FREKUENSI
Catatan buat Kawanku Safari ANS (peneliti Komunikasi) tentang
FREKUENSI
Untuk kasus Pesawat Piring Terbang (UFO), konon (menurut Ki Sinung Herman Janutama, Fisikawan UGM) dengan memanfaatkan gesekan medan energi elektromagnetik bumi dan juga planet lainnya yang berinteraksi dengan medan Gravitasinya, sehingga bisa melesat sedemikian rupa ke tempat yang dituju. Dan menurut bacaanku tentang teknologi Tesla, teknologi ini sudah diketemukan oleh para cendikiawan ilmuwan reshi sejak zaman peradaban Wedha (Vedic Culture) di Hindia Timur atau tepatnya Nusantara. Naskah naskah kuno Vedic inilah yang menginpirasi dan memasok iptek tingkat tinggi kepada Tesla, walau pun ia lallu dibunuh dan terknologinya berusaha disembunyikan pihak mafia keuangan kapitalis perbankan dunia (dajjal Zionis). Inilah asset warisan Peradaban Lemuria dan Atlantis, Mahabharata- Ramayana Nusantara. Wallahu alam bishawab.
FREKUENSI
by Safari ANS
Selamat pagi. Ternyata hidup di jagat raya ini, terdiri dari frekuansi. Ke depan, siapa yang menguasai teknologi frekuensi, dialah adidaya dunia.
Mesin masa depan bukan lagi digerakan oleh mesin motor. Tapi mesin frekuensi. Tuhan telah menciptakan magnetik pada semua planet. Tiap magnetik menghasil frekuensi yang bersifat elektromagnetik. Inilah yang menggerak mesin.
Mesin UFO dibuat gunakan elektromagnetik. Pesawat melesat ke atas secara vertikal. Lalu mencari frekuensi tempat yang dituju. Dalam hitungan detik UFO berhasil menemukan frekuensi tempat yang dituju. Dalam hitungan detik, elektromagnetik planet tadi menarik pesawat dalam kecepatan cahaya. Melesat.
Di bumi pun sama. Sebentar lagi mobil tidak memerlukan ban. Mesin elektromagnet dapat dibuat anti gravitasi. Tinggi rendahnya pun bisa distel sesuai keinginan. Ada mobil dan motor sekedar mengambang dijalan 30 cm saja cukup. Tetapi yang ingin terbang mengangkasa. Semua bisa distel dengan sebuah tombol.
Amat mudah. Ketika frekuensi ditemukan. Ketika frekuensi telah dipakai manusia, maka material baterai menjadi mahal. Tapi entahlah. Di Indonesia banyak material baterai yang tidak perlu diisi ulang. Baterai berbahan khusus ini, akan terisi secara otomatis. Material itu disini.
Akibatnya, terjadi polarisasi hidup gaya baru manusia. Ada yang membuat rumah di dasar laut. Di angkasa. Tak hanya rumah, mungkin kerajaan. Inggris telah membuat kapal selam raksasa bertenaga ini. Kapal selam itu tak perlu muncul ke permukaan selama 50 tahun. Mereka memproduksi semua keperluan manusia sendiri.
Frekuensi Tuhan pun sama. Jika manusia ingin berkomunikasi dan berdoa kepada Tuhan, maka harus cari frekuensi Tuhan. Tiap agama, Tuhan telah memberi tau cara mencari frekuensi Tuhan. Jika sudah ketemu, disitulah berlaku “Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan”. Dalam Islam; Isya (4), Subuh (2), Luhur (4), Ashar (4), dan Magrib (3). 42443, itulah nomor frekwensi Tuhan menurut Islam. Menurut Kristiani beda lagi. Budha beda lagi. Semua agama membuat frekuensi Tuhannya sendiri-sendiri. Itu hanya sebuah cara. Tuhan tetap sama. Sang Pencipta.
Hidup masa depan adalah voice command. Karena suara melahirkan frekuensi. Manusia tak perlu lagi pakai timbol. Cukup voice seperti mesin Google sekarang.
Ternyata kitab suci agama-agama itu melahirkan voice command yang memantulkan frekuensi. Karenanya jangan sembarangan baca. Ada aturan bacaan dan voice command menurut kitab-kitab suci itu. Karena muliakanlah dan bacalah selalu kitab suci. Karena bacaannya melahirkan frekuensi. Frekuensi kitab suci melahirkan energi positif. Sedangkan energi negatif hancur oleh frekuensi kitab suci. Manusia menjadi sehat jika frekuensi negatif tidak terlalu dominan.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk minum kopi bersama goreng singkong di
pagi nan cerah ini. Bravo Indonesia. Salam Safari Ans.***
LINK TERKAIT:
Vedic Wisdom : The knowledge source of Nicola Tesla
https://www.idntimes.com/science/experiment/nena-zakiah-1/teori-ufo-di-internet
“Nicola Tesla & Piring Terbang (UFO)” by @UniversalIndigo


























