Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Article 0

$
0
0

Habib Luthfi bin Yahya Meresmikan Kanzus Sholawat Bogor

Penulis Admin -28 November 20190153

BincangSyariah.Com – Pesantren Al-Ghazaly, Bogor menjadi tempat pelaksanaan pembukaan Kanzus Sholawat Bogor, yang dipimpin oleh Habib Luthfi bin Yahya, Senin (25/11). Acara yang berlangsung sejak pukul 07.30 pagi itu dihadiri oleh perwakilan dari TNI, Polri, Pemda, para ulama, tokoh lintas mazhab, tokoh lintas agama, dan ribuan jamaah remaja hingga orang tua yang berasal dari wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

Kanzus Sholawat Bogor

Bertajuk ‘Bershalawat untuk Menjalin Persatuan’, acara ini diawali dengan pembacaan Tawasul oleh KH Hakim Agus Fauzan, pembacaan Maulid Diba oleh grup hadrah Riyadhul Musthofa, dan pembacaan enam belas ribu shalawat secara berjamaah yang dipandu KH Mustofa ABN. Untaian kalam suci Alquran juga dikumandangkan qari internasional yaitu Habib Baghir Al Attas.

Besarnya kecintaan Habib Luthfi bin Yahya terhadap NKRI salah satunya ditunjukkan dengan mengimbau seluruh semua jamaah untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan melafalkan Pancasila, yang dipimpin oleh tim dari TNI dan Polri. Grup Musik Jalanan Center yang dipimpin Iwenk Fals juga meramaikan acara dengan membawakan lagu “Syubbanul Wathan aka Ya Lal Wathan,” ciptaan KH Wahab Chasbullah yang bernuansa cinta tanah air.

Kanzus Sholawat (Gudang Sholawat) merupakan majelis sholawat yang didirikan oleh Maulana al-Karim as-Syaikh Al Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Umar bin Thoha Aal Bin Yahya, yang kemudian akrab dipanggil dengan Habib Luthfi bin Yahya, sekitar 17 tahun yang lalu di Pekalongan, Jawa Tengah.

Sejak didirikan hingga sekarang, Habib Luthfi belum pernah mendirikan cabang Kanzus Sholawat di mana pun. Hingga pada akhirnya, Habib Luthfi memutuskan untuk membuka cabangnya di Bogor, tepatnya di Pesantren Al Ghazaly pada tanggal 25 November 2019. Diresmikannya Kanzus Sholawat di Bogor memberikan kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi warga Bogor, termasuk bagi KH M. Mustofa ABN selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghazaly Bogor dalam sambutannya menyatakan sangat bersyukur Kanzus Sholawat dapat diselenggarakan di ponpes asuhannya.Baca Juga :  Habib Luthfi bin Yahya: NKRI Tidak Perlu Dikasih Embel-embel Syariah

“Alhamdulillah, Ponpes Al-Ghazaly menjadi tempat yang diizinkan oleh Habib Luthfi untuk yang pertama menyelenggarakan Kanzus Sholawat di Bogor. Mungkin karena ada makam guru Beliau di sini, yaitu makam Mama Abdullah bin Nuh.”

Diketahui, KH Abdullah bin Nuh merupakan ayah dari KH M. Mustofa ABN, sekaligus ulama tersohor dengan kitab-kitab karyanya yang terkenal, salah satunya adalah kitab berjudul ‘Ana Muslim Sunni-Syafi’i’ yang ramai dikaji di Mesir. Lebih lanjut, KH M. Mustofa ABN menceritakan mengenai awal mula keeratan hubungan batin antara Habib Luthfi dengan Mama Abdullah bin Nuh.

