Glorifying Allah (Habluminallah) and Loving Indonesian People (Habluminannas) by Waking-Up Indonesian Citizens (sūrat Ar-Ra`d 13:11). selengkapnya
REP | 21 June 2014 | 13:37 Dibaca: 1093 Komentar: 10 3
MILITER
Sejak awal Jenderal Besar (Purn.) Soeharto menjabat, Pertamina sangat erat dengan militer. Pasti, orang tua Anda mengetahui siapa Direktur Utama Pertamina tahun 1968-1976. Iya, benar. Letnan Jenderal Ibnu Sutowo yang tinggal persis di samping Jalan Cendana, Menteng.
Ia mulai aktif di dunia perminyakan sejak tahun 1956, resmi menjadi Direktur Utama Pertamina sejak tahun 1968, dan sudah memiliki simpanan pribadi sekurang-kurangnya 226,2 juta USD pada tahun 1970. Tahun 1976, beliau diberhentikan dari jabatannya karena marak diberitakan soal korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Korupsi ini membuat Pertamina berutang sebesar 10,5 miliar USD atau 30% total output (PDB) Indonesia saat itu. Luar biasa bukan?
Sayangnya, hingga detik ini ia tidak pernah diadili, keluarganya tetap tinggal di samping Keluarga Cendana dan masih saja kerap membuat ulah, seperti menipu Ali Sadikin.
*Selingan: Sejak tahun 1970, Ibnu Sutowo sering berpergian ke New York dengan jet pribadi Rolls Royce Silver Cloud miliknya dan sering menyuruh Bob Tutupoly datang ke New York hanya untuk membawa rendang dan menyanyi di restoran termahal di New York yang di-booking secara penuh oleh Ibnu Sutowo.
*Selingan: Gaya hidup mewah Ibnu Sutowo dan keluarga yang lain dapat dilihat di internet. Contohnya di http://www.merdeka.com/peristiwa/gay…-keluarga.html
*Selingan: Anak Ibnu Sutowo, Adiguna Sutowo, mendirikan PT Mugi Rekso Abadi (MRA) pada tahun 1993. MRA memiliki 35 anak perusahaan, antara lain: Hard Rock Cafe, Zoom Bar & Lounge, BC Bar, Cafe 21, Radio Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Bali), i-Radio, majalah Cosmopolitan, majalah FHM, Four Seasons Hotel dan Four Seasons Apartement di Bali, dealership Ferrari dan Maserati, Mercedes Benz, Harley Davidson, Ducati, dan Bulgari.
*Selingan: Adiguna Sutowo dan istri gitaris Piyu “Padi” terlibat dalam penabrakan pagar rumah istri kedua Adiguna Sutowo.
*Selingan: Putra bungsu dari Adiguna Sutowo, Maulana Indraguna Sutowo, menikah dengan Dian Sastrowardoyo pada Mei 2010.
Titel Direktur Utama Pertamina boleh saja tidak lagi dipegang Ibnu Sutowo, namun kekuasaan militer pada sektor perminyakan tetap mendominasi hingga hari ini. (Direktur Utama Pertamina selanjutnya adalah Mayor Jenderal Piet Haryono, Mayor Jenderal Joedo Soembono, dan Mayor Jenderal Abdul Rachman Ramly) Maka, bukan suatu pemandangan yang langka di Indonesia, di samping kantor-kantor Pertamina terdapat markas-markas militer.
Untuk mengetahui seberapa seksinya perminyakan Indonesia, silakan cermati perhitungan KPK atas pemasukan potensial negara dari sektor perminyakan bila seluruh aktivitas mematuhi hukum dan tidak ada gratifikasi dan korupsi. Hasilnya adalah 20.000 Triliun per tahun atau 250% dari jumlah keseluruhan output (PDB) Indonesia per tahun 2013.
MAFIA PERMINYAKAN
Karena semua kalangan berpendidikan telah mengetahui mengenai Gasoline Godfather: Muhammad Riza Chalid (MRC) di Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Hutomo Mandala Putra (Humpuss Intermoda Transportasi), Bambang Trihatmodjo (Bimantara Grup) (ipar-ipar salah satu capres), dan Hatta Rajasa, saya rasa tak perlu menguraikannya.
