Quantcast
Channel: Bayt al-Hikmah Institute
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300

Jangka Jaya Baya dan Prediksi Issac Newton tentang Akhir Zaman

$
0
0
Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.

Yeddi Aprian Syakh Al-Athas bersama Mang Asep Kabayan dan 96 lainnya.

📚 TITIK TEMU PREDIKSI ISAAC NEWTON DAN JANGKA JAYABAYA TENTANG AKHIR ZAMAN
( Seri Kajian Bulan Dzulqa’idah No. 05 )

Oleh: Yeddi Aprian Syakh Al-Athas

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Wahai Saudaraku yang senantiasa dirahmati Allah Swt dan dirindukan Rasulullah saw, izinkan saya kali ini untuk menyampaikan adanya titik temu dan kesamaan antara Jangka Jayabaya dan Prediksi Isaac Newton tentang Akhir Zaman.

Untuk itu, sebelum kita melanjutkan kajian kita, maka saya akan terlebih dulu memberikan beberapa catatan kecil sebelum kita memulai kajian ini…

1. Tulisan ini cukup panjang, maka bacalah dengan perlahan dan jika perlu disave terlebih dulu dan dibaca kemudian ketika sudah memiliki waktu luang.
2. Silahkan untuk percaya ataupun tidak percaya dengan isi tulisan ini, karena posisi saya hanyalah sebatas menyampaikan kajian.
3. Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber baik sumber referensi ilmiah ataupun sumber referensi spiritual seperti diskusi lahiriah dan diskusi batiniah.
4. Beberapa dari isi tulisan ini mungkin masih mengandung kesalahan dan kekeliruan sehingga masih perlu diperbaiki.

Jika Anda setuju dengan beberapa catatan kecil di atas mari kita lanjutkan, dan jika Anda tidak setuju maka disarankan untuk berhenti sampai disini…

Bismillah…

Mari kita mulai …

Wahai Saudaraku, Tahukah Anda bahwa Isaac Newton, Sang Ilmuwan yang namanya dikenal sebagai Penemu Teori Gravitasi ternyata pernah memprediksi tentang akhir zaman yang akan terjadi pada tahun 2060 Masehi, yakni tepatnya 1260 tahun setelah berdirinya kekuasaan Roma.

Dalam sejarah, Isaac Newton tercatat pernah mempelajari seluruh ayat-ayat yang tertulis pada Kuil Salomo. Menceritakan kronologi kerajaan kuno pada tahun 1675 Masehi, dan juga menceritakan salinan Manna atau rahasia peralihan sifat alkemi.

Isaac Newton menyatakan alasannya memeriksa Bait Suci Salomo sebagai berikut:

“Filosofi ini, baik spekulatif dan aktif, tidak hanya ditemukan dalam volume alam, tapi juga dalam kitab suci, seperti dalam Kitab Kejadian, Ayub, Mazmur, Yesaya dan lainnya. Dengan pengetahuan tentang filosofi ini, Tuhan menciptakan Sulaiman sebagai filsuf terbesar di dunia.”

Menurut Prof. Morrison Tessa dari Universitas Newcastle yang tertuang dalam makalah tahun 2011 Masehi, disebutkan bahwa Isaac Newton memeriksa barisan tiang, diantaranya jumlah kolom, tinggi, ketebalan, interval dan gaya. Dari uraian tentang Kuil Solomon yang diberikan oleh para penulis kuno, Isaac Newton mengklaim bahwa sangat mungkin untuk membedakan rencana Kuil Solomon. Sejak Zerubabel dibangun di atas pondasi Kuil Solomon, segala sesuatu yang ditambahkan Zerubabel dan Herodes, atau apapun yang tidak beraturan, harus ditolak. Harmoni dan simetri dalam disain kuil merupakan elemen penting dalam tata letak rencana.

Dalam sebuah surat yang ditulis pada tahun 1704 Masehi, dan kini terpajang di Universitas Hebrew Yerusalem, Isaac Newton menjelaskan bahwa setelah 30 tahun menganalisis pengukuran, rasio, proporsi dan fitur arsitektural bangunan Bibel yg mencakup tanggal, waktu, dan sistem angka yang terdapat dalam bagian kitab suci, Isaac Newton berhasil menemukan kode tersembunyi yang telah lama dicari-carinya dan ia menemukannya di dalam Kitab Daniel. Prediksi atau ramalan kiamat Isaac Newton menyatakan bahwa akhir dunia akan terjadi pada tahun 2060 Masehi.

