Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

JEJAK RADIKAL PRABOWO SUBIANTO

$
0
0

#99 @PartaiSocmed

JEJAK RADIKAL PRABOWO SUBIANTO pic.twitter.com/8WvqlhMXKR
  Expand pic

#99 @PartaiSocmed

Prabowo bukanlah seorang muslim yg taat namun dia menggunakan sentimen agama Islam sebagai alat untuk meraih kekuasaan. Inilah yg menjelaskan mengapa di satu sisi dia bermesraan dgn golongan Islam garis keras tapi di sisi lain ikut perayaan Natal bersama saudara2nya.

#99 @PartaiSocmed

Hubungan Prabowo dengan kalangan Islam garis keras bukan terjadi belakangan ini saja melainkan sejak dulu ketika dia masih aktif sebagai perwira ABRI

#99 @PartaiSocmed

Berawal dari perseteruannya dgn LB Moerdani. Prabowo yg saat itu adalah menantu Presiden tak bisa menerima karirnya terhambat. Namun di satu sisi posisi dan pengaruh LB Moerdani saat itu sedang kuat2nya di ABRI. Maka dicarilah alasan untuk melemahkannya, jawabannya adalah Islam.]

#99 @PartaiSocmed

Di lingkungan tentara kepatuhan terhadap pimpinan adalah mutlak, jadi sangat sulit menggerogoti pengaruh LB Moerdani saat itu. Namun dengan isu agama situasinya jadi berbeda. Inilah alasannya mengapa Prabowo menggunakan Islam sebagai alat untuk meraih kekuasaan.

#99 @PartaiSocmed

Dalam suatu kesempatan Prabowo pernah terang2an menyampaikan “bila terjadi perselisihan antara tentara dan umat Islam, dirinya akan lebih berpihak kepada Islam ketimbang profesinya sebagai tentara”

#99 @PartaiSocmed

Hal ini dikonfirmasi oleh Ansufri Idrus Sambo, yang pernah menjadi guru mengaji Prabowo: “Motor gerakan Islam di tubuh militer itu, ya, Prabowo”.

#99 @PartaiSocmed

Akhirnya tamunya pulang juga. Rupanya dia betah di gubug sederhana kami. Mari kita lanjutkan..

#99 @PartaiSocmed

Selanjutnya Prabowo sering melakukan konsolidasi antar sesama perwira menengah ABRI seperti Mayor Kivlan Zen, Mayor Ismed Yuzairi, Mayor Safrie Syamsuddin, Mayor Glen Kairupan dan lain-lain

#99 @PartaiSocmed

Selain itu dengan status istimewanya sebagai menantu Soeharto Prabowo juga mulai merekrut beberapa perwira tinggi yg mengharapkan dapat benefit dari bergabung dalam klik politiknya Prabowo

#99 @PartaiSocmed

Salah satunya adalah Komandan SESKOAD Mayjen TNI Feisal Tanjung, yg sudah 7 tahun stagnan dengan pangkat Mayjen. Maka Feisal Tanjung pun mendadak menjadi ‘Jenderal Islam’ yg kemana2 pakai kopiah dan baju koko. Dan di saat yg bersamaan karirnya mulai moncer hingga menjadi PANGAB

#99 @PartaiSocmed

Selain Feisal Tanjung ada juga Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI R. Hartono yg berhasil direkrut Prabowo. Bersama R. Hartono Prabowo mendirikan CPDS (Center Policy for Development Studies). Lembaga ini merekrut ‘perwira2 Islam’ dalam klik politik Prabowo di tubuh ABRI

#99 @PartaiSocmed

Inilah awalnya ketika ABRI terbagi menjadi ABRI Hijau dan ABRI Merah-Putih. ABRI Hijau adalah kelompok Prabowo dkk, sedangkan ABRI Merah-Putih adalah kelompok Try Sutrisno, Edy Sudrajad dkk.

