-
Istimewa
RP Soeroso, Banteng Muda Musuh Belanda
BEBERAPA waktu lalu jagat media sosial sempat dihebohkan dengan perlakuan brutal sekelompok vandalis di Cianjur, Jawa Barat, yang menghancurkan tiga Tugu Penjelas Nama Jalan (TPNJ). Salah satu TPNJ itu menginformasikan riwayat seorang pejuang kemerdekaan bernama Soeroso. Siapakah dia? Dalam blog pribadinya, Ahmad Samantho menyebut Soeroso sebagai salah satu kakeknya. Menurut penulis sejarah asal Bogor itu, Soeroso memiliki nama… Baca selengkapnya
-
Ironi, Tidak Ada Kajian Khusus Kerajaan Sriwijaya dan Kejayaan Maritim
-
Integrasi Budaya Jawa-Sunda dan Agama Islam
Integrasi Budaya Nasionalisme dan agama
-
Diskusi Warisan Induk Peradaban Dunia di Sundaland
Rangkaian Diskusi Warisan Kebijaksanaan Sundaland Kuno
-
Kapamimpinan Sunda ?
Nyungsi Pamendak: Kapamingpinan Sunda. ku : Roza Rahmadjasa Mintaredja Meureun, nu sabenerna mah lain Kapamingpinan Numutkeun Budaya Sunda, tapi Kapamingpinan Numutkeun Manusa anu dianggap Apal kana Budaya Sunda. Ari sababna? Lantaran budaya Sunda mah moal bisaeun cumarita ihwal kapamingpinan, budaya Sunda mah hiji sistem ajen/nilai, lain manusa. Kahiji eta; atuh kadua, sabenerna teu wasa kuring… Baca selengkapnya
-
Misteri Pulau Agyre yang Hilang ternyata Salaka Nagara
MISTERI PULAU AGYRE YANG HILANG TERNYATA SALAKA NAGARA Oleh Yuddy Aditiawan pada Sabtu, 06 Juli 2013 pukul 16.34 Penulis: Iwan Taufik Sejarah Indonesia mempunyai banyak sisi yang belum di eksplorasi, termasuk penelusuran berbagai kerajaan yang pernah ada di nusantara.Selama ini, proses mencari jejak kerajaan-kerajaan di nusantara banyakmenghasilkan informasi baik yang lama maupun yang baru; bahkan tidakjarang menimbulkan pertanyaan… Baca selengkapnya
-
Kontroversi Uga Wangsit Siliwangi: Kebangkitan Nusantara (“Pajajaran Anyar”) ?
Manakah Naskah Uga Wangsit Siliwangi yang sebenarnya? Belum diketemukan atau tidak ada? Karena Redaksi kalimat dalam naskah Uga Wangsit Siliwangi yang populer dan termasuk yg jadi rujukan video ini, adalah menggunakan bahasa Sunda kontemporer (masa kini) bukan bahasa Sunda Kuno zamannya Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Di Pakuan Pajajaran), anak-cucu dan buyutnya sampai ke Raga… Baca selengkapnya
-
Popol Vuh
POPOL VUH by Habib Hussein Mitos-mitos tertulis suku Maya paling tua berasal dari abad ke-16 yang ditemukan dalam dokumen-dokumen sejarah dari Dataran Tinggi Guatemala. Dokumen paling penting adalah Popol Vuh yang memuat kisah penciptaan Quichean serta beberapa kisah petualangan dari pahlawan kembar, Hunahpu dan Xbalanque. Popol Vuh adalah naratif mitos-sejarah yang berasal dari kerajaan K’iche’… Baca selengkapnya
-
Zaman Disrupsi ke -15: Peradaban
ZAMAN DISRUPSI KE-15 PERADABAN (2) Achmad Chodjim Kita pun harus berani mengakui dengan jujur bahwa kekuatan bangsa ini terwujud karena bisa membangun kehidupan bersama dalam aneka macam perbedaan yang dapat disebut juga diversity ini homogenity. Harus ada komitmen untuk tidak mengusik keyakinan orang atau komunitas lain. Dengan demikian, kita tidak perlu heran jika suku bangsa… Baca selengkapnya
-
Nusantara Tak Pernah Dikalahkan & Dijajah ?