*Sedikit generous clue for non engineering or economics graduates:
1. Majalah Intelijen edisi 5-18 November 2009 mengulas mengenai perusahaan induk Riza Chalid, Petral dan Global Energy Resources, dan anak-anak perusahaannya Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum di British Virgin Island dan kongsi bisnisnya yang bersifat tidak transparan dengan Pertamina.
2. Dr. Theodorus M. Tuanakotta, S.E., M.B.A. (CEO Deloitte salah satu Big4 Kantor Akuntan Publik di dunia, MBA dari Harvard Business School, Tenaga Ahli BPK dan KPK, penulis buku “Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif” yang sangat populer, penerima Satyalancana Wira Karya, dan anggota staf pengajar dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) menuturkan bahwa Hatta Rajasa memiliki influence amat sangat besar di Indonesia karena ia terlibat dengan Muhammad Rizal Chalid “Gasoline Godfather” Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di Singapura. Menurut Pak Theodorus, Muhammad Rizal Chalid menghasilkan 3,153 juta USD per hari setara 37,839 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Impor 850rb barrel/hari x 80% Petral x 41,67% Riza Chalid x 159 liter/barrel x US$ 0,07 mark-up/liter x Rp12.000/USD), sementara keluarga Ani Yudhoyono mendapat 7,872 miliar rupiah per hari atau 0,5 USD per barrel dari minyak mentah dan minyak olahan baik yang diimpor maupun yang diekspor. (Hal senada juga dipublikasikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Dr. Rizal Ramli, Ph.D.; Guru Besar Manajemen UI, Prof. Rhenald Kasali, S.E., Ph.D.; peneliti senior Indonesian Resources Studies, Ir. Samsul Hilal, M.S.E.; dan Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies, Erwin Usman.)
Foto: Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Letjen TNI (Purn) Burhanuddin di Rumah Polonia.
*Fakta: Pada 11 Februari 2014, Wakil Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M. Fanshurullah Asa, kembali menegaskan fakta bahwa Indonesia mengimpor BBM dari Singapura, negara yang tidak ada eksplorasi (pencarian) dan eksploitasi (produksi) minyak.
*Fakta: Walaupun Singapura tidak memiliki sumur minyak, kapasitas penyulingan minyak (refinery) di Singapura adalah 1,4 juta barrel/hari, sedangkan kapasitas di Indonesia hanya 1,1 juta barrel/hari.
*Fakta: Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A. ; Menteri Koordinator Ekonomi (1999 – 2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas (2001 – 2004), Kwik Kian Gie; dan Rektor IBII, Anthony Budiawan mengatakan ada Indoktrinasi & Brainwashing dalam pembelian BBM yang menggunakan harga NYMEX.
*Fakta: Mahfud MD pernah menyebut Pertamina sebagai “sarang koruptor”.
*Fakta: Silakan melihat laporan keuangan Pertamina bagian Opini Auditor Independen PricewaterhouseCoopers, Petral di Singapura yang notabene berperan sangat penting bagi kita, negara raksasa pengimpor minyak, malahan tidak diaudit dengan alasan aset lancar (kas, piutang, dsb) dan aset tetap (bangunan, dsb)-nya kecil. Padahal dengan diauditnya Petral, dapat mengungkap kecurigaan harga beli BBM yang sesungguhnya yang selama ini memberatkan pos belanja negara (subsidi).
*Fakta: Tren Pendidikan S1 Direktur Utama Pertamina akhir-akhir ini adalah S1 Teknik Perminyakan ITB dan Hatta Rajasa berasal dari S1 Teknik Perminyakan ITB.
*Fakta: Melihat sejarah Hatta Rajasa, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sejak tahun 1980 bergabung dengan Medco Energy milik Arifin Panigoro (Alumni ITB) di Singapura dan di Indonesia.
*Fakta: Hatta Rajasa dan Marzuki Alie lahir di Palembang.