Diceritakan bahwa beberapa hari sebelum Mama ABN wafat, Habib Luthfi muda menjenguk Mama. Karena Mama sedang sakit keras, maka beliau dilarang oleh istri saya masuk ke kamarnya. Dengan sabar beliau menunggu entah berapa jam di teras beranda rumah kami. Hingga tiba-tiba Mama bangun dan berucap: “Ada tamu istimewa menunggu di luar sana. Tolong dipersilahkan masuk.” Masuklah Habib Luthfi ke kamar Mama ABN. Dipeluk dengan sayang oleh Mama ABN yang berkata: “Kamu adalah cucu dari guruku Habib Hasyim bin Umar yang tidak pernah kamu temui dalam hidupmu. Sekarang aku akan meng-ijazahimu kitab-kitab yang dulu aku dapati ijazahnya dari kakekmu.”  Setelah itu, Mama mengijazahkan 13 kitab yang dulu Mama dapat dari kakeknya Habib Luthfi.

Selain menyampaikan hubungan keilmuan antara Habib Luthfi dengan Mama Abdullah bin Nuh, KH. M. Musthofa ABN juga menyampaikan bahwa acara Kanzus Sholawat Bogor tidak hanya bekerja sama dengan para ulama yang berbeda mazhab, tetapi juga para ulama dari Syiah dan tokoh-tokoh agama lainnya. Beliau menyampaikan bahwa sebagian besar umat Islam berada pada jalurnya, yaitu bermazhab dan mengikuti para ulama, baik mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah (Syafii, Maliki, Hanafi, Hambali), Syiah (Ja’fari dan Zaydi), maupun dua mazhab kecil lainnya (Zhohiri dan Ibadi).Baca Juga :  Dirawat di Malaysia, Ustaz Arifin Ilham Tulis tentang Pesan Kematian

Beliau juga menyampaikan mengenai pentingnya menjaga geneologi ilmu (sanad keilmuan). Agar keberkahan dari para Nabi, terutama dari Rasulullah SAW menetes kepada kita, karena para guru yang menyampaikan ilmu dengan sanad keilmuan yang jelas insya Allah akan kembali kepada Allah dalam keadaan yang baik, sehingga jika kita mengikuti jalan beliau (para guru), Insya Allah kita pun akan kembali kepada Allah dalam keadaan yang baik pula.

Adapun hal yang paling mereka takuti adalah ketika umat beragama itu berdoa. Terutama ketika umat Islam berdoa, seperti yang pernah disampaikan Rasulullah SAW dalam hadisnya, “Doa itu adalah senjata kaum Mukmin”.

Dalam Islam, doa-doa tersebut diformulasikan menjadi bentuk yang luar biasa, seperti kumpulan aurad, ratib, wirid, maulid, dan sebagainya. Hal itulah yang kemudian membuat mereka menyatakan bahwa semua kumpulan doa tersebut adalah suatu kebid’ahan, ajaran yang sesat, dan sebagainya. Sehingga masyarakat yang awam dan terjerat hasutan mereka dapat dengan mudah terkena sihir yang telah mereka buat.

Sementara itu, Habib Luthfi membuka ceramahnya dengan menyampaikan rasa harunya melihat semua elemen masyarakat dapat duduk bersama dan menjalin silaturahmi melalui acara ini.

“Saya terharu. Ini bukan basa-basi. Ini adalah jawaban atas keraguan orang-orang akan Indonesia yang damai. Ketika semua orang, TNI, Polri, pemuka agama, sudah berkumpul seperti saat ini, maka ini menjadi bukti bahwa ternyata Indonesia sekali utuh tetaplah utuh. Maka jika ditanya orang ‘Anda dari mana?’ jawablah dengan bangga bahwa saya dari Indonesia!.”

Selanjutnya, Habib Luthfi menuturkan sejarah Indonesia sejak masa awal kerajaan berdiri hingga zaman Wali Songo. Hal ini perlu disampaikan mengingat minimnya pengetahuan anak-anak muda Indonesia terhadap sejarah bangsa ini sehingga para pemuda abai dan tidak memiliki keinginan untuk kembali berjaya seperti yang pernah diraih oleh para pendahulu bangsa Indonesia. https://bincangsyariah.com/kalam/habib-luthfi-bin-yahya-meresmikan-jamaah-kanzus-sholawat-bogor/


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300