Nusantara Tidak Pernah Dikalahkan ? _by Agus Budiyono, Alumni Massachusetts Institute of Technology_ _disampaikan dalam Seminar Nasional “Literasi Sains untuk Membumikan Nilai-nilai Pancasila” Solo, 19 Agustus 2019_ Saya menghabiskan sebagian besar usia dewasa saya di luar nusantara. Saya pernah tinggal di _Amerika (Cambridge, Boston, Nashua, Columbus),Eropa (Assen),Australia (Melbourne) dan Timur Jauh (Seoul)._ Kemanapun saya pergi… Baca selengkapnya
-
Hindustan sebenarnya adalah Kawasan Asia Tenggara yang Pusatnya di Muara Takus Kampar Riau
HINDUSTAN SEBENARNYA ADALAH KAWASAN ASIA TENGGARA YANG PUSATNYA DI MUARA TAKUS KAMPAR Ronni Astar al-Kampari ———————————————- Tampaknya hanya dengan raja-raja Masa kekaisaran Wijayanagara pada tahun 1352 M kata “Hindu” digunakan dengan bangga oleh Bukkal yang menggambarkan dirinya sebagai “Hinduraya suratrana”. Sedangkan teks-teks Sansekerta utama, dan bahkan ritual-ritual yang telah dilakukan di kuil-kuil dari ribuan tahun… Baca selengkapnya
-
Eksotisme Tanah Sunda
Menguak Eksotisme Tanah Sunda 3 April 2013 09:40 Diperbarui: 24 Juni 2015 15:49 177 0 1 Dimuat di Majalah Pendidikan Online Indonesia, Rabu/3 April 2013 http://mjeducation.co/menguak-eksotisme-tanah-sunda/ Judul: The Wisdom of Sundaland Penulis: Anand Krishna Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan: 1/2012 Tebal: ix + 200 halaman ISBN: 978-979-22-8657-1 Harga: Rp60.000 Dalam tradisi masyarakat Maluku ada istilah pela dan gandong. Pelamengacu pada persahabatan berdasarkan… Baca selengkapnya
-
India (Bharatavarsa dari Dinasti Candra (Klan Melayu)
Indra Zoneaydi Piliang INDIA (BHARATAVARSA) DARI DINASTI CANDRA (KLAN MELAYU) ——————————————— Gurudev dalam “Geographical Span of Ancient India – Jambudveepe Bharathavarshe Bharathakhande” menjelaskan bahwa Bharatawarsha adalah istilah dengan jangkauan yang lebih luas, yang digunakan untuk menyebut India Raya(termasuk kawasan yang mendapat pengaruh Asia Selatan, yaitu sebagian Asia Barat dan Asia Tenggara). . Susastra Hindu seperti… Baca selengkapnya
-
Kampar, Tanah Al Hind di Equator, Pusat Peradaban Timur
KAMPAR TANAH AL HIND EQUATOR, PUSAT KOTA PERADABAN TIMUR —————————————————— by Indra Zoeniyadi Piliang Tak diragukan lagi bahwa Solon mengunjungi Mesir. Alasan kepergiannya dari Athena, selama 10 tahun, dijelaskan lengkap oleh Plutarch. Dia menetap, kata Plutarch. “Di pantai Canopian, dekat muara Nil yang dalam.” Di sana dia bertentangan pada poin filsafat dan sejarah dengan sebagian… Baca selengkapnya
-
Mesjid-mesjid lama di Indonesia
Masjid-Masjid Lama Indonesia BY SEKTI · 17 MARCH 2012 Secara tipikal, masjid-masjid lama Indonesia beratap tumpang, puncak limas bujursangkar (piramidal) dengan jumlah ganjil, dan berdenah bujursangkar. Perbedaan yang ada lebih kepada proporsi dan ornamentasi. Berikut adalah foto lama beberapa masjid lama Indonesia koleksi Tropenmuseum.