*Fakta: Laporan Utama di Majalah GEO ENERGI Indonesia edisi Januari 2014: “Ambisi Pertamina buat (Si)apa?” yang ditulis oleh Sri Widodo Soetardjowijono, Ishak Pardosi, Amanda Puspita Sari, Faisal Ramadhan, dan Indra Maliara menguraikan bagaimana Hatta Rajasa sukses mengantarkan sekitar 60 persen anggota kabinet ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Usut punya usut, orang-orang ini ternyata berasal dari rekomendasi Riza Chalid dan bertujuan untuk mengamankan bisnis minyaknya.
*Fakta: Pernikahan Siti Ruby Aliya Rajasa dan Edhie Baskoro Yudhoyono diyakini hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia berfungsi untuk mempertebal cengkraman dinasti Hatta Rajasa dan Ani Yudhoyono di Indonesia.
*Fakta: Nama Riza Chalid makin ramai disebut-sebut sejak pemberitaan bahwa Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan hendak membubarkan Petral karena disinyalir jadi sarang korupsi. Namun, belum tuntas rencana Dahlan Iskan membubarkan Petral, ia keburu dipanggil dan ditegur keras oleh Presiden Jenderal (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono dan Hatta Rajasa di depan Karen Agustiawan. Isu pembubaran Petral pun kembali menguap.
*Fakta: Pada Senin 16 Juni 2014, Direktur Pengolahan Solidaritas Kerakyatan Khusus (SKK) Migas, Ferdinand Hutahayan, telah melaporkan Hatta Rajasa kepada KPK dan menyampaikan bukti-bukti yang dimilikinya. Lebih jauh, Ferdinand mengatakan mafia perminyakan meraup untung sedikitnya Rp 100 miliar per hari atau Rp 36 triliun per tahun.
*Fakta: Pada unjuk rasa di depan Gedung KPK pada Selasa, 3 Juni 2014 , Direktur Riset Badan Pemerhati (BP) Migas, Syafti Hidayat; Koordinator Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Indonesia, Anyonk Latupono; dan Koordinator Lapangan Koalisi Mahasiswa Jakarta (KMJ), Saefullah Muhammad menuntut KPK memeriksa Hatta Rajasa atas perannya sebagai mafia migas.
*Selingan: Walaupun diberi jabatan Menteri Koodinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa dianggap sangat tidak mengerti ekonomi dan sering menjadi bahan tertawaan oleh Chatib Basri, Faisal Basri, Darmin Nasution, Fauziah Zen, Mawar I. R. Napitupulu, dan hampir seluruh dosen yang mengajar di FEUI. Satu dari sekian banyak contoh yang mudah adalah ucapan Hatta Rajasa pada tahun 2010 yang menargetkan PDB Nominal mencapai angka Rp 10.000 Triliun per tahun 2014. Pak Chatib Basri (sebelum terpilih jadi menteri) mengatakan “Menko Ekuin kalian sekarang tol*l banget tuh.. Masa’ menggunakan PDB Nominal sebagai target.. Kalau saya jadi dia sih, gampang saja, saya naikan saja inflasi dua kali lipat.” Hal ini sontak disambut tawa menggelegar satu kelas besar. Bagaimana mungkin seorang menko ekuin tidak mengetahui perbedaan antara PDB Nominal dan PDB Riil (yang sudah di-adjustdengan inflasi/kenaikan harga); sesuatu yang telah diajarkan di Pengantar Ekonomi 1.
AKUN-AKUN PENYEBAR KEBOHONGAN DAN PEMBENTUK OPINI
1. FPI dibentuk oleh pensiunan militer sebagai attack dog yang memisahkan militer dan polisi dari tuduhan pelanggaran HAM. (Lihat dokumen-dokumen Wikileaks) Di samping itu, ingat saat tahun 1998, selain militer, ada unsur lain yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa dengan senjata-senjata yang tak lazim dengan pakaian-pakaian menyerupai santri-santri.