#99 @PartaiSocmed

Karena mengharapkan ‘mobilitas vertikal’ maka banyak perwira yg memutuskan bergabung dengan Prabowo yg mantu Presiden Soeharto itu. Jadi disini terjadi simbiosis mutualisme. Mereka dibantu karirnya sedangkan Prabowo mendapat pengikut untuk ambisi pribadinya.

#99 @PartaiSocmed

Tak cukup sampai disitu, Prabowo juga mulai mendekati dan membina golongan Islam garis keras dari kalangan sipil. Salah satu yg dibina dan dibesarkan Prabowo adalah KISDI pimpinan Ahmad Sumargono.

#99 @PartaiSocmed

Jadi jika ada yg bilang radikalisme baru tumbuh subur setelah era reformasi maka itu kurang tepat. Ormas2 radikal itu sudah mulai dibina dan ditumbuh-suburkan sejak akhir2 kekuasaan Soeharto. Dan Prabowo adalah perwira yg secara aktif membina ormas2 tersebut.

#99 @PartaiSocmed

Pada masa² krisis tahun 1998 adalah saatnya ormas radikal binaan tersebut menunjukkan fungsinya. Ketika itu hampir terjadi bentrokan antara para mahasiswa yg menduduki gedung DPR/MPR dengan massa KISDI pimpinan Ahmad Sumargono

#99 @PartaiSocmed

Tiba-tiba dari arah pintu belakang massa dalam jumlah besar merangsek masuk areal parkir Gedung DPR/MPR. Mereka membawa bendera bertuliskan KISDI. Para mahasiswa membuat pagar dgn bergandengan satu sama lain sambil melangkah mundur.

#99 @PartaiSocmed

Massa KISDI maju dengan memukul, menendang, menunjuk ke arah mahasiswa sambil berteriak; “KALIAN NEO KOMUNIS!!”. Jadi dulu pun para mahasiswa yg melahirkan era reformasi itu juga sudah di cap komunis. Fitnah serupa yg sekarang masih mereka pakai terhadap lawan2 Prabowo.

#99 @PartaiSocmed

Massa KISDI terus maju hingga menduduki areal tangga Gedung DPR/MPR. Mereka bertakbir sambil terus berteriak; PERJUANGAN KALIAN MAHASISWA TIDAK SUCI LAGI! KALIAN NEO KOMUNIS! Tak lama kemudian mereka bubar untuk Sholat Jum’at.

#99 @PartaiSocmed

Selesai Sholat Jum’at datang massa dalam jumlah besar memasuki areal Gedung DPR/MPR dengan membawa bendera NU untuk melindungi mahasiswa. Massa Banser NU lalu menduduki areal Tangga DPR/MPR

#99 @PartaiSocmed

Tak lama kemudian massa KISDI datang dari arah Masjid, mencoba merangsek lagi. Langkah mereka terhenti hanya sampai samping tangga DPR/MPR, akibat tertahan oleh blokade Massa NU.

#99 @PartaiSocmed

Mayoritas dari mereka tampak terkejut melihat Bendera NU berkibar, dan berada di pihak Mahasiswa. Dalam hitungan menit, satu demi satu massa KISDI itu pun meninggalkan areal Gedung DPR/MPR

#99 @PartaiSocmed

Perkembangan selanjutnya adalah sejarah, Soeharto jatuh dan Prabowo yg selama ini memanfaatkan statusnya sebagai menantu Presiden pun ikut jatuh bersama sang mertua. Dan ‘jaringan Islam’ yg dibina Prabowo untuk meraih kekuasaan itu pun akhirnya satu persatu mengkhianatinya.

#99 @PartaiSocmed

KISDI akhirnya memutuskan menjaga jarak dgn Prabowo. KH Abdul Qadir Jaelani tokoh KISDI berjanji tak lagi berhubungan dgn Prabowo utk melakukan manuver² politik. Alasannya sangat pragmatis, KISDI menganggap Prabowo tak lagi memiliki kekuatan utk mencapai tujuan perjuangan mereka

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300