-
Kisah Para Wali Ulama Islam dan Trah Pajajaran
Kisah Makam Keramat Istri Kedua Prabu Siliwangi, Nyi Kentring Manik di Tengah Kebun Raya Bogor Pusara Makam Ratu Galuh, istri Prabu Siliwangi (Dewi/detikTravel) Dewi Kania – dari media online detikTravel Bogor menulis – “Siapa sangka, bahwa di tengah objek wisata Kebun Raya Bogor rada sebuah kuburan yang dikeramatkan. Inilah makam yang diyakini sebagai Ratu Galuh, istri Prabu Siliwangi.… Baca selengkapnya
-
Syekh Quro, Guru Ngaji Nyi Subang Larang dan Prabu Siliwangi
Syekh Quro Karawang “QUROTUL ‘AIN” Jendela Karawang 6/30/2017 12:35:00 PM AGAMA, SEJARAH Karawang, JEKA : Syekh Quro adalah Syekh Qurotul Ain atau Syeh Hasanudin atau Syekh Mursahadatillah. Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syekh Quro adalah seorang ulama. Dia adalah putra ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang bernama Syekh Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syekh Jamaluddin Akbar al-Husaini serta… Baca selengkapnya
-
Kontroversi Keislaman Prabu Siliwangi
KONTROVERSI KEISLAMAN PRABU SILIWANGI, RAJA TERKEMUKA PAKUAN PAJAJARAN By Ahmad Yanuana Samantho Arif Supriadi dari Padepokan Ki Munajat Sedjati, menyatakan bahwa Prabu Siliwangi yang dikenal juga ketika mudanya sebagai Pangeran Pamanah Rasa, adalah seorang Muslim. Ia di-islamkan oleh Syekh Hasanuddin atau lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Quro (seorang ulama besar yang lahir sebelum era Wali Sembilan,… Baca selengkapnya
-
Warisan Filosofis-Ideologis Peradaban Atlantis Nusantara
AAhmad Yanuana Samantho bersama Dhani Irwanto. WARISAN FILOSOFIS-IDEOLOGIS DAN SPIRITUALITAS ATLANTIS NUSANTARA Oleh: Ahmad Y. Samantho Konteks Keindonesiaan: Warisan Filosofis, Kenabian dan Spiritualitas Atlantis Secara umum, setelah mengkaji sekitar belasan tahun, penulis sampai pada suatu hipotesis bahwa secara filosofis dan historis, apa yang telah dirumuskan oleh para Founding Fathers Republik Indonesia menjadi Panca Sila, baik secara langsung… Baca selengkapnya
-
Bendera Merah Putih Amanat Rasulullah Muhammad SAW
Bendera Merah Putih Amanat Rasulullah Melalui Mimpi Guru Tua KH Adnan Anwar mengatakan bahwa konsepsi NKRI sudah disiapkan para ulama jauh sebelum Indonesia merdeka. Hal ini dibuktikan dengan salah satu dokumen tahun 1783 hasil batsul masail di Masjid Baiturahman Aceh yang isinya jika Nusantara ini menjadi negara, maka namanya adalah Al Jumhuriyah Al Indonesia. “Saya… Baca selengkapnya
-
Seminar Internasional Gerakan Kebangkitan Nusantara
Rekaman Seminar Internasional Sejarah Budaya Minanga Kamwa, Kampar Riau Sumatra, 20 Juli 2019
-
KETIKA EMAS DAN UANG BERTEMU — Catatan Harta Amanah Soekarno
*Kemakmuran Indonesia* *EMAS DAN UANG BERTEMU* _”Setidaknya ada 14 lokasi tempat rahasia penyimpanan emas di Indonesia. Ia bersifat ada tapi tiada. Hanya orang tertentu yang tau. Ia berada pada dimensi yang berbeda. Tak mungkin bisa dipahami orang awam. Bukan magic dan bukan mistik. Tapi ia realistik. Begitu juga gudang uang berlimpah di Indonesia. Hanya Kementerian […]… Baca selengkapnya
BEBERAPA waktu lalu jagat media sosial sempat dihebohkan dengan perlakuan brutal sekelompok vandalis di Cianjur, Jawa Barat, yang menghancurkan tiga Tugu Penjelas Nama Jalan (TPNJ). Salah satu TPNJ itu menginformasikan riwayat seorang pejuang kemerdekaan bernama Soeroso. Siapakah dia?
Dalam blog pribadinya, Ahmad Samantho menyebut Soeroso sebagai salah satu kakeknya. Menurut penulis sejarah asal Bogor itu, Soeroso memiliki nama lengkap Raden Soeroso dan merupakan putra dari Raden Soemarsono yang pernah tinggal di wilayah Cibalagung (masuk dalam wilayah Ciomas, Kota Bogor).
“Ketika masih kecil, saya sering melihat lukisan pinsil Kakek Soeroso dipajang di rumah Eyang Uti (nenek Samantho) dan di rumah Mbah Buyut Soemarsono,” ungkap Samantho.