2. Triomacan2000 (Syahganda Nainggolan [dulu Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa, sekarang Direktur Penggalangan Relawan Tim Sukses Prabowo-Hatta Rajasa], Abdul Rasyid [Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa], dan Raden Nuh) selalu melindungi dan memuja setinggi langit Hatta Rajasa, besan SBY. Menurut buku “Cikeas Kian Menggurita” yang ditulis George Junus Aditjondro dan diterbitkan Galang Press, SBY dan keluarganya terutama keluarga dari pihak istrinya terlibat dalam sindikat mafia perminyakan guna menambah kekayaan dan kekuasaan. Untuk memastikan ini, silakan Anda mencari tahu alasan di balik grasi Schapelle Leigh Corby (Warga Negara Australia), usai santer diberitakan penyadapan Australia memperoleh bukti-bukti bahwa keluarga besar Ani Yudhoyono, khususnya Erwin Sudjono (kakak ipar SBY), berperan sangat aktif dalam mafia perminyakan.
Foto: Erwin Sudjono, mantan Pangkostrad (kakak ipar SBY)
Foto: Gatot Mudiantoro Suwondo, CEO Bank BNI (adik ipar SBY)
Apakah Anda sekeluarga tahan melihat dan mendengar keluarga Soeharto dan keluarga Ani Yudhoyono pura-pura peduli dan prihatin; dan menginginkan mereka makin menggurita?
JAWABAN ATAS DOA KITA
“Setahun pertama kita selesaikan mafia perminyakan.” tegas Jusuf Kalla pada Dialog KADIN, 20 Juni 2014.
TESTIMONI
“Jokowi memang bagus menjadi Presiden. Saya doakan semoga terkabul keinginannya.” ~Ridwan Kamil
“Tidak banyak yang tahu kan kalau sebenarnya Jokowi itu lebih tegas dan keras daripada saya. Dia kelihatan lembut di luar karena orang Jawa. Saya kalau lagi diskusi sama dia tegas banget.” ~Basuki Tjahaja Purnama #Tegas
“Biar seluruh rakyat Indonesia sejahtera dan kesenjangan ekonomi tidak makin melebar, kita harus memberhentikan dinasti-dinasti penguasa “Orba bungkus baru”dan memberantas mafia perminyakan.” ~seorang sahabat
BONUS SELINGAN
Untuk para pencinta selingan setanah air, mau dikasih selingan lagi?
Pertama, tegakkan badan. Kedua, tarik napas secara mendalam. Ketiga, senyum…..Iya, senyum. Seriusan. Karena ketenangan dan senyuman akan menaikkan testosterone dan menurunkan cortisol yang baik untuk kesehatan dan kehidupan.
Oke kita balik lagi ke selingan ekonomi level SMP ya.
Anda masih ingat polemik PP Mobil Murah yang ditandatangani SBY pada 23 Mei 2013?
Saat itu, Indonesia telah mulai merasakan twin deficit (defisit di APBN & defisit di neraca perdagangan, sehingga nilai tukar Rupiah ke USD sangat lemah dan rentan) dan pembenahan kemacetan Jakarta dan sekitarnya masih mengalami banyak sekali resistensi.
Ibarat azab kemurkaan Allah yang tidak ada hentinya, pelaku pasar dibuat makin gemetar dengan kabar bahwa besan Hatta Rajasa menandatangani PP Mobil Murah, sesuatu policy yang memicu meledaknya jumlah penjualan mobil, konsumsi BBM, dan impor bahan baku otomotif yang membuat nilai tukar makin runyam mencekam. Dalih yang digunakan besan Hatta Rajasa, Hatta Rajasa, dan kader Golkar, MS Hidayat saat itu tak lain dan tak bukan adalah mobil murah adalah angkutan untuk pedesaan yang akan menggunakan Pertamax, dan, karena pemanasan global adalah isu yang paling urjen menurut mereka, mobil murah layak mendapat penghapusan PPn-BM.
Nyatanya, statistik/fakta lebih berjaya daripada pidato yang berkontradiksi dengan perbuatan. Lantas, Pak Chatib Basri selaku Menteri Keuangan secara emosional menagih janji Menperin MS Hidayat. Namun, penagihan janji itu dijawab sendiri oleh besan Hatta Rajasa secara tidak langsung dengan tindakan penunjukkan Muhammad Lutfi, Duta Besar Indonesia di Jepang, sebagai Menteri Perdagangan.