Dan tahukah Anda bahwa dalam surat yang sama yang ditulisnya pada tahun 1704 Masehi, ternyata Isaac Newton jua pernah meramalkan bahwa orang-orang Yahudi akan kembali ke Israel dan menjadi sebuah negara, dan menariknya adalah bahwa Izaac Newton meramalkannya pada tahun 1704 Masehi, 244 tahun sebelum Negara Israel benar-benar memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 14 Mei tahun 1948 Masehi. Dan bahkan dalam suratnya tersebut, Izaac Newton juga meramalkan bahwa orang-orang Yahudi akan kembali ke Yerusalem sebelum akhir dunia tahun 2060 Masehi.

Namun tahukah Anda bahwa jauh sebelum Isaac Newton menuliskan prediksinya dalam sebuah surat pada tahun 1704 Masehi, justru Prabu Jayabaya (raja ke-4 Kerajaan Kediri) yang memerintah sekitar tahun 1135 – 1157 Masehi yang memiliki gelar Abiseka sebagai Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa pernah mengeluarkan Kitab Musarar yg berisi tentang Pembagian Zaman yg dikenal sebagai “Jangka Jayabhaya” yang dalam salah satu baitnya yakni bait ke-159 menyebutkan sebagai berikut,

“Selet-selete yen mbesuk ngancik tutup ing tahun sinungkalan dewa wolu, Ngasta Manggala ning Ratu, bakal ana dewa ngejawantah apeng awak manungsa apa surya padha bethara Kresna watak Baladewa agegaman trisula wedha jinejer wolak-waliking zaman wong nyilih mbalekake, wong utang mbayar utang, nyawa bayar nyawa utang wirang nyaur wirang”

Terjemahan :

“Selambat-lambatnya kelak menjelang tutup Tahun, didampingi Delapan Dewa, Ngasta Manggala ning Ratu, akan ada dewa yang muncul ke dunia, berbadan manusia, berparas seperti Batara Kresna, berwatak seperti Baladewa, bersenjata trisula wedha. Tanda datangnya perubahan zaman, orang pinjam mengembalikan, orang berhutang membayar hutang, nyawa bayar nyawa, malu dibayar malu.”

Nah kalau kita jeli, dalam Bait ke-159 Jangka Jayabhaya terdapat sebuah Candrasengkala berjenis Sengkalan Lamba sebagai berikut,

“Ngasta Manggala ning Ratu”

— Ngasta = Asta = tangan / memegang = Angka 2.
— Manggala = terhormat = Angka 8.
— Ning = yang / di = Angka 9.
— Ratu = pemimpin = Angka 1.

Sehingga Sengkalan Lamba dari kalimat
“Ngasta Manggala ning Ratu” = 1982 Saka.

Nah Tahun 1982 Saka ini jika dikonversi ke penanggalan Tahun Masehi maka hasilnya sama dengan Tahun 2060 Masehi.

1982 Saka = 2060 Masehi.

Jadi Jangka Jayabhaya bait ke-159 meramalkan selambat-lambatnya menjelang tutup tahun 1982 Saka atau tahun 2060 Masehi akan tampil seorang dewa berbadan manusia, berparas seperti Batara Kresna, dan berwatak seperti Baladewa, bersenjatakan Trisula Wedha sebagai tanda datangnya perubahan zaman, yakni dari periode zaman ke-7 (Rupanta-Ra) ke periode zaman ke-8 (Hasmurata-Ra).

Siapakah gerangan sosok yang dimaksud? Dan darimana ia datang?

Dalam konteks Ilmu Gematria, pertanyaan di atas dapat dijawab dengan cara mengkonversi Tahun 2060 Masehi ke penanggalan Tahun Hijriah yakni:

2060 Masehi = 1482 Hijriah.

Pertanyaannya:
“Ada apa dengan angka tahun 1482 Hijriah?”

Jawabnya:
Ternyata bilangan “1482” adalah sebuah bilangan kripto 19 yakni bilangan yang habis dibagi dengan bilangan 19 yg dalam konteks Ilmu Gematria merupakan sebuah bilangan konstanta.

Dan:
1482 / 19 = 78.

Pertanyaan selanjutnya:
“Ada apa dengan bilangan 78?”

Jawab:
Bilangan “78” adalah kode bilangan untuk Surat ke-78 di dalam Kitab Suci Al-Quran yakni Surat An-Naba.

