diantara ribuan penonton di stadion, bola tendangan bebas pemain, melambung dan menghajar kita, sehingga kita malu bukan kepalang ditertawakan orang. Mengapa bola tsb menghantam kita bukan teman di sebelah kita? Apakah itu takdir?
Seorang pemuda memasang kriteria calon istri dan berjuang mendapatkan yang terbaik. Eh, dikasihnya istri yang alakadarnya saja. (seperti saya, pinginnya sih berjodoh dengan Raisa. Hehe..)
populer di kalangan ahli kalam, seseorang ahli ibadah ketika mati, karena sesuatu hal ia menjadi penghuni neraka (su’ul khotimah). Apakah takdir telah mendahuluinya?
Di satu sisi, konsep takdir rumi itu handal dan menenangkan. Tapi, di satu sisi ditemukan kasus2 seperti diatas. Jadi takdir pre-determined itu tidak ada sehingga hasil bisa diprediksi sebelumnya atau takdir pre-determined itu memang ada?
Kasus-kasus seperti diatas apakah termasuk dalam konsep takdir rumi atau beda lagi?
Mudah2an prof memahami apa yang saya bingungkan walau dengan narasi alakadarnya. Mohon pencerahan prof Mulyadhi Kartanegara
-
Mulyadhi Kartanegara mi’raj: Mohon penjelasannya Pak Mul dengan maksud kalimat “Pak Mul telah banyak mendapat bimbingan langsung dari Mawlana Rumi.” Padahal, Pak Mul tidak bertemu langsung dan hanya membaca tulisan-tulisan Rumi. Terima kasih
Jawaban: kalimat ini berasal d
ari penafsiran mahasiswa saya setelah membaca bab 4 buku M.B.W. Tapi mungin yang dimaksud adalah nembaca langsung tulisan Rumi dan mengambil sebanyakbanyaknya manfaat dan petunjuk darinya. Kalau dibandingkan dengan Iqbal, beliau juga pernah menyatakan sebagai murid Rumi, padahal kita juga tau itu tak mungkin terjadi kecuali dalam arti majaz. Semiga bernanfaat. -
Mulyadhi Kartanegara Tidore: Pertanyaa 1: saya kira kebih tepat dikatakan ia tidak setju dengan dasar penjelasan teori evolusi Darwin yang terlalu rasional mekanistik, dan menggantinya deangan teori evolusi kreatif, yang didasarkan pada reori gairah kehidupan (elan vital). Misalnya dia nengatakan bahea teori mekanistik Darwin telah gagal meberangkan fenomena reproduktif.
-
Mulyadhi Kartanegara Pertanyaan 2: sama-dama kreatif dan ‘non-materialistik, tetapi pada Elan vital kita tidak mebemukan linknya dengan Tuhan, senentara pada cinta link tersebut jelas. Kalau evolusi tak mungkin ada tanpa cinta, maka cinta tak mungkin ada tanpa Yang Dicinta (Kekasih) yaitu Allah. Selain itu dalam elan vital kita tidak tahu persis ke mana evolusi diarahkan dan cinta Rumi arah tersebut dangat jelas: kecarah persatuan dengan Sang Kekasih.
-
Mulyadhi Kartanegara Pertanyaan 3: rumi adalah tipikal sufi seperti Ibn Arabi yang berpandangan sangat tokeran terhadap agana-agana. Ia berbicara di sini agama yang esensial , yang esoterik yang didasarkan pada cinta, bukan agama formal, kering dan superfisial, hanya kulitnya saja dan tidak nenyangkut substansi. Ketika ua mengatakan bukan majusi bukan Islam yang ia maksud bukan agama sebagaimana ditafsirkan orang zahiri yg cenderung mengkafirkan yg lain. Para sufi dapat melihat persamaan yang substansial di antara agama-agama. Tapi kenyataan bahwa ia tidak pindah agama menunjukkan bahwa islam adalah yang terbaik yang Allah berikan kepada manusia.