Keambrukan pengurusan ekonomi negara dan ketamakan kebijakan pro-kendaraan pribadi ternyata tak berhenti sampai di situ. Joko Widodo yang merasa membanjirnya mobil murah membuat penguraian kemacetan makin berat malahan ditolak dalampengajuan penghapusan bea impor untuk bus dan pemasangan pembatas jalan TransJakarta yang tangguh di jalan Sudirman-Thamrin dan Gatot Subroto-Tomang dan diganjal dalam penerbitan PP Electronic Road Pricing.
*Selingan: Berbagai direktur institusi internasional seperti Asian Development Bank dan World Bank; berbagai Chief Economist bank-bank terbesar di dunia seperti Citibank dan HSBC; dan berbagai Chief Economist di bank-bank terbesar di regional seperti BII Maybank yang diundang ke FEUI pada acara Economix menuturkan bahwa kebijakan Mobil Murah merupakan a misguided policy, usai mereka memastikan tidak ada wartawan/jurnalis yang hadir. Lebih jauh, mereka mengatakan sebaiknya masyarakat awam melakukan pengukuran dampak policy pemerintahan negara-negara maju yang pro-transportasi publik dan dampak policy pemerintah Indonesia yang pro-kendaraan pribadi.
Mantap tidak selingannya? All praise is to Allah.
LAMPIRAN 1: PROYEKSI REALISTIS
Kubu Pencipta Perdamaian dan Terobosan dengan Dialog yang Memanusiakan Manusia
Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A., Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, M.A., Ketua Dewan Guru Besar FEUI Prof. Prijono Tjiptoherijanto, Ph.D, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Faisal Basri (Pendiri PAN, ekonom), Goenawan Mohamad (Pendiri PAN, Jurnalis), Abdillah Toha (Pendiri PAN, Komisaris Penerbit Mizan), Nono A. Makarim (Komite Etik KPK), Wimar Witoelar (Kolumnis), Lin Chi Wei (Kata Data), Arsendo Atmowiloto (Wartawan), Todung Mulya Lubis, Yoris Sebastian, René Suhardono, Ayu Utami, Joko Anwar, Slamet Rahardjo Djarot, Mira Lesmana, Olga Lidya, Butet Kartaredjasa, Ong Harry Wahyu, Rayya Makarim, Indra Jaya Piliang, Charles Bonar Sirait, Wanda Hamida, Metta Dharmasaputra (Penulis “Saksi Kunci”), Riri Riza, Leila S. Chudori, Iksaka Banu, Kurnia Effendi, Marco Kusumawijaya (Arsitek), Samuel Indratma (Community Visual Artist), Rudi Valinka (Auditor Forensik), Fadjroel Rachman, dan Adian Napitupulu.
Slank, Erwin Gutawa, Addie MS, KLA Project, /rif, Giring Ganesha “Nidji”, Kikan Namara ‘Cokelat’, Yuni Shara, Krisdayanti, Barry Likumahuwa, Trio Lestari (Glenn Fredly, Tompi, Sandhy Sondoro), Andre Hehanusa, JFlow, Superman is Dead, Soul ID, Bams, Ian Antono, Once, Oppie Andaresta, Titi “Film Jalanan”, Kadri Jimmo, Yukie PasBand, Jalu Pratidina, Nia Dinata, Robi Navicula, Jhody Bejo, Kartika Jahja, Joe Saint Loco, Marsha Timothy, Vino G Bastian, Gita Gutawa, Indra Birowo, Cak Lontong, Otong Koil, Richard Sambera, Gading Marten, Ello, Michael Idol, Dochi Pee Wee Gaskins, Pop the Disco , ARockGuns, Josaphat Killing Me Inside, Widi ‘Vierratale’, Delon IDOL, Ivan Nestorman, Yacko, Kill The DJ, Billy BeatBox, Tabib Qiu, Stereocase, Che Cupumanik, Lala Timothy, Kristina, Melly Manuhutu, Ho Katarsis, Sawarna Warna Sunandar, Sruti Respati, Roy Jeconiah, Ajul & Rekan, Edward Suhadi, Ernest Prakasa, dan Pandji Pragiwaksono
Kubu Menantu Soeharto “Sang Pembunuh Massal” dan Besan Ani Yudhoyono “Sang Mafia Perminyakan”
Tags:
Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.