Keterangan Ahmad Samantho ditegaskan oleh Sukarna (98). Kepada saya, eks pejuang kemerdekaan di Bogor itu berkisah bahwa Soeroso masih terhitung pimpinannya di BBRI (Barisan Banteng Republik Indonesia) cabang Bogor. Ketika sedang hebat-hebatnya perlawanan para pejuang Indonesia terhadap pasukan Inggris pada awal 1946, secara sukarela Soeroso bersama 10 anak buahnya hijrah ke Cianjur.
BACA JUGA: Di Bawah Simbol Banteng
“Karena saat itu konvoi tentara Inggris sering melewati Cianjur, Pak Soeroso memutuskan untuk “menunggu” mereka di sana,” ujar Sukarna.
Di kota penghasil beras itu, Soeroso lantas membangun basis perlawanan. Selain melatih para pemuda setempat, dia pun terlibat aktif dalam pengadaan senjata untuk melawan musuh. Dalam sebuah dokumen berjudul “Beberapa Catatan Tentang Sejarah Perjuangan Rakyat Cianjur dalam Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1942—1949” yang disusun oleh Tim Sejarah Dewan Harian Cabang Angkatan 1945 Kabupaten Cianjur, dikisahkan Soeroso pernah menyumbang 10 senjata bekas tentara KNIL kepada para pejuang yang beroperasi di Cipanas.
Dalam buku Pertempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur 1945-1946, Letnan Kolonel (Purn) Eddie Soekardi (Komandan Resimen ke-13 TRI Komandemen Jawa Barat) menyebut nama Soeroso sebagai pimpinan gerilyawan kota yang aksi-aksinya sangat impresif. Dalam suatu aksi penghadangan di pusat kota Cianjur pada Maret 1946, Soeroso dan anak buahnya berhasil mengganggu pergerakan Bataliyon 3/3 Gurkha Rifles (suatu kesatuan elit militer Inggris dari Divis ke-23 British India Army) dari Bandung ke Sukabumi.
Bersama gerilyawan-gerilyawan lain dari Yon 3 Resimen III TRI, Lasykar Hizbullah dan Sabilillah, Lasykar BBRI pimpinan Soeroso (lebih dikenal sebagai Pasukan Banteng Soeroso) melakukan penyerangan lewat aksi hit and run terhadap Yon 3/3 Gurkha Rifles yang diperkuat oleh tank Sherman, panser wagon, brencarrier dan truk-truk berisi pasukan. Kendati hanya menggunakan molotov cocktail (bom sederhana yang terbuat dari botol yang diisi bensin dan disertai sumbu) dan beberapa pucuk senjata saja, mereka melakukan serangan terstruktur khas tentara Jepang dari sudut-sudut pertokoan dan lorong-lorong rumah yang berderet sepanjang pusat kota Cianjur.
“Bagi para serdadu Gurkha Rifles, situasi itu cukup membingungkan. Mereka hanya bisa bertahan dan membalas serangan tersebut sekenanya dari balik kendaran-kendaraan tempur mereka… ” kata Eddie Soekardi.
BACA JUGA: Neraka Pasukan Gurkha
Ketidakberdayaan salah satu satuan elit militer Inggris dalam Perang Dunia II sempat dicatat oleh sumber Inggris sendiri. Dalam The Fighting Cock: The Story of The 23rd Indian Division, Kolonel A.J.F Doulton memuji pergerakan taktis gerilyawan Indonesia yang sempat membuat para serdadu Gurkha panik dan terpukul.
“Ini menjadi suatu bukti, orang-orang Indonesia mengalami kemajuan dan semakin militan…” tulis Doulton.
Tetapi karena kurang lengkapnya persenjataan para pejuang Indonesia, Cianjur pada akhirnya jatuh juga ke tangan tentara Inggris. Sebagai markas, para prajurit Inggris memilih bekas gedung Pabrik Es (sekarang menjadi Gedung Gelanggang Muda Cianjur). Pasukan Banteng Soeroso sendiri kemudian menyingkir ke arah Pasar Suuk (sekarang Jalan Barisan Banteng) dan mendirikan markas di sebuah rumah yang ditinggal pemiliknya (sebuah keluarga Belanda).