Dan Menurut Tim Penyusun Ensiklopedia al-Qur’an, Kajian Kosa Kata, terminologi kata “Naba” yang terdiri dari huruf-huruf nun, ba dan hamzah, mempunyai arti “tinggi” atau “berpindah dari satu tempat yang tinggi ke tempat lain yang lebih rendah”.

Sehingga pesan yg ingin disampaikan oleh angka tahun 1482 Hijriah yg merupakan penanggalan hijriah untuk tahun 2060 Masehi yg ternyata merupakan bilangan kripto 19 yg memberikan hasil bilangan “78” adalah bahwa Sosok Dewa berbadan manusia, yg berparas seperti Batara Kresna, dan berwatak seperti Baladewa, bersenjatakan Trisula Wedha sebagai tanda datangnya perubahan zaman, adalah sosok Dewa yang turun dari tempat yang tinggi (Langit) yang dalam khazanah Islam diyakini sebagai sosok Nabiyullah ISA as ibnu Maryam yg memang dinubuwatkan akan turun dari langit pada akhir zaman.

Dari Aus bin Aus, Rasulullah saw bersabda,
“Isa ibn Maryam akan turun di Menara Putih (Al-Mannaratul Baidha’) di Damsyik (Damaskus) bagian timur.” (HR. Thabrani).

Serupa dengan hadis di atas, dari Nawas bin Sam’an, Rasulullah saw bersabda,
“Lalu, Isa turun di Menara Putih sebelah timur Damaskus dengan memakai dua potong baju yang dicelup za’faran dan wars, dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas sayap-sayap dua malaikat. Jika dia menundukkan kepalanya, akan menetes. Jika dia mengangkatnya, turunlah air, seperti mutiara. Maka, tidak ada seorang kafir pun yang mencium aroma nafasnya, kecuali dia pasti mati dan nafasnya tercium dari jarak sejauh pandangannya.”
(HR. Muslim No. 2937)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya “Qishash al-Anbiya” yang menyebutkan bahwa Nabi Isa as akan turun di sebuah menara berwarna putih yang terletak di daerah Damaskus di Syam.

Kesimpulan:

1. Ada kesamaan antara Prediksi Isaac Newton dan Jangka Jayabhaya tentang Akhir Zaman. Bedanya jika Isaac Newton dalam suratnya menyebutkan dengan tegas Tahun 2060 Masehi, sedangkan Jangka Jayabhaya menyebutkannya dengan Sengkalan Lamba “Ngasta Manggala ning Ratu” yang bermakna Tahun 1982 Saka atau Tahun 2060 Masehi.

2. Tahun 2060 Masehi dikonversi ke dalam penanggalan tahun hijriah maka akan didapat angka Tahun 1482 Hijriah yg merupakan bilangan kripto 19 yakni 1482 = 19 x 78 dimana angka bilangan “78” memberikan pesan tentang “an-naba” yg merujuk kepada sosok yang turun dari tempat yang tinggi atau sosok yang turun dari langit yg dalam Jangka Jayabhaya disebutkan sebagai sosok Dewa berbadan manusia, yg berparas seperti Batara Kresna, dan berwatak seperti Baladewa, serta bersenjatakan Trisula Wedha sebagai tanda datangnya perubahan zaman, dan sosok ini dalam khazahah Islam diyakini sebagai sosok Nabiyullah Isa bin Maryam as yang memang akan turun pada akhir zaman untuk memerangi DAJJAL bersama-sama sosok lainnya yg dikenal sebagai Imam Mahdi.

Demikianlah kajian singkat saya tentang titik temu dan kesamaan antara Jangka Jayabaya dan Prediksi Isaac Newton tentang Akhir Zaman.

Wallahu ‘alam Bish Shawab. Hanya Allah Swt Yang Maha Mengetahui Kebenarannya.

Mohon maaf atas kesalahan karena Kesalahan semata-mata datangnya hanya dari diri saya pribadi dan Kebenaran datangnya semata-mata hanya dari Allah Swt Yang Maha Benar dan memiliki kebenaran yang tunggal dan bersifat mutlak.

Salam takzimku untuk Saudara-Saudara Nusantaraku yang dipertemukan dan dipersatukan Allah dengan cara yang indah dan ajaib baik lewat komunitas Whatsapp Group “Panji Pandu Nuhsantara” ataupun lewat Private Class Training “Pengenalan Jati Diri dan Menjadi Miracle Maker” Panji Pandu Nuhsantara.

Salam RAH-AYWA,
Jaya Jayanti Nusantaraku

Yeddi Aprian Syakh Al-Athas
— Yedidiah —

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1300