Kompas, Sabtu, 1 April 2006
Oleh F. Rahardi
Seperti sudah menjadi tradisi, pada tiap pergantian personil anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), selalu ada ribut-ribut. Termasuk yang terjadi akhir-akhir ini. Budayawan yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna sebagai manusia yang berakal budi, telah menjadi pendemo yang tidak mengenal adab.
DKJ adalah lembaga yang diharapkan bisa representatif mewakili seni dan seniman DKI Jakarta. Karena Jakarta ibukota negara, DKJ juga sering dianggap representatif mewakili seni dan seniman Indonesia. Secara struktural, DKJ berada di bawah Akademi Jakarta (AJ), yang merupakan pembantu Gubernur DKI Jakarta. Kantor AJ dan DKJ ada di Taman Ismail Marzuki (TIM). Tetapi TIM dikelola oleh lembaga tersendiri. Masih ada pula Yayasan Kesenian Jakarta (YKJ), yang diharapkan bisa membantu mencari dana bagi kegiatan kesenian di TIM, tetapi tidak jalan. Hingga anggaran TIM, AJ dan DKJ, tetap berasal dari Pemprov. DKI.
Komplek TIM, terletak di jalan Cikini Raya Jakarta. Dulunya Komplek…
Lihat pos aslinya 846 kata lagi