Siapa yang menilai tulisan ini?
3
Samuel Mulya
Bermanfaat
Trihito Eribowo
Bermanfaat
Alberto Ruyattman
Bermanfaat
KOMENTAR BERDASARKAN : TANGGALSUKA
21 June 2014 14:01:44
pantesan pada takut Jokowi menang … jd kabarnya Obor Rakyat melibatkan orang dalam …
Laporkan Komentar
0
Balas
28 June 2014 15:33:06
Iya, karena dikhawatirkan bisa mengganggu ketamakan keluarga Ani Yudhoyono.
0
21 June 2014 14:36:52
Walaupun data yang disajikan masih kurang dan asumsi yang dibuat belum seluruhnya tepat, namun konstilasi permainan di perminyakan sebagian besar tulisan anda sudah benar..dan saya setuju harus ditiadakannya mafia perminyakan..orang tua saya berjuang melawan sindikasi yang sering bermain di perminyakan..saya tahu persis hal-hal itu, dan orang tua saya selalu bercerita dan berdiskusi, berkeluh-kesah dengan saya..banyak kejadian besar-besar di perminyakan saya tahu, saya sering ikut orang-tua saya ke konferensi dan menemani pada saat perundingan-perundingan diluar negeri..jadi saya tahu persis permainan dan siapa yang jadi pemainnya..untuk itu saran saya, kajian anda harus lebih baik disertai bukti-bukti, karena kalo tidak anda akan bermasalah bisa dituduh melakukan fitnah..tidak semua dokumen sejarah itu benar, “Dont Judge The Book By The Cover”, berita yang ada belum tentu benar semua, sy tahu persis itu
0
21 June 2014 15:31:39
Makasi ya Pak Halomoan, komentarnya..
Untuk yang dengan mudah ditemukan dengan googling, saya coba untuk tidak banyak pakai link.
Takut terlalu memusingkan pembacanya (baca: “ini kok tulisan biru underline link semua”.)
0
21 June 2014 15:03:22
Apa KPU tidak tahu?
0
21 June 2014 15:32:30
KPU ada nyali bela rakyat dan usik permainan Ring-1 Ani Yudhoyono?
0
26 June 2014 21:40:55
Wow!
0
27 June 2014 09:27:55
All praise is to Allah.
May we get the best, real servant.
*Amen*
29 June 2014 15:11:29
Baik sekali tulisannya pak. Tapi gambar yang bapak tampilkan menurunkan value tulisan bapak. Apalagi gambar tersebut bapak munculkan dibagian akhir. Kesan yang didapat setelah membaca tulisannya sampai selesai (melihat gambarnya), tulisan bapak cenderung tendensius karena bapak mendukung salah satu capres. Sayang sekali pak, karena pikiran yang bapak bangun dalam tulisan ini jadi runtuh atau paling tidak menurun tingkat kepercayaannya.
Soal capres sebelah, biarlah audience yang menilai. Audience yang cerdas, rasional dan punya akal sehat, pasti sudah tau akan memilih siapa.
Salam dua jari
0
29 June 2014 15:26:28
Terima kasih Pak Waliz, All praise is to Allah.
Terima kasih pula atas masukannya.
Mengenai Lampiran 1: Proyeksi Realistis, saya memasukannya hanya untuk menekankan “Orba bungkus baru” dan tentu saja saya juga tidak berharap ada impairment pada objektivitas dan integritas yang ditangkap.
Sekali lagi terima kasih banyak. Semoga Allah memberi kita pelayan-pelayan masyarakat yang sesungguhnya.
Amin
SUMBER: http://politik.kompasiana.com/2014/06/21/keterkaitan-antara-militer-mafia-perminyakan-dan-akun-akun-penyebar-kebohongan-dan-pembentuk-opini-668168.html