Zoehdi (95) masih ingat bagaimana Soeroso kerap melatih anak buahnya berbaris di sekitaran Pasar Suuk. Bunyi aba-abanya yang khas dan terdengar tegas, seolah menembus rimbunan pohon-pohon mahoni yang saat itu banyak tumbuh di sana.
“Saya mengenang Pak Soeroso itu sebagai pemuda pemberani, badannya kekar dan sorot matanya tajam menantang, mirip seekor banteng muda”ungkap eks anggota milisi Angkatan Pemoeda Indonesia (disingkat API, sebuah milisi perjuangan rakyat Indonesia yang didirikan pada akhir 1945) tersebut.
Keberanian Soeroso memang sangat populer di kalangan para pejuang Cianjur saat itu. Dikisahkan oleh Zoehdi, Soeroso pernah nekad mengejar sebuah pesawat tempur Inggris hanya menggunakan sepeda motor dan sebuah stengun.
Akhir 1946, tentara Inggris mulai meninggalkan Indonesia. Sebagai penggantinya maka tentara Belanda mulai bermunculan dan menjadi penguasa sebenarnya. Situasi tersebut jelas membuat para pejuang Indonesia semakin menguatkan perlawanannya. Mereka tak mau Belanda menjajah lagi untuk kedua kalinya. Di Cianjur, nyaris setiap hari hidup tentara pendudukan tak pernah tenang. Selalu saja ada dari mereka yang terbunuh atau hilang diculik gerilyawan Republik. Salah satunya adalah Pasukan Banteng Soeroso.
Dengan modal senjata seadanya, hampir tiap malam, mereka melakukan aksi teror terhadap asrama militer Belanda yang berada di wilayah Kampung Tangsi (sekarang menjadi Gang Pangrango) dan induk pasukan mereka yang bermarkas di Joglo (sekarang menjadi gedung Komando Distrik Militer 0608 Cianjur, Toserba Slamet, gedung Markas Corps Polisi Militer). Merasa terganggu dengan serangan-serangan Banteng Soeroso ini, maka militer Belanda kemudian melancarkan suatu operasi intelijen untuk menjebak pimpinan milisi Republik itu.
BACA JUGA: Tokoh di Balik Takluknya Tentara Inggris di Sukabumi
Maka disebarlah telik sandi ke pinggiran kota dan pelosok desa. Setelah semua informasi terkumpul, intelijen militer Belanda lantas membuat skenario penangkapan. Singkat cerita, “diutuslah” oleh militer Belanda seseorang (yang berpura-pura sebagai pejuang) ke markas Banteng Soeroso. Dengan dalih membahas strategi perjuangan selanjutnya, sang telik sandi itu mengundang Soeroso untuk menemui sekumpulan gerilyawan kota di sebuah warung makan yang masuk dalam wilayah Satoe Doeit (sekarang Jalan Soeroso atau Ampera). Tanpa kecurigaan, Soeroso menyanggupi undangan tersebut dan datang ke Satoe Doeit, bersama dua ajudannya, Sjamsoe dan Slamet.
Menurut kesaksian Sjamsoe, sekira jam 19.00 mereka tiba di warung makan itu dan langsung memesan makanan. Saat santap malam itulah, satu peleton tentara Belanda mengepung tempat tersebut. Soeroso yang sadar dirinya masuk dalam jebakan lantas melakukan perlawanan. Pertempuran tidak seimbang pun berlangsung cukup seru.
“Kami bertiga bertarung habis-habisan, kami masing-masing hanya menggunakan sepucuk pistol,” kenang Sjamsoe.
Sayang, saat hendak meloloskan diri ke luar warung makan, sebutir peluru menghantam tepat dada Soeroso. Dia pun terjungkal. Diikuti Slamet yang juga tertembak dan bermandikan darah. Lantas bagaimana nasibnya Sjamsoe,? Begitu terjungkal karena hantaman peluru, beberapa warga setempat langsung membawanya ke seorang dokter bernama Ojo. Kendati mengalami luka berat, Sjamsoe nyawanya masih bisa diselamatkan dan bisa melanjutkan hidupnya hingga awal tahun 2000. https://historia.id/militer/articles/soeroso-banteng-muda-musuh-belanda-6lj4E?fbclid=IwAR0tU7TK6XCbmdhuLTBY4ywb-cuj4jfwL1jjD8uuPs7__GFI2XqygbADIj0