MAWULU TAU ,MARAPU
Mawulu Tau-Majii Tau adalah Tuhan Pencipta dan Pembuat Manusia adalah ajaran asli Nusantara Indonesia yang masih hidup dan dianut oleh masyarakat Sumba di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Kalimat-kalimat yang ditujukan untuk menyebut Tuhan Yang Maha Esa itu antara lain :
Na Mapadikangu Tau,Pencipta Manusia
Na Mawulu Tau Na Majii Tau,Yang Membentuk dan Membuat Manusia
Na Ndiawa Tumbu-Na Ndiawa Dedi ,Yang Menumbuhkan dan Dewa Yang Menjadikan
Ina Nuku-Ama Hera,Hukum
Na Mapadikangu Awangu Tana ,Pencipta Langit dan Bumi,TUHAN
La Hupu Ina-La Hupu Ama
Na Ina Mbulu-Ama Ndaba
Dan banyak lagi penyebutan lain yang menggambarkan tentang Tuhan yang Maha Pencipta dan Esa.
Marapu yang artinya adalah “Yang dipertuan” atau “Yang dimuliakan”. Itulah sebabnya agama yang mereka anut juga disebut “Marapu”
Secara hierarki, para Marapu dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Marapu dan Marapu Ratu
Marapu ialah leluhur yang didewakan dan dianggap menjadi cikal-bakal dari suatu kabihu,keluarga besar/clan
Sedangkan Marapu Ratu ialah marapu yang dianggap turun dari langit dan merupakan leluhur dari para marapu lainnya
Tujuan utama dari setiap upacara ritual Marapu bukan semata-mata kepada arwah para leluhur ,Tetapi kepada Mawulu Tau-Majii Tau ,Pencipta dan Pembuat Manusia atau Tuhan Yang Maha Esa
Jadi budaya atau ajaran Marapu menghargai menghormoti leluhur,tidak di salah artikan dengan memuja atau menyembah roh leluhur, bukan animisme dinamisme apalagi primitif
Kedudukan dan peran para Marapu itu dimuliakan dan dipercaya sebagai “lindi papakalangu“– ketu papajolangu menyeberangkan dan sebagai perantara antara manusia dengan Tuhannya
Para marapu inilah yang telah menerima Nuku – Hara,Hukum dan Cara atau tata tertib hidup bermasyarakat dari Maha Pencipta yang wajib ditaati oleh manusia
Ajaran Marapu tidak Primitif bukan Animisme Dinamisme,itu labeling bangsa penjajah yg telah merampok kekayaan negri ini,menyita 12 kilometer dokumen asli catatan leluhur kita di “Leiden”
“Katuada” merupakan tempat upacara berupa tugu,semacam lingga-yoni yang dibuat dari sebatang kayu kunjuru atau kayu kanawa serta sisi-sisinya diletakkan batu pipih
Batu pipih tersebut merupakan tempat untuk meletakkan bermacam-macam sesaji kepada Umbu-Rambu ,dewa-dewi yang berada di tempat itu, antara lain berupa “Pahapa” sirih pinang, “Kawadaku” , keratan mas, dan “Uhu mangejingu”
Acara sesaji ini hampir ada di seluruh budaya Nusantara,sesajian adalah bentuk penghormatan dari yg hidup kepada leluhur nya,bukan memberi makan roh leluhur atau menyembah
Langit, tempat asal semua Marapu, terdiri dari delapan lapis yang disebut Awangu Walu Ndani dan berbentuk seperti hawita panggubulungu ,kukusan tertelungkup, Kerucut, Pyramida, Punden Berundak
Tergambar pada monumen kiblat dunia masa peradaban maju Nusantara Indonesia terdahulu Bhwana Sakha Pala, kini di sebut “Borobudur” falsafah nya asli Nusantara, bukan india
Budaya Marapu percaya, Pada lapisan yang pertama bersemayamlah La Hupu Ina – La Hupu Ama, yang menciptakan alam semesta beserta isinya
Di lapisan pertama yang bernama Hupu Makanjudingu – Hupu Makapatangu ujung yang gelap gulita ini, diciptakan lah seorang pria dan seorang wanita
3 tahapan tingkatan ini di sebut Bhwana, Buana, alam kehidupan tercermin dalam 3 tahapan bangunan Borobudur,bukan rupa arupa datu,
Marapu sudah mengenal Tuhan pencipta,Surga Neraka,Langit serta tingkatannya,manusia awal dan tata tertib bermasyarakat
Ajaran asli Nusantara telah ada lebih dahulu sebelum ada ajaran lain,”Dharma” ajaran ini menyebar ke penjuru dunia di bawa leluhur kita kaum Çaka.
Leluhur Nusantara terdahulu adalah kaum Çaka/Schytia/Ras Arya sub ras ke 4 bangsa “Jawi” yg berkuasa di 3/4 muka bumi,terbukti di tanah ini tersebar prasasti dgn tahun Çaka,tidak di mulai thn 78 M
Tahun itu adalah saat Kaum Çaka leluhur kita menaklukan Raja Salivahana india
…dan akan kembali bangkit berjaya,karena di darah kita ini masih mengalir DNA “Garuda Çaka”…
KAJIANUSANTA RA
Oleh : santosaba
santosaba234@gmail.com
